BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BANTUAN PNPM MANDIRI DALAM BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI PEREMPUAN DI NAGARI SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial. Diajukan oleh: GUSNIMAR NIM:

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. indikator pekerjaan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN tentang desa, desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

EFEKTIFITAS KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) MIFTAHUL JANNAH DALAM PROGRAM PNPM-MP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara berkembang akan selalu mengalami permasalahan yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam kemiskinan, baik di desa maupun di kota masyarakat sama-sama mengalami hidup dibawah garis kemiskinan, dan kemiskinan ini merupakan isu lama yang tidak ada habisnya. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah diatakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikannya, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. (Soerjono Soekanto, 2009: 320). Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita dibawah Garis Kemiskinan) pada bulan Maret 2013 di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 %), berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada

september 2012 yang sebesar 28,59 juta orang (11,66 %). Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang (dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada maret 2013), sementara di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta orang (dari18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret 2013). Selama periode September 2012-Maret 2013, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan. (BPS Indonesia, 2013). Tidak jauh berbeda dengan keadaan ekonomi kelurga di berbagai daerah di Indonesia seperti di Provinsi Sumatera Barat, menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik Sumatera Barat Jumlah penduduk miskin pada September 2013 adalah 380.626 jiwa. Dibanding Maret 2013 (407.470 jiwa) turun sebanyak 26.844 jiwa. Menurut wilayahnya, di perkotaan meningkat sebanyak 5.356 jiwa, sebaliknya jumlah penduduk miskin pedesaan mengalami penurunan sebanyak 32.844 jiwa. Secara persentase, penduduk miskin turun sebesar 0,58 % dari periode Maret 2013 ke September 2013 yaitu dari 8.14 % menjadi 7,56 %. (BPS Sumatera Barat, 2013). Pada tahun 2007 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efektifitas penanggulangan dan penciptaan lapangan kerja. Semua jenis kegiatan yang akan diangkat tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin, artinya bahwa sasaran dari kegiatan tersebut benar-benar dalam rangka menanggulangi kemiskinan atau sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat atau daerah yang membutuhkan. Perencanaan kegiatan diberikan ruang seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pengendalian gagasan atau identifikasi kebutuhan dan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan. (Nengsih, Afrina. 2013, Bantuan PNPM Mandiri Dalam Bidang Simpan Pinjam perempuan di Nagari Sungai Liku Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan.) Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi : 1) Penyediaan dan perbaikan sarana / prasarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya 2) Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini. 3) Kegiatan terkait peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs Guna untuk meningkatkan ekonomi keluarga, kegiatan Simpan Pinjam bagi perempuan merupakan salah satu kegiatan yang diangkat di Nagari Tanjung Bonai, kecamatan Lintau Buo Utara. Kegiatan ini adalah bagi perempuan, namun yang diutamakan adalah perempuan yang berasal dari rumah tangga miskin, yang ditetapkan oleh masyarakat pada setiap Nagari, berhubungan dengan pemanfaatan dana pinjaman harus digunakan kepada kegiatan usaha yang produktif, dengan tujuan supaya perempuan yang ikut Simpan Pinjam tersebut bisa berperan aktif untuk membantu atau menopang kebutuhan ekonomi keluarganya. Dana bergulir

