OPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

LAPORAN KEMAJUAN 70% PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

LAPORAN KEMAJUAN 70% PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PENGGUNAAN BETON NON PASIR PADA INDUSTRI PEMBUATAN KUSEN BETON

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

STUDI KELAYAKAN KUALITAS BATAKO HASIL PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KOTA PALU. Oleh : Harun Mallisa ABSTRAK

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB I PENDAHULUAN. lama digunakan di seluruh dunia. Penggunaan batu bata di Indonesia sudah banyak

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PERENCANAAN MESIN PENCENTAK BATAKO DENGAN SISTEM HIDRAULIK

PENGEMBANGAN USAHA HOME INDUSTRY BATAKO KORBAN ERUPSI MERAPI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI PAVING DALAM MENGEMBANGKAN KAWASAN DESA LABANASEM

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH CAMPURAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

USULAN PENELITIAN DOSEN MADYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

Transkripsi:

OPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA Yusep Ramdani, MT (1), Murdini Mukhsin, MT, Iman Handiman, MT Teknik Sipil Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email (1) ramdani.yusep1975@gmail.com ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal, sarana dan prasarana seperti jalan, pasar dan bangunan pendukung lainnya menjadi semakin meningkat. Hal ini merupakan permasalahan yang harus disikapi dengan bijak dan kreatif tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga para akademisi dan praktisi dibidang teknik sipil. Penggunaan abu batu sebagai campuran bahan batako memberikan peluang bagi industri batako untuk meningkatkan kuat tekan batako sehingga pandangan masyarakat tentang kualitas batako tidak hanya sekedar dinding pengisi saja. Secara umum campuran batako yang ditambahkan abu batu dinamakan bataton dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan batako, tentu saja dengan tambahan biaya yang relatif kecil tetapi dapat meningkatkan kualitas pasangan dinding yang lebih baik. Abu batu merupakan limbah yang terbuang dari mesin pemecah batu atau stone crusher. Dengan penambahan abu batu akan diperoleh optimasi kualitas/kuat tekan bataton sesuai yang disyaratkan SNI terhadap biaya pembuatannya. Dengan penambahan abu batu maka dapat diperoleh campuran optimal untuk mencapai kuat tekan yang akhirnya dapat disosialisasikan penggunaannya di perusahaanperusahaan pembuatan bataton. Kata kunci: abu batu, bataton, limbah, perusahaan I. PENDAHULUAN I.1. Analisis Situasi Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal, sarana dan prasarana seperti jalan, pasar dan bangunan pendukung lainnya menjadi semakin meningkat. Hal ini merupakan permasalahan yang harus disikapi dengan bijak dan kreatif tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga para akademisi dan praktisi dibidang Teknik Sipil. Permasalah yang timbul diantaranya adalah ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pemukiman, ini karena harga-harga bahan bangunan relatif tinggi. I.2. Permasalahan mitra Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton (batako), persyaratan nilai penyerapan maksimum adalah 25 % dengan Karakteristik beton minimal K60. Berdasarkan keberadaan batako yang beredar di masyarakat sekarang ini kualitas dari batako tersebut rata-rata tidak memenuhi pada standar SNI, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya : - Ketidaktahuan para mitra/bidang usaha tentang SNI batako itu sendiri, - Tidak tetap dan tidak terpenuhinya komposisi campuran material batako - Sistem pemadatan dikerjakan secara manual yang mengakibatkan perbedaan tekanan dalam proses pembuatannya - Semakin meningkatnya harga material penyusun batako sedangkan harga jual tidak naik secara signifikan sesuai kenaikan harga material karena melihat dari daya beli masyarakat. Hal ini mengakibatkan perbandingan komposisi penyusun material dikurangi/dirubah. 1

