Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Penerapan Experiential Learning

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Nurliani, Ritman IshakPaudi, dan Dewi Tureni

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Inpres Biromaru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

Elisabeth Natalia Krainova Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Jigsaw, Mengembangkan Karakter, Pebelajar.

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

Oleh: Eveline Rumoroy, Bonifasius Saneba, Charles Kapile. Abstrak

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Penerapan Metode Stop Think Do Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas Xb SMA Negeri 2 Dolo

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Inkuiri di Kelas IV SDN Inpres Luksagu

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATA PELAJARAN SAINS DI KELAS III SDN INPRES 5 BIROBULI Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada mata pelajaran sains di kelas III SDN inpres 5 Birobuli yang berjumlah 36 orang. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian tindakan yang tiap tahap disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi topik untuk siklus I yaitu prilaku ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Sedangkan untuk siklus II yaitu perubahan makhluk hidup dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hasil dari pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran siklus I yang berada dalam kategori baik dan siklus II dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes siklus I siswa yang tuntas individu 28 orang dari 36 siswa, tuntas klasikal 77,77%. Pada siklus II, yang tuntas individu sebanyak 35 orang dari 36 siswa, sedangkan tuntas klasikal mencapai 97,22%. Berdasarkan indikator kinerja keberhasilan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal di kelas III SDN Inpres 5 Birobuli Kata Kunci: Kooperatif, Two Stay Two Stray, Hasil Belajar, Sains I. PENDAHULUAN Kualitas pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah guru. Dalam setiap pendidikan guru menempati posisi sentral dan merupakan ujung tombak pendidikan. Guru adalah orang yang selalu terlibat langsung dalam upaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan anak didik supaya menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai pendidik dan pengajar yang harus menguasai materi pelajaran dan terampil didalam menyampaikannya serta dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dan tepat dalam proses pembelajaran. (Suryosubroto, 1997: 98) Faktor psikologi yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa adalah minat belajar siswa. Minat yang ada pada diri siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu kemungkinan Elementary School of Education E-Journal 55

penyebab kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran sains adalah guru kurang terampil melaksanakan metode pembelajaran sains. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai metode yang variatif dalam pembelajaran sains agar dapat mencapai tujuan. Tidaklah cukup bagi guru hanya menggantungkan diri pada satu metode pembelajaran, guru dapat memilih metode-metode mana yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. (Amiro, 2007:3) Mengingat pentingnya mata pelajaran Sains dan melihat kenyataan pada siswa kelas III SDN Inpres 5 Birobuli, kemampuan menguasai materi pelajaran Sains belum merata dapat diterima oleh seluruh siswa. Hal ini terlihat pada saat selesai melakukan proses belajar mengajar dilakukan evaluasi atau tes, siswa sulit menjawab pertanyaan yang sudah diajarkan selama kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga dibuktikan pada perolehan nilai ketuntasan klasikal mata pelajaran Sains kelas III SDN Inpres 5 Birobuli, intuk ulangan semester pada tahun ajaran 2008/2009 yang relatif sangat rendah. Tabel I.I Data Nilai Rata-rata Sains pada Siswa Kelas III SDN Inpres 5 Birobuli Tahun Ajaran 2008-2009 No Kelas Nilai ketuntasan Klasikal Sains /Semester Ganjil 1 III 67,5 Berdasarkan kasus ini, penulis ingin melakukan penelitian dengan memberikan metode pembelajaran kooperatif. Dimana, pada metode ini siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga dalam diri sendiri siswa tumbuh dan berkembang tidak saling ketergantungan serta melatih kepekaan diri dan menumbuhkan rasa percaya diri, jika masalah ini tidak diteliti, maka kesulitan akan terus terjadi padasiswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan usaha atau strategi seorang guru untuk memberikan metode pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif two stay two stray diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Sains pada siswa kelas III SDN Inpres 5 Birobuli. Berdasarkan latar belakang maka dapat disusun rumusan masalah yaitu: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains di kelas III SDN Inpres 5?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada mata pelajaran Sains di kelas III SDN Inpres 5 Birobuli. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :Bagi guru Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memilih pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi siswa Memiliki keterampilan untuk berdiskusi, menyelesaikan suatu masalah, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Bagi Elementary School of Education E-Journal 56

