BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

dokumen-dokumen yang mirip
THE EXISTENCE OF MONCAK DANCE IN SOUTH TAPANULI COMMUNITY

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat Batak di Tapanuli utara, upacara-upacara Sigalegale

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Timur. Secara internasional suku Maluku lebih di kenal dengan nama Molucan atau

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya etnis yang mendiami wilayah tersebut.adapun etnis lokal yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara Indonesia. Sumatera Utara memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Suku yang berada di daerah Sumatera Utara ada 8 etnis yaitu: Mandailing, Melayu, Tapanuli Tengah, Pak-pak Dairi, Batak Simalungun, Karo, dan Batak Toba. Dimana setiap etnis masing-masing memiliki kesenian yang bebeda, setiap etnis tersebut memiliki masing-masing budaya tersendiri, yang mencerminkan kebiasaan hidup masyarakat dimasing-masing suku. Tapanuli Selatan adalah salah satu etnis yang bertempat di provinsi Sumatera Utara. Tapanuli Selatan memiliki keadaan daerah pegunungan, dataran rendah dan dataran tinggi. Keadaan alam yang bervariasi ini dimanfaatkan masyarakat dan pemerintah untuk mengelola lahan pertanian, perkebunan, dan persawahan. Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan daerah Angkola, sehingga masyarakatnya sering dikatakan sebagai Masyarakat Angkola. Berbeda dengan daerah Sepirok, Padang Lawas, dan Mandailing Natal. Tapanuli Selatan juga mempunyai berbagai macam kesenian dan upacara adat. Kesenian dan upacara yang beragam ini merupakan warisan dari leluhur masyarakat Tapanuli Selatan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi dan masih dilaksanakan sampai sekarang.

Menurut Koentjaraningrat (2004:1) dalam arti yang sempit kebudayaan adalah kesenian, sebaliknya dalam arti yang sangat luas kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinnya, karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Karena demikian luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur kebudayaan yang meliputi: kesenian, ilmu pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adatistiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur-unsur kebudayaan merupakan tiang yang menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara yang terdapat di tengah-tengah masyarakat. Kesenian tersebut terbagi atas seni musik, seni rupa, seni tari, seni sastra dan lain sebagainya. Kesenian merupakan ekspresi dan kreativitas dari manusia yang dituangkan melalui gerak, bunyi, gambar, atau sesuatu yang dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. Kesenian juga merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan, melainkan harus dikembangkan karena dapat menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Kesenian bisa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan, dan pertunjukan sehingga keseniaan itu sendiri tidak lepas dari aktivitas masyarakat. Tari pada masyarakat Tapanuli Selatan dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu Moncak, Tortor, Sarama. Tari Mocak adalah tari yang menggambarkan bentuk seni bela diri yang dimana pada Tari Moncak memiliki alur cerita dan

musik pengiring tari yang berfungsi sebagai penambah suasana. Totor adalah somba do mulo ni tortor yang artinya asal mula tortor adalah sembah. Sombah (sembah) atau persembahan ditunjukan kepada roh-roh leluhur (begu) yang dipercayai memiliki kekuatan gaib dan pengaruh besar terhadap aspek kehidupan masyarakat Tapanuli Selatan. Sedangkan Sarama adalah sebuah tarian, pengertian kata babiat adalah harimau, Sarama babiat adalah sebuah tarian ritual yang dilakukan sibaso untuk menghormati harimau yang telah mati dibunuh. Karena menurut kepercayaan masyarakat Tapanuli Selatan hariamau adalah binatang yang disucikan. Dari beberapa kesenian yang terdapat pada masyarakat Tapanuli Selatan maka penulis sangat tertarik dengan Tari Moncak. Secara umum Moncak menggambarkan seni bela diri. Seni bela diri dan tari merupakan satu ekspresi yang berkaitan dan saling mengisi, karena keduanya menggunakan tubuh manusia sebagai materi pokok dan mengandung unsur gerak dari seluruh tubuh yang harmonis. Observasi awal yang dilakukan dan sesuai dengan informasi peneliti didapat dari Adam Simatupang (wawancara 11 Mei 2015) yang mengatakan bahwa Moncak sudah ada sebelum Islam masuk ke Tapanuli Selatan ± 800 tahun. Dahulunya Moncak adalah seni bela diri yang dimainkan oleh seorang datuk atau dukun yang sangat hebat dan ditakuti oleh masyarakat Tapanuli Selatan yang sering dipanggil dengan sebutan Siraja Lottung sering sekali bertarung dengan seekor binatang yaitu babiat (harimau). Saat pamoncak atau bermain Moncak dilakukan, dari satu desa kedesa seberang pasti mengetahuinya, ini dikarenakan pertarungan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tapanuli Selatan.

