PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PLC BERBASIS KOMPETENSI PADA KARYAWAN PT BUKAKA TEKNIK UTAMA JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X 0. O = Observasi

BAB III METODE PENELITIAN

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH REVIEWER

TRAINER KIT KOMUNIKASI DATA & INTERFACE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 2 PENGASIH

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE (E-MODULE) PEMBELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA MATERI BLENDER UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KLATEN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

Oleh: Eka Setia Budi Santosa; Pembimbing: Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PLC BERBASIS KOMPETENSI PADA KARYAWAN PT BUKAKA TEKNIK UTAMA JAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN BUKU TEKS DAILY CHEMS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SMK/MAK KESEHATAN KELAS XI SEMESTER GENAP

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL MENGGUNAKAN SOFTWARE AURORA 3D

Pengembangan Trainer Audio... (Beni Juniarto R R)1

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pengembangan Trainer ATmega 16 Menggunakan PPI (Shinta Noviana Purwanti) 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS FESTO FLUIDSIM v4.2 SEBAGAI BAHAN AJAR SISTEM KONTROL ELEKTROPNEUMATIK

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk. Produk

Pengembangan Modul Antena... (Gatra Wikan Artha)1

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEETS ON THEME ENVIRONTMENTAL (SOIL) POLLUTION" WITH THE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) WHICH SCIENCE PROCESS SKILL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM KONVERSI BILANGAN DAN GERBANG LOGIKA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

Transkripsi:

20 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PLC BERBASIS KOMPETENSI PADA KARYAWAN PT BUKAKA TEKNIK UTAMA JAKARTA THE DEVELOPMENT OF PLC TRAINING MODEL BASED OF COMPETENCE FOR THE EMPLOYEE AT PT BUKAKA TEKNIK UTAMA JAKARTA Oleh: Mohammad Taufiq Hidayat, Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, mohammad_taufiq63@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan model pelatihan PLC berbasis kompetensi yang efektif; (2) mengetahui kualitas model pelatihan PLC berbasis kompetensi; (3) mengetahui kualitas perangkat model pelatihan yang dihasilkan. Jenis penelitian ini adalah research and development dengan model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation (ADDIE) yang dikombinasikan dengan model pelatihan kompetensi. Hasil penelitian ini berupa model pelatihan PLC berbasis kompetensi yang dijabarkan dalam perangkat pelatihan berupa (1) Buku panduan pelaksanaan pelatihan, berdasarkan penilaian oleh instruktur pelatihan termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase 83,3%, (2) Jobsheet termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase 81,9% dan (3) Simulator penerapan PLC termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase 91,7%. Implementasi model pelatihan PLC berbasis kompetensi yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase 78,9%. Kata kunci: Model Pelatihan, Pelatihan di industri, Pelatihan Berbasis Kompetensi, PLC. Abstract This research aims to: (1) develop training model of PLC based on the competency which are efficient. (2) Know the quality of training model of PLC based on the competency. (3) Know the standard of instruments toward the result of this research. This research is a Research and Development (R&D) by referring to the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) which is combined with Training Model of Competency method. The results of this research are a model training of PLC based on the competency such as: (1) The training instruction book, according to eligibility test by Instructor, the result got very good scale by 83,3%, (2) The Job-sheet got very good scale by 81,9%, and also (3) The Application of PLC Simulator got very good scale by 91,7 %. All those scores prove this research ranged under a very good category by obtaining 78,9% Keywords: Training model, Training in industry, Training based of competence, PLC.

