DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Strategi Pemasaran Cabai Merah Pada Sub Terminal Agribisnis Manik Mekar Nadi

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terkandung dalam sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I. PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi September Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/ :53:12

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

Tahun Bawang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama dengan

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI MEMBANGUN SINERGI ANTAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DI PROVINSI BALI 1

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lokal karena memiliki kandungan karbohidrat yang relatif tinggi. Zuraida dan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xv DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 8 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Strategi... 9

2.2 Pemasaran... 9 2.2.1 Konsep Pemasaran... 10 2.3 Strategi Pemasaran... 11 2.4 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal... 12 2.4.1 Lingkungan internal... 12 2.4.2 Lingkungan eksternal... 13 2.5 Analisis SWOT... 16 2.6 Cabai Merah (Capsicum Annum L)... 17 2.6.1 Budidaya cabai merah (capsicum annum l)... 18 2.7 Penelitian Terdahulu... 20 2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis... 21 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 23 3.2 Penentuan Informan Kunci Penelitian... 23 3.3 Sumber dan Jenis Data... 24 3.3.1 Sumber data... 24 3.3.2 Jenis data... 24 3.4 Teknik Pengumpulan Data... 25 3.5 Variabel dan Pengukuran Variabel... 25 3.6 Batasan Operasional Variabel... 27 3.7 Metode Analisis Data... 27 IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum STA Manik Mekar Nadi... 31 4.1.1 Tujuan dari STA Manik Mekar Nadi... 32

4.1.2 Struktur organisasi dan pembagian tugas... 33 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Informan Kunci... 37 5.2 Faktor Internal... 37 5.2.1 Faktor kekuatan (strengths)... 38 5.2.2 Faktor kelemahan (weaknesses)... 39 5.3 Faktor Eksternal... 42 5.3.1 Faktor peluang (opportunities)... 43 5.3.2 Faktor ancaman (threats)... 44 5.4 Strategi yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam Pemasaran Cabai Merah... 49 VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... 56 6.3 Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA... 58

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah Per 100 Gram... 3 1.2 Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Merah Menurut Wilayah Kabupaten Potensial di Provinsi Bali Tahun 2012-2014.. 4 2.1 Matrik SWOT... 17 3.1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA. Manik Mekar Nadi... 26 3.2 Matrik Faktor Strategi Internal... 28 3.3 Matrik Faktor Strategi Eksternal... 29 5.1 Faktor Internal Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 40 5.2 Faktor Eksternal Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 46 5.3 Matrik SWOT Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 50

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Teoritis Strategi Pemasaran Cabai Merah (Capsicum Annum L) pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 22 4.1 Struktur Organisasi STA Manik Mekar Nadi Tahun 2015... 34

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Bangunan STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun 2016... 60 2 Fasilitas Operasional STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun 2016... 61 3 Cabai Merah STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun 2016... 62 4 Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating Faktor Internal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 63 5 Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating Faktor Eksternal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 64 6 Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating, Bobot, dan Skor Faktor Internal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 65 7 Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating, Bobot, dan Skor Faktor Eksternal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun 2016... 66 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam bidang perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian merupakan sumber penghasilan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Keadaan geografis Negara Indonesia yang merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang sangat cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman pertanian khususnya subsektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Sayur-mayur banyak mengandung vitamin, mineral, dan serat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kesadaran konsumen atau masyarakat luas tentang pentingnya kualitas bahan makanan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan, daya beli, dan kesadaran gizi. Adanya pergeseran pradigma terhadap kesehatan, yaitu mengurangi bahan-bahan kimia atau pestisida dalam bahan makanan yang menimbulkan residu atau kontaminasi khususnya pada sayur-mayur, sehingga konsumen menginginkan adanya sayur mayur yang bermutu baik (aman untuk dikonsumsi), segar dan tersedia secara kontinyu. Cabai merah (capsicum annum L) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai merah banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan, meskipun cabai merah bukan bahan pangan utama masyarakat Indonesia, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan. Cabai merah selain dapat

