MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU


HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PRAKTEKPENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DI PAUD ANGGREK KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES BINAWAN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

RELATIONSHIP OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EDUCATIONAL TOYS WITH DEVELOPMENT OF PRESCHOOL CHILDREN IN THE VILLAGE OF JOMBOR CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

(The Differences of Mother s Role in Stimulating Preschooler s Development on Working and Not Working Mothers at Puskesmas Banyu Urip Surabaya)

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRA SEKOLAH DI TK AL-ABIDIN BANYUANYAR SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 2 TAHUN DI DESA JEBOL KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA. Manuscript.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Oleh : Ratna Indriati 1,Wiga Ami Widyanto 2,Anindya Dwi Pratiwi 3. Abstrak

Rangga Hardian Permana 1, Mamik Ratnawati 2 1 Program D3 keperawatan STIKES PEMKAB Jombang 2 Program D3 Kebidanan STIKES PEMKAB Jombang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PERBEDAAN POLA TEMPERAMEN ANAK USIA TODDLER DENGAN IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN MERDEKA LINGKUNGAN V

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

SKRIPSI. Oleh VENCY ALTAUFAN HALAWA

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

Transkripsi:

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Dinni Randayani Lubis, * Enda Mora Dalimunthe, ** Herlindawati *Program Studi Kebidanan STIKes Binawan. Jl. Kalibata Raya No. 25-30 Jakarta Timur 13630 ** Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyrakat Stikes Aufa Royhan. Jl SM Raja Batunadua Padangsidimpuan Email korespodensi: dinni_lubis@yahoo.co.id ABSTRAK Pendahuluan : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian permainan edukatif dengan perkembangan motorik pada balita di Desa Palopat Maria Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan tahun 2015. Metodologi penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai balita yang ada di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 yaitu 175 orang. Sampel berjumlah 64 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Hasil: dari 64 orang responden pemberian permainan edukatif mayoritas berada pada kategori tidak diberikan sebanyak 38 orang (59,4 %). Perkembangan motorik pada balita responden mayoritas berada pada kategori Tidak Normal 42 orang (65,6 %). Hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p-value sebesar 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa p-value < 0,05 dengan demikian nilai signifikansi p-value 0,000 < 0,05. Diskusi ada hubungan pemberian permainan edukatif dengan Perkembangan Motorik Balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 Kata Kunci : Permainan Edukatif, Perkembangan Motorik, Balita Benefits the Provision of Educational Game to the Development of Motor in Toddlers ABSTRACT Introduction: The purpose of this study was to determine the relationship of the provision of educational games with motor development in infants Palopat Maria Village District of the City Hutaimbaru Padangsidimpuan 2015. Method: This research method using descriptive quantitative. The population in this study is a mother who has a toddler in the village Palopat Maria City district Hutaimbaru Padangsidimpuan 2015 is 175 people with samples of 64 people. Samples were taken by simple random sampling. Result: of the 64 respondents giving educational games that are in the majority of categories is not given as many as 38 people (59.4%). Motorik development in infants majority of respondents in the category abnormal 42 people (65.6%). The results of Chi-Square test results obtained p-value of 0.000. From these results it can be concluded that the p-value <0.05 and is therefore significant value p-value 0.000 <0.05, Discussion: there is a connection with the provision of educational games toddler motor skills development in the Village District of Hutaimbaru Palopat Maria City Padangsidimpuan 2015 Keywords: Educational games, motor skills development, Toddler MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Page 49

PENDAHULUAN Tahun pertama kehidupan adalah periode pertumbuhan dan perkembangan yang tercepat dan terpenting bagi seorang individu. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal upaya yang dapat dilakukan yaitu melelui stimulasi bermain menggunakan alat permainan edukatif (APE), sehingga dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Ibu memegang peranan yang sangat penting dalam melaksanakan stimulasi bermain karena ibu adalah sosok yang paling dekat dengan anak, untuk itu diperlukan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif (Soetjiningsih, 2005). Permainan edukatif memang di susun dalam rangka melatih untuk lebih menyiapkan konsentrasi ketika menggunakan mainan tersebut. Misalnya ketika seorang anak bermain puzzle, maka konsentrasi dan pandangan matanya di tuntut untuk bisa fokus, supaya ia dapat menyusun puzzle tersebut dengan benar. Dalam tahap ini secara tidak sadar, seorang anak yang bermain puzzle sebenarnya ia sedang berlajar berkonsentrasi, selain itu permainan edukatif akan merangsang motorik halus dan kasar pada anak. Motorik halus diperoleh ketika anak menjemput mainan, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya, sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat, dan sebagainya (Ningsih, 2013). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan. Perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain. Pertumbuhan dan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak ( Alimul Hidayat, 2013). Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan cerebral palsy dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik seperti keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Sumarno, 2011) Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai balita, 7 mengatakan perkembangan balita cukup dipantau. Sebab mayoritas ibu yang mempunyai balita adalah petani sehingga banyak balita yang tidak diperhatikan perkembangan karena orang tuanya pulang menjelang sore. Hal ini mengakibatkan ibu kurang mampu mendeteksi apabila terjadi gangguan perkembangan motorik pada balitanya dan ini merupakan suatu kondisi yang harus diperhatikan oleh orang tua bahwa perkembangan anak bukan hanya di pantau 6 bulan saja melainkan suatu perhatian sepenuhnya baik secara perkembangan sikap atau perilaku balita. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian hubungan pemberian permainan edukatif dengan perkembangan motorik balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan tahun 2015. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan pemberian motorik pada balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan tahun 2015. MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Page 50

BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional yang akan memberikan Hubungan Pemberian Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Balita di Desa Palopat Maria Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu balita yang ada di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 yaitu 175 orang. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas maka diketahui jumlah sampel dari populasi 175 orang didapat sampel penelitian sebanyak 64 orang responden. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel pada setiap balita diambil secara acak dan setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel serta mewakili. HASIL Karakteristik Responden di Desa Palopat Maria Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 NO Umur(tahun) Jml (Orang) % 1 20 30 tahun 36 56,3 2 31 40 tahun 16 25,0 3 41-50 tahun 8 12,5 4 > 50 tahun 4 6,3 Pendidikan terakhir 1 SMP 14 21,9 2 SMA 42 65,6 3 Perguruan Tinggi 8 12,5 Pekerjaan 1 Pegawai Negeri 5 7,8 2 Wiraswasta 12 18,8 3 Ibu Rumah Tangga 47 73,4 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori umur 20-30 tahun sebanyak 36 orang (56,3 %) dan minoritas responden berada pada kategori umur > 50 tahun keatas sebanyak 4 orang (6,3 %). Tingkat pendidikan terakhir mayoritas dari responden adalah SMA sebanyak 42 orang (65,6 %) dan tingkat pendidikan minoritas responden adalah Perguruan Tinggi sebanyak 8 orang (12,5 %). Pekerjaan mayoritas responden adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 47 orang (59,4%) dan pekerjaan minoritas responden adalah Pegawai Negeri sebanyak 5 orang (7,8 %). Distribusi Permainan Edukatif Responden di Desa Palopat Maria Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 No Permainan Edukatif Frekuensi % 1 Diberikan 26 40,6 2 Tidak Diberikan 38 59,4 Berdasarkan tabel diatas menunjukkkan bahwa dari 64 responden yang diteliti menunjukkan bahwa pemberian permainan edukatif responden mayoritas berada pada kategori tidak diberikan sebanyak 38 orang (59,4 %) dan permainan edukatif responden minoritas berada pada kategori diberikan sebanyak 26 orang (40,6%). MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Page 51

Distribusi Perkembangan Motorik Balita Responden di Desa Palopat Maria Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 No Pekembangan Motorik Frekuensi 1 Normal 22 34,4 2 Tidak Normal 42 65,6 % Berdasarkan tabel diatas menunjukkkan bahwa dari 64 responden yang diteliti menunjukkan bahwa tingkat perkembangan motorik balita mayoritas reponden berada pada kategori Tidak Normal 42 orang (65,6 %) dan tingkat perkembangan motorik balita minoritas responden berada pada kategori Normal sebanyak 22 orang (34,4 %). Hubungan Pemberian Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 No Perkembangan Motorik Balita P Pemberian value Permainan Normal (%) Tidak (%) Jlh (%) 0,005 Edukatif Normal 1 Diberikan 17 26,6 9 14,0 26 40,6 2 Tidak Diberikan 5 7,8 33 51,6 38 59,4 Total 22 34,4 42 65,6 64 100,0 Dari tabel dapat diketahui bahwa dari sebagian besar responden Tidak Diberikan Permainan Edukatif yaitu berjumlah 38 responden. Dari 38 responden tersebut, sebanyak 33 responden berada pada kategori Tidak Normal perkembangan motorik balita, 5 responden berada pada kategori Normal perkembangan motorik balita. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p-value sebesar 0,000. Dari PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua telah memberikan permainan pada anak Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Amalia (2010) yang juga menemukan bahwa sebagian besar orang tua diketahui telah memberikan alat permainan edukasi pada anaknya dengan baik. Meskipun demikian persentase orang tua yang kurang baik dalam memberikan alat permainan edukasi pada penelitian peneliti jauh lebih tinggi yakni mencapai 34,4% sedangkan pada penelitian Amalia (2010) persentasenya hanya mencapai 20,7% atau kurang dari seperempat sampel penelitian. hasil ini dapat disimpulkan bahwa p-value < 0,05, dengan demikian nilai signifikansi p- value 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan pemberian permainan edukatif dengan Perkembangan Motorik Balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2015 Tingginya persentase orang tua yang tidak memberikan alat permainan edukasi pada penelitian ini disebabkan oleh faktor pendidikan. Amalia (2010) dalam penelitiannya juga menegaskan bahwa pengetahuan orang tua berhubungan dengan pemberian alat permainan edukasi. Orang tua yang berpendidikan tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami pemilihan alat permainan edukasi. MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Page 52

