Lampiran 1. Panduan Kuisioner untuk Internal dan Eksternal Kelembagaan

dokumen-dokumen yang mirip
Sistematika dan Teknik Identifikasi Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)

4. HASIL PENELITIAN Kondisi Fisika Kimia Perairan Teluk Lampung

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

LAJU PERTUMBUHAN KARANG Porites Sp. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP

PENGENALAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAN STRUKTUR RANGKA KAPUR KARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STATUS EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO

6 PEMBAHASAN 6.1 Pemilihan Warna yang Tepat pada Leadernet

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

JAKARTA (22/5/2015)

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

KAJIAN POTENSI SUMBERDAYA KARANG HIAS DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

PROGRAM COREMAP DINILAI TAK EFEKTIF MASYARAKAT NELAYAN TIDAK DILIBATKAN DALAM MENENTUKAN BENTUK PENGELOLAAN KONSERVASI PESISIR.

PEMETAAN KONDISI TERUMBU KARANG DI DESA SUMBERKENCONO KABUPATEN BANYUWANGI

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Cara Makan dan Sistem Reproduksi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem klasifikasi bagi karang lunak Sinularia dura adalah sebagai berikut

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di

BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAERAH TERTUTUP DAN TERBUKA DI PERAIRAN SEKITAR PULAU PAMEGARAN, TELUK JAKARTA

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

OTONOMI DAERAH. Terjadi proses desentralisasi

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Desentralisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Laut

PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP TRANSPLANTASI KARANG MASIF

1.2.1 Bagaimanakah kehidupan ekosistem terumbu karang pantai Apakah yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang?

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG


1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi, efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja. Kondisi

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA. Laporan Penelitian Kerjasama UNIPA & Pemerintah Kabupaten Sarmi

Apakah terumbu karang?

BISAKAH TRANSPLANTASI KARANG PERBAIKI EKOSISTEM TERUMBU KARANG?

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

Sebuah Temuan Awal dari XPDC Alor Flotim Penulis: Amkieltiela Marine Science and Knowledge Management Officer, WWF-Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jenis-Jenis Terumbu Karang yang Ditemukan Di Pantai Kondang Merak

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN EKOSITEM PERAIRAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

FARIDA NUR HIDAYATI B

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

3. METODE PENELITIAN

CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI POTENSI BUDIDAYA KARANG HIAS EKONOMIS PENTING MENDUKUNG PERDAGANGAN KARANG YANG BERKELANJUTAN DI INDONESIA

BUPATI BANGKA TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Suharsono (2008) mencatat jenis-jenis karang yang ditemukan di

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Bentuk Pertumbuhan Karang

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

IDENTIFIKASI CITRA KARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN: KASUS FAMILY POCILLOPORIDAE RONI SALAMBUE

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekosistem Terumbu Karang

A. Pendahuluan. Muhammad Syahrir S.Pi. Pengenalan Genus-Genus Karang. View more PowerPoint from Yayasan TERANGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis

BAB VIII KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. (1). Potensi sumberdaya di kawasan pesisir Taman Konservasi Laut Olele.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Selama Tiga Tahun Terakhir pada Perairan Taka Malang dan Tanjung Gelam Kep. Karimunjawa

tipe yaitu 29.7 C. Salinitas rata rata di wilayah penelitian yaitu Di Pantai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan konservasi di Indonesia baik darat maupun laut memiliki luas

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam

Artikel Liburan ke Pulau Pari

REKLAMASI PANTAI DI PULAU KARIMUN JAWA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW

Transkripsi:

84 LAMPIRAN

85 Lampiran 1. Panduan Kuisioner untuk Internal dan Eksternal Kelembagaan I. Kebutuhan data dan informasi terkait internal 1. Pengendalian : Organisasi 2. Menejemen : Kebijakan, struktur, perencanaan, pengawasan 3. Sumberdaya Manusia : Kelengkapan staf, peningkatan kapasitas 4. Keuangan : Alokasi dana, sumberdana, kecukupan dana, A. Organisasi Dinas Perikanan/BKSDA ekosistem terumbu karang dalam visi/misi/pengelolaan perikanan B. Kebijakan Kebijakan untuk kegiatan konservasi Kebijakan untuk kegiatan transplantasi Kebijakan untuk pengaturan Kebijakan untuk pengaturan volume pengambilan Karang Hias 1. Sistem komando ; top down 2. Hubungan konsultatif secara top-down 3. Hubungan konsultatif secara bottom-up 4. Terdesentralisasi 1. Tidak ada komponen ekosistem 2. Ekosistem jadi pertimbangan secara tidak langsung 3. Ekosistem sebagai dasar dalam perencanaan dan dimengerti oleh staf 4. Ekosistem sebagai komponen visi dimengerti oleh para pihak kebijakan 2. Ada rencana pembuatan kebijakan 3. Ada kebijakan 4. Ada kebijakan dan sudah diimplementasikan secara reguler kebijakan 2. Ada rencana pembuatan kebijakan 3. Ada kebijakan 4. Ada kebijakan dan sudah diimplementasikan secara reguler kebijakan 2. Ada rencana pembuatan kebijakan 3. Ada kebijakan 4. Ada kebijakan dan sudah diimplementasikan secara reguler kebijakan 2. Ada rencana pembuatan kebijakan 3. Ada kebijakan 4. Ada kebijakan dan sudah