sekolah Memperluas wawasan pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif dalam rangka memperbaiki pembelajaran di kelas khususnya mata pelajaran sains. Tipe Two Stay Two Stray ini dapat memberi kesempatan untuk saling mengajar dan di ajar oleh sesama siswa lainnya yang merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan pada model pembentukan kooperatif tipe two stay two stray. Mulanya siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari empat orang siswa, mereka bekerja sama dalam kelompok seperti biasa, setelah selesai dua orang dari masing-masing menjadi tamu ke kelompok yang lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka, setelah itu tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain serta mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Teknik belajar mengajar Two Stay Two Stary atau dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling tergantung satu dengan yang lainnya (Anita, 2008:62). Cara belajar mengajar two stay two stray: 1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat 2. Setelah selesai, dua orang dari masingmasing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain 3. Dua orang yang tingggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman konstruktivisme yaitu siswa akan lebih mudah menemukan atau memahami materi pelajaran yang sulit apabila mereka dapat saling berdiskusi bersama temannya. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti di SDN Inpres 5 Birobuli, masih kurang guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray sehingga hasil pembelajaran sains belum tercapai secara maksimal. Untuk itu peneliti melakukan penelitian melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian tindakan yang tiap tahap disebut siklus. Elementary School of Education E-Journal 57

Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Hartono dan Legowo, 2013:12) 2.1 Seting dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3 SDN Inpres 5 Birobuli dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.penelitian ini melibatkan 2 orang guru sebagai pengamat. 3.2 Rencana Tindakan Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam siklus berulang. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai. Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian meliputi: a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. 2.3 Data dan Sumber Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil siswa dalam mengerjakan soalsoal sains yang diberikan melalui tes pratindakan (tes awal) dan tes akhir setiap tindakan. b. Hasil observasi yang memuat catatan mengenai kegiatan pembelajaran, baik yang berkaitan dengan guru (peneliti) maupun berkaitan dengan siswa Sumber data dalam penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa 1. Guru, data yang diperoleh dari hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung 2. Siswa, data yang diperoleh dari hasil observasi dan nilai hasil tes. 2.4 Cara pengumpulan Data a. Data Kualitatif Data sikap, minat, dan kesungguhan siswa dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif serta kemampuan mengajukan dan menjawab pertanyaan akan diambil dengan teknik observasi. Untuk data mengenai keaktifan dan kesungguhan mengikuti kegiatan, kemampuan bekerja sama akan diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung, termasuk kemampuan berdiskusi dan menjawab pertanyaan secara lisan. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dengan cara pemberian tes, terdiri dari tes pratindakan (tes awal) dan tes akhir tindakan. Tes pratindakan, tes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sains yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan tes akhir tindakan, tes ini diberikan pada setiap akhir tindakan yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pemberian tindakan. 2.5. Tahap-Tahap Penelitian Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: tahap pratindakan, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi 2.6 Teknik Analisis Data 2.6.1 Analisis data kuantitatif a. Daya serap individu DSI = 100% Keterangan : X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI = Daya Serap Individu Elementary School of Education E-Journal 58

