STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

PENERAPAN APPROXIMATE COST ESTIMATE PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN RUKO (SOHO)

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APPROXIMATE COST ESTIMATE

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA BOW, SNI DAN METODE PERHITUNGAN KONTRAKTOR PADA PROYEK RUMAH SUSUN (RUSUN) PULOGEBANG JAKARTA TIMUR

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah elemen struktur suatu bangunan, yang berupa batang

RASIO KEBUTUHAN BETON, BESI TULANGAN, DAN BEKISTING UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK APARTEMEN & HOTEL

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI. Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo Fernandes Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I. Dosen Pembimbing II

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

Kata kunci : metode bekisting table form

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, 2

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

STUDI TENTANG UPAH DAN UPAH LEMBUR TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENJADWALAN SUMBER DAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA BANGUNAN BERTINGKAT (Studi kasus Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor)

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

Dhani Mardhika, S.T., Ir. Endang Larasati Suryaningrum, M.T.

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

STUDI PERBANDINGAN ANALISIS BIAYA PEKERJAAN STRUKTUR BETON METODE AHSP DAN PENAWARAN KONTRAKTOR MUTIARA ASTARI

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

ESTIMASI DANA TALANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CASH FLOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA P3GT CIMAHI ABSTRAK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Revisi SNI T C. Daftar isi

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ESTIMASI BIAYA. Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

BAB I PENDAHULUAN. MPA menyatakan dalam acara konferensi pers peringatan hari kontrasepsi

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO

PRIYANTO D

Gambar 2.8 Diagram RSM untuk proyek enam unit setelah menaikkan gradien C.

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dinding merupakan salah satu komponen penting dalam konstruksi,

STUDY PERBANDINGAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG METODE PELAKSANAAN PRECAST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA PENDIDIKAN PETATAR SEMARANG

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Transkripsi:

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI Dani Pratama 1, Sentosa Limanto 2 ABSTRAK: Dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, biaya memegang peranan penting. Dalam sebuah proyek konstruksi beton bertulang, terdapat elemen-elemen struktur beton bertulang, seperti pile cap, tie beam, balok, kolom, plat lantai, tangga dan dinding yang terdiri dari 3 jenis pekerjaan yaitu, corbeton, besi tulangan dan bekisting. Biaya pembuatan masing-masing jenis pekerjaan tersebut terbagi lagi menjadi biaya upah, biaya bahan dan biaya alat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang proporsi masing-masing harga upah, bahan dan alat pada jenis-jenis pekerjaan pada elemen struktur beton bertulang. Untuk mengetahui proporsi harga upah bahan dan alat, yang pertama dilakukan adalah menganalisa kandungan bekisting dan besi yang ada untuk 1 m 3 beton bertulang. Setelah itu dilakukan perhitungan proporsi upah, bahan dan alat. Dari hasil penelitian diketahui meskipun proporsi harga upah maupun bahan corbeton, bekisting dan besi berbeda beda, tetapi hasil proporsi harga upah, bahan dan alat terbesar dimiliki oleh biaya bahan yang berkisar antara 70%, yang diikuti dengan biaya upah yang berkisar antara 30%. KATA KUNCI: perkiraan biaya, upah, bahan, alat 1. PENDAHULUAN Keberhasilan suatu proyek konstruksi dipengaruhi dengan metode yang digunakan, sehingga akan timbul pertanyaan metode apa yang akan dipakai dalam suatu proyek, dan suatu metode memiliki nilai baik dan buruk. Suatu metode memiliki kebutuhan sumber daya yang berbeda, pada umumnya sumber daya pada proyek kontruksi di bagi menjadi 5 yaitu, manpower (tenaga kerja), machiners (alat dan peralatan), material (bahan bangunan), money (uang), metode (cara pelaksanaan). Upah merupakan kombinasi dari tenaga kerja dan uang sehingga upah menjadi suatu bagian yang penting dalam proyek konstruksi. Perhitungan upah pekerjaan konstruksi di Indonesia bermacam macam tetapi saat ini ada dua metode yang sering dipakai, yaitu perhitungan upah pekerjaan menurut dasar SNI Analisa Biaya Konstruksi 2008 (selanjutnya disingkat SNI 2008) dan perhitungan upah secara borong kerja. SNI 2008 disusun berdasarkan kegiatan penelitian produktivitas pekerjaan di lapangan dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan suatu pembangunan (Handbook SNI ABK, 2008). Perhitungan upah pekerjaan secara borong kerja tidak mempunyai patokan koefisien, akan tetapi berdasarkan pengalaman, metode pelaksanaan, kondisi lapangan, peralatan, dan keadaan cuaca pada saat pekerjaan dilaksanakan serta pengadaan material disekitar lokasi pekerjaan. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, danip-26@hotmail.com 2 Dosen Progam Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, leonard@petra.ac.id 28

