QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

Pengaruh Penggunaan Asap Cair Yang Berbeda Terhadap Mutu Ikan Patin ( Pangasius hypopthalmus) Asap Selama Penyimpanan Pada Suhu Kamar. Oleh.

Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Asap Cair Menggunakan Proses Pirolisis Guna Untuk Pengawetan Ikan Layang (Decapterus spp)

Quality Characteristics of Cryptopterus Catfish Cracker Fortified With White Mushroom (Pleurotus ostreatus) by: ABSTRACT

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

Roni Andika 1 ), Sukirno Mus 2 ), Tjipto Leksono 2 ) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN SERAI (Cimbopogon citratus) PADA MUTU HASIL PENGOLAHAN BELUT (Monopterus albus) ASAP

Kata kunci: Fillet ikan patin, daun sirih, asap cair

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

PENGGUNAAN ABU MERANG PADI (Oryza Sativa) UNTUK PENGOLAHAN SNACK CUMI-CUMI (Loligo sp) ASAP YANG DISIMPAN SECARA VAKUM ABSTRAK

OPTlMASl PEMURNIAN ASAP CAIR DENGAN METODA REDISTILAS1

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

PERAN TAWAS TERHADAP PERURAIAN PROTEIN IKAN TONGKOL. Nurrahman* dan Joko Teguh Isworo* ABSTRAK

Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENGARUH PERBEDAAN JENIS BAHAN BAKU ASAP CAIR TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bichircis) FLAVOR ASAP

KARAKTERISTIK KIMIA ASAP CAIR HASIL PIROLISIS BEBERAPA JENIS KAYU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nucifera ) Terhadap Jumlah Total Bakteri (TPC) dan Kadar Protein pada Ikan Gurami (Ospronemus gouramy)

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

The Effect of Andaliman Fruit (Zanthoxylum acanthopodium DC.) on Quality of Smoked Catfish (Pangasius hypopthalmus) Stored at Room Temperature

PENGARUH PERBEDAAN BAHAN BAKU ASAP TERHADAP MUTU IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) ASAP. Oleh ABSTRAK

OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP KARAKTERISTIK ARABUSHI IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

KAJIAN PENGOLAHAN IKAN PORA-PORA (Mystacoleuseus padangesis) ASAP DENGAN ASAP CAIR MENGGUNAKAN ALAT PENGERING SUMBER PANAS BERBEDA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

KAJIAN MUTU IKAN LELE (CLARIAS BATRACHUS) ASAP KERING

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP KARAKTERISTIK ARABUSHI IKAN TONGKOL (EUTHYNNUS AFFINIS)

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

Keywords : Fish Protein Concentrate, Pangasius hypophthalmus, Hump Banana Nugget, Consumer Acceptance and Chemical Composition

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Pengaruh Fortifikasi Jumlah Konsentrat Protein Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Yang Berbeda Pada Tahu Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen

THE EFFECT OF DIFFERENT PACKAGING MATERIALS ON QUALITY SEAWEED SWEETS (Eucheuma cottonii) DURING STORAGE AT ROOM TEMPERATURE

WULUH FRUITSTAR EXTRACT EFFECT WITH DIFFERENT AMOUNTS OF QUALITY FRESHNESS OF THE FISH TAMBAKAN (Helostoma temmincki) ABSTRACT

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ASAP DENGAN METODE PENGASAPAN BERBEDA

Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan Penambahan Kelapa Parut

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP NUGGET YANG DIBUAT DARI BAHAN BAKU IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) ASAP CAIR

THE STUDY OF SOAKING TIME IN LIUID SMOKE OF CATFISH (Pangasius hypopthalmus) WITH ADDING CHITOSAN AS ANTIMICROBE DURING ROOM TEMPERATURE STORAGE

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

THE EFFECT OF USING FISH OFFAL FERMENTATION MEDIUM CRUDE ENZYME BROMELAIN WHICH GIVEN THE QUALITY OF SOY SAUCE AND SALT CATFISH

Kata kunci : limbah kulit kacang tanah, asap cair, ikan Bandeng asap

Unnes Journal of Public Health

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STUDI MUTU IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Blkr) GORENG DAN ASAP YANG DIPASARKAN DI KOTA PADANG

A STUDY OF THE USE CITRONELLA XTRACT (Cimbopogon citratus) AT THE FISH PROCESSING LOMEK (Harpodon nehereus) SMOKED. By:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINGKAT KESUKAAN PADA STEAK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) YANG DIRENDAM DALAM ASAP CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering

PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI PIROLISIS CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

Dampak Penggunaan Asap Cair terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Dendeng Daging Babi

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DARI SERBUK GERGAJI KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUALITAS IKAN LELE ASAP. Oleh :

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

Optimasi Penggunaan Asap Cair pada Pengawetan Bakso Filler Roti. Optimation of Liquid Smoke on Preservation of Meat Balls as Sweet Bread Filler

Transkripsi:

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE By : Ambrosius Suryanto 1), Mirna Ilza 2), Desmelati 2) 1) Mahasiswa pada Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Faperika Universitas Riau 2) Dosen pada Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Faperika Universitas Riau 3) ABSTRACT This research was conducted to determine the quality of smoked selais fish is stored at room temperature using different curing methods. five types of smoked selais fish were preserved using liquid smoke from laban s wood with treatment concentration of 6%, 8% which soaked in liquid smoke rough, and concentration of 6%, 8% in the distillation of liquid smoke, immersion time 60 and 90 minutes as the traditional fumigation control. Smoked selais fish were observed for 10, 20, 30, 40 days. The results indicated that the smoked fish have a good and uniform quality of all treatments, with the organoleptic quality assessment, water contain, ph, and peroxide. Keywords: Cryptopterus bicirchis, liquid smoked, laban wood PENDAHULUAN dicari jalan keluar, yang salah satunya Ikan selais (Cryptopterus bicirchis) adalah jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai gizi yang tinggi (kadar air 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu bekenampakan penggunaan asap cair yang dibuat dari hasil pirolisis kayu. Asap cair merupakan larutan hasil kondensasi dari pirolis kayu mengandung 1,43%). Ikan selais juga merupakan spesies sejumlah besar senyawa yang terbentuk ikan yang umum dibudidayakan khususnya di Provinsi Riau, dengan jumlah produksi pada tahun 2009 mencapai angka 7.056.58 ton/tahun dengan nilai produksi sebesar Rp. 42.659.679.000,- (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2010), kenyataan tersebut menggambarkan tingginya konsumsi masyarakat terhadap ikan selais. Menurut Moedjiharto et al., (2000) pengasapan tradisional sulit untuk dikontrol, konsentrasi asap; waktu yang optimal dan akibat proses pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Hasil pirolis dari senyawa selulosa, hemiselulosa dan lignin diantaranya akan menghasilkan asam organik, fenol dan karbonil yang merupakan senyawa yang berperan dalam pengawetan bahan makanan. Senyawasenyawa tersebut berbeda dalam proporsinya diantaranya tergantung pada jenis kayu, kadar air kayu dan suhu pirolis yang digunakan (Yulistiani, 1997). suhu pengasapan tidak konsisten, serta adanya senyawa yang tidak dikehendaki yang terikut dalam asap. Oleh karena itu, produk hasil pengasapan tidak seragam, sehingga perlu TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu pada ikan selais

(Cryptoperus bicirchis) asap yang disimpan pada suhu kamar. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan pengolahan ikan selais dengan perlakuan perbedaan kemurnian asap cair, konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan asap cair, yang dibandingkan dengan mutu ikan selais asap hasil pengasapan tradisional. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang menjadi faktor perlakuan perbedaan metode pengasapan, yang terdiri atas perlakuan pengasapan cair menggunakan larutan asap cair kasar hasil pirolisis kayu laban dengan konsentrasi 6 % dan lama perendaman 90 menit (K6L90), konsentrasi 8 % dan lama perendaman 60 menit (K8L60), pengasapan cair menggunakan larutan asap cair destilasi hasil pirolisis kayu laban dengan konsentrasi 6 % dan lama perendaman 90 menit (D6L90), konsentrasi 8 % dan lama perendaman 60 menit (D8L60), dan perlakuan kontrol bekenampakan pengasapan panas ikan selais secara tradisional menggunakan kayu laban. Sedangkan sebagai kelompok adalah masa simpan, yang terdiri dari 10 hari (K 1 ), 20 hari (K 2 ), 30 hari (K 3 ), 40 Hari (K 4 ). Parameter yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penilaian organoleptik mutu (kenampakan, bau, rasa, dan tekstur), ph, bilangan peroksida, dan kadar air. PROSEDUR PENELITIAN Pembuatan ikan selais asap menurut Leksono (2010) adalah sebagai berikut: 1. Ikan yang masih segar terlebih dahulu dimatikan 2. Kemudian setelah ikan mati, ikan dicuci terlebih dahulu sampai lendir yang melekat terbuang. 3. Ikan dicuci dan ditiriskan, selama 15 menit. 4. Ikan direndam dalam dengan asap cair kayu laban sesuai dengan perlakuan. 5. Setelah itu ikan ditiriskan selama 15 menit 6. Dikeringkan dengan alat pengering dengan suhu 60 0 C selama 10-16 jam. 7. Terbentuklah ikan asap yang siap untuk dilakukan pengamatan selama 40 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Organoleptik Kenampakan terhadap kenampakan ikan selais asap didapatkan penilaian pada masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata nilai kenampakan ikan selais asap K 6 L 90 7,32 7,61 6,68 6,20 6,95 K 8 L 60 7,48 7,61 6,84 5,96 6,97 D 6 L 90 7,32 7,32 7,00 7,08 7.18 D 8 L 60 7,44 7,58 7,16 6,84 7,26 Tradisional 7,40 7,64 7,40 6,36 7,20

