BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

CULTURE PARK DI KABUPATEN KLATEN

BAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Konsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Hotel Resort Di Gunungkidul

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN RUMAH RETRET di KALIURANG, SLEMAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V: KONSEP PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS AKOMODASI DI KAWASAN DANAU RANAU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISIONAL DI SENGGIGI LOMBOK BARAT

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB VII KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 1. Pengembangan pemukiman nelayan di Segara Anakan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. KONSEP SITE Site berada di bagian jalan Pupuk Raya. Ketinggian site dengan jalan besar 0-2 m. BAB V

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan Tradisional Jawa Timur di Kediri

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

Transkripsi:

130 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP LOKASI Pada konsep lokasi dijelaskan tentang lokasi yang digunakan yaitu berada di kota Surakarta yang merupakan kota budaya. Surakarta terletak di propinsi Jawa Tengah. Taman kota ini akan dibangun di daerah Solo Baru. Solo Baru yang dikenal sebagai kawasan elit modern, sangat banyak memiliki fasilitas-fasilitas yang memadahi seperti pasar swalayan, waterboom, sarana pendidikan, dan pemerintahan. Dengan penambahan fasilitas berupa taman kota, sudah sepantasnya daerah Solo Baru menjadi kota satelit yang mandiri. Adapula taman kota tersebut mencakup berbagai macam aspek, seperti kesenian dan budaya kota Surakarta, sarana rekreasi, dan wisata kuliner tradisional khas kota Surakarta. Dengan demikian terciptalah sebuah penggabungan antara modernisasi dan seni kebudayaan tradisional. Solo baru sebagai bagian dari kota Surakarta sudah sepantasnya ikut melestarikan seni dan budaya kota Surakarta. Dengan adanya taman kota Solo baru diharapkan dapat mewadahi kegiatan kesenian tradisional kota Surakarta. Kesenian tersebut berupa seni tari, seni wayang, dan seni karawitan. Dengan demikian kegiatan seni dan budaya masyarakat tidak hanya berpusat di Sriwedari. Selain itu taman kota juga berfungsi sebagai sarana rekreasi alternatif masyarakat kota Surakarta. Sarana rekreasi tersebut mencakup wisata kuliner, tempat olah raga, dan juga sebagai tempat melepas kepenatan dari kesibukan sehari-hari. Dengan demikian taman kota yang bertempat di Solo Baru diharapkan mempunyai nilai edukatif, rekreatif, dan dapat menyelelaraskan antara unsur modern dengan kebudayaan tradisional.

131 6.2. KONSEP SIRKULASI Konsep sirkulasi kendaraan pada site dirancang untuk kelancaran sirkulasi di dalam site dan diharapkan tidak mengganggu sirkulasi jalan raya Solo Baru. Gambar 6.1. Konsep Sirkulasi Kendaraan Memberi pintu masuk dan pintu keluar. Jalur masuk kedalam site dipermudah dengan adanya jalan menuju ke site dan menuju ke tempat parkir. Pemberian jalur sirkulasi didalam site berguna untuk memperlancar sirkulasi dalam site dan tidak mengganggu jalan umum.

132 6.3. KONSEP HUBUNGAN RUANG Entrance Parkir Lobby Lavatory Taman Area Bermain Area Seni Area Perwayangan Area Gamelan R. Pengelola R. Kuliner Gambar Bagan 6.1. Konsep Hubungan Ruang Para pengguna taman kota terutama yang menggunakan kendaraan pertama memasuki area parkir, dari area parkir pengguna memasuki entrance. Kemudian langsung menuju lobby dan setelah lobby para pengunjung dapat menikmati fasilitas taman kota dan menikmati kesenian yang ada di taman kota.

133 6.4. KONSEP ORGANISASI RUANG Memisahkan zona antara zona privat, zona semi publik, dan zona publik. Entrance Parkir Lobby Lavatory Taman Area Bermain Area Seni Area Perwayangan Area Gamelan R. Pengelola R. Kuliner Keterangan: Gambar Bagan 6.2. Konsep Organisasi Ruang Zona privat Zona semi publik Zona publik

