HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA DI YAYASAN SLB BAKTI LUHUR MALANG ABSTRAK

RELATIONSHIP CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNICATION WITH NURSES IN THE THERAPEUTIC INPATIENT

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN ANTENATAL CARE (ANC)

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

DENNY KURNIAWAN NIM I

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS 1 DAYEUHLUHUR TAHUN 2016

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Oleh : Rahayu Setyowati

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT GIGI DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI BP GIGI PUSKESMAS KABUPATEN AGAM. Zulfikri *

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RAWAT INAP PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

HUBUNGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PANJATAN 1 KULON PROGO

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

Vol.6 No.2, September Dwi Handayani 1, Armina 2 Program Studi S1 Keperawatan STIKBA Jambi 1,2) E Mail :

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

ERY SANDI NIM I

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENCABUTAN GIGI YANG BERUMUR 6-12 TAHUN DI PUSKESMAS NARAS TAHUN 2013

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu keperawatan fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HAJARUDIN 20100320159 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu keperawatan fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HAJARUDIN 20100320159 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014 i

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Hajarudin 1, Dianita Sugiyo 2 Karya TulisIlmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 1 Mahasisa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Dosen Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Latar Belakang : Komunikasi merupakan komponen penting dalam keperawatan. Komunikasi antar perawat dan klien memiliki hubungan terapeutik yang bertujuan untuk kesembuhan klien. Terciptanya komunikasi terapeutik yang baik akan menciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Dengan demikian, pasien akan merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan perawat sehingga meningkatkan semangat dan motivasi pasien untuk sembuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian non-eksperimen dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah pasien yang mendapatkan penanganan oleh perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling berjumlah 30 orang pasien dan 10 orang perawat. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan korelasi Chi Square. Hasil : Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebagian besar komunikasi terapeutik perawat berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3%) serta tingkat kepuasan responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori puas yaitu sebanyak 24 orang (80,0%). Hasil analisa bivariat pada uji statistik dengan menggunakan rumus analisis Chi Square menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,536 dan nilai p sebesar 0,384 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dangan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Kata kunci: Komunikasi Terapeutik, Perawat, Kepuasan Pasien. iv

THE RELATIONSHIP BETWEEN THERAPEUTIC COMMUNICATION WITH THE NURSE IN THE HEALTH CENTER LEVEL OF PATIENT SATISFACTION PLERET BANTUL YOGYAKARTA. Hajarudin 1, Dianita Sugiyo 2 Scientific Paper, School of Nursing Faculty of Medicine,Muhammadiyah University of Yogyakarta 1 Nursing Sudent, School of Nursing Faculty of Medicine,Muhammadiyah University of Yogyakarta 2 Lecturer at Nursing, School of Nursing Muhammadiyah University of Yogyakarta ABSTRACT Background: Communication is an important component in nursing. Communication between nurse and client has a therapeutic function aimed to support to health client. A good therapeutic communication will create a trusting relationship between nurse and patient. Thus, the patient will feel satisfied and comfortable with the services provided by the nurses, and then it will increase the spirit and motivation of the patient to recover. The purpose of this study was to determine the relationship between therapeutic communications the nurse and patient satisfaction in the Health Center Pleret Bantul Yogyakarta. Methods: This study used a non-experimental research method using a crosssectional approach. Subjects were patients treated by a nurse in the Health Center Pleret Bantul Yogyakarta. Samples were taken by purposive sampling technique were 30 patients and 10 nurses. The data were taken by using a questionnaire and analyzed using Chi Square correlation. Results: In the results of univariate analysis showed that the majority of nurses are therapeutic communication in both categories as many as 22 people (73.3%) as well as the satisfaction level of the respondents in the mostly located in the satisfied category as many as 24 people (80.0%). The results of the bivariate analysis using a statistical test Chi Square analysis formula shows the correlation value of 0.536 and p value of 0.384 (p>0.05), which means there is no relationship between therapeutic communication invitation nurse in the Health Center level of patient satisfaction Pleret Bantul Yogyakarta. Conclusion: There is no relationship between therapeutic communications with the nurse in the Health Center level of patient satisfaction Pleret Bantul Yogyakarta. Keywords: Therapeutic Communication, Nurses, Patient Satisfaction. v