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa nilai rata-rata kenampakan ikan selais asap perlakuan K 6 L 90 memiliki nilai (6,95), dengan ciri-ciri kenampakan Utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang selanjutnya perlakuan K 8 L 60 (6,97) dengan kenampakan Utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang, diikuti perlakuan D 6 L 90 (7.18) dengan kenampakan cemerlang dan diikuti perlakuan D 8 L 60 (7,26) dengan ciri-ciri kenampakan Utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang, diikuti perlakuan tradisional (7,20) dengan ciri-ciri kenampakan utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang. Berdasarkan dari mutu ikan selais asap terhadap kenampakan ikan selais asap didapatkan kenampakan ikan selais asap pada perlakuan D 8 L 60 yang memiliki kenampakan Utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang. Berdasarkan hasil analisa variansi berpengaruh nyata terhadap kenampakan ikan selais asap dimana Fhit 1,00 < Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 diterima pada taraf kepercayaan 95% dan tidak dilakukan uji lanjut. Warna pada produk pengasapan terbentuk karena interaksi senyawa karbonil dan gugus amino dalam daging. Warna coklat terjadi karena hasil reaksi Maillard yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan gula reduksi, waktu, serta temperature pemanasan (Darmadji, 2009). Bau terhadap bau ikan selais asap didapatkan penilaian pada masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata nilai bau ikan selais asap. Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa nilai rata-rata bau ikan selais asap, perlakuan D 6 L 90 memiliki nilai tertinggi dengan nilai (7,60), D 8 L 60 (7,26), Tradisional (7,05), K 6 L 90 (6,95) dan K 8 L 60 (6,71). Berdasarkan tingkat mutu ikan selais asap terhadap bau ikan selais asap didapatkan bau ikan selais asap pada perlakuan D 6 L 90 yang memiliki bau Agak harum, tanpa bau mengganggu. Berdasarkan hasil analisa variansi berpengaruh nyata terhadap bau ikan selais asap dimana Fhit 1,45 < Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 diterima pada taraf kepercayaan 95% dan tidak dilakukan uji lanjut. K 6 L 90 8,04 7,76 6,28 5,72 6,95 K 8 L 60 7,88 7,29 6,12 5,56 6,71 D 6 L 90 8,2 7,32 7,88 7,00 7,60 D 8 L 60 7,72 7,47 6,36 7,48 7,26 Tradisional 7,48 8,08 6,52 6,12 7,05 Bau merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kelezatan bahan makanan tersebut, dalam hal ini bau lebih banyak berkaitan dengan alat panca indera hidung, perubahan nilai bau disebabkan oleh

