BAB l PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pertumbuhan potensi dan produksi di sub sektor perhubungan darat dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata pertumbuhan jumlah perusahaan bus antar provinsi menurut provinsi mengalami peningkatan 2,49%, jumlah bus antar provinsi mengalami peningkatan 2,27%, jumlah perusahaan bus pariwisata mengalami peningkatan 17,25%, jumlah bus pariwisata mengalami peningkatan 9,32%, jumlah perusahaan angkutan alat berat mengalami peningkatan 23,55%, jumlah perusahaan angkutan bahan berbahaya dan beracun mengalami peningkatan 18,40%, jumlah kendaraan alat berat mengalami peningkatan 33,83%, jumlah barang berbahaya dan beracun mengalami peningkatan 34,03%, jumlah unit penimbangan kendaraan bermotor di indonesia naik 0,59%. Detail penjelasan dari kenaikan jumlah perusahaan transportasi subsektor dan kenaikan jumlah kendaraan subsektor dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini, yaitu: Tabel 1.1 Kenaikan jumlah perusahaan transportasi sub sektor Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 Alat Berat Perusahaan 149 232 238 240 244 Bahan Bakar Beracun Perusahaan 892 892 896 1,004 1,242 Antar jemput Antar Perusahaan 79 97 103 112 123 Propinsi Sewa Perusahaan - - - - - Taksi Bandara Perusahaan 13 13 13 13 13 Sumber: Direktorat Ditjen Hubdat, 2012 (diolah kembali) 1
Tabel 1.2 Kenaikan jumlah kendaraan angkutan berdasar sub sektor No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Alat Berat Unit 1.021 1.124 1.156 1.180 1.217 2 Bahan Bakar Beracun Unit 892 1.843 4.299 5.414 7.475 3 Antar jemput Antar Propinsi Unit 732 1.208 1.416 1.558 1.713 4 Sewa Unit - - - - - 5 Taksi Bandara Unit 1.819 1.718 1.800 NA NA Sumber: Direktorat Ditjen Hubdat, 2012 ( diolah kembali) Berdasarkan Tabel 1.2 dijelaskan bahwa setiap tahun terjadi kenaikan jumlah kendaraan berdasarkan sub sektor, dengan kenaikan jumlah kendaraan setiap tahun maka penggunaan ban mobil kendaraan menjadi naik juga, maka bisnis penyediaan ban dan pemeliharaan bisa di jadikan target pasar yang potensial Selain biaya operasional bahan bakar minyak, biaya operasional ban merupakan salah satu variabel biaya besar yang bisa mempengaruhi besaran laba atau kerugian khususnya bidang usaha angkutan darat atau lini bisnis transportasi. Pengusaha angkutan darat atau perusahaan yang meniliki divisi transportasi darat yang memiliki armada yang banyak akan membuat suatu fungsi khusus pemeliharaan kendaraan dan membutuhkan tambahan pekerja operasional. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ban kendaraan yang bukan menjadi bisnis inti dari usaha angkutan atau divisi transportasi yang bisa mengakibatkan pengusaha angkutan atau suatu perusahaan menjadi tidak fokus dengan bisnis inti mereka. 2
Tabel 1.3 Rekapitulasi biaya pokok usaha transportasi Sumber: Direktorat Ditjen Hubdat, 2012. Data Tabel 1.3 menjelaskan data rekapitulasi biaya pokok berdasarkan keputusan direktur jenderal perhubungan darat Nomor:sk.687/aj.206/drjd/2002 tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum diwilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. Jarak tempuh penggantian ban yang di perkirakan dari awal untuk menghitung biaya sewa atau tarif angkutan bisa saja tidak sesuai dengan realisasi yang terjadi, seperti kenaikan harga ban dari pabrikan, terjadinya kesalahan pemakaian ban oleh pengguna ban, sehingga adanya biaya tambahan dalam operasional yang berdampak kepada berkurangnya laba atau bisa menjadi rugi. 3
Tabel 1.4 Data jarak tempuh penggantian ban angkutan kota Sumber: Direktorat Ditjen Hubdat, 2012. Data Tabel 1.4 menjelaskan bahwa perkiraan jarak tempuh pemakaian ban untuk bus kecil adalah 25.000 KM, namun tidak semua ban yang dipakai bisa mencapai jarak tempuh tersebut, bisa saja ada ban yang rusak, atau harus di ganti sebelum mencapai jarak tempuh 25.000 KM, ada juga ban yang jarak tempuhnya gantinya melebihi dari 25.000 KM sehingga biaya yang diperkirakan menjadi tidak fix atau menjadi susah untuk di kontrol oleh perusahaan pengguna ban. Pemeliharaan ban pada umumnya dilaksanakan oleh para pengusaha angkutan atau transportasi meliputi pengaduan ban rusak, pengecekan rutin ban, permintaan ban baru, pengembalian ban rusak, dan pengelolaan limbah ban bekas, penulis melihat adanya peluang bisnis akan di tawarkan kepada perusahaan yang 4
