BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Pembiayaan Multi Jasa

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. c. QS. Yusuf [12]: 72: 7 89' : ;<2)=>3 Penyeru-penyeru itu berseru: Kami

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

ISLAM IS THE BEST CHOICE

LAMPIRAN 1 FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NOMOR 09/DSN-MUI/VI/2000 TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB II LANDASAN TEORI. Kodifikasi Produk Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

PEMBIAYAAN MULTI JASA

Hadits-hadits Shohih Tentang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Konversi Akad Murabahah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Setiap bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat. Penghimpunan dana masyarakat di perbankan syariah tidak jauh beda dengan instrumen yang sama dengan penghimpunan dana pada perbankan konvensional, yaitu instrumen giro, tabungan, dan deposito. Adapun dalam penyaluran dana perbankan syariah dilakukan dengan menggunakan skema jual beli, skema investasi, dan skema sewa. Skema-skema tersebut lebih sering dikenal dengan pembiayaan. Pembiayaan merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak bank kepada pihak lain atau nasabah untuk membantu kebutuhan nasabah dalam bentuk konsumtif atau investasi melalui akad yang disepakati oleh pihak yang bersangkutan. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Asfiyah, 2015). Pembiayaan merupakan alternatif bagi nasabah untuk memenuhi suatu kebutuhan yang direncanakan baik untuk jangka panjang atau pendek dan tentunya tidak ada riba dalam proses akad pembiayaan. Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, menjelaskan 8

9 dalam pasal 12 Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan kebutuhan pihak yang bersangkutan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tabungan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil yang sudah disepakati di awal akad. Sedangkan menurut Undang- Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, menyebutkan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Mudharabah dan musyarakah, merupakan transaksi penyediaan dana kepada nasabah dengan bagi hasil. b. Ijarah, merupakan transaksi penyediaan dana kepada nasabah dengan sistem sewa-menyewa tanpa opsi perpindahan hak milik. Sedangkan ijarah muntahiya bittamlik merupakan transaksi penyediaan dana kepada nasabah dengan sistem sewa-menyewa dengan hak opsi perpindahan hak milik atau sewa beli. c. murabahah, salam dan istishna, merupakan transaksi penyediaan dana kepada nasabah dengan sistem jual beli dalam bentuk piutang dimana harga dan keuntungan sudah disepakati pada awal akad. d. Qardh, merupakan transaksi penyediaan dana kepada nasabah dengan sistem pinjam- meminjam dalam bentuk piutang.

10 e. Ijarah untuk transaksi multijasa, dimana transaksi sewa-menyewa jasa berdasarkan kesepakatan antara bank dan pihak lain dengan menerima imbalan jasa (ujrah). 2. Prinsip-prinsip Pembiayaan Berikut Prinsip pembiayaan menurut Kasmir (2012: 110): a. Character Character yaitu prinsip pembiayaan dengan melihat dari sifat calon debitur apakah nasabah pernah memiliki kredit bermasalah saat pembiayaan dan apakah nasabah dikenal baik di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja nasabah tersebut. b. Capacity Capacity yaitu prinsip pembiayaan untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit dilihat dari analisis keuangan, apakah ada kemampuan untuk mengembalikan angsuran dan sumber angsuran berasal dari gaji atau usahanya berkembang dengan baik yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. c. Capital Capital yaitu prinsip pembiayaan yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan apa yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. Dilihat

11 apakah nasabah memiliki asset pribadi berupa asset pribadi seperti rumah dan mobil atau investasi. d. Collateral Collateral yaitu pinsip pembiayaan dengan melihat jaminan yang diberikan nasabah kepada bank baik yang bersifat fisik maupun nonfisik seperti BPKB atau sertifikat yang dapat mengcover pembiayaan. e. Condition Condition yaitu prinsip pembiayaan dengan melihat nilai kredit hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang apakah jenis usaha halal secara agama dan legal menurut hukum dengan kondisi lingkungan tempat usaha tersebut. 3. Jenis-jenis Pembiayaan Menurut Rohman (2014: 207-208) jenis pembiayaan di bagi menjadi 2, yaitu jenis pembiayaan berdasarkan tujuan penggunaan dan berdasarkan jangka waktu. a. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaan. Berdasarkan tujuan penggunaan, pembiayaan dapat dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan Konsumtif yaitu penyedian dana oleh bank yang diberikan kepada nasabah yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat konsumtif. Pembiayaan konsumtif ini umumnya pembiayaan yang diperuntukan perorangan, seperti