Perkembangan motorik pada balita yang tidak diberikan permainan edukatif menunjukkan hasil sebanyak 38 orang (59,4 %). Banyaknya stimulasi motorik halus yang tidak diberikan ini di sebabkan ketidak tahuan ibu tentang kebutuhan perkembangan terkait dengan motorik halus anak sesuai usianya. Akan tetapi stimulasi haruslah diberikan secara berkesinambungan. Stimulasi juga membutuhkan alat sederhana sebagai obyek yang digunakan dalam merangsang perkembangan motorik anak seperti halnya sarana penunjang untuk stimulasi yang dimiliki terbatas,. Ketidakadaan alat stimulasi ini sejalan dengan pernyataan Soetjiningsih (2005 ) bahwa perlu dibutuhkan alat bantu dalam memberikan stimulasi motorik halus dan anak distimulasi secara berkelanjutan. Hubungan pemberian permainan edukatif dengan perkembangan motorik pada balita dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa sebanyak 33 orang balita berada kategori tidak normal terhadap perkembangan motoriknya. Berdasarkan data dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap fasilitas bermain dan belajar yang dimiliki orang tua, sebagian besar orang tua tidak mempunyai banyak alat bantu permainan yang variatif dan edukatif untuk memberikan stimulasi pada anak seperti berbagai jenis susunan balok, bermain manik-manik atau benda-benda kecil yang lain, mencoret-coret atau gambar-gambar yang berwarna. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih (2005 ), stimulasi merupakan hal yang penting untuk perkembangan anak, dalam stimulasi juga membutuhkan alat bantu sederhana sesuai tingkat usia perkembangan, anak yang mendapat stimulasi yang teratur dan terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Adanya hubungan pemberian motorik pada balita sangatlah mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari seorang balita, dari sini dapat dikatakan bahwa peran ibu haruslah aktif dalam memberikan stimulasi kepada anak seperti dalam memberikan stimulasi dengan gerakangerakan yang mudah namun menyenangkan dan mudah di inggat oleh anak, sebaliknya ibu yang kurang aktif dalam memberikan stimulasi menjadikan anak akan terbatas dalam melakukan gerakan yang tidak disadari berdampak pada perkembangan motoriknya selain itu peran ibu sangatlah besar dalam pemilihan permainan yang tepat pada balita. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adanya Hubungan Pemberian Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Balita di Desa Palopat Maria Padangsidimpuan Tahun 2016, menurut hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p-value sebesar 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa p-value < 0,05 dengan demikian nilai signifikansi p-value 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Saran Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan penyuluhan kepada ibu balita tentang pentingnya pemberian motorik pada balita dan kepada orang tua diharapkan untuk mau terus melakukan stimulasi dan pemantauan secara berkala di tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan. KEPUSTAKAAN Alimul Hidayat, A. (2013). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. 1st ed. Jakarta: Salemba Medika. Harlisa, M., Amalia, A. and Koswara, D. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif (Ape) Dengan Pemberian Ape Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Tk Srirande 02 Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Stikes Muhla, [online] 1(5), pp.22-36. Available at: http://stikesmuhla.ac.id/wp- content/uploads/5.-mila-harlisah- Amirul-Amalia-Dadang- Kusbiantoro.pdf [Accessed 22 Feb. 2016]. Ningsih (2013), Games Sans Kreatif dan Menyenangkan Ruang Kata. Bandung. Soetjiningsih, 2005, Perkembangan motorik pada balita,.http ://www. Kti.com Akses 20 April 2015 MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Page 53