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2001:37) b. Ketuntasan Belajar Klasikal KBK = 100% rumus: (2) Nilai rata-rata = Keterangan : = Jumlah siswa yang tuntas = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan belajar klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai adalah 80% (Depdiknas, 2001:37) 1) Daya Serap Klasikal DSK = 100% P = (3) Keterangan: (Prasetyo A, 2001:32) DSK : Daya Serap Klasikal T` : Skor total presentase Rt : Skor ideal seluruh siswa Sutu kelas dikatakan tuntas secara klasikal jika presentase daya serap klasikal sudah mencapai mimimal 80% (Muhammad, 2003:104) 2.6.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verivikasi data/penyimpulan. Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru / peneliti menggunakan analisis presentase skor. Untuk indikator kurang diberi skor 1, sedang diberi skor 2, baik diberi skor 3, dan sangat baik diberi skor 4. Selanjutnya dihitung presentase rata-rata dengan x 100% (Suciati, 2005:24) Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: 75% < NR 100% Sangat baik 50% < NR 75% Baik 25% < NR 50% Sedang 0% < NR 25% Kurang (Depdiknas, 2004:20) Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar digunakan rumus x 100% 2.7 Indikator Keberhasilan 2.7.1 Indikator Kuantitatif Pembelajaran Indikator kuantitatif pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil. Apabila hasil belajar sains siswa kelas III SDN Inpres 5 Birobuli, mencapai daya serap individu sekurang-kurangnya 65%, dan ketuntasan kuantitatif belajar mimnimal 80%, serta daya serap klasikal minimal 80%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Pratindakan Kegiatan awal yang dilakukan sebelum tindakan dioperasionalkan adalah memberikan tes kemampuan awal yang Elementary School of Education E-Journal 59

terbentuk tes uraian dan dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013, yang di ikuti oleh 36 siswa Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan akademis siswa sebelum diberikan tindakan dan juga dijadikan pertimbangan untuk pembentukan kelompok belajar. Tes pratindakan ini dilaksanakan dalam alokasi waktu I x 35 menit dengan jumlah soal 6 butir. lampiran I, adapun hasil analisis tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini Berdasarkan analisis di atas dapat dikatakan bahwa secara umum siswa belum memahami konsep dengan baik, walaupun materi tersebut telah diajarkan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan mengacu pada skenario pembelajaran yaitu dengan 2 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM). Pada pertemuan ke 2 langsung dilakukan tes akhir siklus I. Setiap kali pertemuan kegiatan belajar mengajar dengan alokasi waktu ( 2 x 35 menit), untuk tiap pertemuan yaitu pada hari selasa tanggal tanggal 20 Agustus dan hari kamis tanggal 22 Agustus 2013. Pelaksanaan pembelajaran mengikutiskenario pembelajaran.pada pelaksanaan tindakan ini juga dilakukan observasi aktivitas siswa dan guru/peneliti selama kegiatan belajar berlangsung. Hasil Observasi Selanjutnya untuk mengetahui aktivitas dalam pembelajaran dilakukan observasi baik aktivitas siswa maupun pengelolaan pembelajaran oleh guru. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama pengamat terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran didapatkan hasil sebagai berikut. Berdasarkan data observasi pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama 32 dan skor maksimal adalah 52, dengan demikian prosentase nilai rata-rata adalah 61,53%. Observasi pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 38 dari skor maksimal 52, dengan demikian prosentase nilai rata-rata adalah 73,07%. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa berada dalam kategori baik. Hasil Tes akhir Tindakan Siklus I Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes atau evaluasi.. Berdasarkan evaluasi hasil tes akhir tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa indikator keberhasilan tindakan pembelajaran belum tercapai, meski sebagian besar siswa menunjukan peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan soal. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65% adalah 77,77%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal, maka pembelajaran siklus I belum berhasil. Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan mengacu pada skenario pembelajaran yaitu dengan 2 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM). Pada pertemuan ke 2 langsung dilakukan tes akhir siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan 2 kali pertemuan di kelas, 1 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar dengan alokasi waktu (2 x 35 menit), untuk tiap pertemuan yaitu pada hari selasa tanggal, 27 Agustus 2013 dan hari kamis 29 Agustus 2013. Elementary School of Education E-Journal 60

