BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

IMPLIKASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA LEGISLATIF DAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SECARA SERENTAK TERHADAP AMBANG BATAS PENCALONAN PRESIDEN

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Demokrasi adalah salah satu tuntutan terciptanya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

Demokrasi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

BAB. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem Pemerintahan

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN IDA BUDHIATI ANGGOTA KPU RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

SISTEM POLITIK INDONESIA

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Keterangan tersebut menegaskan bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah demokrasi. Demokrasi yaitu suatu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Dalam demokrasi rakyat adalah sumber dan sekaligus yang bertanggung jawab mengatur dan mengurus diri mereka sendiri. Setiap kekuasaan harus bersumber dan tunduk pada kehendak dan kemauan rakyat 1. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, legislatif, dan yudisial) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas atau independen dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip check and balances 2. Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut merupakan lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan hlm 43. 1 Ni matul Huda, 2007, Lembaga Negara Dalam Transisi Demokrasi, UII Press Yogyakarta, 2 Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/demokrasi. 1

2 kewenangan-kewenangan eksekutif. Lembaga-lembaga peradilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudisial dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil masyarakat yang berkewajiban bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya atau konstituen dan pemilihannya melalui proses pemilihan umum legislatif, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pemilihan umum berarti rakyat melakukan kegiatan memilih orang atau sekelompok orang menjadi pemimpin rakyat, pemimpin negara atau pemimpin pemerintah. Hal ini berarti pemerintahan itu dipilih oleh rakyat. Seluruh rakyat mempunyai hak untuk melakukan pemilihan sebagian rakyat untuk menjadi pemimpin mereka merupakan proses pemilihan umum. Jadi melalui pemilu, rakyat memunculkan calon pemimpin pemerintahan. Dengan demikian, pemilihan umum adalah sebuah mekanisme politik untuk mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan warga negara dalam proses memilih sebagian rakyat menjadi pemimpin pemerintah. Berlangsungnya pemilihan umum dengan melalui berbagai mekanisme dan prosedur tertentu serta melibatkan berbagai unit kerja. Masing-masing proses dalam satu kesatuan aktivitas yang terpadu, menyeluruh dan saling mendukung menuju tujuan yang sama. Dengan demikian sistem pemilihan umum adalah suatu totalitas rangkaian proses dan mekanisme aktivitas masyarakat yang terdiri atas berbagai elemen yang saling terkait secara fungsional, bersifat konsisten dan kohesif dalam memilih sebagian dari anggotanya untuk mewakili mereka dalam berbagai jabatan pemerintah suatu negara demokrasi. Pemilihan umum sebagai suatu sistem berarti

3 pemilu itu mempunyai elemen-elemen atau sub sistem yang saling terkait menjalin suatu kesatuan yang utuh menuju suatu tujuan tertentu. Dalam suatu bangsa ada tiga struktur utama yang secara langsung berkaitan dengan pemilihan umum yakni penguasa, organisasi politik, dan rakyat. Ketiga elemen ini membentuk sistem pemilihan umum yang sesuai dengan sistem sosial budaya rakyat setempat 3. Sesudah perubahan ketiga UUD Tahun 1945 basis konstitusional eksistensi partai politik di Indonesia semakin kuat sebagai salah satu pilar pelaksanaan prinsip negara yang berkedaulatan rakyat, sebagaimana diamanatkan dalam alinea ke IV Pembukaan UUD Tahun 1945 dan Pasal (1) ayat (2) UUD Tahun 1945. Sebelum Perubahan Ketiga UUD Tahun 1945, eksistensi partai politik memperoleh dasar konstitusionalnya dalam Pasal 28 UUD Tahun 1945 yang menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Sejak Perubahan Ketiga UUD Tahun 1945 Pasal 6A ayat (2) secara eksplisit ditentukan peranan partai politik dalam pengusulan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden untuk dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu UUD Tahun 1945 Pasal 22E ayat (3) dan (5) menentukan pula peranan partai politik sebagai peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pemilu itu sendiri diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Undang-Undang Dasar menekankan fungsi partai politik yaitu sebagai sarana rekrutmen kepemimpinan politik. Disamping itu partai politik mempunyai fungsi 70-71. 3 Paimin Napitupulu, 2005, Peran dan Pertanggung jawaban DPR., Alumni, Bandung, hlm.