134 6.5. KONSEP WAKTU KEGIATAN Taman kota memiliki waktu beroperasi para pelaku kegiatan dan waktu pertunjukan kesenian. 6.5.1. Pelaku Kegiatan 1. Pengunjung Umum: 08.00-17.00 WIB 2. Pengelola Senin-Minggu: 08.00-17.00 WIB Diberlakukan 6 hari kerja, 1 hari libur 3. Petugas keamanan Senin-Minggu: pukul 00.00-24.00 WIB (24 jam), tetapi disesuaikan jadwal bertugas dengan pembagian 3 shift. 6.5.2.Waktu Pertunjukan Kesenian Senin : 08.00-10.00 WIB - Seni Tari 14.00-16.00 WIB - Seni Tari Selasa : 08.00-10.00 WIB - Seni Perwayangan 14.00-16.00 WIB - Seni Perwayangan Rabu : 08.00-10.00 WIB - Seni Tari 14.00-16.00 WIB - Seni Tari Kamis : 08.00-10.00 WIB - Seni Karawitan 14.00-16.00 WIB - Seni Karawitan Jumat : 08.00-10.00 WIB - Seni Tari 14.00-16.00 WIB - Seni Tari Sabtu : 08.00-10.00 WIB - Seni Karawitan 14.00-16.00 WIB - Seni Perwayangan Minggu : 08.00-10.00 WIB - Seni Karawitan 11.00-13.00 WIB - Seni Tari 13.00-15.00 WIB - Seni Tari

135 6.6. KONSEP ZONING Konsep penataan ruang pada taman adalah pemisahan antara zona area kesenian dengan zona publik sebab pada zona kesenian diperlukan privasi yang tinggi agar tidak terganggu dari situasi luar. Untuk zona pengelola sangat diprivasikan agar tidak mengganggu aktivitas rekreasi yang ada. Gambar 6.2. Konsep Penataan Ruang Keterangan: Zona privat Zona semi publik Zona publik Sirkulasi

136 6.7. KONSEP TRADISIONAL JAWA 6.7.1. Bentuk Rumah Jawa Nama-nama bentuk rumah Jawa sebenarnya merupakan nama-nama atap rumah Jawa. Bentuk rumah Jawa yang pokok dikelompokkan dalam lima macam. Rumah Panggangpe merupakan bentuk bangunan Jawa paling sederhana (dapat digunakan untuk bangunan dengan satu fungsi). Selain rumah Panggangpe, rumah Kampung juga memiliki bentuk yang sederhana. Pada kompleks bangunan taman kota akan menggunakan jenis bangunan Joglo, Limasan, dan Panggangpe. Bangunan Jawa terdiri dari kepala, badan dan kaki. Kepala Badan Kaki Gambar 6.3. Konsep Rumah Jawa 6.7.2. Pola Tata Ruang dan Tata Massa Rumah Jawa Taman kota yang akan dibangun di kota Solo Baru menerapkan pola tata ruang rumah Jawa khususnya rumah bentuk joglo. Rumah joglo merupakan tipe ideal rumah tradisional Jawa, karena susunan ruangannya lebih jelas. Di samping itu setiap bagian dari rumah bentuk joglo memiliki fungsi masing-masing dan ruang-ruangnya selalu ditempatkan pada bagian-bagian yang sudah ditentukan. Di bawah ini merupakan tabel pola tata ruang dan tata massa yang ada pada taman kota yang menerapkan susunan ruang rumah bentuk joglo, sehingga taman kota tersebut mencitrakan Arsitektur Tradisional Jawa:

137 No Nama Ruang dalam Rumah Jawa Fungsi 1. Pendapa Menerima tamu, untuk pergelaran kesenian tradisional, tempat rapat atau bermusyawarah, dan mengadakan pertemuanpertemuan 2. Pringgitan Untuk tempat memainkan wayang Tabel 6.1 Pola Tata Ruang dan Tata Massa Taman Kota yang menerapkan rumah bentuk Joglo Nama Ruang dalam Taman Kota Area Seni Tari Ruang pewayangan 3. Dalem Ruang keluarga a.ruang pengelola Fungsi Untuk pertunjukan seni tari dan juga dapat berfungsi untuk tempat latian tari Tempat memainkan wayang a.tempat untuk pengelola taman Penjelasan Fungsi Pendapa pada area pertunjukan seni tersebut dengan maksud memfungsikannya sebagai area semi publik Pringggitan sebagai ruang pertunjukan dan kegiatan wayang Tempat yang difungsikan untuk pengelola yang bersifat privat. 4. Senthong Kiwa, Senthong Tengen Untuk tempat menyimpan hasil bumi, palawija. b. Ruang Gamelan Ruang alat b. Tempat untuk pertunjukan gamelan Tempat untuk menyimpan gamelan Tempat untuk pertunjukan gamelan(semi publik) Tempat untuk penyimpanan alat-alat musik gamelan 5. Senthong Tengah Untuk tempat pemujaan dewi Sri, tempat menyimpan keris pusaka, tempat sakral untuk Raja Ruang Rapat Tempat para pengelola membicarakan persoalan tentang kegiatan dan pengelolaan Tempat yang bersifat privat