Faktor tersebut yang menyebabkan hasil perhitungan upah secara borong kerja berbeda dengan hasil perhitungan upah pekerjaan menurut SNI 2008, karena dalam SNI 2008 memiliki faktor tetap, tetapi pada upah borongan tergantung pada faktor yang tidak tetap yaitu keadaan dan lokasi pekerjaan. Pemerintah mewajibkan para kontraktor dalam proses lelang suatu proyek konstruksi menggunakan dasar SNI 2008 untuk perhitungan upah pekerja, tetapi kenyataannya para kontraktor melakukan perhitungan upah dengan cara mereka masing masing yang berbeda dengan perhitungan SNI. Dengan menggunakan cara perhitungan upah mereka masing masing para kontraktor berharap dapat menekan biaya untuk upah pekerja. Karena ingin membandingkan dan menganalisa antara upah pekerja menurut SNI Analisa Biaya Konstruksi dengan upah yang di terapkan pada RAB proyek swasta maupun pemerintah, sehingga dapat mengetahui acuan, variasi, dan faktor dalam proses pembentukan upah pada RAB. 1.1. Perumusan Masalah Bagaimana penerapan upah kerja nyata di lapangan untuk proyek gudang baja? Bagaimana korelasi antara upah kerja nyata dengan upah pekerja menurut SNI 2008 yang ada? 1.2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penerapan upah kerja nyata di lapangan untuk proyekgudang baja Untuk mengetahui korelasi antara upah kerja nyata dengan upah pekerja menurut SNI 2008. 1.3. Manfaat Penelitian Bagi kontraktor: dapat menganalisa upah pekerjaan untuk gudang baja yang akan datang. Bagi owner: dapat mengestimasi upah pekerjaan untuk pembangunan untuk Balai Pelatihan Kerja dan mengontrol harga yang ditawarkan oleh kontraktor. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ini berfokus pada pekerjaan struktur beton bertulang dan pasangan dinding pada gudang baja. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkain kegiatan yang besar dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya dan membutuhkan organisasi. Dalam proses penyelesaiannnya harus sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule dan sesuai biaya yang direncanakan (Ervianto, 2005). 2.2. Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah tenaga kerja, dan peralatan untuk membuat satu-satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam SNI 2008, dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja dan peralatan segala jenis pekerjaan. Sedangkan analisis lapangan ditetapkan berdasarkan pengalaman serta perhitungan kontraktor pelaksana. Analisa Harga Satuan Bahan Analisa bahan suatu pekerjaan, ialah menghitung banyaknya atau volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan bahan dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut : Σ Bahan = Volume pekerjaan x Koefisien analisa bahan 29

Analisa Harga Satuan Upah Analisa upah suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. (Bachtiar Ibrahim, 1993) Secara umum jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu volume pekerjaan tertentu dapat dicari dengan rumus : ΣTenaga Kerja =Volume pekerjaan x Koefisien analisa tenaga kerja 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah membandingkan harga upah dan bahan dari dua hasil RAB yang diperoleh dari lapangan dan membuat proporsi antara upah dan bahan dari setiap item pekerjaan struktur baja dan beton dari proyek gedung satu lantai, dengan dua sumberdaya dan biaya yang berbeda dari segi lokasi dan stardart upah regional yang didapat dari data proyek yang sudah selesai. 3.2. Sumber Data Penelitian Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek yang bersangkutan. Upah borongan mandor tiap hari pada pekerjaan struktur pada proyek Gedung baja satu lantai. Jumlah dan komposisi tenaga kerja. Hasil perolehan mandor yang dibayar kontraktor. Rekapitulasi absensi tenaga kerja. 3.3. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diteliti adalah pekerjaan struktur beton bertulang dan struktur baja pada proyek gedung baja satu lantai. 4. HASIL DAN ANALISIS Pengumpulan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek bangunan bertingkat tinggi yang diperoleh dari kontraktor yang berasal dari berbagai lokasi. Namun akibat alasan pribadi, sumber pemberi data tidak menghendaki publikasi nama proyek mereka dalam tampilan data. Data RAB proyek bangunan bertingkat satu yang diperoleh berasal dari tiga lokasi, dimana dua proyek di Mojokerto dan satu proyek lainnya terletak di Maluku. Proyek yang lokasinya berada di kota Surabaya adalah proyek A dan B. Sedangkan proyek C berada di kota Maluku seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Lokasi Proyek yang Ditinjau No. Nama Proyek Lokasi Tahun 1 Proyek A Mojokerto Januari 2014 2 Proyek B Mojokerto April 2016 3 Proyek C Maluku Juli 2016 Data RAB proyek bangunan bertingkat satu yang diperoleh ini akan diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan ketinggian bangunannya yaitu bangunan rendah dengan jumlah lantai bangunan gedung sampai dengan 4 lantai, bangunan sedang dengan jumlah lantai bangunan gedung 5 lantai sampai dengan 8 lantai, dan bangunan tinggi dengan jumlah lantai bangunan gedung lebih dari 8 lantai. Berikut ini adalah tabel klasifikasi bangunan berdasarkan ketinggian. 30

