BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga, merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris Gymnastics, atau belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa yunani, gymnos, yang berarti telanjang, karena pada waktu zaman kuno melakukan senam dengan badan telanjang. Senam artistic merupakan salah satu macam-macam senam. Senam artistic diistilahkan dengan senam ketangkasan yang artinya bentuk-bentuk gerakan senam yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, kelentukan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan gerak yang terpadu. Senam lantai termasuk kedalam salah satu bagian dari senam artistik. Senam lantai adalah gerakan senam yang dilakukan pada matras, unsure gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar diudara, dan menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang. Macam-macam gerakan senam lantai salah satunya adalah guling depan. Guling depan merupakan salah satu gerakan dalam senam lantai yang diajarkan disekolah Dasar. Gerakan guling depan dapat dilakukan dengan cara menggulingkan badan kedepan dengan perkenaan mulai dari tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul bagian belakang. Guling depan merupakan ketrampilan yang memiliki gerakan yang sulit dan komplek. Para siswa disekolah dasar pada saat pembelajaran guling depan banyak yang mengalami kendala atau kesulitan diantaranya ketika melakukan guling depan banyak yang menggunakan kepala sebagai tumpuan dikarenakan dagu yang tidak menempel pada dada, lepasnya kaki dari matras tidak bersamaan, dan siswa takut melakukan guling depan karena mereka 1
2 beranggapan bahwa gerakan guling depan adalah gerakan yang berbahaya yang menyebabkan cedara. Pembelajaran pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan siswa. Karakteristik inilah yang menjadi dasar bagi guru dalam mengambil tindakan berupa penerapan metode pembelajaran yang baik dan tepat, yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, khususnya siswa Sekolah Dasar. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran guling depan menuntut seorang guru penjas harus memiliki kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran guling depan. Namun pada kenyataan masih banyak guru pendidikan jasmani yang kurang memahami dan belum dapat melaksanakannya dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar khususnya pada siswa kelas IV, menunjukan bahwa pada saat mengikuti pembelajaran senam lantai khususnya guling depan, siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran hal ini, bisa dilihat ketika proses pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa siswa saja, ini menunjukkan kurang efektifnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran yang digunakan oleh guru belum banyak menggunakan alat bantu pembelajaran. Pembelajaran tersebut menjadikan anak kurang senang atau bahkan merasa frustasi untuk melakukan gerakan guling depan, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang komplek. Pembelajaran Penjas yang demikian menyebabkan belum terciptanya hubungan interaktif antara siswa dengan guru serta siswa lain mengakibatkan tingkat keberhasilan siswa masih rendah. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yang berlaku di SD Negeri 03 Koripan yaitu 75. Tingkat keberhasilan siswa dalam melaksanakan senam lantai khususnya guling depan di kelas IV masih sangat rendah, hanya 6 siswa dari 22 siswa atau 27,27% yang nilainya diatas KKM. Dari data tersebut terlihat bahwa pencapian hasil belajar siswa masih rendah, karena masih jauh dari nilai criteria ketuntasan mengajar yang berlaku di SD Negeri 03 Koripan.
3 Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas khususnya guling depan. Perlu adanya penggunaan alat bantu merupakan salah satu karakteristik metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Penjas. Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan alat bantu sebagai bentuk pembelajaran yang bersifat aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, alat bantu yang digunakan adalah, melalui audio visual seperti video dan matras bidang miring. Pemilihan video karena secara tampilan akan lebih memperjelas tentang pemahaman konsep mengenai gerakan guling depan, selain itu video juga memberikan respon yang menyenangkan bagi siswa. Sedangkan matras bidang miring digunakan untuk mempermudah siswa pada saat melakukan gerakan berguling kedepan dikarenakan dengan menggunakan matras bidang miring gaya dorongnya akan lebih besar. Diharapkan alat bantu ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi guling depan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dalam kegiatan lebih lanjut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016?
4 Definisi Operasional Variabel: 1. Alat Bantu Alat bantu pembelajaran merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ragam alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran guling depan, pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Koripan, adapun alat bantu yang digunakan sebagai berikut: a. Audio visual Media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi 2 jenis media audif (mendengar) dan visual (melihat). Digunakan untuk mempermudah konsep pemahaman siswa tentang guling depan. b. Matras Bidang Miring Alat bantu matras bidang miring ini terbuat dari balok dengan panjang 1,5 s/d 2 Meter, lebar 1 Meter, dan tinggi 50 cm. Matras bidang miring digunakan untuk mempermudah gerakan siswa pada saat berguling pada matras. Penggunaan matras bidang miring ini akan diturunkan secara bertahap hingga pada akhirntya menggunakan matras datar. 2. Hasil Belajar Suatu kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima materi pembelajaran dengan alat bantu pembelajaran yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: Meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016.
5 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat antara lain : 1. Bagi siswa a. Dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 melalui alat bantu pembelajaran. b. Dapat meningkatkan minat siswa kelas IV SD Negeri 03 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 terhadap pembelajaran guling depan melalui alat bantu pembelajaran. 2. Bagi guru Penjas SD Negeri 03 Koripan a. Untuk meningkatkan kreativitas guru di sekolah dalam pembelajaran penjas agar diperoleh hasil belajar yang optimal. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alat Bantu sebagai alternative pembelajaran yang dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional, terutama dalam alat bantu pembelajaran penjas. d. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan peranaktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas melalui alat bantu pembelajaran. 3. Bagi sekolah SD Negeri 03 Koripan a. Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap SD Negeri 03 Koripan, untuk mengembangkan strategi belajar mengajar khususnya penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.