PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BOLA TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Oleh YOPI ANGGA SETIA Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Gumilar Mulya, M.Pd.

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh YUDHA DWI FITARIANTO

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA PENDEKATAN TEKNIS DENGAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN STOP PASSING DALAM PERMAINAN FUTSAL

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

RONI PURNAMA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL

PENGARUH LATIHAN STOP PASSING DENGAN CARA TIGA RINTANGAN SEJAJAR TERHADAP KETERAMPILAN STOP PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN BOX JUMP SINGLE LEG DENGAN DOUBLE LEG TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

(Eksperimen pada Anggota Ekstrakurikuler Bola Voli MAN Cibeureum Kota Tasikmalaya)

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL HEADING. Jurnal. Oleh. Heru Setiawan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LARI JARAK PENDEK 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d)

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

Hubungan antara Kekuatan...(Zidni Husni Hukmawan) : Zidni Husni Hukmawan, POR : : Aris Fajar Pambudi, M.Or

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM :

ANALISIS KEMAMPUAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA PEMAIN USIA 16 TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN CIRCUIT TRAINING DENGAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN STAMINA

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA. Jurnal.

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING PERMAINAN FUTSAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESIPROKAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PANJANG RENTANG LENGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

THE EFFECT OF SLALOM DRIBBLE EXERCISE ON THE DRIBBLING SKILLS SSB MUDA MANDIRI PLAYERS U-15 PEKANBARU

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

MARPION SAPUTRA NIM

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi PENJASKESREK FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

PENGARUH LATIHAN SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP HASIL LONG SERVICE FOREHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS

PENGARUH LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP KETERAMPILAN LONG PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETEPATAN MENENDANG MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI Mika Rusdian 1), Nuriska Subekti 2), Sani Gunawan 3) 1) Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2) Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 3) Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya e-mail: mikarusdian01@gmail.com 1), subekti323@gmail.com 2), sanigunawan002@gmail.com 3) ABSTRAK Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh latihan antara single leg hop dengan double leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa, latihan double leg hop lebih berpengaruh dibandingkan dengan latihan single leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Tasikmalaya dapat diterima dan terjawab. Kata Kunci: single leg hop, double leg hop, power otot tungkai ABSTRACT The purpose of the study in general is to know the effect of the exercise between single leg hop with double leg hop to increase leg muscle power in the extracurricular members of football SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. The method used in this research is experiment. Based on the results of the research, data processing, data analysis, and hypothesis testing, it can be concluded that, double leg hop exercise is more influential than the single leg hop exercise to increase leg muscle power in the extracurricular members of football SMP Negeri 1 Tasikmalaya acceptable and missed. Keywords: single leg hop, double leg hop, leg muscle power. 1

2 A. PENDAHULUAN Sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan tujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Nugraha, Cipta Andi (2013:10) Sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Permainan sepak bola merupakan permainan yang membutuhkan kondisi fisik yang baik, teknik teknik dasar serta keterampilan yang mutlak harus dikuasai. Hal ini di dasari dengan setiap keberhasilan atau prestasi yang dicapai oleh setiap atlet dalam permainan ini tidak terlepas dari kemampuan dalam fisik yang baik. Dalam hal ini power otot tungkai, dibutuhkan oleh pemain pada permainan sepak bola karena untuk melakukan segala bentuk teknik dasar permainan sepak bola memerlukan power otot tungkai yang baik. Karena komponen kondisi fisik ini diperlukan untuk melakukan setiap gerakan teknik dasar permainan sepak bola, hal ini dapat terlihat dalam bentuk permainan sepak bola pemain melakukan teknik dasar mulai dari passing, shooting, dribbling, throwing, sampai heading harus didasari dengan komponen kondisi fisik ini. Mengenai komponen kondisi fisik dikemukakan lebih lanjut oleh Badriah, Laelatul Dewi (2011:33) sebagai berikut: Komponen kebugaran jasmani meliputi berbagai sistem tubuh, mulai sistem otot (muskular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem pernapasan (respirasi), sistem jantung (cardio), sistem ginjal (eksresi), dan kerja sama antar berbagai sistem tersebut secara holistik. Berdasarkan pada sistem tubuh yang membentuknya maka, komponen kebugaran jasmani meliputi: kekuatan otot, kelentukan, daya tahan kardiprespirasi, dan daya tahan otot, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan reaksi, dan koordinasi, serta memiliki komposisi tubuh yang ideal. Komponen kebugaran jasmani sama halnya dengan komponen kondisi fisik yaitu suatu kondisi yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Komponen kondisi fisik yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah power otot tungkai, yang dimaksud dengan power otot tungkai pada penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk dapat

