BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan catatan keperawatan (Depkes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. apendisitis di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan. 2,6% penduduk dari total populasi. Penelitian Asif (2008) di RS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. angka kejadian tindakan secsio caesarea, tempat, dan waktu dilaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Teluk Belitung dan Kepala UPT Puskesmas Teluk Belitung. Dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN PASIEN PASCA SEKSIO SESAREA DI RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

Oleh : Rahayu Setyowati

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini saya Mamik Setyaningrum mahasiswi program

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DRAFT TRANSKRIP WAWANCARA DAN KUESIONER. Transkrip Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKAPOST OPERASI SESUAIDENGAN SOP DI RSUD BATANG

P E N G U M U M A N NOMOR : 800/ 543 / /2017 TENTANG REKRUITMEN TENAGA NON PNS RSUD KOTA MALANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato diresmikan pada tanggal 6 April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato telah memiliki sarana penunjang yang sudah digunakan untuk kegiatan pelayanan, disamping itu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato telah didukung oleh sarana pendukung. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato yakni sebagai berikut : a. Sarana dan prasarana 1. Meublair Kantor 2. Alat pengolah data yang terdiri dari Komputer, Printer, Note Book dan Kalkulator. 3. (empat) buah Ambulance 4. (satu) buah Mobil Jenazah 5. (satu) buah Mobil Direktur 6. 2 (dua) buah Mobil Dinas Dokter Ahli 7. Alat Kesehatan b. Ketenagaan 1. Dokter Umum : 11 orang 2. Dokter spesialis : 7 orang

3. Perawat : 62 orang 4. Bidan : 15 orang 5. Apoteker : 5 orang 6. Farmasi : 3 orang 7. Gizi : 7 orang 8. Kesling : 2 orang 9. Sarjana Kesma : 4 orang 10. Struktural : 14 orang Tenaga tersebut kesemuanya adalah tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga non PNS. 1.1.2 Karakterisik Responden Data responden dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diedarkan kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato. Adapun data responden meliputi, Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan data sebagai berikut : 1.1.2.1 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner diperoleh karakteristik responden berdasarkan kelompok Umur, jenis kelamin dan pendidikan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Umur (Tahun) 20-24 25-29 Tabel 4.I Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Jumlah Jenis Jumlah Jumlah Pendidikan n % Kelamin n % n % 13 43,3 15 50 Laki-laki 5 16, 6 DIII Keperawatan 16 53, 4 30-34 2 6,7 Perempuan 25 total 30 100 Total 30 Sumber : Data Primer Tahun 2012 83, 4 10 0 DIII Kebidanan 14 Total 30 46, 6 10 0 Berdasarkan tabel Kelompok Umur diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana yang paling banyak berada pada golongan umur 25-29 tahun berjumlah 15 responden (50%) dan yang terendah golongan umur 30-34 berjumlah 2 responden (6,7%), berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana lebih didominasi oleh perempuan yakni berjumlah 25 responden (83,4%) dan terendah yakni laki-laki berjumlah 5 responden (6,6%). Dan berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat bahwa dari 30 responden (100%), dimana tingkat pendidikan yang paling banyak berada pada pendidikan DIII Keperawatan yakni berjumlah 16 responden (53,4%) dan terendah berpendidikan DIII kebidanan berjumlah 14 responden (46,6). 1.1.3 Variabel Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Implementasi Perawatan Luka Post Operasi oleh Perawat sesuai Standar Operasional Prosedur di Ruang Bedah RSUD Pohuwato Tahun 2012. Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tanggal 8 November sampai dengan 8 Desember 2012 maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Implementasi Perawatan Luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Standar Implementasi Operasional Prosedur Jumlah Perawatan luka Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 10 41,7 14 58,3 24 100 Kurang 3 50 3 50 6 100 Jumlah 13 43,3 17 56,7 30 100 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 30 responden lebih banyak mempunyai implementasi perawatan luka Baik yakni sebanyak 24 reponden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang termasuk kategori Kurang Baik yakni sebanyak 14 responden (58,3%) dan yang tergolong Baik sebanyak 10 responden (41,7%), sedangkan yang mempunyai implementasi perawatan luka Kurang yakni sebanyak 6 responden, dimana dalam pelaksanaan

sesuai Standar Operasional Prosedur yang tergolong Kurang Baik yakni sebanyak 3 responden (50%) dan yang tergolong Baik sebanyak 5 responden (50%). Hal ini menunjukan bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. 1.2 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pohuwato, di ruangan bedah. Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien. Perawatan luka adalah suatu metode yng efektif dan efisien yang digunakan untuk merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan terjadinya resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. Dalam perawatan luka membutuhkan perawatan yang khusus. Apabila perawatan luka tidak dilakukan maka akan menimbulkan infeksi pada luka, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya kemungkinan relatif infeksi luka adalah lebih dari 27% (Potter and Perry, 2005). Segala tindakan keperawatan yang diberikan dalam bentuk apapun harus sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah disepakati dan ditetapkan sebelumnya dan berlaku di rumah sakit tersebut. Tindakan perawatan luka post operasi akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada protap yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan

dahulu, begitu pula dengan alat-alat yang akan digunakan harus disterilkan dulu sebelum digunakan pada klien. Perawatan luka yang baik akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan serta kepuasan bagi penerima pelayanan keperawatan dan dapat berpengaruh timbulnya timbulnya infeksi paska bedah terutama bila perawatan luka post operasi tidak dilakukan sesuai prosedur. Diharapkan dengan penerapan perawatan luka secara teoritis dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi luka operasi (Brunner & Suddar, 2002). Dalam proses penyembuhan luka pasien tidak terlepas dari peran perawat sebagai tenaga kesehatan, khususnya yang bertugas dirumah sakit. Sebagai salah satu sarana kesehatan dalam memberikan perawatan baik dalam bentuk fisik maupun psikologis, perawatan yang khusus serta persiapan alat yang baik dan didukung dengan kinerja yang baik sangat penting dalam proses penyembuhan luka pasien salah satunya perawatan luka post operasi. Hasil penelitian mengenai gambaran tentang Implementasi Perawatan Luka Post Operasi oleh Perawat sesuai Standar Operasional Prosedur di Ruang Bedah RSUD Pohuwato Tahun 2012 ini dapat diuraikan sebagai berikut: Implementasi merupakan langkah ke empat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai

kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain: 1) Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan. 2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi. 3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. 4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan. 5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya. 6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden lebih banyak mempunyai implementasi perawatan luka Baik yakni sebanyak 24 reponden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang termasuk kategori Kurang Baik yakni sebanyak 14 responden (58,3%) dan yang tergolong Baik sebanyak 10 responden (41,7%), sedangkan yang mempunyai implementasi perawatan luka Kurang yakni sebanyak 6 responden, dimana dalam pelaksanaan sesuai Standar Operasional Prosedur yang tergolong Kurang Baik yakni sebanyak 3 responden (50%) dan yang

tergolong Baik sebanyak 5 responden (50%). Hal ini menunjukan bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Pada penelitian sebelumnya tentang Gambaran Motivasi Perawat Dalam Implementasi Perawatan Luka Post Operasi Sesuai Standar Operasional Prosedur yang pernah dilakukan oleh Djusmalinar, Indri Andriani tahun 2010 di ruang seruni RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu terdapat permasalahan pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya RSUD M. Yunus Bengkulu saat itu yaitu masih banyak ditemukan infeksi pada pasien pasca operasi. Berdasarkan survey penelitian ditemukan 32 orang pasien luka post operasi. Dari 32 orang tersebut yang mengalami infeksi luka post operasi sebanyak 50% atau 16 orang. Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar perawat yang melakukan implementasi perawatan luka post operasi sesuai prosedur yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan sebagian tidak sesuai prosedur yaitu sebanyak 6 responden (20%), hal ini diakibatkan karena masih banyaknya perawat yang mengabaikan standar operasional prosedur khususnya dalam perawatan luka seperti tidak mencuci tangan sebelum melakukan perawatan utamanya perawat perempuan yang mungkin didorong oleh faktor malas sehingga mengabaikan hal-hal kecil padahal sangat berpengaruh pada timbulnya resiko infeksi baik pada perawat itu sendiri maupun pasien dan alat yang digunakan tidak disterilkan setiap kali melakukan perawatan yang pada dasarnya setiap kali melakukan perawatan

luka harus melakukan sterilisasi alat terlebih dahulu, namun pada kenyataannya didapatkan bahwa sterilisasi hanya dilakukan satu kali dan digunakan pada seluruh pasien yang akan dilakukan perawatan luka pada hari itu. Terlebih lagi setiap kali melakukan tindakan keperawatan, mereka tidak menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien tentang prosedur dan langkah langkah perawatan luka yang akan mereka lakukan. Hal ini tentunya menyimpang dari prosedur pelaksanaan perawatan luka karena langkah pertama yang harus dilakukan dalam perawatan luka adalah menjelaskan terlebih dahulu tentang langkah langkah keperawatan luka. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan tahun 2012 bahwa implementasi perawatan luka di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sudah tergolong baik. Karena jenjang pendidikan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato khususnya di Ruang Bedah rata rata sudah Diploma III dan pengetahuan mereka sudah baik mengenai Implementasi Perawatan luka dan telah menggunakan prosedur yang ditetapkan pada Standar Operasional Prosedur.