12 kebutuhan untuk membeli rumah, mobil pribadi dan lain sebagainya. Dalam pembayaran kembali pembiayaan, nasabah membayar angsuran yang ditentukan dari gaji atau pendapatan lainnya. 2) Pembiayaan Investasi adalah penyediaan dana oleh bank kepada pihak nasabah untuk penanaman dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan maksud memperoleh keuntungan dikemudian hari. 3) Pembiayaan Modal Kerja merupakan penyediaan dana oleh bank kepada nasabah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Pembiayaan ini biasanya untuk kebutuhan upah kerja, biaya bahan baku dll. b. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu. Jenis pembiayaan berdasarkan jangka waktu dapat dikelompokkan menjadi: 1) Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu pelunasan kepada bank kurang dari satu tahun. 2) Pembiayaan Jangka Menengah, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu pelunasan kepada bank lebih dari satu tahun sampai dengan tiga tahun.

13 3) Pembiayaan Jangka Panjang, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu pelunasan kepada bank lebih dari tiga tahun. B. Pembiayaan Multijasa 1. Pengertian Pembiayaan Multijasa Menurut Lembaga Keuangan Syariah (LKS), pembiayaan multijasa adalah penyediaan dana yang diberikan LKS kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa dengan sistem sewa dengan imbalan jasa (ujrah) yang sudah disepakati pada awal akad. Penelitian yang dilakukan oleh Ariskasari (2014) menyatakan bahwa pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dalam akad ijarah, dalam penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran pelayanan jasa kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Dalam pembiayaan multijasa ini, bank syari ah akan memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee (upah) menurut kesepakatan di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan persentase. Pembiayaan multijasa merupakan dengan jenis pembiayaan konsumtif yang sesuai dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, dan pernikahan. Dalam pembiayaan multijasa bank syariah dapat menggunakan salah satu akad yang ditetapkan berdasarkan fatwa DSN MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa. Akad yang digunakan tersebut adalah:

14 1. Akad ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan sistem sewa atas manfaat suatu barang atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik objek sewa tanpa hak opsi perpindahan hak milik. 2. Akad kafalah adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kaf iil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul anhu, ashil). 2. Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa Setiap lembaga keuangan syariah dalam menjalankan bisnis dan usahanya tidak terlepas dari jaringan Syariah. Tentunya yang dimaksud dengan jaringan syariah merupakan setiap bisnis usaha lembaga keuangan syariah harus ada dasar hukum yang kuat seperti ayat Al- Qur an dan hadist. Ada beberapa ayat Al- Qur an yang menjadi dasar hukum pembiayaan multijasa berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 44/DSN-MUI/VIII/2004. a. Al- Qur an, sebagaimana Firman Allah SWT:

15 "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. al-baqarah [2]: 233)

16 "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (QS. al-qashash [28]: 26) "Penyeru-penyeru itu berseru, "Kami kehilangan piala Raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." (QS. Yusuf [12]: 72) "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'arsyi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatangbinatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan

17 keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalanghalangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya." (QS. al- Ma'idah [5]: 2) "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya." (QS. al-maidah [5]:1) "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah

18 janji sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." (QS. al-isra' [17]: 34) b. Hadis-hadis Hadis riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda:.أ ع ط وا ا أل ج ي ر أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ج ف ع ر ق ه Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. Hadis riwayat Abd ar-razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa id al-khudri, Nabi SAW bersabda:.م ن اس ت أ ج ر أ ج ي ر ا ف ل ي ع ل م ه أ ج ر ه Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata: ك ن ا ن ك ر ي ا أل ر ض ب م ا ع ل ى الس و اق ي م ن الز ر ع و م اس ع د ب ال م اء م ن ه ا ف ن ه ان ا ر س و ل هللا ص ل ى هللا ع ل ي ه و آل ه و س ل م ع ن ذ ل ك و أ م ر ن ا.أ ن ن ك ر ي ه ا ب ذ ه ب أ و ف ض ة Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.