86 diimplementasikan secara reguler C. Pengawasan Rutinitas pengawasan rencana pengawasan 2. Sudah ada rencana pengawasan 3. Pengawasan sudah dilakukan 4. Pengawasan rutin dilakukan Koordinasi pengawasan Tindak lanjut pengawasan D. Struktur Kelengkapan posisi untuk kegiatan konservasi Kelengkapan posisi untuk kegiatan transplantasi Kelengkapan posisi untuk pengaturan Kelengkapan posisi untuk penelitian koordinasi 2. Ada rencana koordinasi 3. Ada koordinasi 4. Koordinasi pengawasan berjalan secara reguler tindak lanjut dari pelanggaran yang ditemukan 2. Tindak lanjut pengawasan terbatas pada teguran dan peringatan 3. Tindak lanjut pengawasan terbatas pada sanksi berupa denda 4. Tindak lanjut pengawasan diproses secara hukum 2. Ada struktur tapi belum terisi 3. Ada struktur dan terisi 50% dari 4. ada struktur dan terisi 100% dari 2. Ada struktur tapi belum terisi 3. Ada struktur dan terisi 50% dari 4. ada struktur dan terisi 100% dari 2. Ada struktur tapi belum terisi 3. Ada struktur dan terisi 50% dari 4. ada struktur dan terisi 100% dari 2. Ada struktur tapi belum terisi

87 sumberdaya terumbu karang Kelengkapan posisi untuk pengaturan volume penangkapan E. Perencanaan Pertimbangan kondisi ekosistem/biofisik dalam perencanaan F. Kelengkapan Staf Pertimbangan kondisi ekosistem/biofisik dalam evaluasi perencanaan Partisipasi dalam perencanaan Staf yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang konservasi Staf yang mempunyai tugas dan wewenang 3. Ada struktur dan terisi 50% dari 4. ada struktur dan terisi 100% dari 2. Ada struktur tapi belum terisi 3. Ada struktur dan terisi 50% dari 4. ada struktur dan terisi 100% dari 5. Belum ada sistem 6. Ada pertimbangan ekosistem pada sebagian perencanaan 7. Ada pertimbangan ekosistem tanpa SOP 8. Ada pertimbangan ekosistem dengan SOP yang jelas sistem 2. Ada pertimbangan ekosistem pada sebagian evaluasi perencanaan 3. Ada pertimbangan ekosistem tanpa SOP 4. Ada pertimbangan ekosistem dengan SOP yang jelas 1. Tidak ada pelibatan staf dan para pihak dalam perencanaan 2. Hanya koordinator dan sebagian staf yang dilibatkan 3. Melibatkan seluruh staf 4. Meli batkan stakeholders dan partners 2. Ada tugas dan wewenang tapi staf belum paham 3. Ada tugas dan wewenang dan staf paham sebagian 4. Ada tugas dan wewenang dan staf paham secara keseluruhan 2. Ada tugas dan wewenang tapi staf

88 G. Peningkatan kapasitas di bidang penelitian perikanan dan ekosistem Staf yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang pengaturan Staf yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang pengaturan volumen pengambilan Staf yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang transplantasi Pelatihan staf untuk penetapan dan pengaturan volume Pelatihan staf untuk konservasi Pelatihan staf untuk belum paham 3. Ada tugas dan wewenang dan staf paham sebagian 4. Ada tugas dan wewenang dan staf paham secara keseluruhan 2. Ada tugas dan wewenang tapi staf belum paham 3. Ada tugas dan wewenang dan staf paham sebagian 4. Ada tugas dan wewenang dan staf paham secara keseluruhan 2. Ada tugas dan wewenang tapi staf belum paham 3. Ada tugas dan wewenang dan staf paham sebagian 4. Ada tugas dan wewenang dan staf paham secara keseluruhan 2. Ada tugas dan wewenang tapi staf belum paham 3. Ada tugas dan wewenang dan staf paham sebagian 4. Ada tugas dan wewenang dan staf paham secara keseluruhan 2. Ada pelatihan sekali-kali oleh lembaga 3. Ada pelatihan tanpa terencana 4. Ada pelatihan yang terprogram sesuai 2. Ada pelatihan sekali-kali oleh lembaga 3. Ada pelatihan tanpa terencana 4. Ada pelatihan yang terprogram sesuai