21 PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu kunci keberhasilan dari kemajuan suatu industri, perlu adanya manajemen SDM yang baik agar tujuan industri dapat tercapai. Marihot (2007: 9) menyatakan tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi atau industri atau lebih spesifik untuk meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, loyalitas, dan menurunkan kemangkiran kerja karyawan. Manajemen atau pengelolaan SDM dalam industri sangat penting dan memiliki banyak tantangan, sebab manusia memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan dengan sumber daya lain, namun jika hal tersebut bisa dikelola dengan baik akan tercipta sumber daya manusia yang berkembang, berdayaguna, dan mampu untuk mendukung industri mencapai tujuannya. Kegiatan yang terdapat dalam industri proses seperti PT. Bukaka Teknik Utama Jakarta, peran teknologi instrumentasi, kontrol dan otomasi sangat menentukan keberhasilan dan peningkatan kinerja dalam proses produksi. Faktorfaktor ekonomi, keselamatan dan keamanan proses produksi serta pelestarian lingkungan membuat perkembangan teknologi instrumentasi, kontrol dan otomasi menjadi semakin penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, menjadikan semua proses produksi semakin mudah, murah, cepat dan efektif. Dengan demikian sebagai suatu konsekuensi, pengembangan sumber daya manusia di industri harus terus-menerus ditingkatkan sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang selalu berubah. Diklat yang berkualitas merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pada Bab VI Pasal 18 (2014: 13) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk menghasilkan SDM industri yang mempunyai kompetensi kerja dibidang industri sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Keberhasilan suatu program pelatihan sangat tergantung kesesuaian program yang dijalankan dengan spesifik kebutuhan dan aplikasi sebenarnya. Training Center di industri dituntut untuk dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dampak diklat secara professional, karena hal ini merupakan proses dalam penyediaan tenaga kerja yang berkompeten dibidangnya. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut adalah melakukan pembenahan diklat secara komprehensif, dimulai dari seleksi peserta pelatihan, penetapan tenaga pengajar atau instruktur, pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, penerapan model pelatihan, dan pengembangan evaluasi untuk mengetahui manfaat dari pelatihan. Keberhasilan diklat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kualitas pendidik dan peserta, bahan, media, strategi dan kondisi pelatihan (Daryanto, 2014: 120). Penerapan model pelatihan sebagai bagian dari keterlakasanaan proses belajar mengajar, berkaitan erat dengan kualitas pengembangan model pembelajaran, artinya jika suatu desain model pelatihan dikembangkan secara baik dan melalui tahapan yang benar, Pengembangan Model Pelatihan Plc (Mohammad Taufiq Hidayat)

22 berpeluang besar dapat dipergunakan secara maksimal. Berdasarkan observasi di training center PT. Bukaka Teknik Utama Jakarta pada tanggal 3 April 2015, model pelatihan yang digunakan dalam pelaksanaan diklat PLC di training center PT. Bukaka Teknik Utama Jakarta adalah model empat langkah dengan sistem paket, dengan menetukan kompetensi pelatihan, jadwal dan jam pelatihan, serta metode konvensional/ceramah. Hasil observasi dan evaluasi pada akhir pelatihan, model semacam ini mempunyai kelemahan antara lain: a) sebagian peserta merasa tidak meningkat kemampuannya karena sebagian materi yang diberikan kurang sesuai dengan materi yang diharapkan, b) peserta tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk dating ditempat pelatihan karena menganggap hadirnya ke tempat pelatihan sebagai sarana refresing dari kejenuhan bekerja dan untuk menggugurkan kewajiban saja, c) disiplin peserta lemah karena tidak merasa terpacu untuk belajar sesuatu yang baru, d) sebelum waktu habis, peserta sudah merasa jenuh karena tidak ada tantangan secara individu, e) hasil diklat tidak diikuti dengan laporan (deskripsi) sehingga tidak bisa dijadikan bahan belajar pada waktu di lapangan. Model pelatihan sistem paket bersifat menggurui (menganggap peserta diklat belum bisa apa-apa) dan mempersepsikan peserta mempunyai kemampuan yang sama. Model pelatihan PLC seharusnya berbeda dengan model pelatihan yang diterapkan pada pelatihan manajemen atau pelatihan lainnya yang bersifat teori, karena pada pelatihan PLC harus ada praktik langsung atau minimal menggunakan simulator yang mirip dengan yang ada dilapangan, sehingga hasil dari pelatihan langsung dapat diaplikasikan dengan realita di lapangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model pengembangan ADDIE yang dikombinasikan dengan model pelatihan berbasis kompetensi. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan model pelatihan berbasis kompetensi yang dijabarkan dalam tiga perangkat pelatihan berupa buku panduan pelatihan, jobsheet, dan simulator aplikasi PLC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang efektif di training center PT Bukaka Teknik Utama Jakarta, mengukur tingkat keterlaksanaan model pelatihan yang dikembangkan serta mengetahui tingkat kelayakan perangkat pelatihan. Gambar 1. Prosedur Pengembangan Model ADDIE dikombinasikan dengan pelatihan kompetensi Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY dan training center PT Bukaka Teknik Utama Jakarta, untuk proses pengembangan dan validasi buku panduan