memiliki armada transportasi dalam jumlah besar dengan nilai tambah baru seperti pemeliharaan ban dengan alat teknologi terbaru, prosedur standar dan cepat, tenaga yang terlatih, ban bekas di kelola dengan tepat, dan servis tambahan memanjakan para sopir tidak perlu lagi mengerjakan perawatan atau penggantian ban, jaminan ketersediaan bahan baku ban sesuai dengan yang di butuhkan, sampai dengan pengelolaan limbah ban bekas. Dengan sistim pemeliharaan ban yang lebih baik dapat mengoptimalkan umur penggantian ban sehingga biaya operasional menjadi lebih rendah dan tidak adanya gangguan operasional yang di akibatkan tidak beroperasinya kendaraan karena permasalahan ban, sehingga hasil kerja perusahaan bisa lebih maksimal. 1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Tire Management System disiapkan untuk industri transportasi yang menawarkan keunggulan produk jasa pemeliharaan ban dengan model bisnis baru yang menggunakan teknologi dan tenaga yang handal serta standar kerja operasi yang efektif dan lebih efisien bagi pelanggan pengguna ban. Strategi pemasaran dan operasional yang disiapkan agar produk jasa Tire Management System yang di tawarkan menjadi menarik dan nyata, dan meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan. Dalam mengerjakan pemeliharaan ban menjadi jasa yang ditawarkan kepada pelanggan dengan model bisnis dan nilai tambah baru bagi pengguna jasa, seperti pemeliharaan dengan alat teknologi terbaru, prosedur standar dan cepat, tenaga yang terlatih, ban bekas di kelola dengan tepat, dan service tambahan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan ban, termasuk bagi perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan memiliki jumlah armada besar. 5
1.3 Rumusan Masalah Untuk membantu suatu perusahaan transportasi menjadi lebih fokus dengan bisnis inti dan mendapatkan nilai tambah baru, ini merupakan suatu peluang usaha baru untuk pemeliharaan ban, sehingga rencana pembuatan rencana bisnis Tire Management System merupakan kebutuhan pasar yang potensial khususnya bagi perusahaan jasa transportasi dan pengusaha angkutan darat. Belum banyak perusahaan pemeliharaan ban yang memiliki model bisnis dengan nilai tambah baru bagi pengguna jasa, seperti pemeliharaan dengan alat teknologi terbaru, prosedur standar dan cepat, tenaga yang terlatih, ban bekas di kelola dengan tepat, dan service tambahan memanjakan para sopir tidak perlu lagi mengerjakan perawatan atau penggantian ban, jaminan ketersediaan ban kapan di butuhkan tersedia, dan memilki sistem pengelolaan yang profesional, serta mudah dalam mengontrol anggaran yang sudah di anggarkan. Untuk dapat menggambarkan dengan jelas permasalahan yang diteliti dan dengan berdasarkan latar belakang masalah dalam penulisan judul tesis, serta menjelaskan bagaimanakah konsep bisnis Tire Management System dalam peluang usaha baru untuk pemeliharaan ban. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah membuat rencana bisnis pemeliharaan ban yang dinamakan Tire Management System dimana target pasarnya adalah perusahaan transportasi dan pengusaha angkutan darat, sehingga suatu perusahaan yang menggunakan jasa Tire Management System menjadi lebih fokus dengan bisnis inti dan mendapatkan nilai tambah yang lain. Rencana bisnis yang rinci ini bertujuan sebagai pedoman bagi investor dan perusahaan untuk 6
mengaplikasikan rencana bisnis yang ini dan diharapkan dalam pengaplikasiannya dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Rencana bisnis yang terinci dan terencana dapat juga menjadi acuan bagi manajemen di perusahaan dan mudah dalam mengontrol anggaran yang sudah di anggarkan setiap periode tertentu. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menjelaskan konsep bisnis Tire Management System dalam peluang usaha baru untuk pemeliharaan ban. 1.5 Manfaat Penelitian Bagi akademisi hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat dalam mengetahui pengaruh kegiatan Tire Management System dalam meningkatkan daya tahan ban, velg, dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan nilai tambah kepada perusahaan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan ban dengan cara strategis dan efektif dalam memelihara daya tahan ban. Melalui penelitian ini perusahaan dapat mengetahui manfaat apa yang diperoleh dari model bisnis baru Tire Management System oleh suatu perusahaan, yang menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan perawatan kendaraan khususnya pemeliharaan ban. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan rencana bisnis TMS ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan tentang lingkungan eksternal perusahaan, lingkungan internal perusahaan, rumusan 7
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi mengenai definisi dari ban, teori ban, definisi sembilan blok bangunan, dan teori peta empati. BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari unit analisis, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, analisis keuangan dan analisis sesitivitas. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA Bagian ini menjelaskan kanvas model bisnis Tire Management System berdasarkan sembilan blok, visi dan misi, rencana pemasaran, rencana operasi, rencana sumber daya manusia, remcana keuangan, analisis sensitivitas, dan strategi keluar. BAB V RENCANA AKSI Bagian ini merencanakan waktu, rencana kerja, penanggung jawab dan menetukan ukuran kinerja. 8