89 pengaturan Pelatihan staf untuk monitoring dan riset perikanan dan ekosistem Pelatihan staf untuk transplantasi H. Alokasi dana Alokasi dana untuk kegiatan konservasi Alokasi dana untuk pengaturan Alokasi dana untuk kegiatan penelitian perikanan dan ekosistem Alokasi dana untuk 2. Ada pelatihan sekali-kali oleh lembaga 3. Ada pelatihan tanpa terencana 4. Ada pelatihan yang terprogram sesuai 2. Ada pelatihan sekali-kali oleh lembaga 3. Ada pelatihan tanpa terencana 4. Ada pelatihan yang terprogram sesuai 2. Ada pelatihan sekali-kali oleh lembaga 3. Ada pelatihan tanpa terencana 4. Ada pelatihan yang terprogram sesuai 2. Ada dari anggaran belanja tanpa terencana 3. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka pendek 4. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka panjang 2. Ada dari anggaran belanja tanpa terencana 3. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka pendek 4. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka panjang 2. Ada dari anggaran belanja tanpa terencana 3. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka pendek 4. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka panjang

90 kegiatan transplantasi Alokasi dana untuk kegiatan penentuan dan pengaturan volume pengambilan I. Sumberdana Sumberdana untuk kegiatan konservasi Sumberdana untuk kegiatan pengaturan Sumberdana untuk kegiatan penelitian perikanan dan ekosistem Sumberdana untuk kegiatan transplantasi 2. Ada dari anggaran belanja tanpa terencana 3. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka pendek 4. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka panjang 2. Ada dari anggaran belanja tanpa terencana 3. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka pendek 4. Ada dari anggaran belanja yang terencana dalam jangka panjang 1. Seluruhnya berasal dari pemerintah pusat 2. Dana bersumber dari pusat dan sumber 3. Dana dari pusat lebih kecil dibandingkan sumber 4. Dana dari sumber jauh lebih besar dibandingkan dana dari pusat 1. Seluruhnya berasal dari pemerintah pusat 2. Dana bersumber dari pusat dan sumber 3. Dana dari pusat lebih kecil dibandingkan sumber 4. Dana dari sumber jauh lebih besar dibandingkan dana dari pusat 1. Seluruhnya berasal dari pemerintah pusat 2. Dana bersumber dari pusat dan sumber 3. Dana dari pusat lebih kecil dibandingkan sumber 4. Dana dari sumber jauh lebih besar dibandingkan dana dari pusat 1. Seluruhnya berasal dari pemerintah pusat 2. Dana bersumber dari pusat dan sumber

91 J. Kecukupan dana Sumberdana untuk kegiatan penetapan dan pengaturan volume pengambilan Kecukupan dana untuk kegiatan konservasi Kecukupan dana untuk pengaturan Kecukupan dana untuk kegiatan penelitian perikanan dan ekosistem Kecukupan dana untuk kegiatan transplantasi 3. Dana dari pusat lebih kecil dibandingkan sumber 4. Dana dari sumber jauh lebih besar dibandingkan dana dari pusat 1. Seluruhnya berasal dari pemerintah pusat 2. Dana bersumber dari pusat dan sumber 3. Dana dari pusat lebih kecil dibandingkan sumber 4. Dana dari sumber jauh lebih besar dibandingkan dana dari pusat 1. Anggaran tidak cukup untuk tujuan dan sasaran 2. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka pendek 3. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka menengah 4. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka panjang 1. Anggaran tidak cukup untuk tujuan dan sasaran 2. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka pendek 3. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka menengah 4. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka panjang 1. Anggaran tidak cukup untuk tujuan dan sasaran 2. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka pendek 3. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka menengah 4. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka panjang 1. Anggaran tidak cukup untuk tujuan dan sasaran 2. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin

92 Kecukupan dana untuk penentapan pengaturan volume pengambilan dan proyek jangka pendek 3. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka menengah 4. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka panjang 1. Anggaran tidak cukup untuk tujuan dan sasaran 2. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka pendek 3. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka menengah 4. Anggaran cukup untuk kegiatan rutin dan proyek jangka panjang II. Kebutuhan data dan informasi terkait eksternal 1. Komunikasi dan koordinasi 2. Kebijakan yang terkait dari pusat 3. Pengetahuan masyarakat, penerimaan dan konflik pemanfaatan A. Komunikasi dan Koordinasi B. Kebijakan yang terkait dari pusat BKSDA DKP Kebijakan dari pusat 1. Tanpa komunikasi 2. Ada komunikasi 3. Ada koordinasi 4. Ada kolaborasi program 1. Tanpa komunikasi 2. Ada komunikasi 3. Ada koordinasi 4. Ada kolaborasi program 1. Tidak tahu adanya kebijakan pemanfaatan karang dari pusat 2. Mengetahui sebagian kebijakan pemanfaatan karang dari pusat 3. Menerima kebijakan pemanfaatan karang dari pusat 4. Memahami kebijakan dan diadobsi sebagai bagian kebijakan daerah C. Pengetahuan Pengetahuan 1. Tidak tahu adanya pemanfaatan karang