138 No Nama Ruang dalam Rumah Jawa Fungsi 6. Gandhok Untuk tempat tinggal para pembantu atau abdi dalem, sebagai tempat untuk meracik makanan sebelum diolah di pawon Nama Ruang dalam Taman Kota Area Kuliner Fungsi Tempat untuk jual beli makanan 7. Pawon Sebagai dapur Dapur Mempersiapkan makanan 8. Halaman Luar Merupakan area publik 9. Sumur Untuk tempat persediaan dan mengambil air 10. Kandang Untuk tempat parkir Kuda kuda Sumber: Analisis Penulis, 2011 Taman Lavatory Area Parkir Tempat untuk bersantai, menikmati alam, dan juga berfungsi untuk sirkulasi Tempat untuk membersihkan diri Tempat parkir kendaraan Penjelasan Tempat yang bersifat publik Tempat yang bersifat privat, hanya pengelola Tempat untuk menikmati udara segar dan bersifat buplik Tempat ini difungsikan untuk membersihkan diri dan juga untuk buang air Tempat parkir kendaraan 6.7.3. Vegetasi Taman kota ini bukan hanya sebagai sarana rekreasi edukasi tetapi juga perlu memperhatikan pengolahan taman. Pengolahan taman dilakukan dengan cara pemilihan tanaman yang bisa digunakan sebagai pelindung, peneduh, dan sebagai hiasan. Ada beberapa jenis tanaman atau vegetasi yang biasa ditanam pada rumah Jawa khususnya di kota Solo, antara lain tanaman bunga kenanga, tanaman bunga kemuning sebagai pelindung, sawo kecik, pohon kepel, dan pohon palem sebagai

139 peneduh lain, dan tanaman bunga mawar, tanaman bunga melati, tanaman bunga kantil sebagai tanaman hias. 6.7.4. Orientasi Bangunan Rumah Jawa Orientasi bangunan rumah tradisional di Jawa terhadap sumbu kosmis yaitu dari arah Utara-Selatan karena merupakan tempat tinggal Ratu Kidul, dewi Laut, dan dewi pelindung Kerajaan Mataram. Untuk bangunan keraton Solo, menghadap ke empat penjuru bahkan ke lima penjuru yaitu Utara, Timur, Selatan, Barat, dan sentral atau di tengahtengah. Pada taman kota bangunan-bangunan atau ruang-ruang akan menyesuaikan dengan orientasi terhadap sumbu kosmis arah Utara Selatan, selain itu juga didukung dengan letak site yang menghadap ke arah Utara. Berikut menunjukkan bangunan-bangunan atau ruang-ruang yang akan sesuai dengan arah orientasi Utara-Selatan yaitu: Tabel 6.2. Arah Hadap Bangunan atau Ruang Pada Taman Kota No Nama Ruang Arah Hadap 1 Area Pertunjukan Seni Utara 2 Pewayangan Utara 3 Ruang Pengelola Utara 4 Ruang Aula Utara 5 Ruang Kuliner Utara Sumber: Analisis Penulis, 2011

140 U Taman Area Seni Area Perwayangan Area Gamelan R. Pengelola R. Kuliner S Gambar Bagan 6.3.Orientasi Bangunan Taman Kota 6.7.5. Pola Organisasi Ruang Rumah Jawa Pola organisasi ruang rumah Jawa dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Zona publik (halaman), zona semi publik atau semi privat (Pendapa, Pringgitan), zona sifat privat (Dalem, Senthong Kiri, Senthong Kanan). Pada taman kota juga dibagi menjadi 3 zona yaitu: zona publik (area taman, taman bermain, area kuliner), zona semi publik (ruang pertunjukan seni, ruang gamelan), dan zona privat (ruang pengelola, ruang gamelan).