23 pelatihan, jobsheet, dan simulator aplikasi PLC. Proses validasi melibatkan beberapa dosen ahli, instruktur pelatihan dan peer reviewer (teman sejawat) dalam bidang media pelatihan dan materi ajar. Hasil masukan dari dosen ahli, instruktur, dan peer reviewer dijadikan masukan untuk mengembangkan lagi produk sebelum diujicobakan dalam pembelajaran. Implementasi produk dilakukan di training center PT Bukaka teknik Utama Jakarta pada pelatihan pemrograman PLC dengan subyek penelitian yaitu karyawan bidang mekanik dan elektrik. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2015. Gambar 1 merupakan prosedur penelitian yang digunakan untuk proses pengembangan model pelatihan PLC berbasis kompetensi. Prosedur penelitian R&D ini secara garis besar mengadopsi langkah-langkah ADDIE yang dikombinasikan dengan model pelatihan kompetensi yang dikembangkan oleh William E. Blank (M. Ali, 2007: 482). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner (angket) untuk mengetahui respon instruktur dan peserta pelatihan terhadap model pelatihan yang dikembangkan. Instrumen angket disusun berdasarkan kisi-kisi yang diadopsi dan disesuaikan dari penelitian Hadi Amrillah (2012) dan Muhtar Lutfi (2015). Instrumen angket diberikan kepada instruktur pelatihan, kepala bagian diklat dan peserta pelatihan. Instrumen ahli model diberikan kepada instruktur dan kepala bagian diklat yang berisikan aspek kemanfaatan dan kelayakan desain. Instrumen efektifitas model diberikan kepada peserta pelatihan untuk mengetahui tanggapan peserta mengenai efektifitas pelatihan yang telah dilaksanakan. Analisis data yang digunakan adalah analsis deskriptif. Produk diuji menggunakan skala Likert empat pilihan, yaitu: Sangat Baik, Baik, Kurang, Sangat Kurang. Setelah data-data diperoleh selanjutnya adalah mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif dengan penilaian 4 gradasi yaitu 4,3,2,1. Selanjutnya adalah dengan melihat bobot pada masing-masing tanggapan dan menghitung skor reratanya yang kemudian diubah dalam bentuk persentase rerata. Jika nilai persentase rerata telah di dapat maka selanjutnya adalah penunjukkan predikat kualitas dari produk yang dibuat berdasarkan skala pengukuran Rating Scale. Model pelatihan dinyatakan efektif apabila hasil penelitian untuk uji keefektifan memiliki rata-rata yang memberikan hasil akhir pada kriteria minimal Baik. Berikut tabel 1 merupakan Rating Scale yang digunakan. Tabel 1. Kategori Kelayakan Berdasarkan Rating Scale Skor dalam Kategori No Persen (%) Efektifitas 1 0% - 25% Sangat Kurang 2 >25% - 50% Kurang 3 >50% - 75% Baik 4 >75% - 100% Sangat Baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tahap awal dari penelitian ini yaitu analisis. Kegiatan yang dilakukan berupa observasi dan wawancara di training center PT Bukaka Teknik Utama Jakarta. Proses observasi dan wawancara terhadap instruktur pelatihan PLC dan kepala diklat dilakukan pada bulan Februari 2015. Pada Pengembangan Model Pelatihan Plc (Mohammad Taufiq Hidayat)