dikonsumsi segar sebagai campuran bumbu masakan, juga dapat diawetkan dalam bentuk sambal, saus, pasta acar, dan tepung. Ciri dan jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Cabai merah selain berguna sebagai penyedap masakan, juga memiliki manfaat untuk kesehatan manusia antara lain sebagai penambah nafsu makan, melarutkan lender di tenggorokan, mengobati perut kembung, dan sebagai obat gosok. Bahkan masakan yang dicampuri cabai mampu membakar kalori hingga 25 persen (Satyanaraya, 2006). Permintaan cabai merah di pasaran sangat banyak jumlahnya, mulai dari pasar rakyat, pasar swalayan, restoran, pabrik saus, hingga pabrik mie instan sehariharinya membutuhkan cabai merah dalam jumlah yang tidak sedikit. Permintaan cabai merah ditingkat nasional masih dipenuhi pasokan cabai dari daerah sentra produksi dan mengimpor dari luar negeri apabila terjadi kekurangan produksi (Prajnanta, 2004). Berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Departemen Pertanian (2004), konsumsi sayuran penduduk Indonesia saat ini baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut masih jauh dari rekomendasi standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO), yaitu sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Padahal sayuran mengandung banyak zat gizi yang sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia, oleh karena itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas pemenuhan kebutuhan gizinya, yang salah satunya mengkonsumsi sayuran. Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, meskipun tidak

dikonsumsi dalam jumlah banyak seperti jenis sayuran lainnya namun kehadiran cabai merah sebagai pelengkap bumbu masakan tidak dapat tergantikan. Berikut adalah data mengenai kandungan gizi cabai merah per 100 gram dapat di lihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah Per 100 Gram Kandungan Gizi Cabai Merah Segar Cabai Merah Kering Kalori (Kal) 31,0 311 Protein (g) 1,0 15,9 Lemak (g) 0,3 6,2 Karbohidrat (g) 7,3 61,8 Kalsium (mg) 29,0 160 Fosfor (mg) 24,0 370 Besi (mg) 0,5 2,3 Vitamin A (SI) 470 576 Vitamin C (mg) 18,0 50,0 Vitamin B1 (mg) 0,05 0,4 Sumber: Ditjen Hortikultura, 2014. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa cabai merah mengandung banyak zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh manusia. Cabai merah mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitaminvitamin, dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti capsaicin, flavenoid, dan minyak esensial. Cabai merah memiliki banyak manfaat dan khasiat dengan berbagai kandungan gizi yang ada di dalamnya. Data produksi yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencakup data produksi, luas panen, dan produktivitas cabai merah di Provinsi Bali. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dari tahun 2012-2014, dapat di lihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Merah menurut Wilayah Kabupaten Potensial di Provinsi Bali Tahun 2012-2014 No URAIAN 2012 2013 2014 1 Produksi (ton) - Bangli 7.239 7.760 8.968 - Karangasem 3.971 3.880 5.868 - Kabupaten Lainnya *) 2.574 3.791 5.513 - BALI 13.784 15.431 20.349 2 Luas Panen (ha) - Bangli 504 535 699 - Karangasem 256 231 295 - Kabupaten Lainnya *) 386 360 458 - BALI 1.146 1.126 1.452 3 Produktivitas (ton/ha) - Bangli 14,36 14,5 12,83 - Karangasem 15,51 16,8 19,89 - Kabupaten Lainnya *) 6,67 10,53 12,04 - BALI 12,18 13,94 14,2 Sumber: Badan Pusat Statistika, 2014. Keterangan: *) Kabupaten lainnya adalah gambungan antara Kabupaten Jembrana, Badung, Gianyar, dan Buleleng.. Produksi cabai merah di Bali tahun 2014 sebesar 20.349 ton dengan luas panen 1.452 ha, mengalami peningkatan sebesar 4.918 ton (31,87 persen) dengan luas panen 1.126 ha di bandingkan tahun 2013, sedangkan pada tahun 2012 produksi cabai merah hanya 13.784 ton dengan luas panen 1.146 ha. Produksi cabai merah tahun 2014 terbesar dihasilkan di Kabupaten Bangli sebesar 8.968 ton, Kabupaten Karangasem menghasilkan 5.868 ton cabai merah, sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya secara total memproduksi sebesar 5.513 ton cabai merah.

