KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB IV METODE PENELITIAN

Yustina Laboratorium Zoologi FKIP Universitas Riau

Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

INVENTARISASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI RESORT PANCUR KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (TNAP) BANYUWANGI JAWA TIMUR SKRIPSI.

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

LAMPIRAN. Sumber : Kementerian Kehutanan BBTNGL (Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser)

V. SIMPULAN DAN SARAN. Gunung Merapi tergolong rendah dengan nilai H 1,92. yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2

KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN KUPU-KUPU (Lepidoptera: Rhacalopera) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA SUMATERA SELATAN

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU

PENDAHULUAN Latar belakang

9-077 STRUKTUR KOMUNITAS KUPU-KUPU PADA AREA WANA WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS DI BATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI KAWASAN TAMAN SATWA KANDI KOTA SAWAHLUNTO, SUMATRA BARAT. Oleh : HUSNI MUBAROK PULUNGAN BP :

BAB III METODE PENELITIAN

BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN

JENIS-JENIS KUPU-KUPU DI SUAKA ELANG TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, BOGOR ( Butterflies in Suaka Elang Mount Halimun Salak National Park, Bogor)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

1. Pendahuluan KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT

KOMPOSISI KUPU-KUPU PAPILIONIDAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

Inventarisasi Jenis Kupu-kupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak

Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

Biosaintifika 5 (2) (2013) Biosaintifika. Journal of Biology & Biology Education.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR DAN HUTAN DATARAN RENDAH DI DESA BELITANG DUA KECAMATAN BELITANG KABUPATEN SEKADAU

Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

Kata kunci: kupu-kupu, keanekaragaman, kelimpahan, Universitas Jambi.

HASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Kelompok Papilionidae lebih banyak aktif di siang hari untuk menghindari predator, seperti burung yang aktif pada pagi hari (Homziak & Homziak 2006).

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015

INVENTARISASI NGENGAT (Lepidoptera) Di JALUR BLOK RAFLESIA-TANDON TAMAN NASIONAL MERU BETIRI, RESORT SUKAMADE, KABUPATEN BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN HUTAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

KERAGAMAN LEPIDOPTERA PADA DUKUH DAN KEBUN KARET DI DESA MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2010 Fakultas Biologi UGM, September JUM AT, 24 SEPTEMBER 2010 Waktu Acara Tempat

Keanekaragaman Kupu-Kupu di Kawasan Gunong Bonsu Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA. Jenis Kegiatan : PKM Analisis Ilmiah.

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

SIKLUS HIDUP BLACK SOLDIER FLY (Hermetia illucens) PADA MEDIA BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN SILASE IKAN ISTIROKHAH

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

Vol. 08 No. 01 April 2012 ISSN Jurnal Ilmiah. Konservasi Hayati. Variasi warna Nepenthes mirabilis

STUDI SPESIES KUPU-KUPU FAMILI Papilionidae DAN Lycanidae SERTA STATUS PERLINDUNGANNYA DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Autekologi Begonia Liar di Kawasan Remnant Forest Kebun Raya Cibodas NUR AZIZAH Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Analisis Keanekaan dan Kekerabatan Kupu-Kupu Cagar Alam Leuweung Sancang Berdasarkan Karakter Morfologi

Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) pada Empat Tipe Habitat di Hutan Lindung Gunung Klabat, Sulawesi Utara

RESPON PERILAKU KUPU KUPU PADA KANOPI BERCELAH DAN KANOPI TERTUTUPDI HUTAN PPKA BODOGOL, TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

BAB III METODE PENELITIAN

Di Area Kampus Binawidya Universitas Riau. Yustina 1

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

Transkripsi:

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ii ABSTRAK DIAN SARI. Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan SIH KAHONO. Penelitian bertujuan mengetahui dan mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Pengamatan dilakukan selama 12 hari di empat lokasi kawasan Telaga Warna, yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah. Pengamatan dilakukan pukul 08.00-11.00 dan 13.00-16.00 saat cuaca cerah dengan menghitung keragaman spesies dan kelimpahannya. Sebanyak 22 spesies dari 5 famili kupu-kupu ditemukan di kawasan Telaga Warna dengan spesies dominan adalah Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias crithoe. Keragaman kupu-kupu di sekitar telaga, tepi hutan dan sekitar rumah lebih tinggi dibandingkan kebun teh. Jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul 09.31-10.00, sedangkan jumlah individu tertinggi (144 individu) ditemukan pukul 13.00-13.30. Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya berpengaruh terhadap keragaman spesies dan kelimpahannya. ABSTRACT DIAN SARI. The Diversity of Butterflies at Telaga Warna Area Cisarua Bogor. Supervised by TRI ATMOWIDI and SIH KAHONO. The aim of this research was to study the diversity of the butterflies at Telaga Warna area Cisarua Bogor. The observation was done for 12 days in the four selected locations i.e. around lake, tea plantation, forest edge, and around the house. The study of composition and abundance of butterflies was done at 08.00-11.00 h and 13.00-16.00 h during sunny days. Twenty-two species that belong to 5 families were found in Telaga Warna with Delias belisama, Ypthima sp., and Delias crithoe were the dominance species. The diversity of butterflies around the lake, the forest edge, and around the house were higher than that of around the tea plantation. The highest number of species (19 species) were found at 09.31-10.00 h while the highest number of individual (144 individuals) were found at 13.00-13.30 h. Temperature, humidity, and light intensity affected to the species diversity and abundance.

iii KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

iv Judul Skripsi : Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor Nama : Dian Sari NIM : G34103074 Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Dr. Tri Atmowidi Dr. Sih Kahono NIP 132055226 NIP 320005140 Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. drh. Hasim, DEA NIP 131578806 Tanggal Lulus :

v PRAKATA Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor, yang merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Desember 2007 di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor, Puslit LIPI Cibinong, dan Laboratorium Zoologi Departemen Biologi IPB. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya karya ilmiah ini, di antaranya Bapak Dr. Tri Atmowidi dan Bapak Dr. Sih Kahono selaku pembimbing, serta Bapak Dr. Miftahudin selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada semua dosen dan staf di lingkungan Departemen Biologi IPB, serta Keluarga Besar Laboratorium Zoologi atas bantuannya selama penelitian berlangsung. Ungkapan terima kasih yang terdalam dihaturkan kepada Bapak, Ibu, dan Kakakku Ika atas segala doa, nasihat, dorongan semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Keluarga Pak Dikdik yang telah memberikan kasih sayang selama peneliti berada di Telaga Warna. Tidak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan-rekan Biologi 40, 41, 42, 39 serta Keluarga Besar Madela dan Alyesha atas canda tawa dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Maret 2008 Dian Sari

vi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 September 1985 dari ayah Narto dan ibu Sri Suwarsih. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 29 Jakarta dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) sebagai mahasiswi di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun 2005 penulis mengikuti kegiatan Studi Lapang di Situ Gunung, Sukabumi dengan judul Keragaman Populasi Moluska Air Tawar di Taman Wisata Alam Situ Gunung. Tahun 2006 penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapangan dengan judul Konservasi Ex-situ Badak Putih (Ceratotherium simum) di Taman Safari, Cisarua Bogor. Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah menerima beasiswa dari Yayasan Supersemar untuk tahun 2005-2007. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Perkembangan Hewan dan Struktur Hewan pada tahun ajaran 2006/2007, serta Vertebrata pada tahun ajaran 2007/2008.

