AUDREY LEMAN LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Oleh: Audrey Leman Copyright 2017 by Audrey Leman Penerbit Audrey Leman audreyleman03@yahoo.co.id Desain Sampul: Audrey Leman Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Ucapan Terima Kasih Halo, pembaca sekalian! Pertama-tama, saya mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas bimbingannyalah, novel ini akhirnya dapat terselesaikan. Terima kasih juga kepada segenap keluarga dan teman-teman semasa SMA saya, yang telah banyak memberikan inspirasi dan dukungan kepada saya selama saya mengerjakan novel ini. Dan tidak lupa juga, terima kasih kepada para pembaca yang telah ingin membaca novel karangan saya yang pertama ini. Banyak unsur penyusun novel ini yang diambil dari cerita sejarah dan video game, yang merupakan kegemaran saya sendiri, dan juga pengalaman hidup saya bersama dengan keluarga dan teman-teman sekolah. Saya berharap pembaca sekalian dapat menikmati seluruh perjalanan cerita yang ada dalam novel ini. Kritik dan saran pun sangat diharapkan dari pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih. Audrey Leman 3
DAFTAR ISI Prolog... 5 Bab 1 Takdir Sang Putri Raja... 7 Bab 2 Pertempuran Pertama yang Luar Biasa... 33 Bab 3 Kepemimpinan Sang Jenderal Muda... 55 Bab 4 Asal Mula Pedang Kerajaan... 82 Bab 5 Kematian dan Pengangkatan Baru...113 Bab 6 Perang yang Tidak Terduga...152 Bab 7 Aku, Kenokia Kenny!...171 Epilog...192 4
Prolog Di suatu negeri, berdirilah sebuah kerajaan besar dan megah, yang dipimpin oleh sepasang raja dan ratu yang baru. Keduanya masih sangat muda. Walaupun demikian, sang raja dan ratu baru tersebut terkenal sangat baik dan bijaksana. Saat dilantik menjadi raja dan ratu baru, semua rakyat bersorak dan bersuka cita atas mereka. Semua rakyat sangat menerima mereka. Bahkan, mereka sering menyebut raja dan ratu tersebut sebagai pemimpin yang telah ditunggu-tunggu oleh kerajaan tersebut sejak dahulu. Beberapa lama kemudian, raja dan ratu itu dikaruniai seorang anak perempuan, dan mereka menamainya sesuai dengan adat hukum kerajaan itu, yang menyatakan bahwa nama anggota keluarga kerajaan harus memiliki dua susun nama saja, dan keduanya harus diawali dengan huruf yang sama. Maka, mereka pun sepakat untuk menamai anak itu dengan nama Kenokia Kenny. Anak itu langsung diresmikan sebagai seorang putri raja yang baru, dalam gendongan hangat sang ibu. Anak itu bertumbuh pesat, dan ia sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia adalah anak yang cerdas, mandiri, ulet, dan juga sangat periang. Semua orang di kerajaan itu sangat menyayanginya karena sifat dan sikapnya itu. Bahkan, anak itu tak segan-segan keluar bermain dengan anakanak dari rakyat jelata, bahkan ia selalu merasa dirinya sama 5
dengan mereka, walaupun di sisi lain, ia juga mengetahui bahwa dirinya adalah seorang putri raja. Namun, ia tidak pernah menyombongkan dan memamerkan derajatnya di antara anakanak itu. Ia berlari, memanjat pohon, mencari ikan di danau, bersembunyi di gua-gua, dan banyak hal lainnya yang juga dilakukan oleh anak-anak jelata di kerajaan itu. Semua rakyat dan warga istana sangat menyukai putri raja cilik itu. 6
Bab 1 Takdir Sang Putri Raja Suatu hari, pada saat anak itu telah berusia 9 tahun, peperangan pun pecah diantara kerajaannya melawan kerajaan tetangga yang terkenal besar dan kuat. Kerajaan tetangga tersebut terkenal sebagai kerajaan yang selalu ingin menjajah dan menguasai kerajaannya. Pasukan kerajaannya terdesak untuk mundur, dan akhirnya mengalami kekalahan akibat jumlah pasukan yang sangat kurang. Sang raja pun bingung, bagaimana cara untuk mendapatkan pasukan dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih tangguh lagi, sedangkan akibat perang besar tersebut, perekonomian kerajaan mulai goyah. Jumlah pemuda yang ada di kerajaan itu pun itu tidak dapat membandingi jumlah pasukan kerajaan tetangga. Melihat hal itu, Kenny, nama panggilan putri cilik itu, pun mulai berpikir mengenai cara mengembalikan kejayaan kerajaannya. Akhirnya, suatu kali saat malam hari pun tiba, ia melihat seorang jenderal kepercayaan raja pulang dari berperang. Jenderal itu terlihat sangat kuat dan perkasa. Terkagum-kagum akan penampilan jenderal kepercayaan ayahnya itu, Kenny mulai berpikir untuk belajar menjadi 7