3 melakukan lompatan, tendangan, lari, dan semua aktivitas yang membutuhkan komponen power otot tungkai. Kemampuan power otot tungkai sangat ditentukan oleh faktor fisik dan teknik yang memungkinkan siswa dapat melakukan semua aktivitas yang menggunakan kemampuan power otot tungkai dengan optimal. Badriah, Dewi L (2011:24) menjelaskan mengenai pengertian power bahwa, Kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang singkat. Daya ledak otot dipengaruhi oleh: kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Sedangkan menurut Mylsidayu, Apta dan Febi Kurniawan (2015:136) mengungkapkan bahwa, Kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam melakukan suatu gerakan. Berdasarkan uraian di atas, maka power adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang dilakukan secara eksplosif, di mana mengandung unsur kekuatan dan kecepatan berkontraksi. Hal ini dilihat dari kerja yang dilakukan pada setiap aktivitasnya. Power otot tungkai bagi pemain sepak bola jika dapat dimiliki secara penuh dan utuh dapat membantu untuk proses terjadinya teknik yang baik, karena ini merupakan dasar dari segala aktivitas yang akan dilaksanakan dalam permainan ini. Kerja seorang pemain sepak bola adalah kerja dengan cepat dan tepat secara singkat harus dilakukan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Untuk menunjang penampilan yang baik dalam memainkan permainan sepak bola dibutuhkan latihan agar kondisi fisik menjadi prima. Hal tersebut diuraikan oleh Harsono (2015:39) bahwa, Untuk mencapai hal itu, ada 4 aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. Latihan fisik merupakan suatu bentuk aktivitas jasmani yang dilakukan oleh setiap orang yang berupaya mempertahankan kebugarannya. Menurut Harsono (1988:100) menguraikan mengenai latihan fisik sebagai berikut: Latihan fisik (physical training). Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah, daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet.

4 Prestasi SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya dalam sepak bola akhir-akhir ini menurun, namun tidak mengurangi minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Hal itu dibuktikan dengan antusiasnya siswa peserta ekstrakurikuler dalam mengikuti kegiatan latihan. Penurunan prestasi tersebut dikarenakan kondisi fisik yang dimiliki oleh setiap pemain tidak maksimal. Adapun komponen kondisi fisik yang masih kurang maksimal adalah power. Dalam hal ini kaitannya dengan kemampuan siswa untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan komponen power harus memperhatikan agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Aktivitas sehari-hari banyak melakukan latihan, dalam hal ini untuk mengisi latihan dan dapat mengurangi tingkat kejenuhan dalam program latihan, di antaranya dengan latihan pliometrik menggunakan single leg hop dan double leg hop. Latihan ini membutuhkan konsentrasi, kekuatan, power, keseimbangan dan kecepatan. Single leg hop merupakan suatu gerakan melompat dengan satu kaki yang berguna untuk melatih kemampuan power otot tungkai, sedangkan double leg hop gerakan melompat dengan dua kaki. Kedua bentuk latihan di atas diberikan kepada siswa dengan berbagai jenis variasi latihan agar tidak memberikan kejenuhan dalam proses latihannya. Penelitian ini penulis lakukan penerapan dalam bentuk latihan, karena penulis beranggapan dari karakteristik bentuk latihan pliometrik menggunakan single leg hop dengan double leg hop sangat erat sekali dengan kesan yang variatif guna mengurangi kejenuhan, berbagai ungkapan kreatif, inovatif, keterampilan gerak, kesegaran jasmani akan terbentuk dan sangat sesuai dengan kebutuhan siswa, di samping itu juga suasana latihan yang variatif mengurangi faktor kejenuhan dan boredom yang dapat di minimalisir. Oleh sebab itu, penulis akan mengujicobakan suatu bentuk latihan single leg hop dan double leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai. Dengan demikian untuk dapat mengetahui lebih lanjut perlu dilakukan melalui proses penelitian. Berdasarkan keterangan tersebut, penulis mencoba untuk meneliti lebih lanjut judul dalam penulisan skripsi ini yaitu: Perbandingan pengaruh latihan antara single leg hop dengan double leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai. Berdasarkan latar belakang masalah serta pengertian yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