Pertarungan pamoncak ini dilakukan diperbatasan sawah atau yang sering disebut dengan beteng sawah. Dan penulis juga mendapat informasi dari penari Moncak bernama (Parenta Siregar wawancara 13 Mei 2015) yang mengatakan bahwa Moncak adalah seni bela diri yang dahulunya seorang datuk atau dukun bernama Sirajja Lottung yang melawan dengan menundukkan atau menaklukkan babiat (harimau). Pertarungan Moncak bisa dilakukan selama setengah hari atau kurang lebih 12 jam. Ini dikarenakan kekuatan ilmu dan jurus yang sama-sama hebat. Karena Sirajja Lottung dan babiat (harimau) sama-sama hebat akan kekuatan jurus mereka, Siraja Lottung mempelajari gerakan-gerakan yang dilakukan oleh babiat (harimau). Dari sinilah adanya jurus babaiat (harimau). Karena dikampung tersebut banyak binatang-binatang buas dan alam gaib yang sering mengganggu perkampungan tersebut. Siraja Lottung memutuskan untuk memberi jurus-jurus tersebut kepada sembilan temannya tersebut yaitu Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonga, Siregar, Sihombing, Simamora dan mereka pun dinamakan pamoncak. Karena tersohor akan kehebatan Siraja Lottung dan kesembilan temannya, seorang raja pun melindungi dirinya dengan pamoncak (pemain bela diri) yang disebut algojo, ulu-balu (ajudan raja). Ulu balu (ajudan raja) bertugas melindungi raja dari binatang buas, alam gaib dan para penjahat. Menurut salah satu narasumber (Parenta Siregar wawancara 13 Mei 2015) mengatakan Pada ± 1960 tahun samapai ± 1980 tahun Moncak dihadirkan kembali menjadi seni bela diri. Pamoncak (pemain Moncak) adalah nama pemain seni bela

diri yang dipanggil oleh masyarakat Tapanuli Selatan. Akan tetapi pamoncak (pemain Moncak) ini tidak lagi bertarung dengan harimau tetapi pamoncak (pemain Moncak) bertarung dengan manusia atau sesama pemain Moncak itu sendiri. Pertarungan ini biasanya berlangsung selama setengah hari atau ± 12 jam, pertarungan Moncak dilakukan diperbatasan sawah atau masyarakat Tapanuli Selatan menyebutnya dengan perbentengan sawah. Acara Moncak ini biasanya dipertunjukkan pada saat hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri, ini dikarenakan pemerintah setempat selalu mengadakan silahturahmi kepada masyarakat Tapanuli Selatan pada hari raya Idul Fitri sehingga Moncak adalah salah satu hiburan dari acara tersebut. Setelah perkembangan zaman Moncak dihadirkan menjadi tari yaitu Tari Moncak. Tari yang gerakannya disusun menjadi gerak tari yang dimana tari tersebut mempunyai alur cerita dan Pamoncak (pemain Moncak) tersebut tidak lagi melawan harimau tetapi manusia yang diibaratkan dengan babiat (harimau). Akan tetapi para seniman, tokoh masyarakat, masyarakat Tapanuli Selatan tidak mengetahui kapan perubahan ini terjadi dan pada tahun berapa Moncak menjadi Tari Moncak yang memiliki iringan musik dan alur cerita, masyarakat Tapanuli Selatan juga tidak mengetahui siapa tokoh yang menggarap Moncak menjadi tari yang memiliki alur cerita tersebut. Masyarakat Tapanuli Selatan menyebut Moncak adalah seni tari yang menggambarkan bentuk bela diri. Tortor dan Moncak adalah salah satu adat upacara masyarakat Tapanuli Selatan, tetapi tortor dan Moncak sangatlah berbeda, ini dapat dilihat proses manortor, tortor tidak bisa sembarang ditarikan, harus ditarikan sesuai dengan urutan yang ada seperti