19 Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf al-muzani: الص ل ح ج ائ ز ب ي ن ال م س ل م ين إ ال ص ل ح ا ح ر م ح ال ال أ و أ ح ل ح ر ا ما.و ال م س ل م ون ع ل ى ش ر وط ه م إ ال ش ر ط ا ح ر م ح ال ال أ و أ ح ل ح ر ام ا Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Hadis Nabi riwayat Bukhari: ع ن س ل م ة ب ن األ ك و ع ر ض ي هللا ع ن ه أ ن الن ب ي ص ل ى هللا ع ل ي ه و س ل م أ ت ي ب ج ن از ة ل ي ص ل ي ع ل ي ه ا ف ق ال ه ل ع ل ي ه م ن د ي ن ق ال وا ال ف ص ل ى ع ل ي ه ث م أ ت ي ب ج ن از ة أ خ ر ى ف ق ال ه ل ع ل ي ه م ن د ي ن ق ال وا ن ع م ق ال ص ل وا ع ل ى ص اح ب ك م ق ال أ ب و ق ت اد ة ع ل ي د ي ن ه ي ا ر س ول هللا ف ص ل ى ع ل ي ه *. Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang lakilaki untuk disalatkan. Rasulullah SAW bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Sahabat menjawab, Tidak. Maka,beliau mensalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Sahabat menjawab, Ya. Rasulullah berkata, Salatkanlah temanmu itu (beliau sendiri

20 tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut. (HR. Bukhari dari Salamahbin Akwa ). Hadits Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa id al-khudri, Nabi SAW bersabda:.ال ض ر ر و ال ض ر ار Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain. 3. Ketentuan Umum Dalam Pembiayaan Multijasa Ada beberapa ketentuan umum agar dapat melakukan pembiayaan multijasa, berikut ketentuan umum dalam pembiayaan multijasa berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 44/DSN- MUI/VIII/2004: a. Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (ja`iz) untuk menjadi suatu produk pembiayaan didalam LKS dengan ketentuan dalam menggunakan akad dalam pembiayaan multijasa digunakan salah satu akad yaitu Ijarah atau Kafalah. b. Pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah, maka ketentuan pembiayaan multijasa harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

21 c. Pembiayaan multijasa yang menggunakan akad Kafalah, maka ketentuan pembiayaan multijasa harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah. d. Pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah atau kafalah, dalam hal ini keduanya dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee atas pembiayaan tersebut bagi LKS. e. Besar ujrah dalam pembiayaan multijasa harus disepakati antara LKS dengan pihak yang bersangkutan di awal akad dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase. C. Akad Ijarah 1. Pengertian Ijarah Perjanjian (al- aqd) dalam islam menjadi sangat penting mengingat perkembangan luar biasa di bidang ekonomi syariah. dalam islam perjanjian dikenal dengan istilah al- aqd yang berarti ikatan atau perjanjian dan kesepakatan antara pihak satu dan pihak lain (Skob, 2016). Akad sering disebut perjanjian atau kesepakatan yang dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah. Menurut istilah para ahli Hukum Islam, akad diartikan sebagai hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada objek perikatan (Ariyani, 2016). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Akad adalah kesepakatan

22 tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Menurut Sayyid Sahiq dalam Fiqih Sunah, al Ijarah berasal dari kata al Ajru yang berarti al Iwadhu (ganti/ kompensasi). Ijarah dimaksudkan untuk pemindahan manfaat atas suatu barang atau jasa dalam jangka waktu yang ditentukan dengan imbalan jasa (ujrah) berdasarkan kesepakatan dengan prinsip-prinsip syariah. (Nurhayati dan Wasilah, 2015: 232). PSAK No. 107 tentang akuntansi ijarah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi ijarah. Berdasarkan PSAK No. 107 Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset/ jasa dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti pemindahan hak opsi kepemilikan. Aset ijarah adalah aset baik berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya disewakan berdasarkan kesepakatan. Pembiayaan multijasa merupakan istilah yang dikenal sebagai transaksi Ijarah atas jasa. Dalam pembiayaan multijasa yang dijadikan objek bukan manfaat atas barang melainkan jasa, berikut manfaat (jasa) yang bisa di jadikan sebagai objek pembiayaan multijasa antara lain, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa pariwisata rohani. Transaksi multijasa dilakukan dengan bank melakukan akad Ijarah dengan pihak pemasok dan kemudian melakukan akad Ijarah lebih

23 lanjut dengan nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah. Perolehan aset Ijarah atas jasa diamortisasi sesuai dengan jangka waktu akad Ijarah bank dengan pemasok. 2. Ketentuan Transaksi Ijarah Menurut Fatwa Dewan Syari ah Nasional No: 09/DSN- MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah dijelaskan rukun dan syarat sebagai ketentuan transaksi syariah, antara lain: 1) Ijab dan qabul, yaitu kesepakatan berupa pernyataan antara pemberi sewa/ pemberi jasa dan penyewa/ pengguna jasa yang berakad dalam menentukan imbalan jasa (ujrah), baik secara verbal atau dalam bentuk lain. 2) Transaktor, yaitu pihak-pihak yang berakad dalam transaksi ijarah yang terdiri atas pemberi sewa/ pemberi jasa dan penyewa/ pengguna jasa. 3) Objek atas akad ijarah merupakan objek atas suatu manfaat barang sewa atau manfaat jasa dan upah dalam transaksi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam kesepakatan kedua belah pihak.