perubahan sifat-sifat pada bahan pangan yang pada umumnya mengarah pada penurunan mutu. Rasa terhadap rasa ikan selais asap didapatkan penilaian pada masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata nilai rasa ikan selais asap. Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa nilai rata-rata rasa ikan selais asap, perlakuan D 6 L 90 memiliki nilai tertinggi (7,21), kemudian diikiuti oleh perlakuan D 8 L 60 (6,85), selanjutnya perlakuan Tradisional (7,09), K 8 L 60 (6,87) dan perlakuan K 6 L 90 (6,86). Berdasarkan tingkat mutu ikan selais asap terhadap rasa ikan selais asap didapatkan rasa ikan selais asap pada perlakuan Tradisional yang memiliki Enak, tanpa rasa mengganggu. K 6 L 90 7,32 7,38 6.68 6,04 6,86 K 8 L 60 7.40 7.20 7,00 5,88 6,87 D 6 L 90 7,48 7,11 7,24 7,00 7,21 D 8 L 60 7,32 7,41 6,48 6,20 6,85 Tradisional 7,40 7,85 6,92 6.20 7,09 Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil analisa variansi menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan dengan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap rasa ikan selais asap dimana Fhit 3,33 > Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 ditolak pada taraf kepercayaan 95% dan maka dilakukan uji lanjut. Dari hasil uji lanjut menunjukkan bahwa BNT 0,05 adalah 0,26 dan BNT 0,01 adalah 0,37, pada tingkat kepercayaan 95%. Zaitsev et, all,. dalam Marwati (2003), menjelaskan fenol merupakan senyawa aromatik yang mempunyai aroma yang enak. Kemudian Haras (2004) menyatakan bahwa semakin lama perendaman dalam asap cair semakin banyak jumlah asap cair yang berdifusi kedalam tubuh ikan. Tekstur terhadap tekstur ikan selais asap didapatkan penilaian pada masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata nilai tekstur ikan selais asap. K 6 L 90 7,88 7,64 7,00 6,36 7,22 K 8 L 60 7,64 7,61 6,84 5,88 6,99 D 6 L 90 8,36 7,35 7,48 7,24 7,61 D 8 L 60 8,20 7,41 7,40 6,52 7,38 Tradisional 7,40 7,97 7,32 6,92 7,40 Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa nilai rata-rata ikan selais asap, perlakuan D 6 L 90 memiliki nilai tertinggi (7,61), kemudian diikuti perlakuan D 8 L 60 (7,38), perlakuan Tradisional (7,40), K 8 L 60, (6,99) dan perlakuan K 6 L 90 (7,22). Berdasarkan tingkat mutu ikan selais asap terhadap tekstur ikan selais asap didapatkan pada perlakuan

D 6 L 90 yang memiliki tekstur Padat, kompak, lentur, kurang kering. Berdasarkan hasil analisa variansi berpengaruh nyata terhadap tekstu ikan selais asap dimana Fhit 1,75 < Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 diterima pada taraf kepercayaan 95% dan tidak dilakukan uji lanjut. Nilai ph Untuk mengetahui nilai rata-rata ph ikan selais asap dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai rata-rata ph (%) ikan selais asap. Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa rata-rata ph ikan selais asap tertinggi dimiliki oleh perlakuan Tradisional, yaitu 6,29 dan ph terendah adalah perlakuan K 8 L 60 dan D 6 L 90 sebesar 5,88 Berdasarkan hasil analisa variansi berpengaruh nyata terhadap ph ikan selais asap dimana Fhit 4,33 > Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 ditolak pada taraf kepercayaan 95% dan maka dilakukan uji lanjut. K 6 L 90 6,16 5,89 6,00 5,79 5,96 K 8 L 60 6,00 5,70 5,80 6,01 5,88 D 6 L 90 5,99 6,00 5,86 5,67 5,88 D 8 L 60 6,25 6,09 5,54 5,70 5,90 Tradisional 6,54 6,47 6,23 5,93 6,29 Dari hasil uji lanjut menunjukkan bahwa BNT 0,05 adalah 0,26 dan BNT 0,01 adalah 0,37, pada tingkat kepercayaan 95%. Tinggi rendahnya ph dalam bahan pangan dapat menentukan mutu suatu produk pangan termasuk didalamnya ikan selais asap (Cryptopterus bicirchis). ph yang terdapat pada ikan selais asap dipengaruhi oleh kadar asam yang terdapat pada asap cair, makin rendah kadar ph yang terdapat pada ikan selais asap akan memperpanjang kesegaran dari produk tersebut. (Darmadji dkk,1996). Semakin tinggi konsentrasi asap cair yang ditambahkan pada produk maka semakin rendah nilai ph-nya. Bilangan peroksida Analisis bilangan peroksida pada ikan selais asap pada K6L90, K8L60, D6L90, D8L60 dan Tradisional sebagai kontrol selama penyimpanan tidak didapatkan bilangan peroksidanya. Tidak adanya bilangan peroksida pada ikan selais asap yang menggunakan asap cair kayu laban karena asap cair kayu laban mengandung fenol, kadar asam, karbonil, tar, dan senyawa alkohol sehingga dapat menghambat terjadinya bilangan peroksida. Kadar air Untuk mengetahui nilai rata-rata kadar air ikan selais asap dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rata-rata kadar air (%) ikan selais asap. K 6 L 90 8 11 9 10 10 K 8 L 60 8 9 12 8 9 D 6 L 90 10 8 10 9 9 D 8 L 60 7 9 7 8 8 Tradisional 10 7 8 10 9