Melihat hasil produksi cabai merah di Provinsi Bali dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan, menuntut adanya suatu sistem pemasaran yang lebih adil dan efisien untuk hasil-hasil pertanian dalam hal ini cabai merah, antara lain dengan mengembangkan kelembagaan pemasaran yang secara ideal dibangun dari, oleh, dan untuk para petani produsen yang bersangkutan. Bentuk kelembagaan itu ialah berupa Sub Terminal Agribisnis (STA) yang dibangun pada pusat-pusat (sentra) produksi tanaman pertanian. Sub terminal agribisnis (STA) merupakan suatu lembaga pemasaran hasil pertanian yang berada pada sentra produksi pertanian yang dilengkapi dengan sarana/prasarana penanganan pasca panen, sistem informasi, dan distribusi komoditas pertanian. STA bertujuan untuk memutus rantai pemasaran yang panjang, selain itu sebagai sarana untuk mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis, misalnya sarana dan prasarana pengemasan, sortasi, penyimpanan, transportasi serta pelatihan (Sinartani, 2014). Upaya pemerintah Provinsi Bali untuk mengembangkan lembaga pemasaran di tingkat basis produksi hasil pertanian sudah tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Bali. Hasil identifikasi terhadap STA di Provinsi Bali menunjukkan bahwa 5 (lima) dari 13 (tigabelas) STA telah mampu mengembangkan usaha agribisnis, kelima STA tersebut adalah STA Mitra Praja Werdhi Murthi (Sukasada, Buleleng), STA Giri Amerta (Payangan, Gianyar), STA Bukit Sari Bumi (Baturiti, Tabanan), STA Amerta Jati (Petang, Badung), dan STA Manik Mekar Nadi (Rendang, Karangasem). Dalam Majalah Bali Mandara (2016) ketua STA Manik Mekar Nadi I Gusti Ngurah Alit, pada tahun 2009 mendapat penghargaan dari Menteri Petanian Republik

Indonesia sebagai petani teladan, tahun 2011 I Gusti Ngurah Alit mendapat penghargaan dari Gubernur Bali sebagai pelaku usaha yang berprestasi peringkat I dalam evaluasi kinerja pelaku usaha tanaman sayuran bidang ketahanan pangan, tahun 2014 I Gusti Ngurah Alit mendapat penghargaan dari Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Pertanian Kementrian Pertanian RI sebagai pengelola STA berprestasi. Pada tahun 2014 juga, STA Manik Mekar Nadi mendapat sertifikat prima-3 dari Pemerintah Provinsi Bali Dinas Petanian Tanaman Pangan/Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah telah melaksanakan teknologi budidaya yang baik dan dinyatakan aman dikonsumsi komoditas cabai merah (capsicum annum L). Berbagai penghargaan yang diterima oleh ketua dan STA Manik Mekar Nadi menunjukkan bahwa, STA ini merupakan STA terbaik yang ada di Bali. Dalam menjalankan usahanya, STA Manik Mekar Nadi menerapkan strategi pemasaran untuk memasarkan hasil produksi pertaniannya khususnya cabai merah. Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Di samping itu, strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau panduan pada beberapa pasar sasaran. Melihat fenomena yang terjadi, dimana STA Manik Mekar Nadi merupakan STA terbaik di Bali dengan mendapat berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun provinsi, serta dalam kegiatan usahanya menerapkan strategi pemasaran

untuk memasarkan hasil produksi tanaman pertanian khususnya cabai merah. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran cabai merah pada sub terminal agribisnis Manik Mekar Nadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam pemasaran cabai merah pada STA Manik Mekar Nadi? 2. Bagaimana faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah? 3. Bagaimana strategi yang tepat yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui, sebagai berikut. 1. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam pemasaran cabai merah pada STA Manik Mekar Nadi. 2. Faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah. 3. Strategi yang tepat yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat peneliti menguraikan kemungkinan kontribusi hasil penelitian setelah tujuan tercapai atau masalah terpecahkan. Hasil penelitian ini diharpakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Menambah wawasan peneliti mengenai strategi pemasaran dan menumbuhkan minat usaha serta menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Petanian Universita Udayana. 2. Sebagai masukan bagi STA. Manik Mekar Nadi tentang strategi pemasaran cabai merah yang tepat. 3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang berminat mengkaji masalah yang sama di masa yang akan dating. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada proses faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan serta analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opprtunities Therats) untuk merumuskan strategi perusahaan dalam pemasaran cabai merah di STA. Manik Mekar Nadi.