BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e sendiri digunakan font Arno Pro. Warna yang digunakan adalah kuning putih. Pembedaan font dalam judul Closure menegaskan adanya sebuah kisah cinta yang terus bersambung lalu harus tiba di satu titik dimana keduanya harus merelakan diri dan berpisah sesuai kisah dalam film itu. Penggunaan butiran-butiran partikel merepresentasikan akhir kisah dimana sang gadis berubah menjadi butiran partikel seperti kunang-kunang. Gambar 5.1 Title Closure 5.2 Visualisasi Karakter Pada visualisasi karakter, penulis pertama-tama membuat sketsa yang sesuai dengan karakteristik masing-masing karakter. Berikut penjelasan dan pembahasan desain karakter : 5.2.1 Pria Karakter Pria dalam short animation ini digambarkan sebagi pria yang baik hati, sedikit keras kepala, serius, dan sangat mencintai sang wanita. Berusia 27 tahun, seorang arsitek mapan. Berasal dari latar belakang keluarga yang berpendidikan dan konservatif membuatnya menjadi tipe pria yang lurus dan jujur.
Dalam segi bentuk, karena sifatnya yang naïf dan polos, penulis menggambarkannya terkesan culun melalui hidung yang bulat, mata yang besar dan memakai kacamata. Awalnya rambut dibuat belah samping, namun sejalan dengan proses akhirnya model dibuat sedikit lebih gagah dan diputuskan rambut jambul rapi ke depan. Gambar 5.2 Proses sketsa dan konsep Pria Gambar 5.3 Final Look Pria
5.2.2 Wanita Pemeran Wanita dalam cerita ini digambarkan sebagai seorang wanita cerdas berparas cantik berusia 26 tahun, editor business magazine, wanita modern dengan gaya hidup urban dan metropolis. Memiliki karakter mandiri, ceria, manis, labil, dan mudah terpengaruh, namun juga sangat mencintai si pria. Memiliki semacam ketakutan dan trauma masa lalu dalam kehidupannya. Memiliki masa lalu yang keras, karakter wanita pada cerita ini cenderung memiliki sosok yang lebih kuat dibanding sang pria. Hal ini digambarkan melalui bentuk wajah yang lebih runcing, alis dan warna eyeliner yang hitam tegas dan mata lancip seperti mata kucing. Modernitas ditunjukkan melalui ikal pada model rambutnya dan warna baju yang merah dan modis. Gambar 5.4 Proses sketsa dan konsep Wanita Gambar 5.5 3D Wajah wanita
5.2.3 Shadow Gambar 5.6 Final Look Wanita Karakter shadow merupakan bentuk ketakutan dari diri sang wanita. Penggambaran sulur-sulur di kepala dan ikal yang menggantung merupakan metamorfosa diri si gadis. Dari segi pewarnaan penulis menggunakan warna-warna paduan biru cyan dan biru tua, hal ini menyesuaikan dengan environment sang shadow yang akan memiliki mood cyan biru yang menimbulkan kesan intimidatif dan depresi. Gambar 5.7 Final Look Shadow
Visualisasi style karakter dibuat dengan bentuk yang proposional dan semi realis. Setelah menelaah berbagai referensi, Penulis cenderung menyukai pemilihan gaya karakter seperti pada film Lorax dengan proporsi yang sebetulnya terkadang tidak tepat, namun tetap terlihat pas dan enak secara visual. Hal ini yang dijadikan patokan bagi Penulis. Namun, karena visualisasi pada film itu terlalu dirasa terlalu cartoony untuk genre yang dipilih Penulis, maka Penulis melakukan beberapa penyesuaian lagi, sehingga tidak terlihat terlalu lucu dan cartoony. Pemilihan visualisasi semi-realis seperti ini dilakukan untuk menunjang jenis cerita yang bergenre drama slice of life. Para karakter pada film ini digambarkan merupakan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Pertimbangan mata wanita yang berwarna biru dikarenakan secara visual tampak lebih menarik, hal ini mengambil referensi dari cerita-cerita pada karakter manga yang memiliki mata dan rambut dalam berbagai warna meski berasal dari Jepang. Namun model mata tetap mengikuti bentuk semi-realis dari model karakter dan tidak mengikuti model mata anime. 5.3 Visualisasi Environment Pada film pendek ini, terdapat tiga scene environment yang penulis buat. Ketiga environment tersebut memperlihatkan kejadian yang terjadi di dalam film pendek, dimana setiap environment juga dapat dipakai sebagai pemisah tiga bagian cerita bagi setiap tokohnya untuk menceritakan pikiran mereka. Seperti environment taman untuk monolog bagi sang wanita, sedangkan jalanan untuk monolog bagi sang pria. 5.3.1 Taman Environment Taman merupakan environment utama dalam kisah ini. Disini merupakan pertemuan pertama mereka saat jatuh cinta dan pertemuan kembali mereka pada akhirnya. Disini pula menjadi tempat pelepasan dan pengakhiran kisah diantara mereka. Elemen ayunan menjadi point of interest dimana sang gadis merasa dan menyadari dirinya jatuh cinta kepada si pria pada saat itu. Pada scene siang menjadi titik pertemuan kembali keduanya, disini mereka mengenang kembali saat-saat bersama mereka. Warna-warna yang
