Kedudukan Akal Dalam Islam

dokumen-dokumen yang mirip
Memahami Takdir Secara Adil

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

Merasakan Manisnya Keimanan

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Sucikan Diri Benahi Hati

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Bukti Cinta Kepada Nabi

Persiapan Menuju Hari Akhir

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Memahami Radikalisme Secara Utuh

Bersama Orang Tua Menuju Surga

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Syariat Adalah Amanah

Keutamaan Orang Yang Berilmu dan Mengajarkannya

Jangan Samakan Yang Baik dan Yang Buruk

Kewajiban Menunaikan Amanah

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Takwa dan Keutamaannya

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tiga Ibadah Penting Dalam Bulan Ramadhan

Keistimewaan Hari Jumat

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Tidak Mungkin Beriman Kecuali dengan Izin Allah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Motivasi Agar Istiqomah

Mengimani Kehendak Allah

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Sifat Surga dan Penghuninya

Renungan Pergantian Tahun

Keutamaan Bulan Ramadhan

Urgensi Tauhid. Urgensi Tauhid KHUTBAH JUM'AT PERTAMA

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Khutbah Jumat: Hakikat Takwa Kepada Allah

Burung Hud-hud Pun Tidak Rela Allah Disekutukan

Shalat Berjamaah Tidak di Rumah

Takabur, Sikap Sombong Kepada Allah

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

Nilai Harta Seorang Muslim

Mendidik Anak dengan Tauhid

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Agar Pohon Keimanan Tumbuh dan Berbuah

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Barang Dagangan Yang Haram Diperjual-Belikan

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Bagaimana Setelah Ramadhan?

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Tafsir Surat Al-Fil: Ketika Gajah pun Enggan Memaksiati Allah

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

Perayaan Tahun Baru Islam

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Perhitungan Amal di Hari Pembalasan

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Kewajiban Pemerintah dan Rakyat

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Tafsir Surat Al-Ikhlas

Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Surat Untuk Kaum Muslimin

Islam Adalah Agama Wahyu

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

*** Tunaikanlah Amanah

Berkawan dengan Orang Shalih

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

Renungan Tentang Waktu

*** Bahaya Vonis Kafir

Menerapkan Syariat Islam Secara Kafah

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Mengimani Nama Allah, Ar-Raqib

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

Transkripsi:

Kedudukan Akal Dalam Islam Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, yang telah menganugerahkan kepada umat manusia hati nurani, yang dengannya mereka menjadi berakal, mampu berfikir, merenung, dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman,??????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur. (QS. An-Nahl: 78). Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, "Allah Azza wa Jalla memberikan mereka telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan hati -yakni akal yang tempatnya di hati- untuk membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang membahayakan Dan Allah Azza wa Jalla memberikan umat manusia kenikmatan-kenikmatan ini, agar dengannya mereka dapat beribadah kepada Rabb-nya". Shalawat dan salam, semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sang teladan yang telah mendorong umatnya, untuk terus meningkatkan kemampuan akalnya dalam memahami agama ini, sebagaimana dalam sabdanya,??????????????????????????????????????????????? Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan dipahamkan dalam agamanya. (HR. Bukhari dan Muslim). Begitu pula dalam sabdanya,????????????????????????????????????????????????????????????????????? 1 / 8

Orang yang paling baik di masa jahiliyyah, adalah orang yang paling baik setelah masuk Islam, jika mereka menjadi seorang yang faqih (ahli dan alim dalam ilmu syariat). (HR. Bukhari dan Muslim). Ibadallah, Lihatlah bagaimana Rasul shallallahu alaihi wa sallam memberikan dorongan kepada umatnya untuk menjadi muslim yang benar-benar memahami syariat Islam, dan itu tidak mungkin dicapai, kecuali dengan memanfaatkan sebaik mungkin akalnya. Perlu diketahui bahwa sebagian ulama membagi akal menjadi dua jenis yaitu akal insting dan akal tambahan. Akal insting adalah kemampuan dasar manusia untuk berfikir dan memahami sesuatu yang dibawa sejak lahir. Sedangkan akal tambahan adalah kemampuan berfikir dan memahami, yang dibentuk oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Jika dua akal ini berkumpul pada seorang hamba, maka itu merupakan anugerah besar yang diberikan oleh Allah kepada hamba yang dikehendaki-nya, urusan hidupnya akan menjadi baik, dan pasukan kebahagiaan akan mendatanginya dari segala arah. Tentunya adanya pembedaan dua jenis akal di atas, tidak berarti adanya pemisah antara akal insting dengan akal tambahan. Karena akal tambahan pada dasarnya adalah akal insting yang telah berkembang seiring bertambahnya ilmu dan pengalaman yang diperoleh seseorang. Bisa dikatakan, bahwa akal tambahan melazimkan adanya akal insting. Sebaliknya, sangat jarang adanya akal insting yang tidak berkembang seiring berjalannya waktu, wallahu a'lam. Kaum muslimin rahimakumullah, Akal merupakan karunia agung yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada bani Adam. Ia adalah pembeda antara manusia dengan hewan, dengannya mereka dapat terus berinovasi dan membangun peradaban, dan dengannya mereka dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya sesuai jangkauan akal mereka. Karena besarnya karunia akal ini, Islam menggariskan banyak syariat untuk menjaga dan mengembangkannya, seperti: Mengharamkan apapun yang dapat menghilangkan akal, baik makanan, minuman, ataupun tindakan. Juga memberikan hukuman khusus berupa cambuk, bagi mereka yang sengaja makan atau minum apapun yang memabukkan. Memasukkan akal dalam lima hal primer yang harus dijaga dalam syariat Islam, yakni: agama, jiwa, keturunan, akal, dan harta. Menjadikannya sebagai syarat utama taklif (kewajiban dalam syariat). Oleh karena itu, ada 2 / 8