LATAR BELAKANG Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan klien, namun komunikasi antarperawat dan klien memiliki hubungan terapeutik yang bertujuan untuk kesembuhan klien 1. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik tidak saja akan mudah membina hubungan saling percaya dengan klien, tetapi juga dapat mencegah terjadinya masalah legal etik, serta dapat memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, meningkatkan citra profesi keperawatan dan citra rumah sakit dalam memberikan pelayanan. Ada tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, komunikasi tertulis dan komunikasi non verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik 2. Pemberian asuhan keperawatan khususnya yang berada di pelayanan kesehatan sangat diperlukan adanya strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilaksanakan setiap hari. Adapun strategi yang dimaksud adalah strategi komunikasi terapeutik. Strategi tersebut dapat dilakukan oleh perawat 2. Pelayanan diharapkan membuat pasien merasa puas (customer satisfaction) adalah dengan memberikan kepada pelanggan apa yang betul-betul mereka butuhkan dan inginkan, bukan memberikan apa yang kita pikirkan dibutuhkan oleh pasien 3. Komunikasi terapeutik menjadi sangat penting untuk seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan karena memiliki manfaat. Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat 4. Proses komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu dalam mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan 5. Kepuasan tidak hanya dipengaruhi dari pihak pemberi layanan kesehatan, tetapi juga dipengaruhi dari faktor external maupun internal klien. Dari faktor eksternal meliputi sumber daya, pendidikan, pengetahuan dan sikap, sedangkan faktor internal meliputi sosial budaya, ekonomi dan situasi 6. Terciptanya kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat mempunyai hubungan yang erat dalam mendorong semangat dan usaha pasien untuk segera 1

2 sembuh dari sakitnya. Beberapa alasan mengapa kepuasan pasien perlu dilakukan survei, antara lain: alasan yang pertama adalah penilaian kepuasan pasien mengandung informasi yang bermanfaat mengenai struktur, proses dan pelayanan, disamping itu penilaian tingkat kepuasan pasien merupakan tingkat evaluasi yang unik. Alasan yang kedua adalah bahwa tingkat kepuasan pasien mempunyai sifat produktif mengenai bagaimana pasien akan berprilaku 7. Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya jenis kelamin, tingkat pendidikan serta lama rawat pasien. Selain itu, kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh komunikasi terapeutik perawat yang melalui fase dan teknik komunikasi terapeutik dengan baik. Terdapat empat fase komunikasi terapeutik diantaranya fase pra-interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi 8. Sementara itu, terdapat sepuluh teknik komunikasi terapeutik diantaranya: mendengar, menunjukan penerimaan, mengulang pernyataan klien, klarifikasi, memfokuskan pembicaraan, menyampaikana hasil pengamatan, menawarkan informasi, diam, menunjukan penghargaan serta refleksi 9. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu termasuk penelitian non-eksperimen karena tidak memberikan perlakuan kepada subjek penelitian 10. Rancangan penelitian ini menggunakan cross-sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama 11. Populasi adalah seluruh subjek (manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan. Populasi dalam penelitain ini adalah pasien pengunjung di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta yang rata-rata tiap bulan berjumlah 303 orang serta 10 orang perawat. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi 11. Teknik sampling yang digunakan dalam

3 pengambilan sampel adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu serta ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya 10. Sampel pada penelitian ini adalah pasien berusia antara 26-45 tahun, bisa membaca dan menulis dan tidak mengalami gangguan komunikasi, serta pasien yang sudah berkunjung dan mendapat tindakan lebih dari satu kali oleh perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Penentuan besar sampel dalam penelitian ini adalah jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih dari 100 orang maka bisa diambil 10% - 15% dari jumlah populasinya 12. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 10% dari populasi yang berjumlah 303 orang, sehingga jumlah sampel yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi terapeutik perawat dan variabel terikatnya adalah tingkat kepuasan pasien. Alat ukur dalam variabel pengetahua ini adalah kuisoner. Kuisoner yang digunakan untuk mengukur komunikasi terapeutik perawat disusun berdasarkan 3 tahap komunikasi terapeutik yaitu tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Kuesioner ini terdiri dari 17 item pertanyaan dengan memilih jawaban ya atau tidak 13. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien menggunakan kuesioner berdasarkan komunikasi antara perawat dan pasien. Kueioner ini terdapat 12 item pertanyaan, dengan memilih jawaban tidak, kadang-kadang dan selalu 14. Untuk keperluan analisis kuantitatif maka setiap jawaban diberi skor atau penilain. Penskoran data untuk item komunikasi terapeutik adalah ya bernilai 1 dan tidak bernilai 0, sedangkan untuk penskoran data item kepuasan pasien adalah tidak bernilai 0, kadang-kadang bernilai 1 dan selalu bernilai 2.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Responden penelitian ini berjumlah 30 orang pasien dan 10 orang perawat di Puskesmas Pleret Bantul, adapun karakteristik responden secara umum adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik Pasien a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 1. Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) Tidak Sekolah 1 3.3 SD 7 23.3 SMP 7 23.3 SMA 13 43.3 D III 1 3.3 S1 1 3.3 Total 30 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 13 orang (43.3 %). b. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) JisJenis Kelamin Jumlah Persentase (%) La Laki-laki 9 30.0 Pe Perempuan 21 70.0 T Total 30 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah pasien perempuan di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah 21 orang (70.0%), sedangkan responden laki-laki adalah 9 orang (30.0%).