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa rata-rata kadar air ikan selais asap tertinggi dimiliki oleh perlakuan K 6 L 90 yaitu 10 % dan kadar air terendah adalah perlakuan D 8 L 60 sebesar 8 %. Berdasarkan hasil analisa variansi berpengaruh nyata terhadap ph ikan selais asap dimana Fhit 0,00 < Ftab (0,05) (3,26) maka H 0 diterima pada taraf kepercayaan 95% dan tidak dilakukan uji lanjut. Tinggi atau rendahnya kadar air dalam bahan pangan akan menentukan mutu akhir suatu produk, termasuk Ikan Selais (Cryptopterus bicirchis) Asap dengan perendaman dalam larutan asap cair kayu laban. Kadar air yang terdapat dalam ikan selais asap dipengaruhi pada saat pengeringan yang dilakukan pada alat pengering yang terdapat di laboratorium teknologi pengolahan hasil perikanan universitas riau. Winarno (1997), menyatakan semakin rendah kadar air satu produk, maka semakin tinggi daya tahan suatu produk tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian organoleptik terhadap 25 orang panelis agak terlatih dapat disimpulkan ikan selais asap menggunakan asap cair memiliki mutu yang baik, dengan nilai kenampakan 7,26 dengan ciri-ciri Utuh, bersih, agak kekuningan, sedikit cemerlang, bau dengan nilai 7,60 dengan ciri-ciri Agak harum, tanpa bau mengganggu, rasa dengan nilai 7,21 dengan ciri-ciri Enak, tanpa rasa mengganggu, tekstur dengan nilai 7,61 memiliki ciri-ciri Padat, kompak, lentur, kering. Penggunaan asap cair untuk menghasilkan ikan selais asap dapat disimpulkan memiliki mutu seragam. Berdasarkan hasil kadar ph, kadar air, dan bilangan peroksida menunjukan bahwa mutu dari ikan selais asap yang menggunakan asap cair memiliki mutu yang baik, dari kadar ph yang diperoleh 6,29, sedangkan kadar air yang diperoleh 10 %. Jamur pada ikan selais asap dengan metode pengasapan yang berbeda tidak ada selama masa penyimpanan. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian kajian mutu ikan selais (Cryptopterus bicirchis) asap hasil pengasapan menggunakan kayu laban dengan metode yang berbeda selama penyimpanan pada suhu kamar. Semua ikan selais asap bisa dikonsumsi sampai masa simpan 40 hari. DAFTAR PUSTAKA Darmadji, P. 1997. Aktivitas Anti Bakteri Asap Cair yang Diproduksi Dan Bermacam-Macam Limbah Pertanian. Jurnal Agritech, 16 (4): hal 19-22. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, 2010. Statistik Perikanan Budidaya Provinsi Riau. Pekanbaru (Tidak diterbitkan). Haras, 2004. Keamanan Produk Periakanan Sebelum Dan Selama Pengolahan Serta Selama Penyimpanan Dan Distribusi. dalam Prosiding Seminar Keamanan Pangan dalam Pengolahan dan

Penyajian. 1-3 September 1986. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta. Leksono2010. Application of Liquid Smoke Made of Oil Palm Shell on Fresh- Water Catfish (Pangasius Hypopthalmus) Preservation. Proceeding International Seminar: From Ocean for Food Security, Energy, and Sustainable Resources and Environment. Unair Surabaya, 18 November 2009. Moedjiharto, A. Chamidah, Endang, T.H., 2000. Pengaruh Lama Perendaman dan Penyimpanan Ikan Bandeng Asap dengan Larutan Asap Cair terhadap Nilai Aw, Tekstur, Organoleptik, dan Mikrobiologi. Jurnal Makanan Tradisional Indonesia, Vol 2 / 2 : 53-63. Yulistiani, 1997. Kemampuan Penghambatan Asap Cair Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen dan Perusak pada Lidah Sapi. Tesis S2 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta. 253 hal. Zaitsev, V., Kizevetter, I., Lagunov, L., akarova, T., Minder, L., Podsevalov, V., 1969. Fish Curing and Processing. MIR Publ., Moscow.