BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan atau aging merupakan suatu proses biologis alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Penuaan terjadi pada seluruh organ termasuk kulit. Fungsi kulit sebagai pelindung terhadap sejumlah racun, patogen, dan tekanan fisik akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Proses penuaan tidak diketahui kapan terjadinya, namun proses tersebut terjadi lebih awal pada sebagian orang yang disebut sebagai premature aging (Wittenauer dkk., 2015). Proses penuaan dapat dikategorikan ke dalam dua tipe, yaitu proses penuaan intrinsik dan proses penuaan ekstrinsik. Proses penuaan intrinsik merupakan proses penuaan yang disebabkan oleh gen yang diwariskan, selain itu juga tergantung pada lamanya perjalanan waktu. Proses penuaan intrinsik ini berlangsung secara alamiah disebabkan oleh faktor dari dalam tubuh, seperti genetik, hormonal, dan ras. Sedangkan proses penuaan ekstrinsik merupakan proses yang disebabkan oleh lingkungan dan paparan sinar matahari (Sjerobabski-Masnec dan Šitum, 2010). Penuaan memunculkan manifestasi klinis berupa kerutan kulit yang jelas, kulit tipis dan transparan, hilangnya lemak di bawah kulit yang menyebabkan cekungan di pipi dan kantung mata, kulit kering dan gatal, penurunan produksi keringat, xerosis, serta terjadinya neoplasma jinak seperti keratosis seboroik dan angioma (Puizina- Ivic, 2008; Poljšak dkk., 2012). Proses penuaan yang terjadi ini, dapat dicegah 1
2 dengan menghindari berbagai faktor yang dapat mempercepat prosesnya (Fisher, 2002). Perlindungan terhadap penuaan dini dapat dilakukan dengan menggunakan sediaan topikal atau dengan mengkonsumsi suplemen yang bermanfaat bagi kesehatan. Berbagai jenis sediaan topikal atau suplemen sudah banyak berkembang baik sintetik maupun alami. Suplemen alami lebih banyak menarik minat dikarenakan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari pada produk sintetik. Oleh karena itu, perkembangan produk dari bahan alam perlu menjadi perhatian khusus. Pengembangan produk antipenuaan dini yang berasal dari alam perlu dilakukan mengingat Indonesia merupakan wilayah dengan kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam laut Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam yang melimpah. Hasil dari kekayaan alam laut yang dapat dimanfaatkan sebagai antipenuaan dini adalah ganggang atau rumput laut. Pentingnya ganggang atau rumput laut sebagai sumber bahan fungsional telah diakui dengan baik karena efek yang menguntungkan dalam kesehatan (Gammome dan D'Orazio, 2015). Isolasi dan penelitian bahan bioaktif baru dengan aktivitas biologis dari ganggang atau rumput laut mulai banyak dilakukan karena dinilai menarik. Di antara bahan-bahan fungsional yang diidentifikasi dari ganggang laut, fukosantin mendapat perhatian yang besar. Fukosantin, karotenoid laut terbesar dapat ditemukan pada brown algae (rumput laut coklat) (Nursid dkk., 2013). Fukosantin merupakan pigmen organik yang ditemukan pada organ fotosintetik dari rumput laut coklat. Komponen tersebut mempunyai struktur yang unik yang dikarakteristikan dengan ikatan alenik, grup epoksida, dan grup karbonil
3 terkonjugasi pada rantai polyene molekul (Mikami dan Hosokawa, 2013). Fukosantin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, antikanker, antiobesitas, antidiabetik, dan aktivitas antiphotoaging (Jian dkk., 2014). Selain itu, fukosantin telah terbukti memiliki sifat photoprotective di sel fibroblas manusia melalui penghambatan kerusakan DNA dan meningkatkan aktivitas antioksidan (Heo dkk., 2009). Menurut, Nursid dkk. (2013), fukosantin dari alga coklat sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan nutrasetikal yang bermanfaat (Nursid dkk., 2013). Oleh karena itu, fukosantin sebagai antiaging juga dapat dikembangkan sebagai kosmetika yang bermanfaat dalam mencegah penuaan dini. Penelitian ini berfokus pada pengujian aktivitas antipenuaan ektrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis terhadap viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) dengan menggunakan pembanding fukosantin standar yang merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang meneliti aktivitas antipenuaan melalui penghambatan enzim tirosinase, etalase, dan kolagenase (Wirasti, 2016). Aktivitas antipenuaan dihitung dengan MTT assay yang kemudian dilakukan penghitungan presentase viabilitas sel untuk membuktikan aktivitas fukosantin sebagai antipenuaan dini. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pemberian ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis mampu memberikan aktivitas dalam mempertahankan viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida sebagai salah satu uji antiaging?