4 lainnya seperti fungsi sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik dan sarana pengatur konflik. Sebabnya ialah karena pembentuk Undang-Undang Dasar memandang soal kepemimpinan politik sangat strategis dalam penyelenggaraan negara. Melalui proses rekrutmen kepemimpinan yang demokratis diharapkan supra struktur politik akan diisi oleh pemimpin-pemimpin yang akseptabel dan kapabel melalui proses seleksi yang demokratis. Sudah tentu fungsi lainnya dari partai politik tetap dianggap penting dan secara lebih rinci akan diatur dalam Undang-Undang sebagai pelaksanaan ketentuan konstitusi 4. Dalam UU No 10 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1 dan 2), pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Propinsi) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD Kab/Kota) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, diatur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kemudian proses penyelenggaraan pemilihan umum dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). KPU adalah lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional tetap dan mandiri sesuai UU No 10 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (6). Sebagai penyelenggara pemilu KPU optimis mengenai masa depan demokrasi di Indonesia akan terealisir kalau semua elemen bangsa memiliki komitmen untuk menyelenggarakan pemilihan umum legislatif dan pimilihan umum presiden secara serius, baik dan benar. Serius 4 A.A.Oka Mahendra, Paradikma Baru Undang-Undang No. 2 Tahun 2008, http://www.legalitas.org. hlm. 1-2.

5 berarti bekerja secara sungguh-sungguh agar pemilu legislatif (Pileg) dan pemilu Presiden (Pilpres) berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Baik berarti adanya kehendak baik dari semua elemen bangsa dalam penyelenggaraan pemilu. Tidak ada niat jahat di dalamnya, termasuk penyelenggaraan pemilu yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Benar berarti pemilu dan pilpres memang diselenggarakan untuk menentukan pemimpin yang benar. Pemilu bukan ruang dimana elemen bangsa ini diadu domba satu dengan yang lainnya. Komisi Pemilihan Umum, baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di tingkat Pusat, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di tingkat Provinsi maupun KPUD di tingkat Kabupaten/Kota merupakan fasilitator utama dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum Presiden. Hal itu berarti bahwa salah satu kunci kesuksesan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi ditangan KPU di berbagai tingkatan. Oleh karena itu, komitmen untuk menyelenggarakan pemilu legislatif dan pemilu Presiden secara serius, baik dan benar maka harus terpatri kuat di dalam sanubari dan dijalankan secara gigih oleh setiap anggota komisi pemilihan umum. Komitmen itu harus dimulai dengan pemahaman yang baik mengenai tugas, wewenang dan kewajiban yang dimiliki setiap anggota KPU. Sejak bergulirnya reformasi, bangsa Indonesia telah menjalani salah satu pemerintahan yang paling transformasional dalam sejarah Indonesia modern. Indonesia kini telah berubah pesat menjadi bangsa yang dinamis dan penuh harapan. Indonesia telah melaksanakan reformasi yang menyeluruh di berbagai sektor dan menjalani transisi demokrasi yang penuh tantangan, yang kini menjadikan Indonesia negara demokrasi ketiga terbesar di dunia 5. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah mekanisme untuk menentukan pilihan rakyat terhadap partai politik. Untuk itu dalam pemilu legislatif tahun 2009 partai 5 Situs Berita Indonesia, Indonesia Negara Demokrasi Ketiga Terbesar Dunia, http://apindonesia.com/new, 2008.

