PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MTS KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

IMPLEMENTASI MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KARAWANG BARAT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA ANTARA METODE IMPROVE DAN METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 PAKISJAYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: Pembelajaran, hal.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PROJECT-BASED LEARNING MENGGUNAKAN DYNAMIC SOFTWARE PADA MATERI GEOMETRI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TELUKJAMBE TIMUR

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK)TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTS AL-I ANAH KOSAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI TIPE MAKE A MATCH DENGAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Metode Brainstroming

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SMP NEGERI 1 RAWAMERTA

IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian. kelas yang menggunakan metode pembelajaran Improve.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMK

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam metode eksperimen terdapat beberapa bentuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dengan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia

Jurnal. The Improving Students Mathematics To The Aljabar Factoritation By Using Auditory Intellectually Repetition (Air) Mode By Resitation Method

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PADA SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMK DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THREE STEP INTERVIEW

Pendekatan Pembelajaran Metacognitive Scaffolding dengan Memanfaatkan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono

Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

PERAN TEORI CONDITIONING-REINFORCEMENT- SCAFFOLDING BERBANTUAN BAHAN AJAR MASTERY LEARNING PADA KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SERTA SELF-EFFICACY MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 365-371 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII IRA DEWI ILHAM 1, HENDRA KARTIKA 2, INDRIE NOOR AINI 3 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang, Jalan H.S Ronggowaluyo Telukjambe Karawang iradewiilham5@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMPN 2 Rengasdengklok melalui model pembelajaran Improve. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian menggunakan Quasi Experimental Design dengan populasi seluruh siswa kelas VIII di pada Tahun Ajaran 2016/2017.Desain dalam penelitiaan ini adalah Nonequivalent Control Group Design dengan teknik purposive sampling pengambilan sample dari populasi dilakukan tidak secara acak. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan tes uraian sebanyak 5 soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis dengan materi luas, volume prisma dan limas. Dalam penelitian ini akan diambil 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran improve yaitu 0,70 dan nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol yang diberikan pembelajaran ekspositori yaitu 0,20. Hal ini menunjukan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan penalaran matematis lebih baik dari kelas kontrol. Kata kunci : Kemampuan penalaran matematis, Model pembelajaran improve 1. Pendahuluan Matematika sebagian ilmu dasar, mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu dan pengetahuan dan teknologi. Menurut Soejadi (2008: 20), Matematika sebagian salah satu ilmu dasar baik aspek terapannya maupun penalarannya yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu. Oleh karna itu matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan maupun dalam meningkatkan sumber daya manusianya itu sendiri. Sehingga, matematika perlu diajarkan dari tingkat SD, SMP sampai SMA. Menurut Yuliani (2007:2), Tujuan umum diberikannya matematika pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu : 1). Mempersiapkannya siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang terus berkembang melalui latihan bertindak atas pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif; 2). Mempersiapkan agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dengan tidak mengabaikan kemampuan lain yang tercantum dalam lima standar kompetensi matematika dalam National Council of Teacher of Mathematics (NCTM), yaitu Pemecahan Masalah, Penalaran dan Pembuktian, Komunikasi dan Representasi. Penalaran Matematis mempunyai peranan penting dalam aktivitas dan penggunaan matematika yang dipelajari siswa. Untuk memcapai kompetensi yang diterapkan dalam kurikulum, guru dituntut pada upaya dalam mengembangkan suatu model pembelajaran, 365