24 proses ini, informasi yang didapat bahwa kegiatan pelatihan masih belum terencana dengan baik serta media yang digunakan masih sangat minim. Tahap desain merupakan langkah untuk merencanakan perangkat atau media pelatihan yang akan dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan saat tahap analisis. Kegiatan yang dilakukan pada tahap desain adalah (a) merancang jenis perangkat pelatihan yang akan digunakan dalam pelatihan PLC dan (b) merancang kegiatan dalam proses pelatihan. Proses pengembangan perangkat pelatihan dibagi menjadi 3 langkah, yaitu: (a) analisis kebutuhan perangkat pelatihan, (b) pembuatan perangkat pelatihan PLC, dan (c) penilaian perangkat pelatihan yang dikembangkan. Proses awal pengembangan adalah analisis untuk menentukan kebutuhan untuk pembuatan perangkat pelatihan yang dikembangkan. Langkah berikutnya pembuatan perangkat pelatihan yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) buku panduan pelatihan, berisi tentang tata cara melakukan pelatihan dari mulai pra pelatihan sampai pada evalusi pelatihan (b) jobsheet, berisi tentang materi pemrograman PLC dasar dan lanjutan dan (c) simulator aplikasi PLC, yaitu alat bantu yang dibuat dari software CX-Designer yan diintegrasikan dengan software CX- Programmer. Langkah akhir dari proses implementasi ini yaitu penilaian terhadap perngkat pelatihan yang telah dikembangkan. dilakukan oleh instruktur pelatihan dan kepala diklat. Hasil penilaian perangkat pelatihan dijabarkan pada tabel 2,3 dan 4. Tabel 2. Hasil Analisis Buku Panduan Pelatihan No Aspek Ratarata 1 Materi/isi 3,3 SB 2 Pedoman 3,4 SB penilaian 3 Kemudahan 3,3 SB penggunaan 4 Tata bahasa 3,3 SB 5 Penyajian 3,2 SB tampilan Total 3,3 SB Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh data dari beberapa aspek penilaian. Pada aspek materi mendapatkan nilai rata-rata 3,3 dari nilai maksimal sebesar 4. Pada aspek pedoman penilaian sebesar 3,4. Aspek kemudahan penggunaan dan tata bahasa sebesar 3,3 dan aspek penyajian tampilan diperoleh penilaian sebesar 3,2. Data ini diperoleh dari dua orang instruktur pelatihan PLC dan dari kepala diklat PT Bukaka Teknik Utama Jakarta. Hasil data validasi jobsheet memperoleh skor rata-rata total 3,3 dengan kriteria kualitatif baik. Nilai tertinggi didapat pada aspek kesesuaian materi dan kegunaan yaitu sebesar 3,7 dari nilai maksimal sebesar 4, sedangkan nilai terendah didapat dari aspek keruntutan penyajian yang hanya memperoleh skor 2,9 dari 4. Berikut tabel 3 yang merupakan hasil analisis penilaian jobsheet yang ditinjau dari 6 aspek yaitu kesesuaian, kegunaan, kelengkapan, kemudahan, keruntutan dan tampilan. Tabel 3. Hasil Analisis Jobsheet No Aspek Ratarata 1 Kesesuaian 3,7 SB materi 2 keguanaan 3,7 SB 3 Kelengkapan 3,2 SB