batasan baligh, karena orang yang belum baligh biasanya kurang sempurna akalnya. Oleh karena itu pula, semua orang yang hilang akalnya, bebas atau gugur kewajibannya menjalankan syariat. Menganjurkan, bahkan mewajibkan umatnya untuk belajar. Lalu memberikan derajat yang tinggi bagi mereka yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Melarang umatnya membaca bacaan atau mendengarkan perkataan-perkataan, yang dapat menyesatkannya dari pemahaman yang benar. Semua hal di atas digariskan oleh Islam, terutama untuk menjaga nikmat akal, mensyukurinya, dan mengembangkannya. Bahkan dalam Alquran, sangat banyak kita dapati ayat-ayat yang mendorong manusia agar memanfaatkan akalnya untuk hal-hal yang berguna, terutama untuk mencari hakikat kebenaran. Berikut ini, merupakan sebagian kecil dari contoh ayat-ayat tersebut:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dia pula yang mengatur pergantian malam dan siang. Tidakkah kalian menalarnya?! (QS. Al-Mukminun: 80).?????????????????????????????????????????????????????????????? Katakanlah: samakah antara orang yang buta dengan orang yang melihat?! Tidakkah kalian memikirkannya?! (QS. Al-An'am: 50).????????????????????????????????????????????????????? Perhatikanlah, bagaimana kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami, agar mereka memahaminya! (QS. Al-An'am: 65).???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Tidakkah mereka merenungi Alquran?! Sekiranya ia bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. (QS. An-Nisa': 82).?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Tidakkah kalian memperhatikan pada onta, bagaimana ia diciptakan? Dan pada langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan pada gunung-gunung, bagaimana itu ditegakkan? Dan pada bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah pemberi 3 / 8

peringatan. (QS. Al-Ghasyiyah: 17-20). Kaum muslimin rahimakumullah, Betapa pun jenius dan tingginya kemampuan akal, tetap saja ia merupakan salah satu dari kekuatan manusia. Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa semua kekuatan manusia pasti memiliki batasan dan titik lemah. Tidak lain, itu disebabkan karena sumber kekuatannya adalah makhluk yang lemah, dan sumber yang lemah, tentu akan menghasilkan sesuatu yang ada lemahnya pula. Di antara bukti adanya titik lemah pada akal manusia, adalah adanya banyak hakikat yang tidak bisa dijelaskan olehnya, seperti: hakikat ruh, mimpi, jin, mukjizat, karamah, dan masih banyak lagi. Belum lagi, seringnya kita dapati adanya perubahan pada hasil penelitiannya; dahulu berkesimpulan dunia ini datar, lalu muncul teori bulat, lalu muncul teori lonjong. Dahulu mengatakan minyak bumi adalah sumber energi tak terbarukan, lalu muncul teori sebaliknya. Dahulu mengatakan matahari mengitari bumi, lalu muncul teori sebaliknya, dan begitu seterusnya. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa akal tidak layak dijadikan sebagai sandaran untuk menetapkan kebenaran hakiki. Apabila ada sumber kebenaran hakiki yang diwahyukan, maka itulah yang harus dikedepankan, sedangkan akal diberi ruang untuk memahami dan menerima dengan apa adanya. Oleh karenanya kaum muslimin rahimakumullah-, Islam memberi ruang khusus bagi akal, ia hanya boleh menganalisa sesuatu yang masih dalam batasan jangkauannya, ia tidak boleh melewati batasan tersebut, kecuali dengan petunjuk nash-nash yang diwahyukan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, "Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun (untuk mencapai itu semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Alquran, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api". Ibadallah, Karena kenyataan ini, maka hendaklah kita mengetahui batasan-batasan akal, sehingga kita tahu, kapan kita boleh melepas akal kita di lautan pandangan, dan kapan kita harus mengontrolnya dengan wahyu Allah Azza wa Jalla. Ini merupakan bentuk lain dari penghormatan Islam terhadap akal. Islam menempatkannya pada posisi yang layak, sekaligus menjaganya agar tidak terjatuh ke dalam jurang kesesatan yang membingungkan. Di antara beberapa hal, yang kita tidak boleh mengedepankan akal dalam membahasnya adalah: 4 / 8