Pada tahap ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay twostray dengan materi yang diajarkan adalah kebutuhan makhluk hidup. Pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan ini juga dilakukan observasi aktivitas siswa dan guru/peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil Observasi Untuk mengetahaui aktivitas dalam pembelajaran dilakukan observasi baik aktivitas siswa maupun pengelolaan oleh guru. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama pengamat terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data observasi pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 45 dan skor maksimal adalah 52, dengan demikian prosentase nilai rata-rata adalah 86,53 %. Observasi pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 49dari skor maksimal 52, dengan demikian prosentase nilai rata rata adalah 92,23 %. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktifitas siswa berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi guru pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama 53 dan skor maksimal 56, dengan demikian prosentase nilai rata-rata 94,64%. Observasi guru pada pertemuan kedua, jumlah skor yang diperoleh adalah 55 dengan skor maksimal 56, dengan demikian prosentase nilai rata-rata adalah 98,21%. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas guru berada dalam kategori sangat baik. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes atau alat evaluasi. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 10 butir. Adapun hasil analisis tes akhir tindakan siklus II. Dari hasil analisis ntes tindakan siklus II seperti yang terlihat pada tabel 4.7, keberhasilan tindakan pembelajaran telah tercapai, karena hanya 1 siswa yang memperoleh hasil tes kurang dari 65% dalam menyelesaikan soal, dengan demikian berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal diperoleh prosentase sebesar 97,22%, maka pembelajaran siklus II sudah berhasil. 3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray telah mencapai ketuntasan belajar melebihi standar yang ditetapkan yaitu > 65%. Dari data hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran menurut observer mengalami peningkatan yaitu 61,53% pada pertemuan pertama dan 79,16 pada pertemuan kedua. Demikian pula keberhasilan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran sebesar 75% pada pertemuan kedua. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus pertama berada dalam kategori baik dan pengelolaan pembelajaran oleh peneliti berada dalam kategori sangat baik. Penerapan tindakan pada siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar. Dari data hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 86,,53% dan 94,23% pada pertemuan kedua. Kemudian untuk pengelolaan pembelajaran oleh guru sebesar 94,64% pada pertemuan pertama 98,21% pada pertemuan kedua. Elementary School of Education E-Journal 61

Hasil ini memberikan informasi bahwa aktivitas siswa untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua berada dalam kategori sangat baik. Pengelolaan pembelajaran oleh guru selam kegiatan pembelajaran juga berada dalam kategori sangat baik. Dari hasil tes dapat diketahui bahwa secara umum siswa telah dapat menyelesaikan soal dengan baik. Pada awalnya hasil perolehan tes pada siklus I rendah dibanding pada siklus II. Untuk menghitung besarnya prosentase kenaikan hasil belajar siklus I kesiklus II dihitung menggunakan rumus. Penerapan tindakan siklus I dan siklus II dari data observasi terhadap aktivitas dan pengelolaan pembelajaran oleh guru berada dalam kategori baik dan sangat baik serta hasil belajar mencapai SKBM yang ditetapkan, maka mengacu pada indikator kinerja penelitian ini yaitu ketercapaian hasil belajar > 65% dan pengamatan observer terhadap aktivitas siswa dan guru berada dalam kategori sangat baik, maka penelitian tindakan ini dinyatakan berhasi IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, adalah: (1). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil pembelajaran sains pada siswa kelas III SDN Inpres 5 Birobuli. (2). dari hasil tes pada siklus I diperoleh siswa yang tuntas secara individu 28 orang dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 77,77%. Pada siklus II, yang tuntas individu 35 orang dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 97,22%. Prosentase kenaikan dari siklus I ke siklus II mencapai 25%. (3). dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan guru meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik pada siswa kelas III SDN Inpres 5 Birobuli. Berdasarkan pengamatan selama melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, disarankan: (1). Dalam pembagian kelompok hendaknya diperhatikan sifat dari masing-masing siswa yang akan ditempatkan dalam satu kelompok agar dalam kelompok tersebut terjadi interaksi yang positif. (2). Dalam proses pembelajaran guru hendaknya selalu memberikan penguatan terhadap sikap sosial berupa penjelasan kepada siswa mengenai pentingnya bekerjasama dan saling menghargai pendapat orang lain. DAFTAR PUSTAKA Amiro, S. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar biologi pokok Bahasan Ciri-ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII Semester I SMP Piri Ngaglik Sleman Yogyakarta. Tesis tidak dipublikasikan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Anita Lie, 2008. Cooperatif Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasido. Hartono dan E. Legowo. 2003. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Elementary School of Education E-Journal 62