93 masyarakat, penerimaan dan konflik pemanfaatan masyarakat 2. Mengetahui tapi tidak peduli 3. Mengetahui dan tidak setuju 4. Mengetahui dan menerima adanya pemanfaatan karang

94 Lampiran 2. Dokumentasi Beberapa Jenis-Jenis Karang Hias Bernilai Ekonomis No Jenis Karakteristik (Veron, 2000) 1 Blastomussa sp Umumnya bentuk pertumbuhannya submasif hingga masif. Terdapat banyak polip (individu) dalam satu koloni dengan koloni bertipe phaceloid. Jarang ada tipe koralit yang subplocoid. Jaringan yang keluar berwarna merah atau hijau merupakan mantel (bukan tentakel) Umumnya hidup di perairan yang terlindung dari ombak besar, sehingga sering ditemukan pada tipe terumbu karang patch reef 2 Porites sp Umumnya bentuk pertumbuhan bercabang, submasif hingga masif. Jenis yang dimanfaatkan untuk perdagangan dominan bercabang. Terdapat banyak polip dalam satu koloni. Permukaan koloni halus dan tidak terlihat tentakel secara kasat mata. Koloni umumnya berwarna krem, kuning, biru atau hijau Dominan di jumpai di area laguna (lagoons) pada perairan yang sedikit berombak 3 Euphyllia sp Umumnya bentuk pertumbuhan submasif, dan terlihat seperti masif saat tentakelnya keluar dan menutupi skeleton (rangka kapur) Satu koloni terdiri dari beberapa polip yang memiliki tipe phaceloid dan tubular. Tentakel selalu keluar dan terlihat dengan warna yang bervariasi dari kuning, hijau, orange, dan bitu keabu-abuan. Dominan di jumpai pada lokasi yang datar reef flat yang dalam.

95 No Jenis Karakteristik (Veron, 2000) 4 Caulastrea sp Bentuk pertumbuhan submasif dengan koloni yang berukuran kecil hingga medium Satu koloni terdiri dari beberapa polip yang memiliki koralit yang kompak (tipe phaceloid) dan tentakel tidak terlihat Warna koloni bervariasi warna coklat, kuning kecoklatan dan hijau kecoklatan Dominan hidup pada substrat yang datar (flat). 5 Cynarina sp Tipe karang soliter (1 koloni terdiri dari 1 polip/single polyp) sehingga septa pada koralit sangat jelas terlihat. Ukuran koloni dominan bervariasi dari small hingga medium. Tentakel hanya keluar pada malam hari, pada siang hari jaringan lunak yang menuutupi koloni adalah mantel Dominan hidup pada perairan dalam dan datar di atas subtrat pasir 6 Goniopora sp Bentuk pertumbuhan dominan submasif dan masif. Dalam satu koloni terdapat banyak polip (individu). Tentakel berukuran panjang dan selalu keluar sehingga di alam terkadang seperti hamparan alga jika tidak dilakukan pemeriksaan lebih rinci. Dominan dijumpai pada perairan dengan kecerahan yang bagus.

96 No Jenis Karakteristik (Veron, 2000) 7 Heliofungia sp Tipe karang soliter (1 koloni terdiri dari 1 polip/single polyp) sehingga septa pada koralit sangat jelas terlihat. Bentuk koloni bulat cenderung simetris dengan tentakel berukuran panjang dan keluar pada siang dan malam hari Tentakel umumnya berwarna biru gelap atau hijau gelap atau grey dengan warna putih atau pink pada ujung tentakel Selalu ditemukan pada perairan daerah di atas substrat pecahan karang (rubble substrates) 8 Trachyphyllia sp Tipe koloni adalah flabello meandroid dan merupakan soliter (free living). Tentakel hanya keluar pada malam hari sehingga yang terlihat pada siang hari adalah mantel yang berlendir menutupi skeleton. Warna mantel yang terlihat pada siang bervariasi warna kuning, coklat, biru atrau hijau Sangat jarang dijumpai di area terumbu, dominan hidup pada patch reef atau area antar terumbu (inter reef areas). 9 Plerogyra sp Satu koloni terdiri dari beberapa polip. Koloni memiliki tipe flabello meandroid. Tentakel selalu nampak, berbentuk menyerupai bubble warna putih dan kekuningkuninhgan sehingga jenis ini disebut bubble coral Dominan hidup pada lingkungan yang terlindung dan perairan dengan kecerahan yang baik.