vii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULAN Latar Belakang... 1 Tujuan..... 1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat... 1 Bahan dan Alat... 2 Metode... 2 HASIL Keragaman Kupu-kupu... 2 Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan... 4 PEMBAHASAN... 5 SIMPULAN... 6 SARAN...... 6 DAFTAR PUSTAKA... 6 LAMPIRAN... 8

viii DAFTAR TABEL Halaman 1 Spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 3 2 Jumlah individu (N), jumlah spesies (S), indeks keragaman Shannon-Wiener (H ) dan sebaran keragaman Shannon (E) pada masing-masing lokasi... 4 3 Indeks similiaritas Sorensen (So) spesies kupu- kupu pada masing-masing lokasi pengamatan di kawasan Telaga Warna... 4 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Spesies dominan di kawasan Telaga Warna (a) Delias belisama (b) Delias crithoe (c) Ypthima sp.... 3 2 Grafik jumlah spesies dan individu total di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 3 3 Grafik hubungan suhu dengan kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 4 4 Grafik hubungan kelembaban dengan kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 4 5 Grafik hubungan intensitas cahaya dengan kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta lokasi pengamatan... 9 2 Lokasi pengamatan (a) telaga (b) kebun teh (c) tepi hutan (d) sekitar rumah... 10 3 Spesies kupu-kupu yang teramati... 11 4 Tabel spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan... 14 5 Tabel jumlah spesies berdasarkan waktu pengamatan... 15 6 Tabel perbandingan spesies kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian PPLH IPB-UKF (2006) dengan hasil penelitian ini... 16

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera yang aktif pada siang hari (diurnal). Kupukupu mempunyai dua pasang sayap membraneus. Sebagian besar tubuh dan tungkai juga tertutup dengan sisik (Borror et al. 1996), antena berbentuk gada (Amir et al. 2003). Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna (Ross et al. 1982) dengan siklus hidup: telur-larva-pupa-dewasa (Preston- Mafham & Preston-Mafham 1999). Kupu-kupu tersebar di berbagai habitat, kecuali pada daerah yang sangat dingin dan daerah yang kering. Beberapa jenis kupu-kupu diketahui bermigrasi dalam jarak yang jauh. Kupu-kupu dewasa memiliki peran menguntungkan antara lain membantu penyerbukan bunga, sebagai pola dasar untuk seni (Borror et al. 1996), dan indikator kualitas lingkungan (Holloway et al. 1987). Beberapa jenis larva kupu-kupu dapat bersifat merugikan yaitu sebagai hama pada tanaman budidaya (Kalshoven 1981, Borror et al. 1996). Menurut Ackery (1984), kupu-kupu dikelompokkan dalam dua superfamili, yaitu Papilionoidea (true butterflies) yang terdiri atas empat famili yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, serta Lycaenidae; dan Hesperioidea (skippers) yang terdiri atas satu famili yaitu Hesperiidae. Papilionoidea dicirikan dengan antena kanan dan kiri berdekatan, membesar di ujung tetapi tidak bersiku, dan tubuhnya relatif lebih ramping. Hesperioidea dicirikan dengan antena kanan dan kiri berjauhan, bersiku di ujungnya, dan tubuhnya relatif lebih gemuk (Peggie & Amir 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan PPLH IPB-UKF (2006), di kawasan Telaga Warna terdapat 27 spesies dengan 86 individu kupu-kupu. Spesies Ypthima pandocus dari famili Nymphalidae merupakan spesies yang mendominasi. Hal ini disebabkan karena terdapat vegetasi yang merupakan sumber pakan spesies tersebut yaitu harendong dan kirinyuh. Keragaman kupu-kupu sangat bergantung pada faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik tersebut diantaranya ketinggian tempat, suhu, kelembaban, cahaya, ph lingkungan, dan cuaca (Kurniawan 2000). Selain itu, musim juga mempengaruhi keragaman kupu-kupu. Menurut Suantara (2000) jumlah spesies kupu-kupu lebih banyak ditemukan pada awal musim kemarau dibandingkan dengan akhir musim hujan. Hal ini disebabkan kebanyakan spesies kupu-kupu berada pada tahap pupa saat musim hujan. Namun jumlah individu kupu-kupu yang ditemukan pada awal musim kemarau lebih sedikit dibandingkan dengan musim hujan. Faktor abiotik mempengaruhi siklus hidup dan kemampuan bertahan hidup serangga (McPheron & Broce 1996). Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor biotik yang meliputi hubungan intraspesifik dan interspesifik. Hubungan intraspesifik adalah hubungan antar serangga dalam spesies yang sama sehingga terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan dan pasangan. Hubungan intraspesifik sangat berpengaruh dalam kelanjutan populasi. Sedangkan hubungan interspesifik adalah hubungan serangga yang berbeda spesies atau hubungan serangga dengan makhluk hidup lainnya. Kawasan Telaga Warna merupakan daerah hutan pegunungan primer yang terletak pada 106 50'12''-106 51'14'' BT dan 6 42'23''- 6 43'24'' LS di desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dengan keadaan lapang berbukit terjal dan bergelombang. Daerah ini memiliki kemiringan lereng yang umumnya curam, kecuali bagian selatan yang berbatasan langsung dengan perkebunan teh. Ketinggian berkisar 1400-1900 m dpl. Suhu udara rata-rata 18,3 C, kelembaban rata-rata 84%, dengan curah hujan 3.380 mm/tahun (Sub BKSDA JaBar II 1999). Kurangnya data mengenai keragaman jenis kupu-kupu di kawasan Telaga Warna menjadi latar belakang dilaksanakannya penelitian ini. Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data keberadaan jenis dan populasi kupu-kupu di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2007. Pengambilan data dilakukan di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Identifikasi spesimen dilakukan di Laboratorium Entomologi bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong. Analisis data dilakukan di bagian Ekologi dan