6 politik harus melalui tahapan sebagai peserta pemilihan umum sesuai dengan Pasal 4 UU No. 10 Tahun 2008. Pengukuhan sistem multi partai dengan UU No. 2 Tahun 2008 yang diharapkan dapat mewujudkan kaidah demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, aspirasi, keterbukaan, keadilan, tanggung jawab dan perlakuan tidak diskriminatif. Partai Politik dapat menjadi peserta Pemilu, setelah KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan umum dan khusus 6. KPU telah menetapkan partai politik yang berhak mengikuti Pemilu legislatif tahun 2009 terdiri dari 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal. Banyaknya partai politik yang bertarung maka banyak pula calon legislatif yang dicalonkan sehingga rakyat akan merasa kebingungan untuk menentukan pilihannya, kemudian ada pendapat lain yang menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat tidak tahu menahu tentang calon legislatif yang akan dipilih. Lebih tragis lagi masyarakat mengatakan bahwa mereka akan menggunakan hak pilihnya atau tidak. 7 Banyak pendapat yang mengatakan semakin meningkatnya angka golongan putih (golput) di Indonesia menjadi suatu indikasi konkrit, bahwa memang masyarakat Indonesia mulai kehilangan kepercayaannya terhadap pemimpin bangsa. Publik menilai bahwa pemimpin pemerintahan sudah tidak mampu menjalankan tugasnya dengan optimal. Sehingga masyarakat terjebak dalam sikap anomi, dan betapa menyedihkan kinerja jajaran KPU, masih banyaknya Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah, masih banyaknya masyarakat menyatakan tidak bisa memastikan 6 H. Rozali Abdullah, 2009, Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas (pemilu legislatif), Jakarta, Rajagrafindo Persada, hlm. 165-167. 7 M. Yamin Panca Setia, Jurnalnasional.com, 2009, http://www.jurnalnasional.com

7 namanya tercantum dalam DPT, bahkan mereka tidak tahu terdaftar atau tidak sebagai calon pemilih. Dalam kenyataan pemilih sangat kesulitan dalam memilih pada saat di dalam bilik suara dengan lebarnya kertas suara dan calon legislatif yang ada dalam kertas suara. Banyaknya partai juga sangat berpengaruh dalam banyaknya calon legislatif yang di daftarkan oleh partai politik, calon legislatif yang tidak pernah sosialisasi kepemilih langsung sehingga pemilih tidak kenal dengan calon yang akan dipilih. Partai politik yang kurang mendidik rakyat dalam berkampanye, tetapi hanya membuat hiburan rakyat dengan hiburan dangdut, bukan untuk mencari simpati rakyat. Masyarakat mempunyai peran penting dalam unsur sebuah negara. Masyarakat (rakyat) barperan sebagai dasar bagi terbentuknya negara demokrasi. Negara dalam menjalankan pemilihan umum legislatif sangat membutuhkan peran serta rakyat (masyarakat) demi tersukseskannya pesta demokrasi. Menurunnya prosentase golput sekitar 26% pada pemilu tahun 2009 dibandingkan pemilu legislatif tahun 2004 sebesar 30%, menunjukkan keberhasilan sosialisasi yang dilakukan KPUD Bantul mulai dari penyusunan daftar pemilih sementara hingga penetapan darftar pemilih tetap pada pemilu legislatif tahun 2009. B. Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang seperti yang telah diuraikan di atas, penulisan ini dapat merumuskan masalah sebagai berikut, adalah: 1. Bagaimana peran Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Bantul dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009?

8 2. Faktor apakah menghambat Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Bantul dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Bantul dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009. 2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Bantul dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat yang bersifat teoritis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar teoritis untuk pengembangan penelitian lain yang sejenis, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan pemilu legislatif di Kabupaten Bantul. b. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan baru bagi peneliti dan pembaca dalam memahami tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu legislatif di Kabupaten Bantul.

9 2. Manfaat yang bersifat praktis Sebagai masukan bagi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bantul dalam melaksanakan Pemilu-pemilu selanjutnya di Kabupaten Bantul.