BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun 1998 sampai dengan sekarang. Pasca terjadinya krisis banyak usaha-usaha yang mengalami kebangkrutan dan sebagian besar asset-assetnya di kuasai oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Hal ini disebabkan lemahnya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur, tidak memadainya fungsi-fungsi pengawasan dan akuntabilitas dari pihak-pihak yang terkait di dalam perusahaan, seperti dewan komisaris, dewan direksi, auditor serta pihak-pihak lainnya, minimnya perlindungan pada pemegang saham sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan investor. Di dalam kondisi perekonomian seperti ini, banyak perusahaan harus menutup usahanya. Akan tetapi ada juga perusahaan yang mampu bertahan. Perusahaan yang mampu bertahan, berusaha untuk memperketat fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap setiap tahapan operasi. Keadaan ini mengakibatkan jumlah operasi yang merupakan tanggung jawab manajemen makin meningkat dan kompleks, sehingga manajemen akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan fungsi pengendalian terhadap setiap tahapan operasi perusahaan. Kondisi seperti ini memacu perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan seefisien mungkin. Dengan semakin besarnya perusahaan, maka kesempatan untuk melakukan penyelewengan dari para pegawai semakin terbuka sehingga mengakibatkan terjadi inefisiensi, kebocoran, dan ketidaktaatan terhadap yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu untuk menghindari semacam ini dan untuk memberikan penilaian terhadap operasi perusahaan diperlukan suatu badan khusus yang dapat membantu manajemen dalam melaksanakan tugasnya yang disebut auditor internal. Auditor Internal bertugas membantu menunjang efektivitas pengendalian intern, termasuk pengendalian intern biaya gaji. Di perusahaan PT. INTI (PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia) sendiri telah memiliki tenaga untuk melakukan pengendalian tersebut, yaitu: Satuan Pengawas Intern (SPI). SPI melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap seluruh aktivitas perusahaan dan diwujudkan dalam bentuk hasil laporan. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan oleh SPI adalah memeriksa gaji agar pengendalian intern atas penggajian efektif. Di dalam gaji tersebut terdapat potongan-potongan, tunjangan, pajak penghasilan, status pegawai, masa kerja, dan peraturan serta kebijaksanaan lainnya. Gaji merupakan biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pegawainya, atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Masalah gaji merupakan masalah yang penting dan sangat fatal akibatnya, karena dalam pembagian gaji diperlukan ketelitian dan ketepatan. Sebab itu perlu adanya suatu pengendalian intern sehingga tercapai efektivitas dalam perusahaan. Pengendalian intern atas penggajian merupakan suatu struktur dan prosedur mengenai pengumpulan data, perhitungan, pencatatan, pembuatan daftar pembayaran, dan pengawasan atas penggajian tersebut. Pengendalian di sini dimaksudkan untuk menghindari penyimpangan atau kekeliruan baik itu disengaja atau tidak disengaja. Pengendalian atas penggajian merupakan suatu masalah penting yang harus dihadapi oleh manajemen, karena: 1. Komponen biaya gaji merupakan komponen biaya yang cukup tinggi dari komponen biaya lainnya, terlebih dalam perusahaan yang memiliki jumlah pegawai yang cukup banyak. 2. Rumitnya perhitungan atas gaji yang disebabkan oleh adanya macam-macam tarif yang berlaku, potongan-potongan, tunjangan-tunjangan, pajak penghasilan, status pegawai, masa kerja serta kebijakan-kebijakan lainnya yang mengatur masalah penentuan prosedur akuntansi penggajian. Berdasarkan uraian yang sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap efektivitas kegiatan penggajian yang mana hasil penelitian tersebut akan tertuangkan dalam skripsi yang berjudul Peranan Audit Internal
Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Sistem Penggajian Pada PT. INTI 1.2 Identifikasi Masalah Peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian intern atas penggajian merupakan masalah yang cukup rumit dalam pelaksanaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan audit internal atas penggajian di PT. INTI telah memadai. 2. Apakah pengelolaan sistem penggajian di PT. INTI telah efektif. 3. Bagaimana audit internal berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan sistem penggajian karyawan. 1.3 Tujuan Penelitian Maksud penelitian adalah untuk lebih memahami fungsi audit internal dalam pencapaian efektivitas pengelolaan sistem gaji dan tujuan dilaksanakan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menilai audit internal atas penggajian telah dilaksanakan dengan memadai oleh PT. INTI. 3. Untuk mempelajari dan mengevaluasi efektivitas pengelolaan sistem penggajian yang telah diterapkan pada perusahaan tersebut. 4. Untuk meneliti apakah pemeriksaan internal yang dilakukan dapat berperan menunjang efektivitas pengelolaan sistem penggajian. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian dari proses belajar, sehingga dapat mengerti aplikasi dari teori yang diperoleh penulis di bangku kuliah terutama yang berkaitan dengan