Data RAB proyek yang didapatkan merupakan bangunan bertingkat rendah sehingga data-data proyek ini dapat dianalisa bersama. Dari data yang sudah diperoleh, akan dilakukan perhitungan content atau kandungan bekisting dan besi per 1 m 3 beton bertulang, kemudian hasil perhitungan akan digunakan sebagai data untuk menghitung 4 macam proporsi, yaitu proporsi harga upah untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada setiap jenis pekerjaan elemen konstruksi, proporsi harga bahan untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada setiap jenis pekerjaan elemen konstruksi dan element skruktur baja dan yang terakhir adalah upah untuk pekerjaan struktur baja. Dari data RAB proyek A juga dapat dilihat kuantitas masing-masing jenis pekerjaan beton, bekisting batako dan besi dari setiap tipe pile cap. Dengan mengetahui hal tersebut maka dapat diketahui kadungan bekisting dan besi yang ada dalam 1 m 3 beton bertulang pada elemen struktur pile cap seperti yang terlihat pada Tabel 2. bawah ini Tabel.2. Proporsi pekerjaan Pile Cap Proyek A Kandungan per m 3 Beton No. URAIAN SAT QTY Bekisting Besi m 2 kg A Pek. Pile cap 1 PC.1 (80x80x60) Beton m 3 3.84 Bekisting m 2 36.48 9.5 Besi kg 896.04 233.34 2 PC.2 (170x80x70) Beton m 3 38.08 Bekisting m 2 120 3.151 Besi kg 3393.6 89.117 Cara perhitungan untuk mencari kandungan bekisting per 1 m 3 cor beton bertulang pada semua tipe pile cap didapatkan dengan cara membagi kuantitas total bekisting pada 1 buah pile cap dengan kuantitas total beton pada 1 tipe pile cap. Sebagai contoh, untuk mencari kandungan bekisting di 1 m 3 beton bertulang pada PC 1 didapatkan dengan cara sebagai berikut: kuantitas bekisting batako pada PC 2 36.48 m 2 = = kuantitas beton pada PC 2 3.83 m 3 Setelah didapatkan data mengenai kandungan bekisting dan besi per 1 m 3 beton bertulang maka dapat diperoleh 3 macam hasil proporsi, yaitu proporsi harga upah untuk 1 m 3 cor beton bertulang, proporsi harga bahan untuk 1 m 3 cor beton bertulang dan proporsi harga upah, bahan dan alat untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada pile cap. Proporsi Harga Upah untuk 1 m 3 Cor Beton Bertulang Harga upah untuk 1 m 3 cor beton bertulang terdiri dari upah cor beton 1 m 3, upah bekisting batako sesuai kandungan per m 3 cor beton bertulang dan upah besi sesuai kandungan per m 3 cor beton bertulang.harga upah untuk 1 m 3 cor beton bertulang didapatkan dengan cara mengalikan harga satuan upah dengan kandungan per m 3 beton bertulang. Sebagai contoh, harga upah untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada PC 1 didapatkan dengan cara sebagai berikut: Harga satuan upah beton = Rp 53,300.00 Harga satuan upah bekisting batako = Rp 12,000.00 Harga satuan upah besi = Rp 1,040.00 Kandungan beton 1 m 3 = 1.00 m 3 Kandungan bekisting per m 3 beton PC 2 = 9.50 m 2 Kandungan besi per m 3 beton PC 2 = 233.34 kg 31