4 2. Berapa konsentrasi ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis dan fukosantin standar yang dapat mempertahankan viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida? 3. Bagaimana kemampuan ekstrak etanol Hormophysa cuneiformis terhadap fukosantin standar dalam mempertahankan viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui aktivitas ekstrak etanolik rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis dalam melindungi Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida sebagai salah satu uji antiaging. 2. Mengetahui konsentrasi ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis yang dapat mempertahankan viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida. 3. Mengetahui perbandingan kemampuan ekstrak etanol Hormophysa cuneiformis dan fukosantin standar dalam mempertahankan viabilitas sel Human Dermal Fibroblast (HDFa) akibat paparan hidrogen peroksida. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis sebagai salah satu sumber antiaging yang dilihat aktivitasnya terhadap viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa). Selain itu, dapat pula sebagai dorongan untuk
5 meningkatkan penggunaan bahan alam lokal sebagai zat aktif utama dalam sediaan antipenuaan yang lebih aman jika dibandingkan dengan penggunaan senyawa sintetis. E. Landasan Teori Penuaan diri adalah proses penuaan yang lebih cepat dari waktu semestinya yang bisa terjadi pada siapa saja terutama banyak terjadi di daerah beriklim tropis dengan sinar matahari melimpah seperti di Indonesia. Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang dapat mengalami penuaan dini. Penuaan dini pada kulit salah satunya disebabkan oleh sinar matahari (ultraviolet). Proses penuaan yang terjadi ini, dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor yang dapat mempercepat prosesnya (Fisher, 2002). Rumput laut coklat merupakan salah satu biota laut yang memiliki jenis yang beragam. Salah satu jenis rumput laut coklat yang belum banyak dieksplorasi dan dimanfaatkan adalah Hormophysa cuneiformis. Fukosantin merupakan pigmen organik yang ditemukan pada organ fotosintetik dari rumput laut coklat. Fukosantin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, antiobesitas, antidiabetik, dan aktivitas antiphotoaging (Jian dkk., 2014). Fukosantin telah terbukti memiliki sifat photoprotective di sel fibroblas manusia melalui penghambatan kerusakan DNA dan meningkatkan aktivitas antioksidan (Heo dkk., 2009). Selain itu, fukosantin terbuki menghambat kerusakan sel fibroblas ginjal monyet (Vero line) yang diakibatkan oleh hidrogen peroksida (Hoe dkk., 2008).
6 Penelitian lain mengatakan bahwa fukosantin dari S. Siliquastrum dimanfaatkan untuk melindungi sel fibroblas manusia akibat UV-B. Evaluasi kemampuan melindungi sel fibroblas menggunakan metode 2,7 - dichorodihydrofluoroscein diacetate (DCFH-DA), 3-4,5-dimethylthiazol-2-yl) 2,5- diphenyltetrazolium bromide (MTT) dan cornet assay. Hasilnya menunjukkan bahwa ROS yang diproduksi akibat radiasi UV-B berkurang sangat signifikan. Peningkatan jumlah sel yang bertahan hidup dapat mencapai 87,47 % akibat efek dari fukosantin. Ekstrak metanol S. siliquastrum yang mengandung fukosantin dapat berpotensi sebagai antiaging seiring dengan peningkatan jumlah sel fibroblas yang bertahan hidup (Heo dkk., 2009). Namun sampai saat ini, belum ditemukan penelitian mengenai aktivitas ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis terhadap viabilitas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) yang sebelumnya telah diinduksi kerusakannya oleh hidrogen peroksida (H2O2). F. Hipotesis Ekstrak etanol rumput laut coklat Hormophysa cuneiformis memiliki kemampuan mempertahankan viabiltas sel Human Dermal Fibroblast Adult (HDFa) yang diinduksi kerusakannya oleh hidrogen peroksida.