24 Pemberi Sewa/ Jasa (1) (2) (3) Penyewa/ Pengguna Jasa Sumber: (Nurhayati dan Wasilah. 2015: 234) Gambar 2.1 Skema Ijarah Keterangan: (1) Kesepakatan yang dilakukan antara penyewa dan pemberi sewa ijarah. (2) Penyerahan objek sewa oleh pemberi sewa kepada penyewa. (3) Pembayaran oleh penyewa kepada pemberi sewa. 3. Dasar Hukum Ijarah Ada beberapa ayat Al- Qur an dan As- Sunah yang menjadi dasar hukum akad ijarah berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 09/DSN- MUI/IV/2000. a. Al- Qur an, sebagaimana Firman Allah Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian

25 mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. al-zukhruf [43]: 32) "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada

26 Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. al-baqarah [2]: 233) Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. al-qashash [28]: 26) b. As- Sunnah Hadis riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda:.أ ع ط وا ا أل ج ي ر أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ج ف ع ر ق ه Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. Hadis riwayat Abd ar-razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa id al-khudri, Nabi SAW bersabda:.م ن اس ت أ ج ر أ ج ي ر ا ف ل ي ع ل م ه أ ج ر ه Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, bahwa Rasullah bersabda:

27 ك ن ا ن ك ر ي ا أل ر ض ب م ا ع ل ى الس و اق ي م ن الز ر ع و م اس ع د ب ال م اء م ن ه ا ف ن ه ان ا ر س و ل هللا ص ل ى هللا ع ل ي ه و آل ه و س ل م ع ن ذ ل ك و أ م ر ن ا. أ ن ن ك ر ي ه ا ب ذ ه ب أ و ف ض ة Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf: الص ل ح ج ائ ز ب ي ن ال م س ل م ين إ ال ص ل ح ا ح ر م ح ال ال أ و أ ح ل ح ر ام ا.و ال م س ل م ون ع ل ى ش ر وط ه م إ ال ش ر ط ا ح ر م ح ال ال أ و أ ح ل ح ر ام ا Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. 4. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah Berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah (PAPSI) 2013 menjelaskan pengakuan dan pengukuran ijarah atas jasa sesuai dengan peraturan PSAK No. 107 tentang Akuntansi Ijarah, sebagai berikut:

28 a. Perolehan aset Ijarah atas jasa diakui sebagai aset Ijarah pada saat perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi. b. Pendapatan Ijarah diakui selama masa akad bank dengan nasabah. c. Amortisasi atas perolehan aset Ijarah diakui sebagai beban Ijarah. 5. Penyajian dan Pengungkapan Ijarah a. Penyajian ijarah atas jasa berdasarkan PAPSI 2013, sebagai berikut: 1) Perolehan atas jasa disajikan sebagai bagian aset Ijarah dan disajikan terpisah dari aset Ijarah lain. 2) Amortisasi atas perolehan aset Ijarah disajikan sebagai pos lawan dari aset Ijarah. 3) Porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan sebagai piutang sewa. 4) Porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan sebagai pendapatan sewa multijasa yang akan diterima yang merupakan bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa multijasa yang akan diterima disajikan pada rekening administratif. 5) Beban amortisasi aset Ijarah disajikan sebagai pengurang pendapatan Ijarah pada laporan laba rugi. b. Pengungkapan akad ijarah

29 Hal-hal yang harus diungkapkan berdasarkan PAPSI 2013 antara lain: 1) Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan Ijarah. 2) Rincian perolehan atas jasa berdasarkan jenis. 3) Jumlah piutang cicilan Ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir. 4) Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi. 6. Berakhirnya Ijarah Berikut hal-hal yang menjadi berakhirnya akad ijarah menurut Nurhayati dan Wasilah (2015: 237): a. Periode akad yang ditentukan bank sudah selesai sesuai perjanjian pada awal akad. b. Jika periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat mengehentikan akad ijarah, maka akad ijarah akan berakhir. c. Akad ijarah akan berakhir jika terjadi kerusakan asset. d. Penyewa tidak membayar sewa sesuai dengan kesepakatan, maka akad ijarah akan berakhir. e. Jika salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad karena memberatkannya, maka akad ijarah akan berakhir.