BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato diresmikan pada tanggal 6 April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato telah memiliki sarana penunjang yang sudah digunakan untuk kegiatan pelayanan, disamping itu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato telah didukung oleh sarana pendukung. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato yakni sebagai berikut : a. Sarana dan prasarana 1. Meublair Kantor 2. Alat pengolah data yang terdiri dari Komputer, Printer, Note Book dan Kalkulator. 3. (empat) buah Ambulance 4. (satu) buah Mobil Jenazah 5. (satu) buah Mobil Direktur 6. 2 (dua) buah Mobil Dinas Dokter Ahli 7. Alat Kesehatan b. Ketenagaan 1. Dokter Umum : 11 orang 2. Dokter spesialis : 7 orang
3. Perawat : 62 orang 4. Bidan : 15 orang 5. Apoteker : 5 orang 6. Farmasi : 3 orang 7. Gizi : 7 orang 8. Kesling : 2 orang 9. Sarjana Kesma : 4 orang 10. Struktural : 14 orang Tenaga tersebut kesemuanya adalah tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga non PNS. 1.1.2 Karakterisik Responden Data responden dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diedarkan kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato. Adapun data responden meliputi, Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan data sebagai berikut : 1.1.2.1 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner diperoleh karakteristik responden berdasarkan kelompok Umur, jenis kelamin dan pendidikan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Umur (Tahun) 20-24 25-29 Tabel 4.I Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Jumlah Jenis Jumlah Jumlah Pendidikan n % Kelamin n % n % 13 43,3 15 50 Laki-laki 5 16, 6 DIII Keperawatan 16 53, 4 30-34 2 6,7 Perempuan 25 total 30 100 Total 30 Sumber : Data Primer Tahun 2012 83, 4 10 0 DIII Kebidanan 14 Total 30 46, 6 10 0 Berdasarkan tabel Kelompok Umur diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana yang paling banyak berada pada golongan umur 25-29 tahun berjumlah 15 responden (50%) dan yang terendah golongan umur 30-34 berjumlah 2 responden (6,7%), berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana lebih didominasi oleh perempuan yakni berjumlah 25 responden (83,4%) dan terendah yakni laki-laki berjumlah 5 responden (6,6%). Dan berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana tingkat pendidikan yang paling banyak berada pada pendidikan DIII Keperawatan yakni berjumlah 16 responden (53,4%) dan terendah berpendidikan DIII kebidanan berjumlah 14 responden (46,6). 1.1.3 Variabel Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Implementasi Perawatan Luka Post Operasi oleh Perawat sesuai Standar Operasional Prosedur di Ruang Bedah RSUD Pohuwato Tahun 2012. Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tanggal 8 November sampai dengan 8 Desember 2012 maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Implementasi Perawatan Luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Standar Implementasi Operasional Prosedur Jumlah Perawatan luka Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 10 41,7 14 58,3 24 100 Kurang 3 50 3 50 6 100 Jumlah 13 43,3 17 56,7 30 100 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 30 responden lebih banyak mempunyai implementasi perawatan luka Baik yakni sebanyak 24 reponden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang termasuk kategori Kurang Baik yakni sebanyak 14 responden (58,3%) dan yang tergolong Baik sebanyak 10 responden (41,7%), sedangkan yang mempunyai implementasi perawatan luka Kurang yakni sebanyak 6 responden, dimana dalam pelaksanaan
sesuai Standar Operasional Prosedur yang tergolong Kurang Baik yakni sebanyak 3 responden (50%) dan yang tergolong Baik sebanyak 5 responden (50%). Hal ini menunjukan bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. 1.2 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pohuwato, di ruangan bedah. Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien. Perawatan luka adalah suatu metode yng efektif dan efisien yang digunakan untuk merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan terjadinya resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. Dalam perawatan luka membutuhkan perawatan yang khusus. Apabila perawatan luka tidak dilakukan maka akan menimbulkan infeksi pada luka, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya kemungkinan relatif infeksi luka adalah lebih dari 27% (Potter and Perry, 2005). Segala tindakan keperawatan yang diberikan dalam bentuk apapun harus sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah disepakati dan ditetapkan sebelumnya dan berlaku di rumah sakit tersebut. Tindakan perawatan luka post operasi akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada protap yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan
dahulu, begitu pula dengan alat-alat yang akan digunakan harus disterilkan dulu sebelum digunakan pada klien. Perawatan luka yang baik akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan serta kepuasan bagi penerima pelayanan keperawatan dan dapat berpengaruh timbulnya timbulnya infeksi paska bedah terutama bila perawatan luka post operasi tidak dilakukan sesuai prosedur. Diharapkan dengan penerapan perawatan luka secara teoritis dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi luka operasi (Brunner & Suddar, 2002). Dalam proses penyembuhan luka pasien tidak terlepas dari peran perawat sebagai tenaga kesehatan, khususnya yang bertugas dirumah sakit. Sebagai salah satu sarana kesehatan dalam memberikan perawatan baik dalam bentuk fisik maupun psikologis, perawatan yang khusus serta persiapan alat yang baik dan didukung dengan kinerja yang baik sangat penting dalam proses penyembuhan luka pasien salah satunya perawatan luka post operasi. Hasil penelitian mengenai gambaran tentang Implementasi Perawatan Luka Post Operasi oleh Perawat sesuai Standar Operasional Prosedur di Ruang Bedah RSUD Pohuwato Tahun 2012 ini dapat diuraikan sebagai berikut: Implementasi merupakan langkah ke empat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain: 1) Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan. 2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi. 3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. 4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan. 5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya. 6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden lebih banyak mempunyai implementasi perawatan luka Baik yakni sebanyak 24 reponden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang termasuk kategori Kurang Baik yakni sebanyak 14 responden (58,3%) dan yang tergolong Baik sebanyak 10 responden (41,7%), sedangkan yang mempunyai implementasi perawatan luka Kurang yakni sebanyak 6 responden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang tergolong Kurang Baik yakni sebanyak 3 responden (50%) dan yang
tergolong Baik sebanyak 5 responden (50%). Hal ini menunjukan bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Pada penelitian sebelumnya tentang Gambaran Motivasi Perawat Dalam Implementasi Perawatan Luka Post Operasi Sesuai Standar Operasional Prosedur yang pernah dilakukan oleh Djusmalinar, Indri Andriani tahun 2010 di ruang seruni RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu terdapat permasalahan pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya RSUD M. Yunus Bengkulu saat itu yaitu masih banyak ditemukan infeksi pada pasien pasca operasi. Berdasarkan survey penelitian ditemukan 32 orang pasien luka post operasi. Dari 32 orang tersebut yang mengalami infeksi luka post operasi sebanyak 50% atau 16 orang. Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar perawat yang melakukan implementasi perawatan luka post operasi sesuai prosedur yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan sebagian tidak sesuai prosedur yaitu sebanyak 6 responden (20%), hal ini diakibatkan karena masih banyaknya perawat yang mengabaikan standar operasional prosedur khususnya dalam perawatan luka seperti tidak mencuci tangan sebelum melakukan perawatan utamanya perawat perempuan yang mungkin didorong oleh faktor malas sehingga mengabaikan hal-hal kecil padahal sangat berpengaruh pada timbulnya resiko infeksi baik pada perawat itu sendiri maupun pasien dan alat yang digunakan tidak disterilkan setiap kali melakukan perawatan yang pada dasarnya setiap kali melakukan perawatan
luka harus melakukan sterilisasi alat terlebih dahulu, namun pada kenyataannya didapatkan bahwa sterilisasi hanya dilakukan satu kali dan digunakan pada seluruh pasien yang akan dilakukan perawatan luka pada hari itu. Terlebih lagi setiap kali melakukan tindakan keperawatan, mereka tidak menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien tentang prosedur dan langkah langkah perawatan luka yang akan mereka lakukan. Hal ini tentunya menyimpang dari prosedur pelaksanaan perawatan luka karena langkah pertama yang harus dilakukan dalam perawatan luka adalah menjelaskan terlebih dahulu tentang langkah langkah keperawatan luka. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan tahun 2012 bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik. Karena jenjang pendidikan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato khususnya di Ruang Bedah rata rata sudah Diploma III dan pengetahuan mereka sudah baik mengenai Implementasi Perawatan luka dan telah menggunakan prosedur yang ditetapkan pada Standar Operasional Prosedur.