yang diberikan kepada setiap kelompok kaum perempuan diharapkan dapat digulirkan kembali kepada kelompok lain sehingga perputaran uang semakin cepat dan banyak kaum perempuan yang tersentuh program tersebut. Menurut keterangan dari Ibu Aji Leo Rina selaku anggota dari Lembaga UPK Kecamatan Lintau Buo Utara mengatakan bahwa Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Nagari Tanjung Bonai pada awalnya terbentuk dari berbagai kegiatan masyarakat yang selalu membentuk kelompok-kelompok kecil, seperti kelompok-kelompok pengajian atau dalam bahasa masyarakat setempat adalah kelompok wirid yasin yang ada di setiap Mesjid, kelompok masyarakat yang terbentuk karena adanya kegiatan jula-jula atau arisan yang ada disetiap Jorong, dan ada juga kelompok petani yang bekerja sacara tolong-menolong yang telah ada puluhan tahun yang lalu. Dalam kelompok wirid yasin, anggota kelompok melakukan pengajian satu kali dalam seminggu, kelompok ini terdiri dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang suka mendengarkan pengajian-pengajian agama Islam. Dalam melaksanakan berbagai acara wirid para anggota kelompok mengumpulkan dana, seperti sedekah, adanya simpanan pokok dan simpanan wajib, gunanya adalah untuk biaya Ustadz yang memberikan ceramah dan juga untuk biaya jika ada wirid gabungan ke Mesjid lainnya. Dalam kelompok wirid ini angggota juga melakukan kegiatan simpanan atau tabungan, yang dibagikan setiap tahun pada bulan puasa, jula-jula atau arisan yang di bagikan setiap minggu atau setiap bulan, jula-jula daging yang dibagikan ketika hari raya Idul Fitri, jula-jula daging Qurban untuk hari raya Idul Adha.

Uang yang dikumpulkan melalui tabungan anggota kelompok tersebut boleh dipinjam oleh anggota yang terdesak dalam masalah keuangan, seperti untuk biaya pendidikan anak-anak, dan kebutuhan mendadak lainnya, dengan syarat uang tersebut dibayar sebelum datangnya bulan puasa dengan tanpa adanya bunga pinjaman. Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota dalam suatu kelompok wirid membuat kelompok tersebut membagi anggota menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok wirid khusus bapak dan khusus Ibu. Seperti yang terjadi pada kelompok wirid Ubudiyah di Mesjid Almukmin Jorong Ranah kodok. Dimana anggotanya mencapai ratusan orang sehingga anggotanya dipecah menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok ibu-ibu dan kelompok bapak-bapak. Masyarakat Nagari Tanjung Bonai yang biasa melakukan kegiatan dengan berkelompok inilah yang dituju oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan khususnya Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pemerintah memberikan modal usaha kepada masyarakat melalui Lembaga Simpan Pinjam Perempuan dengan syarat masyarakat tersebut harus tergabung dalam suatu kelompok. Modal usaha yang diberikan kepada kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP), Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) memberikan kekuasaan kepada anggota kelompok untuk mengelola dana tersebut, bisa digunakan untuk usaha bersama secara berkelompok, atau digunakan untuk usaha secara individual sesuai dengan keputusan dari masing-masing kelompok. Dalam masalah pembayaran, dari setiap anggota kelompok dikenakan bunga sebanyak 20% mendatar, yang disetorkan kepada Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) adalah 18% menurun, dan sisanya 2% mendaki digunakan untuk dana kelompok, yang nantinya akan dipinjamkan kembali kepada anggota kelompok.

Dalam rapat anggota kelompok akan dibahas bagaimana pengelolaan dana, peraturan sanksi yang diberikan kepada anggota yang mengalami tunggakan dalam pembayaran, adanya simpanan pokok dan simpanan wajib. Besarnya jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib berbeda antara masing-masing kelompok sesuai dengan kesepakatan pada rapat anggota kelompok. Suatu kelompok Simpan Pinjam Perempuan mengatur jadwal pertemuan, dalam pertemuan mingguan anggota kelompok akan berkumpul bersama ditempat yang telah disepakati, mereka membahas berbagai masalah yang sedang dihadapi dalam kelompok, dalam bermasyarakat, membicarakan jula-jula, mengadakan simpanan beras dan simpanan uang yang dibagikan ketika menjelang hari Raya Idul Fitri. Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno, menyatakan bahwa jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Sumatera Barat sebanyak 6.132 kelompok. (Padang Ekspres, (16 Oktober 2012)). 25 Persen Dana PNPM untuk perempuan. ) http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=35987). Dan menurut Pelaksana Kegiatan (UPK) Nagari Tanjung Bonai Ibu Aji Leo Rina, mengatakan bahwa jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Lintau Buo Utara sebanyak 64 kelompok, di Nagari Tanjuang Bonai sebanyak 32 kelompok, dan dana yang dimiliki oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Nagari Tanjung Bonai pada oktober 2013 sudah mencapai 3 Miliar, dan terus berkembang setiap bulannya. Melihat banyaknya jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Nagari Tanjuang Bonai ini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi

Keluarga di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana lembaga SPP ini berfungsi dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga, dan melihat bagaimana pengaruh lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap kondisi ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti adalah: 1. Apa fungsi program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) bagi ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara? 2. Bagaimana pengaruh Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap kondisi ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terutama pada ekonomi rumah tangga masyarakat di Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar. 2. Untuk mengetahui pengaruh Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap kondisi ekonomi rumah tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan penelitian ini dalam bidang ilmu sosiologi terutama sosiologi ekonomi, dan sosiologi pedesaan. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat mengasah penulis dalam membuat karya tulis ilmiah, dan diharapkan penulis bisa belajar membuat karya tulis berikutnya serta menambah wawasan penulis mengenai masalah yang diteliti. 1.5. Hipotesis Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan mengidentifikasikan hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel bersifat hipotesis. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. ( Bambang dan Lina, 2005:76). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. ( Dr. Sugiyono, 2013:64). Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah: Ha : Keberadaan lembaga simpan pinjam perempuan (SPP) mempengaruhi peningkatan ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai. Ho : Keberadaan lembaga simpan pinjam perempuan (SPP) tidak mempengaruhi peningkatan ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai. 1.6. Defenisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. Konsep adalah defenisi, abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 2006:667 dalam skripsi Kharisma 2013:29 ). Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah penelitian, konsep ini juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjut sebuah kasus yang diteliti dan menghindari dari jatuhnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan dalam konteks penelitian ini adalah: 1. Ekonomi adalah sesuatu yang membahas tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dan sarana-prasarana pemenuhannya 2. Keluarga adalah suatu masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.

3. Lembaga Simpan Pinjam Perempuan adalah suatu kelompok masyarakat dimana anggotanya terdiri dari kaum perempuan yang didanai oleh dana bergulir dari PNPM-Mandiri Pedesaan. 4. Modal usaha adalah uang yang dipergunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk membuka suatu usaha yanng bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 5. Pelatihan adalah suatu bentuk pengetahuan atau keterampilan yang diberikan oleh lembaga atau individu kepada anggota masyarakat, sehingga dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut bisa dipergunakan untuk suatu hal bersifat positif dan membangun. 6. Managemen pengelolaan keuangan adalah cara mengelola keuangan yang baik dan cara membukukannya yang diberikan Lembaga SPP kepada anggotanya. 7. Kondisi sosial ekonomi keluarga, yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi keluarga dalam penelitian ini diukur berdasarkan pekerjaan. 8. Pendapatan, dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan yang didapat oleh Ibu-ibu anggota SPP dengan modal usaha yang telah diperolehnya. 1.7. Operasionalisasi Variabel Variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya. Agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan kedalam konsep operasional variabel, untuk itu maka

variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya. (dalam Burhan Bungin, 2005: 59-60) A. Variabel Bebas (Independen Variable) Variabel bebas (X) adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. (Bambang dan Lina, 2005:67). Menurut Prof. Dr. Sugiyono Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Dr. Sugiyono, 2013:39) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dengan indikatornya sebagai berikut: 1. Pemberian modal usaha 2. Manajemen pengelolaan keuangan 3. Pelatihan. B. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (Y) adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus/topik penelitian. (Bambang dan Lina, 2005:68). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Peningkatan Ekonomi Keluarga, dengan indikatornya sebagai berikut: 1. Pekerjaan 2. Tingkat pendapatan 3. Kesejahteraan

Bagan 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Lembaga Simpan Pinjam Perempuan Peningkatan Ekonomi Keluarga Indikatornya Indikatornya 1. Pemberian modal usaha 1. Pekerjaan 2. Manajemen pengelolaan keuangan 2. Tingkat pendapatan 3. Pelatihan 3. Kesejahteraan