366 Penerapan Model Pembelajaran Improve dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa... bahan ajar serta kerangka yang relevan. Salah satu penyebab rendahnya kualitas penalaran matematis adalah karena dalam proses pembelajaran yang umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan soal yang lebih bersifat prosedur. Berdasarkan informasi observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP NEGERI 2 RENGASDENGKLOK diperoleh proses kegiatan pembelajarannya di kelasnya sering kali mengunakan pembelajaran searah yaitu informasi atau ide yang di berikan langsung oleh guru sedangkan siswa hanya pasif menerimanya. Pembelajaran tersebut tidak melibatkan siswa secara aktif, mereka tidak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri serta tidak adanya keberanian untuk mengungkapkannya pendapat atau gagasannya. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan dapat membangun pendapat mereka. Model pembelajaran yang dirasa cocok untuk membangun siswa agar dapat berinteraksi dan meningkatkan kemampuan penalarannya yaitu model pembelajaran improve. Model pembelajaran IMPROVE merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Mavarech dan Kramarski (Miftahul, 2014 : 254) menyebutkan bahwa IMPROVE merupakan akronim dari Introducing the new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification, and Enrichment. Berdasarkan akronim tersebut, maka tahap dalam metode ini dapat dijabarkan sebagai berikut : (1) Menghantarkan konsep-konsep baru (Introducing the new concepts). (2) Mengajukan pertanyaan metakognitif (Metacognitif questioning).(3) Berlatih (Practicing). (4) Mengulas dan mereduksi kesulitan (Reviewing and reducing difficulties). (5) Penguasaan materi (Obtaining mastery). (6) Melakukan verifikasi (verification). (7) Pengayaan (Enrichment). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan pembelajaran improve lebih baik dari pembelajaran ekspositori. 2. Kajian Teori Shadiq (2004:2) mendefinisikan penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau proses perfikir dalam rangka membuat suatu pertanyaan baru yang benar-benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenaranya telah di buktikan atau diasumsikan sebelumnya. Menurut Shurter dan Pierce (dalam Sumarmo, 2014:36), memberikan pengertian penalaran adalah sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber relevan. Depdiknas (2002:6) menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui pembelajaran matematika. Serta model pembelajaran improve adalah Menurut Mavarech dan Kramarski (Miftahul 2014:254) menyebutkan bahwa IMPROVE merupakan akronim dari Introducing the new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification, and Enrichment. 3. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode yang digunakan adalah metode Quasi Experimental Design. Sugiyono (2014:116) mengemukakan Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari True Experimental Design. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempunyai pelaksanaan eksperimen. Dalam metode penelitian ini kelompok sampel dibagi menjadi dua yang dipilih tidak secara random yaitu kelas yang eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran improve dan kelas kontrol yang pembelajarannya dengan pembelajaran ekspositori. Sebelum mendapat perlakuaan baik kelompok eksperimen maupun kontrol diberikan tes diawal (pretest) guna mengetahui kondisi awal sebelum mendapatkan perlakuaan dan pada akhir pembelajaran, kedua kelompok diberikan tes akhir (posttest) guna melihat hasil dari pemberian perlakuan tersebut serta desain

IRA DEWI ILHAM, HENDRA KARTIKA, DAN INDRIE NOOR AINIE penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling purposive sampling adalah teknik untuk menetukan sampel penelitian dengan beberapah pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Dan cara mengambilan sampling nya tidak secara acak. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII 2 Kutawaluya dan sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi siswa kelas VIII di SMPN 2 Kutawaluya sebanyak 2 kelas dengan mengambil kelas VIII F berjumlah 41 siswa dan VIII H 42 siswa. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran improve. Peneliti juga menggunakan instrumen, instrumen yang digunakan yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan intrumen tes kemampuan penalaran matematis. 4. Hasil Dan Pembahasan Dalam penelitian ini data yang dianalisis meliputi skor pretest dan postest kemampuan penalaran matematis siswa. Dari skor pretest dan postest selanjutnya dihitung nilai gain ternormalisasi (n-gain) kemampuan penalaran matematis siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berikut ini merupakan deskripsi pretest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 1 Statistika deskripsi kemampuan penalaran matematis siswa Kelas Eksperimen Nilai N Min Mak Rata-rata Pretest 40 0 33,3 17,01 Posttest 40 45 98 75,44 N-gain 40 0,19 0,97 0,70 Tabel 2 Statistika deskripsi kemampuan penalaran matematis siswa Kelas Kontrol Nilai N Min Mak Rata-rata Pretest 40 0 36,6 16,9 Posttest 40 8,3 60 34,0 N-gain 40-0,44 0,20 0,25 Berdasarkan Tabel 1 dan 2 diatas di peroleh rata-rata pretest kelas ekperimen menunjukan lebih rendah dari kelas kontrol. Untuk rata-rata postets dan n-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pengolahan data N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa dilakukan dengan uji perbedaan peningkatan yang signifikan kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai persyaratan untuk memilih jenis statistik yang di 367