141 Publik Semi Publik Privat Publik Gambar 6.4. Pola Organisasi Ruang Pada Taman Kota Sumber: Analisis penulis 2011 6.7.6. Konstruksi Rumah Jawa Konstruksi rumah Jawa khususnya bangunan rumah Joglo merupakan identitas kemegahan Rumah Joglo. Tumpang Sari terletak diatas empat buah Saka Guru, yaitu struktur utama bangunan Rumah Joglo. Saka Guru diletakkan di atas umpak. Pemakaian Saka Guru hanya pada ruang pertunjukan seni dan ruang wayang kulit.

142 6.8. KONSEP PENGKONDISIAN RUANG 6.8.1. Konsep Sistem Pencahayaan Pada bangunan taman kota pencahayaan akan menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. Bangunan pada taman kota ini mengupayakan menggunakan cahaya alami. Tabel 6.3. Konsep Sistem Pencahayaan Taman Kota Kelompok Ruang Kebutuhan Cahaya Pencahayaan Area pertunjukan seni Temaram,terang Alami dan buatan (compact flourescent dengan model gantung) Area pewayangan Temaram,terang Alami dan buatan (compact fluorescent dengan model gantung) Area pengelola Terang Alami dan buatan (compact flourescent, lampu halogen) Ruang aula Terang Alami dan buatan (lampu fluorescent) Ruang kuliner Terang Alami dan buatan (lampu halogen) Area servis Terang Alami dan buatan (compact fluorescent, lampu fluorescent) Area parkir Temaram Alami dan buatan (lampu halogen, spotlight) Sumber: Analisis Penulis, 2011

143 6.8.2. Konsep Sistem Penghawaan Pada bangunan taman kota penghawaan akan menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan. Bangunan pada taman kota ini mengupayakan menggunakan penghawaan alami. Tabel 6.4. Konsep Sistem Penghawaan Taman Kota Kelompok Ruang Jenis Penghawaan Media Penghawaan Area pertunjukan seni Alami Langsung udara terbuka Area pewayangan Alami Langsung udara terbuka Area pengelola Alami,buatan Jendela, ventilasi, AC unit Ruang aula Alami,buatan Jendela, ventilasi, AC sentral Ruang Kuliner Alami Langsung udara terbuka Area servis Buatan AC unit Area parkir Alami Langsung udara terbuka Sumber: Analisis Penulis, 2011 6.9. KONSEP LANSEKAP 6.9.1. Lansekap Furniture 1) Kolam Gambar 6.5. Kolam

144 Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi gedung atau merupakan bagian taman yang memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan batuan tebing dengan permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air didalamnya. Taman dengan kolam akan mampu meningkatan kelembaban lingkungan sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk lingkungan. 2) Batuan Gambar 6.6. Batuan di pinggir kolam Batuan diletakkan agak menepi atau pada salah satu sudut taman. Sebagian batu yang terpendam di dalam tanah akan memberi kesan alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat lebih indah bila ada penambahan koloni taman pada sela-sela batuan.

145 3) Gazebo Gambar 6.7. Gazebo pada sebuah taman Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan ditempatkan digazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat sambil menikmati taman. Bahan pembuatan gazebo atau bangku taman tidak perlu berkesan mewah tetapi lebih ditekankan pada nilai keindahan, kenyamanan dalam suasana santai, akrab, dan tidak resmi. Gazebo atau bangku taman bisa terbuat dari kayu, bambu, besi atau bahan lain yang lebih kuat dan tahan terhadap kondisi taman. Atapnya dapat bermacammacam, mulai dari genting, ijuk, alang-alang dan bahan lain yang berkesan tahan sederhana.

146 4) Jalan Setapak (Stepping Stone) Gambar 6.8. Jalan setapak pada taman Jalan setapak atau steppig stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen penunjang taman. 5) Perkerasan Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahan, seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya. Tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas. 6) Lampu Taman Gambar 6.9. Lampu taman

147 Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai eksentrik pada taman.

DAFTAR PUSTAKA Dakung, Sugiyarto, 1983, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta. Frick, Heinz, 1997, Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia, Semarang. Mediastika, Christina E., 2005, Akustika Bangunan, Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Erlangga Neufert, Ernst, 1996, Architects Data, (terjemahan, Sunarto Tjahjadi), Erlangga, Jakarta. Panero, Julius, Martin Zelnik, 1979, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Surabaya. Ronald, Arya, 2005, Nilai-Nilai Arsitektur Tradisional Jawa, Yogyakarta. White, Edward T., 1985, Analisis Tapak, Intermatra, Bandung. Hakim, Rustam, Hardi Utomo, 2003, Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara, Jakarta. www.wikipedia.org www.google.com Page xv