Hal-hal yang berhubungan dengan akidah dan perkara-perkara ghaib. Seperti menetapkan atau menafikan Nama dan Sifat Allah Azza wa Jalla, surga dan neraka, nikmat dan siksa kubur, jin dan setan, malaikat, keadaan hari kiamat, dan lain-lain. Dasar-dasar akhlak dan adab yang tidak bertentangan dengan syariat, seperti adab makan dan minum, adab buang hajat, akhlak terhadap orang tua, sesama, dan anak kecil, dan lainlain. Ajaran syariat Islam, terutama dalam masalah ibadah, seperti menetapkan atau menafikan syariat shalat, zakat, puasa, haji, jihad, dan lain-lain. Dalam perkara-perkara ini, memang dibutuhkan akal untuk memahami, merenungi, dan menyimpulkan suatu hukum dari dalil, tapi akal tidak boleh keluar dari dalil yang ada, ia tidak boleh menentangnya, ataupun mengada-ada. Adapun yang berhubungan dengan alam semesta yang kasat-mata, maka itulah lautan luas yang diberikan kepada akal manusia untuk terus menganalisa dan meneliti, terus menemukan dan mengolahnya. Inilah yang banyak disinggung dalam firman-firman Allah Subhanahu wa Ta ala:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Tidakkah mereka memperhatikan kerajaan langit dan bumi, serta segala sesuatu yang diciptakan Allah?! (QS. Al-A'raf: 185).?????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Di bumi itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang yakin dan juga pada diri kalian sendiri, tidakkah kalian memperhatikannya?! (QS. Adz-Dzariyat: 20-21).????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangun dan menghiasinnya dan tidak ada keretakan sedikitpun padanya? Dan (bagaimana) bumi Kami hamparkan, Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah Agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepadanya). (QS. Qaf: 6-8). Demikianlah syariat Islam menegaskan fungsi akal bagi manusia. Ia tidak dilebih-lebihkan dengan menganggapnya serba bisa, karena hakikatnya memang akal memiliki batasan. Ia juga tidak diremehkan, karena dengannya juga syariat bisa diterima dan ditalar. 5 / 8

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Khutbah Kedua:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????:???????????????????????. Kaum muslimin rahimakumullah, Setelah kita memahami uraian sebelumnya, tentu kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa akal merupakan nikmat yang sangat agung, namun ia bukanlah segalanya. Kita harus menempatkannya pada tempat yang layak, dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak bisa dijangkau olehnya. Jika ada keterangan wahyu dalam masalah apapun, maka itulah yang harus didahulukan, dan akal harus menyesuaikan dengannya, memahaminya, dan menerimanya dengan apa adanya. Memang, kadang keterangan wahyu menjadikan akal tertegun, namun ia tidak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang mustahil. Akhirnya, khotib tutup khotbah yang singkat ini dengan perkataan yang layak ditorehkan dengan tinta emas, dari salah seorang ulama besar Islam, beliau adalah Ibnu Abil Izz rahimahullah dalam Syarah Aqidah Thahawiyyah:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,??????????????????????????????????????,?????????????????????????,?????????????????????????????????,????????????????,????????????????????????????????,??????????????????????????????????????????????,???????????????????????????????????????????????,???????????????????????????????????????????????,??????????????????????????????????????????????????? Telah datang keterangan dalam banyak hadits yang telah mencapai derajat mutawatir, tentang adanya adzab kubur dan nikmatnya bagi orang yang berhak, serta pertanyaan kubur bagi mereka yang mukallaf. Maka itu wajib diyakini dan diimani kebenarannya, dan kita tidak boleh membicarakan tentang gambaran detailnya, karena memang akal tidak boleh menerka gambaran detailnya, demikian itu, karena akal tidaklah menyaksikan kecuali dunia yang ada ini. Dan syariat 6 / 8

tidak akan datang dengan sesuatu yang dimustahilkan akal, meski kadang datang dengan sesuatu yang membingungkannya. Mudah-mudahan khotbah yang singkat ini bermanfaat, terutama bagi penulis sendiri, dan umumnya bagi para jamaah sekalian.????????????:?????????????????????? -??????????????-????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? [???????:56]????????????????????????????????????: ((??????????????????????????????????????????????????????)).???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. {???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? }.{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? }.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. 7 / 8

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Khotbah Jumat (Diadaptasi dari tulisan Ustadz Musyafa di majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XVI/1433H/2012M). www.khotbahjumat.com 8 / 8