cerah dan terang dari sinar matahari pun dipilih penulis untuk scene ini, namun elemen galau biru tetap dipertahankan yang berasal dari pantulan warna salju. Selain itu penulis juga menambahkan salju yang jatuh untuk memperkaya shot yang dihasilkan. Gambar 5.8 Day scene Taman Pada scene malam yang merupakan pelepasan keduanya ini, selain warna dingin penulis juga memadukan dengan warna hangat agar dapat memperkaya visual dari scene itu sendiri. Warna dingin (biru-ungu) dihasilkan dari suasana malam dan salju dan warna hangat (kuning-jingga) dihasilkan dari pancaran lampu taman serta partikel kuning yang berterbangan. Gambar 5.9 Night scene Taman
5.3.2 Jalan Environment di jalan merupakan scene bagi pemeran pria. Disini pria merasakan kegalauannya untuk kembali menemui si wanita atau mengacuhkannya dan memilih untuk pergi. Untuk scene Jalanan ini, penulis membuat jalan yang dipenuhi dengan pohon-pohon beranting tanpa daun dan hanya dilapisi salju. Selain itu penulis juga menambahkan lampu2 bernuansa jingga untuk menghasilkan lighting yang dramatis dan galau. 5.3.3 Dimensi Gambar 5.10 Night scene Jalan Gambar 5.11 Dimensi
Dimensi ini merupakan ruang dalam pikiran karakter wanita yang ketakutan. Penulis menggunakan warna-warna yang mengintimidasi yakni cyan dan biru dengan penambahan tekstur dan asap sehingga memberikan depth dan kesan ruangan yang sangat luas. Pemilihan visualisasi environment disesuaikan dengan karakter yang semi realis. Environment yang bersalju dipilih Penulis karena sesuai dengan mood film yang lebih terkesan dingin dan galau. Untuk menciptakan mood yang sepi, sunyi dan galau, setting dibuat tidak terlalu ramai dengan banyak tambahan ornament di sekelilingnya, pohon-pohon dengan ranting kering selain untuk menambah kesan dingin juga untuk menciptakan depth pada environment yang sederhana. Pemilihan lokasi digambarkan di sebuah negara di Barat. 5.4 Poster Gambar 5.12 Poster
Untuk aspek visual, penulis menekankan pada judul Closure. Ayunan yang menjadi elemen utama dalam cerita dimasukkan ke dalam poster, begitu pula dengan batu dan pohon untuk menggambarkan taman yang menjadi environment utama pada cerita. Selain itu lighting yang langsung mengarah pada judul dimaksudkan agar penonton langsung terfokus terhadap judul. Jejak-jejak kaki pria dan wanita yang mengarah keluar ke dua arah menjadi symbol penyelesaian dan kedua karakter yang saling berpisah menapaki jalan mereka masing-masing. Butiran salju yang turun menambah kesan dramatis bagi poster. Semua ini disatukan dalam satu mood warna biru dengan saturasi rendah. Regret, fear, love sebagai tagline merupakan inti cerita yang ditulis agar penonton bisa merasa penasaran dan tertarik untuk menontonnya. 5.5 Cover DVD Untuk desain cover DVD, penulis menggunakan desain yang sama seperti poster pada bagian sampul depan, namun berbeda pada sampul bagian belakang. Pada sampul bagian belakang terdapat gambar pria dan wanita yang menatap ke langit dengan pandangan sendu dan pasrah dengan quote yang diucapkan sang pria dalam animasi. Warna yang digunakan masih berkisar pada biru namun lebih cerah kekuningan pada cover belakang untuk memberi kesan damai dan tenang seperti mood kedua tokoh yang telah siap berpisah. Gambar 5.13 Cover DVD
5.6 Banner Untuk banner, penulis menggunakan desain kedua tokoh karakter yang saling bertemu di salah satu environment. Wajah keduanya tidak tampak dan terpotong di banner untuk menambah kesan misterius dan membuat penasaran. Pose keduanya yang bertemu menggambarkan pertemuan keduanya kembali dan secara baik-baik membahas hubungan mereka yang terputus tanpa sempat mengatakan apa-apa. Lagi-lagi seperti poster yang meng-highlight judul, pada banner pun demikian, namun kali ini dengan sinar kuning yang lebih warm dan dikelilingi partikel berwarna kuning dan sedikit aksen cyan. Di bawahnya ditambah kalimat yang menggambarkan isi film, dan tidak lupa tagline dari short animation ini yaitu Regret, fear, love. Gambar 5.14 Banner