25 materi 4 Kemudahan 3,3 SB pemahaman 5 Keruntutan 2,9 B penyajian 6 Penyajian 3,2 SB tampilan Total 3,3 SB Tahap selanjutnya yaitu implementasi atau uji coba penerapan perangkat pelatihan yang telah dikembangkan dan evaluasi Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pelatihan berdasarkan tanggapan peserta pelatihan. Efektifitas model pelatihan diukur menggunakan analisis respon peserta pelatihan pada akhir kegiatan pelatihan melalui angket. Angket respon peserta dibagikan setelah kegiatan Hasil data validasi simulator memperoleh skor rata-rata total 3,7 dengan kriteria kualitatif sangat baik. Nilai maksimal dihasilkan dari dua aspek penilaian yaitu kemudahan penggunaan dan tampilan, sedangkan aspek terendah didapat dari aspek kelengkapan isi, yaitu sebesar 3,3. Aspek butir-butir penilaian instruktur dinyatakan pada tabel berikut: Tabel 4. Analisis Simulator Aplikasi PLC No Aspek Ratarata 1 Kemudahan 4,0 SB penggunaan 2 Tampilan 4,0 SB 3 Kelengkapan 3,3 SB petunjuk 4 Kelengkapan 3,3 SB isi 5 Kesesuaian 3,7 SB dengan SK dan KD Total 3,7 SB belajar selesai dilaksanakan. Angket respon peserta ini berupa daftar pernyataan yang disusun sebanyak 19 butir pernyataan positif dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju, dan Sangat tidak setuju. Aspek yang termuat dalam angket respon peserta ini adalah aspek tujuan/hasil, kurikulum, penyampaian, penilaian, dan dokumentasi kompetensi. Hasil analisis dari pengisian angket respon 10 peserta setelah kegiatan pelatihan, diperoleh rata-rata seluruh aspek butir penilaian yaitu 3,1 yang berada pada kriteria kualitatif sangat baik, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Analisis Angket Respon Peserta No Aspek Ratarata 1 Tujuan/ hasil 3,1 SB pelatihan 2 Kurikulum 3,2 SB 3 Penyampaian 3,2 SB 4 3,0 B 5 Dokumentasi kompetensi 3,1 SB Total 3,1 SB Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil penelitian pengembangan ini adalah model pelatihan PLC yang dijabarkan dalam perangkat model pelatihan PLC. Perangkat model pelatihan PLC tersebut terdiri dari 3 (tiga) macam produk, yaitu; buku panduan pelatihan PLC, jobsheet, dan simulator penerapan PLC. Perangkat model pelatihan PLC yang dihasilkan secara keseluruhan memiliki kategori kualitas sangat baik (SB) dengan persentase keidealan mencapai 85,9% Pengembangan Model Pelatihan Plc (Mohammad Taufiq Hidayat)

26 berdasarkan penilaian oleh reviewer. Adapun kualitas masing-masing produk dalam perangkat model Pelatihan PLC Berbasis Kompetensi tersebut sebagai berikut: (1) Buku panduan pelatihan PLC berbasis kompetensi termasuk dalam kategori kualitas sangat baik dengan skor rata-rata 3,3 dan persentase keidealan sebesar 83,1%. (2) Jobsheet termasuk dalam kategori kualitas sangat baik dengan skor rata-rata 3,3 dan persentase keidealan sebesar 81,9%. Serta (3) Simulator penerapan PLC termasuk dalam kategori kualitas sangat baik dengan skor rata-rata 3,7 dan persentase keidealan sebesar 91,7%. Efektifitas model pelatihan PLC berbasis kompetensi yang dikembangkan dapat dilihat dari angket hasil respon peserta pelatihan setelah kegiatan berakhir. Hasil dari angket yang dibagikan kepada peserta pelatihan, menunjukkan model pelatihan dapat dikatakan efektif dengan kategori kualitas sangat baik, skor rata-rata mencapai 3,1 dan persentase keefektifan sebesar 78%. DAFTAR PUSTAKA Daryanto & Bintoro. (2014). Manajemen Diklat. Yogyakarta: Gava Media. Djemari Mardapi. (2008). Tekinik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Marihot Tua Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo. M. Ali. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama. Pemerintah Republik Indonesia, (2014), Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Jakarta: Depdiknas. Saran Beberapa saran dalam penelitian pengembangan ini antara lain: (1) Pelaksanaan model pelatihan PLC di industri perlu memperhatikan ketersediaan waktu yang dimiliki agar targetan kurikulum dan ketercapaian kompetensi dasar materi tetap terpenuhi. (2) Model pelatihan PLC berbasis kompetensi perlu dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, agar dapat terus diperbaiki dan menjadilebih layak untuk diimplementasikan dalam dunia industri.