2 Sistematika Hewan Departemen Biologi FMIPA IPB. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah spesimen kupu-kupu yang tertangkap dan alkohol 70%. Alat-alat yang digunakan adalah jaring serangga, termometer, lux-meter, pencatat waktu, suntikan, kertas papilot, kertas label, buku lapang, alat tulis, styrofoam, kertas minyak, jarum serangga, kotak penyimpan serangga, kamera digital, dan oven. Metode Pengamatan Keragaman Kupu-kupu Pengamatan kupu-kupu dilakukan pada empat lokasi di kawasan Telaga Warna yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah (Lampiran 1, 2). Pengamatan dilakukan pada pukul 08.00-11.00 dan 13.00-16.00 saat cuaca cerah atau tidak hujan. Pengamatan meliputi jumlah spesies dan jumlah individu. Total waktu pengamatan adalah 12 hari. Pengambilan Spesimen Pengambilan spesimen dilakukan menggunakan jaring serangga. Tiap spesies hanya diambil 1 atau 2 spesimen. Spesimen yang tertangkap kemudian disuntik dengan alkohol 70% atau ditekan bagian toraksnya. Selanjutnya dimasukkan ke dalam kertas papilot dengan sayap pada posisi vertikal. Pengawetan Spesimen Pengawetan spesimen dilakukan dengan cara merentangkan sayap dan toraks yang ditusuk dengan jarum serangga pada styrofoam. Spesimen yang telah direntangkan kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 37 C. Setelah kering, spesimen kemudian disimpan dalam kotak serangga, dijaga agar tetap kering dan diberi kapur barus untuk menghindari jamur dan semut. Identifikasi Identifikasi spesies kupu-kupu berdasarkan Tsukada (1981-1991) dan Seki et al. (1991), serta verifikasi dengan spesimen koleksi Museum Zoologi Bogor. Pengukuran Parameter Lingkungan Pengukuran parameter lingkungan dilakukan setiap waktu pengamatan meliputi suhu, kelembaban udara, serta intensitas cahaya. Analisis data Data yang telah diperoleh, dianalisis dengan menghitung jumlah spesies dan individu. Keragaman dan kesamaan (similaritas) kupu-kupu di empat lokasi dianalisis dengan menghitung: Indeks keragaman Shannon-Wiener (H ) H = - (Pi) (ln Pi) dimana Pi = proporsi individu pada spesies i (ni/n) ni = jumlah individu spesies i pada lokasi a n = jumlah individu total pada lokasi a Sebaran keragaman Shannon (E) E = H / ln S dimana S = jumlah spesies Indeks similaritas Sorensen (So) So = 2C / (Si + Sj) dimana C = jumlah jenis yang ditemukan pada kedua lokasi Si = jumlah jenis yang ditemukan pada lokasi i Sj = jumlah jenis yang ditemukan pada lokasi j Jumlah individu yang ditemukan di empat lokasi dibandingkan dengan Analysis of Variance (ANOVA). HASIL Keragaman Kupu-kupu Sebanyak 1019 individu kupu-kupu yang ditemukan di kawasan Telaga Warna terdiri atas 22 spesies dari 5 famili yaitu Papilionidae (4 spesies), Pieridae (6 spesies), Lycaenidae (1 spesies), Nymphalidae (9 spesies), dan Hesperiidae (2 spesies) (Tabel 1, Lampiran 4). Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias crithoe merupakan individu yang mendominasi di kawasan Telaga Warna dan selalu ditemukan di empat lokasi pengamatan (Gambar 1). Papilio paris hanya ditemukan di sekitar telaga, sementara Euploea eunice hanya ditemukan di tepi hutan. Berdasarkan waktu pengamatan, jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul 09.31-10.00 namun kelimpahan terbanyak (144 individu) ditemukan pukul 13.00-13.30. Sementara jumlah spesies dan kelimpahan terendah (6 spesies, 31 individu) ditemukan pukul 15.31-16.00 (Gambar 2).