5 1. Apakah latihan single leg hop berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya? 2. Apakah latihan double leg hop berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya? Manakah yang lebih berpengaruh dari kedua bentuk latihan single leg hop dengan double leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya?. B. PROSEDUR PENELITIAN 1. Metode Penelitian Proses penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan pengertian eksperimen menurut Sugiyono (2009:72) sebagai berikut, Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain kondisi yang terkendalikan. Sedangkan menurut Arikunto, Suharsimi (2010:9) mengungkapkan sebagai berikut: Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu penelitian eksperimen diperlukan adanya suatu faktor yang diuji cobakan. Sejalan dengan pengertian eksperimen sebagaimana di kemukakan di atas, penulis dapat menyebutkan bahwa faktor yang diuji cobakan dalam penelitian ini adalah latihan antara single leg hop dengan double leg hop. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah anggota ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya berjumlah 30 orang. b. Sampel Pada pelaksanaannya, penulis menentukan semua populasi untuk dijadikan sampel. Maka sampel yang mengikuti pelatihan berjumlah 30 orang. Adapun cara menentukan sampel ini penulis menggunakan teknik total sampling, dengan mengambil semua jumlah populasi untuk dijadikan sampel.

6 3. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:121) Instrumen adalah alat ukur pada saat peneliti menggunakan metode. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai power otot tungkai adalah tes standing broad jump menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2001:133). C. PEMBAHASAN PENELITIAN Dalam bagian ini penulis akan membahas hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan untuk menjawab masalah penelitian atau hipotesis yang penulis ajukan. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Latihan single leg hop berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 2. Latihan double leg hop berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 3. Latihan double leg hop lebih berpengaruh secara berarti dibandingkan dengan single leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Terbukti dan diterimanya hipotesis yang diajukan diduga disebabkan latihan menggunakan double leg hop dapat meningkatkan kemampuan kondisi fisiki dalam berlatih khususnya power otot tungkai. Selain itu, latihan menggunakan double leg hop merupakan salah satu bentuk latihan yang berorientasi menimbulkan rasa senang siswa. Hal ini didukung oleh pendapat (Helga dan Letzelter, 1988:66) (Syafruddin, 2011:76) mengungkapkan bahwa, Kemampuan daya ledak dapat dibedakan atas kekuatan sprint, kekuatan loncat, kekuatan tendangan, kekuatan lemparan, kekuatan tarikan, kekuatan pukulan, dan kekuatan tolakan/dorongan. Latihan menggunakan double leg hop dapat memotivasi siswa untuk berlatih kondisi fisik berupa power otot tungkai agar menunjang dalam permainan sepak bola, serta memudahkan kesulitan dalam melakukan teknik dasar.

7 D. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan Sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Latihan single leg hop berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Artinya latihan single leg hop dapat meningkatkan power otot tungkai. 2. Latihan double leg hop berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Artinya latihan double leg hop dapat meningkatkan power otot tungkai. 3. Latihan double leg hop lebih berpengaruh secara berarti dibandingkan dengan single leg hop terhadap peningkatan power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 2. Saran-saran Mengacu pada hasil yang telah diperoleh penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kepada guru Pendidikan Jasmani, untuk dapat menerapkan latihan double leg hop, karena telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai. 2. Bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama, penulis menyarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas, misalnya dengan sampel yang lebih besar. 3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan terhadap aspek-aspek dan metode latihan lainnya dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan pelaksanaannya lebih cermat. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta. Badriah, Dewi Laelatul. (2011). Fisiologis Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam. Giriwijoyo, Santosa dan Dikdik Zafar Sidik. (2013). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

8 Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga Teori dan Metodologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Komarudin. (2016). Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mylsidayu, Apta dan Febi Kurniawan. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung: Alfabeta. Nurhasan dan Narlan. (2004). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR-FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: S. Nasution. (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suharso dan Ana Retnoningsih. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Syafruddin. (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang: UNP Press Padang.