tema yang penulis pilih dan pengetahuan serta pengalaman berharga tentang pelaksanaan audit internal dalam menunjang pengelolaan sistem penggajian pada PT. INTI. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berharga bagi perusahaan, untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang ada di perusahaan. 3. Bagi Akademik Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan referensi awal bagi mahasiswa khususnya jurusan akuntansi. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap pimpinan perusahaan menghendaki agar perusahaanya dapat semakin berkembang di kemudian hari. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus selalu berusaha sebaik mungkin agar perusahaannya terhindar dari faktorfaktor yang menghambat kemajuan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu dengan semakin besarnya suatu perusahaan, semakin besar pula bahwa pimpinan perusahaan tidak lagi dapat melaksanakan setiap kegiatan usaha secara langsung. Tetapi walaupun demikian, agar perusahaan berjalan sesuai pada kebijakan yang telah diterapkan sebelumnya, pimpinan perusahaan harus melimpahkan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannnya. Agar pendelegasian wewenang ini berjalan dengan baik, diperlukan adanya suatu alat yang dapat membantu manajemen dalam fungsi pengawasan dan pengendalian. Gaji yang dibayarkan kepada pekerja merupakan komponen biaya produksi, yang harus dihitung secara cermat oleh setiap perusahaan. Dan gaji merupakan unsur biaya yang sangat besar bagi perusahaan jika dibandingkan dengan unsur-unsur biaya lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja. Di mana pengendalian merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dan sasaran agar tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan dan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya pemborosan atau pencurian melalui kecurangan atau penggelapan. Kecurangan-kecurangan tersebut dapat dilakukan dengan : 1. Membesar-besarkan penghasilan karyawan. 2. Memperbesar total gaji dengan mencantumkan nama karyawan yang fiktif. 3. Tidak menghapus nama karyawan-karyawan yang sudah berhenti. 4. Memperbesar penjumlahan gaji. 5. Tidak membukukan uang yang dipotong oleh gaji karyawan. 6. Menahan gaji yang tidak diambil oleh yang berhak. Pengendalian terhadap biaya kerja dapat tercapai apabila dapat tercapai apabila terdapat suatu pengendalian intern yang memadai di perusahaan. Adakalanya suatu perusahaan tumbuh dan berkembang dengan mengabaikan proses pengendalian, padahal pengendalian merupakan alat untuk mencapai tujuan dan supaya tujuan tersebut tidak menyimpang. Oleh karena itu bagi perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang diperlukan pengendalian intern, karena perannya sangat vital bagi perusahaan. Pengertian pengendalian intern menurut The Committee Of Sponsoring Organization (COSO) yang dikutip oleh Boynton (2001:325) sebagai berikut : lain: Internal Control a process, effected by an entity s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories : (a). Reliability of financial reporting (b). Compliance with applicable laws and regulations (c). Effectiveness and Efficiency of operations Dari definisi tersebut dapat ditarik persepsi konsep yang mendasar antara 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses, artinya bahwa apa yang kita putuskan hari ini menyangkut berbagai aspek-aspek yang berhubungan dengan strategi, kooperasi strategi, implementasinya maupun operasionalnya guna mencapai tujuan perusahaan bukanlah merupakan akhir dari segalanya. Hal
tersebut akan selalu mengalami perubahan-perubahan seiring dengan tuntutan perubahan-perubahan itu. 2. Pengendalian intern akan berjalan secara efektif sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya bukan terletak pada kecanggihan teknologi ataupun kebijakan-kebijakan. 3. Pengendalian intern dapat menjadi harapan untuk mencapai jaminan kelayakan tetapi bukan jaminan yang mutlak terhadap entitas manajemen maupun direksi. 4. Pengendalian intern adalah merupakan roda untuk mencapai satu atau lebih sasaran tetapi merupakan kategori-kategori yang saling berhubungan. Tujuan pengendalian intern itu dapat tercapai bila elemen dalam pengendalian itu sendiri benar-benar dilaksanakan dan agar pengendalian itu sendiri berjalan secara efektif, diperlukan suatu bagian tersendiri dalam perusahaan yang kedudukannya independen terhadap kegiatan-kegiatan lainnya yang ada dalam organisasi rumah sakit untuk mengawasi dan menilai keefektifan pengendalian intern. Bagian ini disebut dengan audit internal. Pengertian mengenai audit internal dikemukakan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) Board Of Directors pada tahun 1999 yang dikutip oleh Boynton et al (2001:980) sebagai berikut : Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization operations. It helps an organization accomplish it s objective by bringing a systematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management control and governance processes. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah : 1) Suatu aktivitas independen objektif 2) Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi 3) Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. 4) Membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya.
5) Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan. Keterbatasan waktu dan kemampuan pemimpin menyebabkan diperlukannya staf auditor internal yang sifatnya independen, dalam arti tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang dapat mengaburkan independensinya. Oleh karena itu peranan auditor internal sangatlah penting dalam membantu manajemen dalam meneliti dan mengawasi apakah prosedur, metode, dan teknis yang menjadi alat dari pengendalian intern yang sudah dilaksanakan. Dalam kedudukannya yang bebas dari kegiatan operasional, audit internal dapat memberikan informasi yang benar dan objektif yang menyangkut keakuratan data yang akan dijadikan dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dari ungkapan di atas tentang tujuan pengendalian intern ini tidak lain sebagai salah satu alat bantu untuk mencapai sasaran serta tujuan perusahaan. Penerapan pengendalian intern yang memadai diharapkan dapat memberikan jaminan yang pasti bagi tujuan perusahaan, yang mencakup dapat diandalkannya laporan keuangan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Struktur gaji dapat memberikan data sebagai berikut : 1. Adanya jumlah tenaga kerja yang pasti. 2. Adanya perhitungan gaji yang dapat di percaya. 3. Adanya data yang di percaya sebagai pembuatan standar biaya jam kerja dan standar biaya tenaga kerja. Sehingga faktor tenaga kerja selalu dapat diperhatikan khususnya dari pimpinan perusahaan, karena akan mempengaruhi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk menghindari inefisiensi dalam penggunaan tenaga kerja diperlukan suatu penyelenggaraan pemerikasaan internal yang sifatnya tidak memihak dalam artian independen terhadap bagian-bagian yang ada di
perusahaan. Oleh karena itu perlu dibentuk staf pemeriksaan internal di perusahaan. Sedangkan tujuan dari pemeriksaan internal penggajian itu sendiri adalah : 1. Memeriksa apakah pengelolaan sistem penggajian cukup memadai dan sesuai dengan yang telah diharapkan. 2. Memeriksa apakah pembayaran gaji telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur. 3. Memeriksa apakah peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penggajian telah ditaati. 4. Memeriksa apakah biaya gaji telah dibukukan, diklasifikasikan, dan dialokasikan dengan benar. Hubungan antara audit internal dengan efektivitas pengelolaan sistem penggajian sangatlah relevan, meskipun kadang tidak akurat. Hal ini dapat dilihat dari peranan audit internal dalam pencapaian tujuan pengelolaan sistem penggajian. Di antaranya penetapan pembayaran gaji secara tepat dan benar. Tepat dan benar di sini merupakan suatu pemeriksaan terhadap kebenaran data dan tepat penjumlahannya serta informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi dapat diterima dan dipercaya kebenarannya. Berdasarkan uraian sebelumnya yang dilandasi teori yang kuat, maka penulis mengemukakan suatu hipotesis sebagai berikut Audit internal yang dilaksanakan dengan memadai akan berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan sistem penggajian. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memusatkan perhatian suatu masalah atau kasus tertentu yang terdapat dalam perusahaan dan berusaha memberikan saran dan kesimpulan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul serta mencari keterangan-keterangan yang faktual atau deskriptif analitik yaitu penilaian dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data
sehingga memberikan gambaran yang sistematik, faktual dan akurat mengenai objek atau fenomena yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan sebagai bahan pembahasan diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan diperoleh dari : i. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti. ii. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab atau percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden. iii. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pengukuran yang spesifik kepada responden. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Merupakan sumber informasi tunggal yang terbaik bagi penulis di mana terbitan berkala khususnya memberi manfaat dalam memberikan informasi yang paling baru. Dengan cara membaca literatur-literatur, dokumen-dokumen, dan catatan-catatan yang merupakan landasan teoritis penulis serta bahan acuan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, untuk memperoleh fakta dan data yang selanjutnya akan diteliti. Penulis melakukan penelitian pada PT. INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei 2010.