5 c. Berdasarkan Usia Tabel 3. Karakteristik Pasien Berdasarkan Umur di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) Usia Jumlah Persentase (%) 26-35 19 63.3 36-45 11 36.7 Total 30 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah berada dalam kelompok usia dewasa awal sebanyak 19 orang (63.3%). 1. Karakteristik Perawat a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4. Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=10) Pendidikan Jumlah Persentase (%) D III 9 90.0 SPK 1 10.0 Total 10 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta memiliki pendidikan tingkat Diploma (DIII) yaitu sebanyak 9 orang (90.0%). b. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5. Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=10) Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Perempuan 9 90.0 Laki-laki 1 10.0 Total 10 100.0 Sumber : data primer

6 Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa jumlah perawat perempuan di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah 9 orang (90.0%), sedangkan perawat laki-laki adalah 1 orang (10.0%). c. Berdasarkan Usia Tabel 6. Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=10) Usia Jumlah Persentase (%) 26-35 8 80.0 36-45 1 10.0 >45 1 10.0 Total 10 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar usia perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah berada dalam kelompok usia dewasa awal sebanyak 8 orang (80.0%). 2. Komunikasi Terapeutik Tabel 7. Komunikasi Terapeutik Perawat Di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) Komunikasi Terapeutik Jumlah Persentase (%) Baik 22 73.3 Kuran Baik 8 26.7 Total 30 100.0 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 7. menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori baik yaitu 22 orang (73.3%). 3. Tingkat Kepuasan Tabel 8. Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase (%) Puas 24 80.0 Kurang Puas 6 20.0 Total 30 100.0 Sumber : data primer

7 Berdasarkan tabel 8. menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori puas yaitu sebanyak 24 orang (80.0%). 4. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Tabel 9. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta Juni 2014 (n=30) Komunikasi Tingkat Kepuasan Terapeutik Puas Tidak puas Jumlah χ² p N % N % Baik 17 70.8 5 83.3 22 0,536 0.384 Kurang baik 7 29.2 1 16.7 8 Total 24 100 6 100 30 100% Sumber : data primer Berdasarkan tabel 9. menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien pada komunikasi terapeutik perawat yang baik sebanyak 17 orang (70.8%), sedangkan tingkat kepuasan pasien pada komunikasi terapeutik perawat yang kurang baik sebanyak 7 orang (29.2%). B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Ditinjau dari tingkat pendidikan, tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 12 orang (40,0 %). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima dan mengelola pesan atau komunikasi dengan baik. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola pikir dalam mempertimbangkan sesuatu 15. Ditinjau dari kelompok jenis kelamin, tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah perempuan sebanyak 21 orang (70,0%). Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang pada saat berinteraksi. Hal

8 tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam menafsirkan pesan yang diterimanya 16. Ditinjau dari kelompok usia, tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah dewasa awal sebanyak 19 orang (63,3%). Banyaknya usia kerja/produktif yang berkunjung ke Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta menandakan bahwa kesehatan memiliki arti penting guna menunjang aktivitas para responden. Seseorang akan semakin mampu mengambil keputusan, lebih bijaksana, lebih mampu berfikir rasional, lebih dapat mengendalikan emosi dengan bertambahnya usia 17. 2. Komunikasi Terapeutik Perawat Berdasarkan hasil penelitian pada table 7 didapatkan bahwa sebagian besar komunikasi terapeutik perawat berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Komunikasi terapeutik adalah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi pasien 8. Lebih jauh, komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Penyebab sumber ketidakpuasan pasien sering disebabkan karena jeleknya komunikasi yang terjalin dengan pasien 18. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan keperawatan yaitu pertama: persepsi artinya persepsi berpengaruh pada proses komunikasi. Bila terjadi kesamaan persepsi antara komunikator dan komunikan maka pesan dapat tersampaikan sesuai dengan yang dimaksud. Kedua: nilai artinya nilai yang dianut oleh perawat dalam komunikasi kesehatan berbeda dengan nilai-nilai yang dimiliki pasien, oleh karena itu perawat harus berpegang pada nilai-nilai profesionalisme dalam berkomunikasi. Ketiga: emosi artinya dalam membantu pasien, perawat harus melibatkan perasaan dan berempati pada