disaat upcara pernikahan yang manortor (menari) adalah pihak dari keluarga yang manortor (menari) terlebih dahulu, lalu muda mudi sesuai dengan urutan marga dan yang terakhir pengantin yang manortor (menari) dan musik tortor yang digunakan berbeda dengan Moncak, tortor mempunyai lagu-lagu yang berisi nasehat sedangkan di Moncak tidak memiliki lagu hanya musik saja. Masyarakat Tapanuli Selatan mengatakan Tortor manjalaki dongan sedangkon Moncak manjalaki musuh yang artinya tortor mencari kawan sedangkan Moncak mencari musuh. Pada awal gerak Tari Moncak diawali dengan gerak sombah, ini bermaksud untuk menghormati para penonton yang disekitarnya dan juga diakhiri dengan gerak sombah. Gerakan Tari Moncak adalah gerakan yang memiliki jurusjurus yang sangat gesit ini terlihat pada gerak-gerak yang tajam akan mengecoh lawannya. Podang atau yang disebut dengan pedang merupakan properti yang biasanya digunakan dalam tari Moncak. Ulu balu (ajudan raja) melindungi raja dengan menggunakan senjata podang sakti (pedang sakti). Penyajian tari Moncak pada umumnya ditarikan lebih dari empat orang, dikarenakan dalam tari Moncak mempunyai alaur cerita dimana penari Moncak memiliki tugas yaitu sebagai benteng penjaga raja, pembersih jalan, dan melawan musuh, maka dari itu diharuskan penari lebih dari empat dan tidak boleh ganjil harus genap dikarenakan masyarakat Tapanuli Selatan mempercayai bahwa awal dari genap adalah hal yang baik. Tari Moncak ditarikan dengan memakai busana silat Tapanuli Selatan bewarna hitam yang mengibaratkan tanah hitam yang subur. Melihat tari ini berkembang dari tujuannya, penulis tertarik untuk meneliti tarian

ini dengan judul EKSISTENSI TARI MONCAK PADA MASYARAKAT TAPANULI SELATAN. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, penulis melakukan identifikasi masalah tersebut. Indentifikasi ini penting dilakukan agar penulis mempunyai acuan, masalah mana yang penting untuk dicari pemecahannya atau jawabannya, yang bertujuan agar terarahnya masalah yang dibahas. Sugiono (2008:52) menyatakan bahwa setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui memilih masalah dalam penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Dengan demikian, identifikasi masalah sangat mendukung dalam suatu penelitian. Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Bagaimana asal-usul Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan? 2. Bagaimana makna simbol Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan? 3. Bagaimana fungsi Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan? 4. Bagaimana bentuk penyajian Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan?

C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, ternyata banyak faktor yang dapat diteliti lebih lanjut dalam permasalahan ini maka arah penelitian harus dibatasi. Hal ini dilakukan agar dalam proses penelitian dan penganalisaan data nantinya pembahasan ini tidak akan meluas dan melebar sehingga penelitian lebih terarah. Untuk itu, berdasarkan identifikasi masalah-masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini berhubungan dengan eksistensi tari tersebut adalah : 1. Bagaimana asal usul Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan di Kelurahan Sitinjak? 2. Bagaimana bentuk penyajian Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan di Kelurahan Sitinjak D. Rumusan Masalah Hani Halifuddin (2012:115) Inti dari rumusan masalah adalah suatu yang belum terjawab, sehingga perlu diadakan sebuah penelitian, baik penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan. Rumusan masalah menjadi objek utama penelitian dalam skripsi, karena rumusan masalah sebagai gambaran awal yang akan dibahas dalam skripsi, sehingga pembahasan dalam skripsi lebih terarah, dan membuat skripsi memiliki keteraturan yang baik, hal ini sesuai dengan pendapat Hani Halifuddin (2012:111:112) Rumusan masalah berisi uraian pertanyaan penelitian yang harus dicari jawabannya melalui proses penelitian dalam skripsi. Atas dasar itulah bila anda salah dalam menentukan rumusan masalah, maka pembahasan berikutnya juga akan salah.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, adapun rumusan maslah sebagai berikut. Bagaimana asala usul dan bentuk penyajian Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan. E. Tujuan Penelitian Setiap penelitian selalu berorientasi pada tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terfokus, karena tidak tahu apa yang akan dilakukan apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gamabaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan peneliti harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan asal usul Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan di Kelurahan Sitinjak. 2. Mendeskrifsikan bentuk penyajian Tari Moncak pada masyarakat Tapanuli Selatan di Kelurahan Sitinjak. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi terkait, lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Sebuah penelitian diharapkan dapat menanamkan kesadaran, dan

membangkitkan keinginan pada generasi muda. Pada penelitian ini, peneliti mencakup kegunaan pengembangan ilmu dan manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menembah pengetahuan dan wawasan mengenai Tari Moncak pada masyarkat Tapanuli Selatan. 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas mengenai Tari Moncak, khususnya masyarakat Tapanuli Selatan. 3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya pembaca yang menekuni bidang seni. 4. Sebagai salah satu bahan masukan di Jurusan Sendratasik khususnya Program Studi Pendidikan Seni Tari, Universitas Negeri Medan. 5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitipeneliti lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih lanjut.