BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu atau organisasi. Sumberdaya manusia merupakan pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi, dan masyarakat (Handoko, 2010:4). Manajemen Sumberdaya Manusia menurut Sadili, (2009:21) adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang dan jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumberdaya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. B. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta tata cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka atau cidera, cacat atau kematian, kerugian harta dan benda, dan kerusakan peralatan/mesin, dan lingkungan secara luas, (Tarwaka, 2008:4). Selain itu 8
Ramli (2010:28) mengemukakan bahwa Keselamatan Kerja dapat di definisikan sebagai suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang dapat berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia, dan cara kerja. Syarat-syarat keselamatan kerja menurut Undang-Undang NO.1 tahun 1970 sebagai berikut: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja 2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran 4. Memberi kesempatan atau jalan untuk menyelamatkan diri dalam kejadian kebakaran atau kejadian yang lain 5. Memberi pertolongan dalam kecelakaan 6. Memberikan alat pelindungan diri bagi pekerjaan 7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar, atau radiasi, suara atau getaran 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan 9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai 10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik 12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban 13. Memperoleh keserasian anatar tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja 9
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang 15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang 17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahayanya menjadi bertambah tinggi C. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan atau kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilitatif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial, (Tarwaka, 2008:22). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : 1. Beban kerja a. Beban Fisik (bersifat fisik) b. Beban Mental (bersifat mental) c. Beban Sosial (bersifat sosial) 2. Beban Tambahan a. Fisik (kebisingan, getaran mekanis, radiasi dan pencahayaan) b. Kimia (gas, debu, uap, dan fume) c. Biologis (virus, bakteri, dan cacing) 10
d. Fisiologis (sikap kerja membungkuk dan tekanan statis pada paha) e. Mental Psikologis (kurang motivasi dan stres kerja) 3. Kapasitas Kerja a. Ketrampilan b. Fitness c. Keadaan gizi d. Jenis kelamin e. usia D. Kecelakaan Kerja 1. Pengertian Kecelakaan Kerja Tarwaka (2008:5) mengemukakan bahwa Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semua yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya. 2. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja Menurut Anizar (2009:3) penyebab kecelakaan ada dua, unsafe action (tindakan tidak aman), dan unsafe condition (kondisi tidak aman). a. Unsafe Action (tindakan tidak aman) Unsafe action disebabkan oleh berbagai hal berikut : 1) Posisi tubuh yang mudah menyebabkan mudah lelah 2) Cacat fisik 11
3) Cacat sementara 4) Kepekaan panca indra terhadap sesuatu 5) Kurang pendidikan a) Kurang pengalaman b) Salah pengertian terhadap suatu perintah c) Kurang terampil d) Salah mengartikan SOP (Standard Operational Procedure) 6) Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan 7) Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai keahlian 8) Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya berpura-pura 9) Mengangkut beban yang berlebihan 10) Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja b. Unsafe Condition (kondisi tidak aman) Unsafe condition dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut : 1) Peralatan yang sudah tidak layak pakai 2) Ada tapi tempatnya bahaya 3) Pengamanan gedung yang kurang standar 4) Terpapar bising 5) Terpapar radiasi 6) Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan 7) Kondisi suhu yang membahayakan 8) Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan 9) Sistem peringatan yang berlebihan 12
10) Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya E. Peraturan Perundang-undangan Tentang K3 1. Undang-undang Ketenagakerjaan Berikut adalah peraturan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 : a. Pasal 86 tertulis bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja b. Pasal 87 mengharuskan setiap perusahaan melaksanakan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan 2. Undang-undang Keselamatan Kerja Di indonesia undang-undang keselamatan kerja telah mengalami beberapan perubahan, perubahan terakhir kalinya adalah menjadi UU No. 1 Tahun 1970. Undang-undang No. 1 tahun 1970 yang terdiri dari 11 bab, 18 pasal, dan merupakan UU pokok yang peraturan dasar dan ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara yang diwilayah negara RI (pasal 2). Sementara itu perumusan ruang lingkup dalam undang-undang ini ditentukan atas 2 hal, yaitu : a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha b. Adanya tenaga kerja yang bekerja 3. Undang-undang kesehatan Didalam undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, khususnya pasal 23 tertulis bahwa kesehatan kerja diselenggarakan 13
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja. F. Alat Pelindung Diri 1. Alat Pelindungan Diri Anizar (2009:86) menjelaskan bahwa Alat Pelindungan Diri merupakan suatu kewajiban dimana para pekerja atau buruh bangunan yang bekerja di sebuah proyek atau pembangunan sebuah gedung, diwajibkan menggunakannya. Kewajiban ini juga sudah disepakati pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Bahaya yang mungkin terjadi dilantai produksi dan menimpa tenaga kerja adalah: a. Tertimpa benda keras dan berat b. Tertusuk atau terpotong benda tajam c. Terjatuh dari tempat ketinggian d. Terbakar atau terkena aliran listrik, dll adalah: Kerugian yang harus ditanggung apabila terjadi kecelakaan a. Kerugian atas kerusakan mesin b. Produktivitas pekerja berkurang selama beberapa waktu c. Menurunnya efisiensi perusahaan dll 2. Penggunaan Alat Pelindungan Diri Anizar (2009:89) dijelaskan berdasarkan pasal 14 huruf c UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, sebaiknya setiap perusahaan wajib menyediakan APD secara cuma-cuma yang bisa digunakan oleh 14
tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja. APD yang dapat disediakan oleh perusahaan serta dapat dipakai oleh tenaga kerja haruslah memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan memenuhi sertifikasi. Disini tenaga kerja bisa saja menolak untuk tidak memakai APD yang tidak memenuhi syarat. Faktor-faktor yang bisa menjadi pertimbangan dalam penggunaan APD sebagai berikut: a. Enak dan nyaman dipakai b. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja c. Memenuhi syarat estetika d. Memperhatikan efek samping pengggunaan APD e. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya atau potensi bahaya, dll Aneka alat pelindungan diri anatar lain : a. Masker peyaring debu b. Masker berhidung c. Masker bertabung d. Kacamata e. Sepatu pengaman f. Sarung tangan g. Topi pengaman (Helmet) h. Pelindung telinga i. Perlindungan paru-paru j. Alat-alat pelindungan diri lainnya 15
3. Manfaat Penggunaan APD Anizar (2009:99) mengingat bahwa APD berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja maka pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala harus dilakukan agar fungsi APD tetap baik. Hal tersebut dengan mempertimbngkan bahwa: a. Terdapat beberapa APD sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan kerja tertentu b. Masa kerja atau masa pakai terbatas c. Dapat menularkan penyakit apabila dipakai secara bergantian 4. Masalah dalam pengadaan APD Anizar (2009:99) tentang masalah-masalah dalam pengadaan APD sehingga pemakaian patut dipertimbangkan adalah: a. Pengusaha merasa penyediaan APD hanya akan menambah beban biaya b. Perusahaan menyediakan APD tetapi para pekerja enggan memakainnya c. Fungsi pengawasan dan penyuluhan tidak berjalan baik dan tidak dilakukan secara teratur, dll G. Jalur Penyelamatan Pada perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur seperti perusahaan kecap yang dalam menjalankan produksinya menggunakan alat yang berbahaya seperti gas (pendukung buat masaknya), bahan yang mendidih, dll, yang semua komponen tersebut mempunyai risiko tinggi 16
terhadap kebakaran yang sangat merugikan baik bagi pekerja ataupun bangunan pada perusahaan. Menurut tarwaka (2008:40) rencana keadaan darurat yang harus disiapkan mencakup : 1. Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat 2. Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat 3. Kewajiban semua personel selama kejadian darurat 4. Tanggung jawab dan tugas-tugas personel dengan bertanggung jawab khusus selama kejadian darurat (seperti pemadaman kebakaran, P3K, dan sebagainya) 5. Prosedur evakuasi, termasuk denah evakuasi 6. Identifikasi dan lokasi material berbahaya, dan tindakan darurat yang dipersyaratkan 7. Hubungan dengan jasa pihak external terkait dengan kejadian darurat 8. Komunikasi dengan badan pemerintah 9. Komunikasi dengan publik 10. Proteksi rekaman dan peralatan penting 11. Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah, lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja, dan nomor telepon penting. 17