9 keadaan pasien serta mampu bersikap professional dalam mengendalikan diri dan emosinya. Keempat: pengetahuan artinya perbedaan tingkat pengetahuan dapat menjadi kendala dalam berkomunikasi sehingga perawat dituntut mampu memahami tingkat pengetahuan pasien. Kelima: peran dan hubungan artinya gaya komunikasi harus disesuaikan dengan peran yang sedang dilakukan, karena peran seseorang berperan dalam berkomunikasi. Keenam: kondisi lingkungan artinya komunikasi akan lebih efektif jika lingkungannya menunjang. Suara yang gaduh tidak akan mendukung keberhasilan komunikasi 8. 3. Tingkat Kepuasan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori puas yaitu sebanyak 24 orang (80,0%). Tingginya tingkat kepuasan pasien menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat juga baik. Tingkat kepuasan pasien dinilai dari setiap tahap komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh seorang perawat yaitu fase pra-interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Setiap tahap tersebut dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan akan dinyatakan melalui beberapa hal antara lain: komunikasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal 15. 4. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dilihat dari hasil pengukuran pada uji statistik dengan menggunakan rumus analisis Chi Square menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,536 dan nilai p sebesar 0,384. Pada uji statistik tersebut didapatkan bahwa p>α (0,384>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dangan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta.

10 Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan. Jika pelayanan yang diterima atau dirasakan pasien tidak sesuai dengan yang diharapkan maka pasien cendrung merasakan ketidakpuasan 19. Pelaksanaan komunikasi terapeutik yang baik dapat meningkatkan kepuasan pelayanan keperawatan yang dirasakan oleh pasien 20. Kepuasan pelanggan rumah sakit atau kepuasan pasien dipengaruhi banyak faktor antara lain pendekatan dan perilaku petugas, mutu informasi, prosedur perjanjian, waktu tunggu, fasilitas umum yang tersedia, fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, pengaturan kunjungan dan privasi outcome terapi dan perawatan yang diterima. Salah satu faktor untuk mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendekatan dan perilaku petugas yaitu komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan hal yang sangat penting bagi perawat untuk mendukung proses keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Peran komunikasi sebagai sarana untuk menggali kebutuhan pasien 21. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Sebagian besar komunikasi terapeutik perawat di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah berada dalam kategori baik. 2. Sebagian besar tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta adalah berada dalam kategori puas. 3. Tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta.

11 B. Saran 1. Bagi Puskesmas Puskesmas dapat mempertahankan mutu pelayanan yang telah didapatkan khususnya dalam bidang komunikasi terapeutik dan dapat meningkatkan penerapan komuniksi terapeutik perawat pada saat berinteraksi dengan klien dengan diadakannya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi terapeutik. 2. Bagi Institusi Pendidikan Pentingnya profesi perawat dalam mengembangkan kompetensi komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dan keluarga. Peningkatan kompetensi ini harus dilakukan dan disiapkan sejak proses pendidikan melalui pendidikan komunikasi interpersonal di kelas maupun melalui pelatihan-pelatihan. 3. Bagi Pelaksana Perawat Perawat dapat mempertahankan pola komunikasi terapeutik yang baik yang telah dilakukan serta dapat mengupdate pengetahuan tentang tahap dan teknik melakukan komunikasi terapeutik agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Pada penelitian selanjutnya perlu menggali faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan klien selain komunikasi terapeutik.

12 DAFTAR PUSTAKA 1. Murwani, I., dan Istichomah. (2009). Komunikasi terapeutik panduan bagi perawat. Yogyakarta: Fitramaya. 2. Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika. 3. Sari, D. (2008). Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan. Yogyaarta: Nuha Medika. 4. Indrawati. (2003). Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC. 5. Mukhripah, D. (2008). Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT. Refika Aditama. 6. Gerson, R. F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan. PPM: Jakarta. 7. Jacobalis. (1989). Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). 8. Machfoedz, M. (2009). Komunikasi Keperawatan : Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta: Gambika. 9. Meidiana, D. (2008). Keperawatan Dasar Konsep Caring, Komunikasi, Etik dan Spiritual dalam pelayanan keperawatan. Semarang: Hasani. 10. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 11. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 12. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 13. Maria, S. (2002). Hubungan antara pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan paisen di RSUD Dr. Soedjati Grobogan. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Gajahmada. 14. Dinkes. (2005). Laporan Kesehatan Daerah Jawa Tengah. http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/inventori_analisis_pultra_05. htm. Minggu, 11 Maret 2012, Pukul 18.40 WIB. 15. Akbar, A. P., Sidin, I., & Pasinringi, S. A. (2013). Gambaran kepuasan pasien terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di instalasi

13 rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2013. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. 16. Potter, P. A., & Perry, A. G, (2005). Buku Ajar fundamental keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Ed ke- 4 Vol 1. Jakarta: EGC. 17. Siagian, S. P. (2001). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. 18. Robby. (2008). Hubungan Komunikasi Perawat Dengan Kepuasan Pasien. www//http:robbybee.com.net.id. 27 Oktober 2011. 19. Pohan. (2007). Mutu Pelayanan Keperawatan. Jakarta: EGC. 20. Wijono,D, (1999). Manaiemen Mutu Pelayanu Kesehatan,Teori Strategi dan Aplikasi Volume l. Surabaya: Airlangga. 21. Wiyati, D. (2008). Manajemen Organisasi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.