BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja akan tetapi juga mementingkan kebutuhan masyarakat, sedangkan pengertian menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1992 yang dikemudian dirubah dengan undang-undang nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan bahwa definisi bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian perbankan diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah funding. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (lending).
Bank berperan penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank: 1. Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan penyalur kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. 2. Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat. 3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis. 4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C. 5. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. B. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan nasabah dengan tujuan untuk menangkap nilai dari nasabah sebagai imbalannya (Philip Kotler dan Gary Armstrong, 2008:6). Selain itu definisi pemasaran yang lain menurut Kasmir (2004:169) pemasaran adalah Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya.
C. Tujuan Pemasaran Kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan pemasaran menurut Tjiptono dkk (2008:5) secara umum adalah untuk: 1. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. 2. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena pemasaran ini akan disebarkan kepada nasabah yang lainnya. 3. Memaksimalkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. 4. Memaksimalkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. D. Konsep Pemasaran Kegiatan pemasaran memiliki beberapa konsep pemasaran dimana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2004:172) ada 5 (lima) konsep dalam pemasaran dimana setiap konsep dapat dijadikan
landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan, adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Konsep Produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep produksi merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual dan merupakan konsep yang menekankan kepada jumlah produksi yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin. 2. Konsep Produk Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang mencolok. Konsep produk merupakan konsep yang menekankan kepada kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik. 3. Konsep Penjualan Konsep ini biasanya diterapkan pada produk-produk asuransi, ensiklopedia atau kapling-kapling pemakaman, juga untuk lembaga nirlaba seperti partai politik. Konsep penjualan kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan pesaing, sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. 5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Merupakan konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran. Kedua konsep itu jelas tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan, Tujuan adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasajasa yang dihasilkan oleh bank. E. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu kumpulan alat taktis terkendali (produk, harga, tempat, dan waktu) yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya dipasar sasaran (Philip Kotler dan Gary Armstrong, 2008:62). Kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Elemenelemen yang ada dalam marketing mix adalah product (produk), price (harga), place (lokasi), dan promotion (promosi). Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. Oleh karena
itu setiap elemen membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen lainnya (Kasmir,2004:186), misalnya adalah: 1. Strategi Produk Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jadi dalam hal ini apa pun wujudnya, selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan masyarakat maka dikatan sebagai produk. Produk yang berkualitas tinggi yang berhasil diciptakan oleh bank akan memberikan berbagai keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa keuntungan dari produk antara lain: a. Digunakan untuk meningkatkan penjualan, mengingat nasabah akan tertarik untuk membeli dan mempertahankan produk yang memiliki nilai lebih dengan terus melakukan transaksi. b. Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah yang memiliki produknya ditengah-tengah masyarakat. c. Menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi sehingga dapat mempertahankan nasabahnya. d. Menimbulkan kepuasan tersendiri bagi nasabah yang bersangkutan. 2. Strategi Harga Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional pengertian harga berdasarkan bunga. Pada dunia perbankan terdapat 3 (tiga) macam harga yaitu harga beli, harga jual, dan biaya yang dibebankan ke nasabahnya. Harga beli adalah harga yang diberikan kepada para nasabah yang
memilki simpanan, seperti jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. Selain itu harga jual merupakan harga yang dibebankan kepada penerima kredit. 3. Strategi Lokasi Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. Terbapat dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang yaitu: 1. Faktor Utama (Primer) a. Dekat dengan pasar. b. Dekat dengan bahan baku. c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan. d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya, kereta api atau pelabuhan udara. e. Tersedia sarana prasarana seperti listrik, telepon dan lainnya. f. Sikap masyarakat. 2. Faktor Sekunder a. Biaya untuk investasi dilokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung. b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan dilokasi tersebut. c. Kemungkinan untuk perluas lokasi.
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan. 4. Strategi Promosi Sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya paling tidak ada 4 (empat). Keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah: 1. Periklanan (Advertising) Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya. Penggunaan promosi dangan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti lewat: a. Pemasangan billboard dijalan-jalan strategis. b. Pencetakan brosur baik disebarkan disetiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. c. Pemasangan spanduk dilokasi tertentu yang strategis. d. Pemasangan melalui koran, majalah, televisi, radio. Masing-masing media memiliki tujuan yang berbeda. Terdapat beberapa macam tujuan penggunaan iklan sebagai media promosi yaitu: a. Pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan jasa bank yang dimiliki oleh suatu bank. Seperti peluncuran produk baru, keuntungan dan kelebihan suatu produk atau informasi lainnya.
b. Pengingatan kembali kepada nasabah tentang keberadaan atau keunggulan jasa bank yang ditawarkan. c. Menarik perhatian dan minat para nasabah baru dengan harapan akan memperoleh daya tarik dari para calon nasabah. 2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu agar nasabah tertarik untuk membeli maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin, promosi penjualan dapat dilakukan melalui: a. Pemberian bunga khusus untuk jumlah dana yang relatif besar. b. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan saldo tertentu. c. Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal. 3. Publisitas (publicity) Publisitas merupakan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya melalui berbagai media. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan terkenalnya bank dimata nasabahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kegiatan publisitas perlu diperbanyak.
4. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam, sampai pejabat bank. Secara khusus personal selling dilakukan oleh petugas customer service atau service assistensi. F. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:64) adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan (strengths), Kelemahan (weakness), Peluang (opportunities), dan Ancaman (Threats). Analsis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Melihat kekuatan yang dimiliki serta mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat. Serta ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan
Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. Teknik analisis SWOT menurut Kotler (2008 : 88) yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Analisis Internal 1) Analisis Kekuatan (Strenght) Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing. 2) Analisis Kelemahan (Weaknesses) Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut
bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. b. Analisis Eksternal 1) Analisis Peluang (Opportunity) Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bermunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. 2) Analisis Ancaman (Threats) Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk
masa sekarang maupun di masa depan. Jadi dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT. 2. Manfaat Analisis SWOT Manfaat analisis menurut Hendro (2011:289) yaitu: a. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan dimasa akan datang. Selain itu adanya analisa ini, maka diharapkan perusahaan akan mampu memilih kebijakan dan rencana terbaik untuk perkembangan bisnis dimasa akan datang. b. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan. Analisa SWOT akan membantu perusahaan dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan yang dirasa merugikan dan mana yang menguntungkan. Menetapkan berbagai rancangan terbaru sebagai solusi berbagai masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut. c. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan, selanjutnya melalui informasi yang ada tersebut akan menjadi pedoman bagi pemilik perusahaan maupun perancang kebijakan untuk melakukan berbagai kebijakan baru sebagai solusi atas hasil analisa yang sudah ada. d. Memberikan tantangan ide-ide baru bagi pihak manajemen perusahaan. Terdapat adanya berbagai permasalahan seperti kelemahan, peluang
serta kekuatan yang kecil ataupun ancaman dari pihak luar akan mendorong bagian dari manajemen perusahan untuk menemukan berbagai ide kebijakan yang lebih fresh dan akan lebih efektif menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.