Harga upah : - Beton 1 m 3 = Rp 53,300.00 x 1.00 m 3 = Rp53,300.00 - Bekisting 1 m 3 cor beton bertulang = Rp 12,000.00 x 9.5 m 2 = Rp 114,000.00 - Besi 1 m 3 cor beton bertulang = Rp1,040.00 x 223.34 kg = Rp 232,273.60 Setelah itu dapat diperoleh proporsi masing-masing harga upah per 1 m 3 beton bertulang. Sebagai contoh, proporsi kandungan beton, bekisting batako dan besi 1 m 3 cor beton bertulang pada PC 2 didapatkan dengan cara sebagai berikut: - Harga upah beton 1 m 3 = Rp 53,300.00 - Harga upah bekisting 1 m 3 cor beton bertulang = Rp 114,000.00 - Harga upah besi 1 m 3 cor beton bertulang = Rp 232,273.60 + - Jumlah harga upah 1 m 3 cor beton bertulang = Rp 399,573.60 Proporsi kandungan 1 m 3 cor beton bertulang : - Beton pada PC 2 = (Rp 53,300.00/Rp 399,573.60) x 100% = 13.34% - Bekisting pada PC 2 = (Rp 114,000.00/Rp 399,573.60) x 100% = 28.53% - Besi pada PC 2 = (Rp 232,273.60/Rp 399,573.60) x 100% = 58.13% + 100.00% Hasil perhitungan mengenai proporsi harga upah cor beton, bekisting batako dan besi untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada pile cap dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah ini Tabel 3. Proporsi Harga Upah Pile Cap Proyek A Kandungan per m 3 Harga Satuan Upah (Rp) Proporsi Beton Beton/m 3 Bekisting/m 2 Besi/kg Harga No Uraian Upah Bekisting Besi 53,300.00 12,000.00 1,040.00 per 1 m 3 m 2 kg Harga untuk 1 m 3 cor beton (Rp) Beton A Pek. Pile cap 1 PC.1 (80x80x60) Beton 53,300.00 13.34% Bekisting 9.5 114,000.00 28.53% Besi 233.34 232,273.60 58.13% Jumlah 100.00% Proporsi Harga Upah dan Bahan untuk 1 m 3 Cor Beton Bertulang Perhitungan proporsi harga upah, bahan dan alat untuk 1 m 3 cor beton bertulang seperti yangdapat dilihat pada Tabel 4.4, ini pertama dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing harga upah, bahan, dan alat pada setiap tipe pile cap. Sebagai contoh, untuk mencari jumlah harga upah pada PC 1 dilakukan dengan cara sebagai berikut: Harga upah beton PC 1 = Rp53,300.00 Harga upah bekisting PC 1 = Rp 114,000.00 Harga upah besi PC 1 = Rp 232,273,60 + Jumlah harga upah = Rp 399,573,60 Setelah itu baru dapat dicari proporsi harga upah, bahan dan alat untuk 1 m 3 cor beton bertulang. Sebagai contoh, untuk mencari proporsi harga upah, bahan dan alat untuk 1 m 3 cor beton bertulang pada PC 1 dilakukan dengan cara sebagai berikut: Jumlah harga upah PC 1 = Rp 190,573.60 Jumlah harga bahan PC 1 = Rp 3,454,421.40 + = Rp 3,643,995,00 32

Proporsi harga: - Upah pada PC 1 = (Rp 190,573.60/ Rp 3,643,995.00) x 100% = 5,22 % - Bahan pada PC 1 = (Rp 3,454,421.40/ Rp 3,643,995.00) x 100% = 94,78 % 5. KESIMPULAN Dari perbandingan ketiga data proyek, ternyata terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari proporsi harga upah dan bahan. Yang cukup mencolok dari RAB yang berlokasi dimojokerto dengan yang berada di maluku. Dengan adanya perbedaan ini diketahui bahwa perbedaan harga yang mencolok dari keuntungan dari sebuah proyek. 6. DAFTAR REFERENSI Drs. Soetrisno P.H. (1985). Dasar-Dasar Evaluasi & Manajemen Proyek.: Andi Offset. Yogyakarta Iman Soeharto, (1995). Manajemen Proyek. Erlangga. Jakarta Ervianto Wulfram. (2007). Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan.: Andi Offset. Yogyakarta Ervianto Wulfram. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi.: Andi Offset. Yogyakarta 33