- Semakin banyak nya para pengusaha batako yang mengakibatkan daya saing semakin tinggi sehingga harga jual semakin rendah yang mengakibatkan kualitas batako tersebut menurun Hal di atas menjadi suatu permasalah yang harus diselesaikan para akademisi dan praktisi dibidang teknik sipil guna menjaga keberadaan para pengusaha batako serta meningkatkan kualitas batako sehingga memenuhi SNI yang disyaratkan. I.3. Solusi yang ditawarkan pada mitra Dalam program Iptek Tepat Guna bagi masyarakat (ITGbM) ini akan diteliti batako dengan penambahan campuran abu batu yang hasil produksinya diberi nama bataton. Pemilihan abu batu dan semen portland sebagai bahan ikat merupakan bagian dari usaha untuk memecahkan permasalahan meningkatkan kualitas batako. Abu batu saat ini merupakan bahan hasil sampingan dalam industri pemecah batu yang jumlahnya melimpah. Saat ini abu batu pada stone crusher menjadi limbah yang harus diupayakan penangannya. Untuk menekan biaya produksi batako sekaligus menangani masalah limbah abu batu pada industri stone crusher, dilakukan penelitian pengaruh abu batu terhadap kuat tekan bataton serta analisis ekonomi untuk perusahaan yang menjadi mitra dalam program ITGbM ini. Dengan penambahan campuran abu batu dengan komposisi 1 semen : 7 pasir dengan perbandingan pasir : abu batu 50:50 diharapkan menjadi solusi dalam menekan biaya produksi serta meningkatkan mutu batako tersebut sehingga memenuhi SNI yang disyaratkan dengan harga yang masih terjangkau oleh masyarakat. II. TARGET DAN LUARAN II.1 Target Target dari Program Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat dengan judul Aplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako adalah : - Adanya solusi dalam penanganan limbah industri stone crusher - Terciptanya bataton dengan kualitas tinggi dengan harga produksi rendah dan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat - Sebagai bahan analisis komposisi campuran bataton yang optimal - Hasil dari program ini diharapkan menjadi model acuan rancanganan bataton untuk pengusaha-pengusaha industri batako khususnya di wilayah sekitarnya umumnya di Indonesia. II.2. Luaran Luaran dari Program Ipteks Bagi Masyarakat dengan judul Aplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako adalah : - Komposisi campuran optimal antara pasir, abu batu, semen dan air - Kuat tekan bataton diatas 6 MPa - Dimensi bataton sesuai dengan standar SNI untuk ukuran sedang yaitu : panjang 400 mm lebar 200 mm tinggi 150 mm dengan tebal sekatan luar 50 mm sekatan dalam 20 mm. Gambar 1. Dimensi dan potongan bataton 2

III. METODE PELAKSANAAN Dalam kegiatan Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat dengan judul Aplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako terdiri dari beberapa tahapan kerja yaitu : 1. Studi literatur mengenai SNI tentang Batako/bataton 2. Survey lokasi penyediaan material/bahan penyusun bataton Dalam kegiatan survey lokasi penyedian material abu batu, fokus yang dilakukan yaitu pencarian industri stone crusher yang terdapat di sekitar lokasi mitra dengan alasan kemudahan mobilisasi material dan harga yang bisa relatif lebih murah karena biaya trasnportasi lebih sedikit. 3. Analisis harga jual produk bataton Kegiatan Analisis ini dilakukan setelah produk bataton jadi. Harga jual dilihat dari analisis waktu dan biaya selama kegiatan produksi 4. Survey lokasi pemasaran hasil produksi bataton Kegiatan ini bertujuan untuk mencari sektor pemasaran yang tepat IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Dalam satu tahun terakhir LPPM Universitas Siliwangi Melakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tersentralisasi pada masing-masing Fakultas. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan perkembangan penelitian dan aplikasi teknologi sesuai dengan kepakarannya. Pengabdian dalam hal rekayasa kontruksi terfokus pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil. Beberapa Pengabdian pada masyarakat yang dikerjakan oleh fakultas Teknik dari tahun ke tahun antara lain : - Tahun 2008 : Perencana Pembangunan Mesjid Al Barokah, Lengkong Kaler, Kelurahan Lengkong, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. - Tahun 2009 : a. Pendataan Irigasi sekota Tasikmalaya b. Pembangunan Gedung Serbaguna DPRD - Tahun 2010 a. Perencana Pembangunan Mesjid Di Perumahan Graha Siliwangi, Kelurahan Mangkubumi, KotaTasikmalaya. b. Pengukuran Luas Wilayah (Pemetaan) Wilayah RT 04/RW 03, Lengkong Kaler, Kota Tasikmalaya - Tahun 2013 a. Perencanaan gedung program pasca sarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya b. Perencanaan pintu gerbang utama Universitas Siliwangi Tasikmalaya - Tahun 2014 Perencanaan Master Plan UNSIL 2014 V. HASIL YANG DICAPAI Pemakaian bataton bila dibandingkan dengan batu merah lebih hemat beberapa segi, misalnya : per m 2 luas tembok lebih sedikit jumlah yang dibutuhkan, sehingga secara kuantitatif terdapat penghematan sehingga ada penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75%. Beratnya tembok diperingan sampai 50%, dengan demikian juga fondasinya bisa berkurang. Bentuk bataton yang bermacam-macam memungkinkan variasivariasi yang beragam. Dalam kondisi tertentu tembok dengan bataton ini tidak usah diplester dengan tampilan cukup menarik. 3