368 Penerapan Model Pembelajaran Improve dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa... gunakan. Untuk data yang normal dilakukan uji-t dengan uji-t satu pihak yaitu pihak kanan, namaun untuk data yang tidak normal dilakukan uji non-paramerik, sedangkan data normal tapi tidak homogen maka dilakukan uji-t satu pihak yaitu uji pihak kanan. Rangkuman rata-rata N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3 Rata-Rata Klasifikasi N-Gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Eksp erimen Kont rol Ratarata N-Gain Klasif ikasi 0,70 Tinggi 0,20 rendah Dari Tabel 3 diatas, terlihat bahwa rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol lebih rendah. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol perlu dilakukan uji perbedaan rata-rata skor N-Gain dengan menggunakan uji Independent sampel t-test. Sebelum melakukan uji independent sampel t-test terlihat dahulu harus dilakukan uji prasyaratan normalitas terdapat skor N-Gain kedua kelas. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampelnya lebih dari 30 siswa. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 For Windows. Hasil pengujian normalitas skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.: Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. eksperimen,147 40,029 kontrol,158 40,014 a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan Tabel 4. diatas terlihat bahwa nilai signifikansi skor N-Gain pada kelas eksperimen kurang dari 0,05 (sig 0,05) jadi H0 ditolak sedangkan nilai signifikansi N-Gain kelas kontrol kurang dari 0,05 (sig 0,05) jadi H0 ditolak. Sehingga skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak normal. Karena tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan melakukan uji non-parametrik skor N-Gain.

IRA DEWI ILHAM, HENDRA KARTIKA, DAN INDRIE NOOR AINIE Selanjutnya Uji non-parametrik digunakan ketika kelas data berdistribusi tidak normal, karena data kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Uji non-parametrik menggunakan uji Mann- Whitney, Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 For Windows. Hasil pengujian non-parametrik skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Uji Non-Parametrik Skor N-Gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Uji Mann-Whitney Test Statistics b mediapembel ajaran Mann-Whitney U 8.500 Wilcoxon W 828.500 Z -7.569 Asymp. Sig. (2-tailed).000 Monte Carlo Sig. (2-tailed) Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. 95% Confid ence Interva l 95% Confid ence Interva l Sig. Lower Bound.000 a.000 Upper Bound.000 Lower Bound a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000. b. Grouping Variable: grup.000 Upper Bound.000.000 a Berdasarkan Tabel 5 diatas tampak nilai signifikan adalah 0,000 karna pengujiannya yang dilakukan merupakan uji pihak kanan, maka nilai p-value = 1/2 x Asymp. Sig (2-tailed) = 1/2 x 0,000 = 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari nilai 1/2 α = 0,025 sehingga H0 ditolak artinya taraf kepercayaan 95% peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran improve lebih baik dari pada siswa yang memperoleh model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan pada sub bab sebelumnya diperoleh data kemampuan penalaran matemtis siswa, yaitu data prettest,posttest dan N-Gain. Untuk membahas ketiga data hasil penelitian tersebut akan diuruaikan sebabagai berikut. Untuk pretest diperoleh rata-rata kelas eksperimen yaitu 17,01 sedangkan pada kelas kontrol 16,94. Meskipun skor tersebut terlihat berbeda, namun setelah dilakukan uji perbedaan dua rata-rata skor pretets kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang sigifikan skor pretets kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini merupakan hal wajar,karena kedua kelas belum dikenai pembelajaran yang berbeda. 369

