SURAT KEPUTUSAN No. 96/25/III/SK_DIR_KEB/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENULISAN RESEP DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG MENGINGAT : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi; b. Bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Baptis Batu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu, Buku Pedoman Pengorganisasian dan Buku Pedoman Pelayanan sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Baptis Batu; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu. : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 / Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129 / Menkes / SK / II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. f. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 014/SK/YBI/VIII/2009 tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
g. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu. MEMUTUSKAN MENETAPKAN : PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU TENTANG KEBIJAKAN PENULISAN RESEP. KEDUA : Kebijakan penulisan resep di Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi Rumah Sakit Baptis Batu dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu. KEEMPAT : Keputusan ini berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkan di : Batu Pada tanggal : 25 Maret 2014 Direktur RS. Baptis Batu dr.arhwinda Pusparahaju A.Sp.KFR.,MARS
Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Baptis Batu Nomor 96/25/III /SK_DIR_KEB/2014 Tertanggal 25 Maret 2014 KEBIJAKAN PENULISAN RESEP RUMAH SAKIT BAPTIS BATU 1. Dokter yang boleh menulis resep di RS Baptis Batu adalah semua dokter yang telah mendapatkan Surat Penugasan (Clinical Appointment) dari Direktur RS yang memuat Batu. kewenangan klinis (Clinical Privileges) yang boleh dilakukan di RS Baptis 2. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi : a. Identitas penulis resep / nama dokter. b. Tempat dan tanggal penulisan resep (pada pojok kanan atas resep). c. Identitas pasien : nama pasien, nomor medical record, umur, alamat, berat badan jika diperlukan, khususnya untuk pasien anak-anak. d. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan item resep atau item obat. e. Nama obat (generik atau paten bila diperlukan), satuan dosis/kekuatan, rute atau bentuk sediaan, jumlah obat, signa obat dituliskan dengan jelas. f. Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan indikasi penggunaan atau kapan diperlukannya, misalnya : prn sakit kepala atau prn mual. g. Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat lain (lihat daftar obat NORUM), beri tanda garis bawah atau huruf kapital. h. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep dibagian akhir penulisan resep sesuai dengan undang-undang yang berlaku. i. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep obat yang mengandung obat
dengan jumlah dosis yang melebihi dosis maksimum. 3. Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus agar sah harus dibubuhi tanda tangan dokter (bukan paraf). 4. Tanda tangan dan paraf dokter dalam penulisan resep sesuai dengan spesimen tanda tangan dan paraf. 5. Resep resmi harus ditulis oleh dokter peminta, bila pesanan obat per telepon, resep dituliskan oleh dokter jaga IGD sesuai dengan advis per telepon oleh dokter spesialis.
6. Resep harus ditulis pada lembar kertas resep yang memiliki logo atau kop resmi. 7. Resep harus ditulis lengkap dengan tulisan tangan yang jelas dan mudah dibaca. 8. Saat dokter psikiatri tidak ada, dokter umum boleh menuliskan resep terapi obat lanjutan bagi pasien psikiatri, dengan jumlah obat tidak lebih dari terapi satu minggu atau sampai dengan jadwal praktek dokter psikiatri berikutnya. 9. Ada prosedur Rekonsiliasi Obat saat pasien masuk rawat inap yang dilaksanakan oleh dokter. Ditetapkan di : Batu Pada tanggal : 25 Maret 2014 Direktur RS. Baptis Batu dr.arhwinda Pusparahaju A.Sp.KFR.,MARS