seorang jenderal untuk mengembalikan kerajaannya seperti dulu. Maka, keesokan harinya, setelah sarapan, Kenny berlari keluar dari istana itu, dan menghampiri markas tentaratentara kerajaan itu. Betapa beruntungnya ia, disana hanyalah ada sang jenderal seorang diri. "Putri Kenny! Ada apa sampai Anda datang kesini? kata sang jenderal, yang sedang mengurus tali kekang kudanya. "Jenderal Tan, mohon ajari aku berperang, balas Kenny, sambil menatap wajah sang jenderal, yang akrab dipanggil Tan, dengan wajah serius. "Be..berperang? Apa Anda yakin, Tuan Putri?" kaget Jenderal Tan, mendengar pernyataan putri cilik itu. Apa yang membuat Anda menjadi berpikir demikian, Tuan Putri? Kenny hanya mengangguk, lalu berbisik ke telinga sang jenderal. "Aku mohon, jangan beritahukan kepada siapapun mengenai hal ini, Jenderal. Bahkan ayah dan ibuku pun tidak boleh tahu," bisik Kenny, tetap memasang ekspresi seriusnya. Aku akan memberitahukan kepada Anda mengenai semua ini nanti. 8
"..baik, Tuan Putri. Akan kuajarkan semua yang kukuasai segera, balas Jenderal Tan, sambil menatap Sang Putri yakin. Maka, sejak saat itu, Jenderal Tan pun mulai meluangkan waktunya setiap sorenya sejak saat itu untuk mengajarkan Kenny mengenai teknik berperang. Kenny tidak hanya mempelajari teknik berperang dan strategi saja, di istana itu juga terdapat suatu peraturan, yang menyebutkan bahwa seorang anak raja wajib untuk bersekolah di istana itu, dan diajar oleh sang raja dan ratu sendiri. Mereka wajib bersekolah sejak berumur 4 tahun hingga berumur 17 tahun. Setelah masa sekolah itu, mereka boleh melanjutkan sekolahnya sendiri, bahkan boleh tidak sama sekali. Maka, Kenny menjalani masa sekolahnya pada pagi hari hingga pukul 1 siang, lalu melanjutkan belajarnya mengenai teknik berperang setelah makan siang usai. Pada minggu pertamanya, Kenny diajar seperti keadaan kelas biasanya oleh Jenderal Tan. Ia mempelajari sejarah berperang secara singkat, menghafal peta geografis kerajaan tersebut, cara memegang senjata dan berkuda secara teori, dan segala hal secara teoritis. Lalu, minggu selanjutnya, tiba-tiba saja, Jenderal Tan memberikan sebuah pedang kayu kepada Kenny. 9
Apa ini? tanya Kenny, keheranan, sambil menatap pedang kayu tersebut dengan saksama. Pedang kayu, sebagai latihan pertamamu, nak, jelas Jenderal Tan sambil tersenyum, dan mengantar Kenny ke sebuah ladang yang cukup besar. Bukannya kita akan belajar sejarah berperang lagi? tanya Kenny, berjalan mengikuti sang jenderal, masih keheranan. Nak, kata Jenderal Tan, sambil berlutut di depan Kenny, sambil memegang bahu anak itu. teori tidak dibutuhkan dalam berperang. Sejarah dan teknik yang telah kau pelajari hanya sekedar untuk mengantarmu dalam mengetahui apa arti perang yang sebenarnya, menurut orang-orang yang telah mengalaminya. Jadi, sekarang giliranmu untuk mempraktekkannya, tentunya dari awal. Mendengar hal itu, Kenny hanya menganggukanggukkan kepalanya, walaupun masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab dalam benaknya. Ia mengikuti jejak Jenderal Tan, dan sesampainya di ladang itu, Sekarang, kata Jenderal Tan memulai pelajarannya, sambil mengeluarkan sebuah pedang kayu dari sabuknya, peganglah pedang itu seperti ini. 10