Gambar 2. Diskusi kegiatan pengabdian Gambar 5. Pencampuran bahan pasir, abu batu dan semen Gambar 3. Abu batu sebagai bahan campuran bataton Gambar 6. Pencampuran bahan pasir, abu batu, semen dan air Gambar 4. Pencampuran bahan pasir dan abu batu dilakukan secara merata Gambar 7. Proses pencetakan bataton 4

Gambar 8. Proses penyusunan bataton yang hasil proses pencetakan VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Untuk pengembangan dan keberlanjutan kegiatan pengabdian Ipteks Tepat Guna Bagi Masyarakat (ITGbM ) Aplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako maka pelaksana kegiatan pengabdian sudah merancang tahapan kegiatan pengabdian selanjutnya, yaitu: 1. Mengaplikasikan penambahan abu batu pada produk selain bataton pada penggunaan elemen pengisi bangunan lain diantaranya: roster dan paving blok. 2. Mengaplikasikan penggunaan produk pewarnaan pada elemen pengisi bangunan (bataton, batako, roster dan paving blok) yang ramah lingkungan. 3.Mensosialisasikan dan menyebarluaskan perhitungan ekonomis dari biaya produksi dan biaya penjualan bataton, batako, roster dan paving blok diperoleh tampilan bataton lebih kedap dan lebih berat dibandingkan batako. 2. Penggunaan limbah abu batu pada batako dapat meningkatkan kualitas bataton dikarenakan gradasi abu batu mampu mengisi pori yang selama ini kosong hampa udara. 3. Penggunaan bataton dapat memasayarakat pada industri pembuatan batako sehingga masyarakat dapat menggunakan bataton sebagai pasangan pengisi dinding dengan kualitas lebih baik dibandingkan penggunaan batako. 4. Penggunaan bataton dapat meningkatkan pendapatan pemilik industri bataton mengingat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan bataton semakin meningkat. 7.2. Saran Beberapa saran yang perlu disampaikan agar kegiatan pengabdian sejenis dapat dilakukan di masa yang akan datang adalah: 1. Kegiatan pengabdian perlu dilakukan untuk penggunaan abu batu pada industri pembuatan paving blok. 2. Penggunaan bataton dan paving blok berwarna perlu diperkenalkan dan dikembangkan pada industri pembuatan bataton dan paving blok dengan bahan ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada industri pembuatan bataton diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Digunakan campuran rasio abu batu:pasir adalah 50:50 dengan perbandingan semen:pasir 1:7 Departemen Pekerjaan Umum, 1982, Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Pedoman Beton 1989. SKBI.1.4.53.1989. 5

Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton, Edisi 2, Andi, Yogyakarta. Samekto, 2001, Teknologi Beton, Bandung. Tjokrodimulyo, K., 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta Nawy, Edward. G., Reinforce Concrete a Fundamental Approach, Terjemahan, cetakan pertama, Bandung : PT. Eresco, 1990 6