BAB I PENDAHULUAN. dan UUD 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang, oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, 1 pembangunan. nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. (PAD). Hampir semua dana dari APBD yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK SERTA RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BEKASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berusaha untuk menggali sendiri sumber-sumber penerimaan daerahnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DI KOTA PADANG. Oleh: FIKRI ZUHRI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah-daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang, oleh karena itu penulis berpendapat menempatkan pajak sebagai suatu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam gotongroyong nasional adalah suatu peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dengan melalui peningkatan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat (www.bappenas.go.id/get-file-server/node/5965). Dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional tersebut, penulis berpendapat pelaksanaan pembangunan harus merata diseluruh tanah air dan ini tidak terlepas dari adanya pembangunan daerah merupakan bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional. Guna memperlancar pembangunan nasional maka perlu digunakan suatu dana yang berasal dari penerimaan negara yaitu dari pemungutan pajak daerah. Salah satu sumber penerimaan negara adalah berasal dari pungutan pajak daerah. Pajak daerah merupakan aset penerimaan daerah yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000, yang digolongkan sebagai berikut: 1

BAB I Pendahuluan 2 1) Pajak Provinsi terdiri dari: a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Penggalian dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 2) Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari: a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C g. Pajak Parkir h. Pajak Sewa-menyewa/Kontrak Rumah dan/atau Bangunan. Dari penelitian sebelumnya oleh Ariani (2007) dengan judul Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung didapatkan hasil bahwa efektifitas pemungutan pajak reklame dan kontribusi pajak reklame berperan pada penerimaan pajak daerah. Berdasarkan hasil uraian di atas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis tertarik untuk membahas tentang Efektifitas dan Efisiensi Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-undang No. 33 Tahun 2004, pasal 1 angka 12 adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan 3 Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. PAD bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah. PAD dimaksudkan untuk membiayai belanja atau pengeluaran pembangunan daerah, karena pembangunan daerah tidak dapat terlaksana dengan baik apabila tidak didukung biaya yang cukup. Tabel 1 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Per Jenis Pendapatan Kota Bandung Tahun 2006-2010 (Dalam Jutaan Rupiah) Jenis Pendapatan 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Daerah 26,481 34,981 44,693 45,126 47,682 Retribusi Daerah 6,504 7,171 8,003 7,650 8,035 Hasil Pengelolaan 2,021 2,241 3,050 3,420 3,637 Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang sah 6,652 7,802 8,999 11,271 12,498 Jumlah PAD 41,658 52,195 64,746 67,467 71,852 Sumber: Dinas Pendapatan Kota Bandung Tahun 2011 Dengan melihat tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa pajak daerah menduduki urutan pertama dalam hal besarnya kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu sumbangan Pajak daerah sangat berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah yang salah satu jenis Pajak Daerah tersebut adalah Pajak Reklame.

BAB I Pendahuluan 4 Dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak pula perusahaan yang memproduksi suatu produk atau barang. Hal ini perlu disebarluaskan agar masyarakat lebih mengenal dan memakai barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya suatu saran untuk memproduksi produk tersebut diantaranya adalah pemasangan papan reklame di daerah-daerah, khususnya di Kota Bandung baik berupa reklame permanent maupun reklame incidental. Kota Bandung sebagai pusat Pemerintahan Propinsi Jawa Barat sesuai dengan visinya sebagai kota jasa memiliki posisi yang berdekatan dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan tempat yang sangat strategis untuk pemasangan reklame suatu produk ataupun jasa. Dengan pemungutan pajak atas reklame tersebut Pemerintah Kota Bandung telah memiliki salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup menjanjikan dari sektor pajak. Tabel 2 Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2006-2010 Tahun Penerimaan Pajak Daerah 2006 154,728,981,000.00 2007 186,625,927,926.00 2008 207,017,095,000.00 2009 255,506,475,774.00 2010 290,264,385,266.00 Penerimaan pajak reklame di Kota Bandung sebagai salah satu komponen pendapatan daerah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2003

BAB I Pendahuluan 5 tentang penyelenggaraan pajak reklame sebagai salah satu penerimaan pajak daerah yang potensial, maka Pemerintah Daerah berusaha mengoptimalkan pendapatan daerahnya dari sektor pajak reklame dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi terhadap penerimaannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Efektifitas dan Efisiensi Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada alinea sebelumnya, penulis merumuskan pokok-pokok masalah yang akan diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh efektifitas penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung? 2. Seberapa besar pengaruh efisiensi penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh efektifitas dan efisiensi penerimaan pajak Reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi, kompeten, dan relevan, serta mendapatkan gambaran mengenai efektifitas dan efisiensi penerimaan pajak reklame di Kota Bandung serta pengaruhnya terhadap penerimaan pajak daerah di Kota

BAB I Pendahuluan 6 Bandung. Adapun maksud lain dilakukannya penelitian ini adalah untuk menempuh ujian sidang dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Sesuai dengan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui seberapa besar pengaruh efektifitas penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung. 2) Mengetahui seberapa besar pengaruh efisiensi penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung. 3) Mengetahui seberapa besar pengaruh efektifitas dan efisiensi penerimaan Pajak Reklame terhadap penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis melakukan penelitian ini dengan harapan akan memperoleh manfaat, antara lain: 1. Bagi Penulis dan Masyarakat lainnya Penulis berharap melalui penelitian ini, penulis dan masyarakat lainnya dapat memahami secara lebih mendalam mengenai kriteria isi, penempatan dan pemasangan reklame yang baik serta cara menghitung pajak reklame sehingga dapat membantu menjaga kerapian Kota Bandung serta memajukan usaha melalui promosi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media reklame dimana dalam praktik penyelenggaraannya akan dikenakan pajak. 2. Bagi Instansi Terkait

BAB I Pendahuluan 7 Sebagai informasi bagi Dinas Pendapatan Kota Bandung dalam menilai efektifitas dan efisiensi penerimaan pajak daerah, sehingga dapat mengambil langkah-langkah dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi penerimaan pajak daerah. 3. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Akutansi Sektor Publik, khususnya dalam Akuntansi Keuangan Daerah terutama bidang pajak daerah dan diharapkan menjadi bahan informasi untuk pendalaman penelitian selanjutnya. 4. Bagi pihak yang menaruh minat pada bidang Perpajakan Penulis berharap hasil penelitian dapat menjadi sumbangan informasi dan tambahan wawasan ilmu pengetahuan mengenai perpajakan sehubungan dengan pajak daerah.