370 Penerapan Model Pembelajaran Improve dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa... Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel penelitian belum mendapatkan pembelajaran materi bangun ruang (limas dan prisma) di kelas. Hal ini berarti kemampuan matematis siswa perlu ditingkatkan khususnya untuk kemampuan penalaran matematis siswa. Hasil penelitian juga diperoleh rata-rata skor posttest kelas eksperimen yaitu 75,44 dan pada kelas kontrol adalah 34,00. Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata diperoleh hasil bahwa pencapaikan kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajran dikelas eksperimen yaitu melalui model pembelajaran improve memberikan pengaruh posistif terhadap kemampuan penalaran matematis siswa. Hal ini dikarenakan bahwa siswa kelas eksperimen dalam pembelajaran dituntut berdiskusi, metakongnitive questioning dan aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada kelas kontrol siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mereka. Hasil yang sama juga di tunjukan pada peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa, dimana peningkatan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil ini sesuai dengan hasil hipotesis yang diajukan sebelum dan menunjukan bahwa model pembelajaran improve mendukung dan mampu memfasilitasi dalam peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran dikelas eksperimen yaitu model pembelajaran improve menunjukan peranan yang berarti dalam peningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Pembelajaran improve, siswa belajara matematika melalui LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dirancang oleh penelitidan diberikan kepada setiap kelompok. Melalui LKS tersebut siswa menyelesaikan masalah matematika dengan berdiskusi dan mempresentasikan hasil secara aktif, sehingga masalah-masalah tersebut lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam pembelajaran improve siswa juga dituntu untuk menjawab pertanyaan metakongtinif yang telah diberikan oleh guru yang berkaitan dengan bahasan materi yang akan dipelajarai. Telihat dari besarnya nilai N- Gain kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran improve dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Uraian diatas memperjelas bahwa meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa pada pembelajaran improve, bukan suatu hal yang mudah. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran improve mampu menunjukan pencapaian dan peningkatan yang lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran dikelas kontrol. Hal ini terlihat dari rata-rata posttest kelas eksperimen 75,44 dan kelas kontrol adalah 34,00 angka tersebut menunjukan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Kemudian untuk rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen adalah 0,70 dan kelas kontrol adalah 0,20 berdasarkan angka tersebut menunjukan bahwa rata-rata N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini mengidenfikasikan bahwa pembelajaran improve diterapkan secara konsisten tidak menutup kemungkinan kemampuan penalaran matematis siswa dapat ditingkatkan secara optimal. Melihat kelebihan dari pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran improve dibandingkan dengan pembelajaran kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran ekspositori, lebih baik untuk pencapaian peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan penelitian bahwa peningkatan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran improve lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajran ekspositori.

IRA DEWI ILHAM, HENDRA KARTIKA, DAN INDRIE NOOR AINIE 6. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai pembelajaran improve yang telah dilaksanakan. Terdapat beberapah saran yang ingin penelitian sampaikan diantaranya : 1. Dalam kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan penelitian lainnya yang mengambil topik pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran improve, sangat penting apabila guru atau peneliti memperlihatkan efesiensi waktu. Hal ini diakibatkan karena model pembelajaran improve memperlukan waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaanya. 2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran improve dapat disajikan salah satu alternatif pilihan guru untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. 3. Penelitian menggunakan model pembelajaran improve ini direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kajian yang lebih luas misalnya pada materi, subjek, maupun kemampuan matematis lainnya. Referensi [1] Ardha (2013). Model Pembelajaran Improve. [Online] Tersedia: http//ardhan.blogspot.co.id/2013/05. [ 6 Oktober 2016 ] [2] Arikunto, S. ( 2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. [3] Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. [4] Huda, Miftahun. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang. Pustaka Pelajar. [5] Lestari Eka Karunia dan Yudhanegara Ridwan Mokhammad.(2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung : Refika Aditama [6] Russefendi, E. T. (2010). Dasar- Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito [7] Suherman, E. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: JIC-UPI Bandung. [8] Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. [9] Sumarmo. (2014). Berfikir Dan Disposisi Matematika Serta Pembelajaran. Bandung: FPMIPA-UPI 371