3 (a) (b) (c) Gambar 1 Spesies dominan di kawasan Telaga Warna (a) Delias belisama (b) Delias crithoe (c) Ypthima sp. Tabel 1 Spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna Famili Spesies Telaga Kebun Teh Tepi Hutan Rumah Total Papilionidae Graphium sarpedon 2 7 4 2 15 Papilio helenus 2 2 4 1 9 Papilio memnon 3 1 0 2 6 Papilio paris 13 0 0 0 13 Pieridae Cepora iudith 6 1 28 5 40 Delias belisama 41 99 119 125 384 Delias crithoe 13 37 37 30 117 Delias hyparete 1 0 0 3 4 Eurema sp. 10 12 10 2 34 Leptosia nina 10 9 3 16 38 Nymphalidae Argyreus hyperbius 1 29 7 1 38 Cyrestis lutea 4 2 1 2 9 Euploea eunice 0 0 6 0 6 Mycalesis sudra 10 1 4 2 17 Neptis hylas 4 3 2 2 11 Parantica albata 9 7 13 5 34 Symbrenthia hypselis 2 3 5 11 21 Ypthima sp. 76 35 42 36 189 Zemeros flegyas 1 0 3 1 5 Lycaenidae Jamides bochus 3 3 3 11 20 Hesperiidae Notocrypta curvifascia 1 0 2 2 5 Potanthus sp. 0 0 3 1 4 Total 212 a 251 a 296 a 260 a 1019 Huruf yang sama pada tabel menyatakan tidak berbeda pada uji one-way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. 160 140 120 100 Jumlah 80 60 40 20 0 08.00-08.30 08.31-09.00 09.01-09.30 09.31-10.00 10.01-10.30 10.31-11.00 13.00-13.30 13.31-14.00 14.01-14.30 14.31-15.00 15.01-15.30 15.31-16.00 Waktu Pengamatan Gambar 2 Grafik jumlah spesies ( ) dan individu ( ) total di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan.

4 Lokasi sekitar telaga memiliki keragaman kupu-kupu paling tinggi (H = 2,198 dan E = 0,734) dibandingkan tepi hutan (H = 2,062 dan E = 0,700), kebun teh (H = 1,939 dan E = 0,699), dan rumah (H = 1,865 dan E = 0,623) (Tabel 2). Dari hasil perhitungan nilai kemiripan jenis, lokasi sekitar telaga dan sekitar rumah memiliki nilai kemiripan tertinggi (So = 0,475). Sedangkan kebun teh dan tepi hutan memiliki nilai kemiripan yang paling rendah (So = 0, 429) (Tabel 3). Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan Pada saat pengamatan, suhu harian di sekitar telaga 18-35 C dengan suhu rata-rata 22,15 C, kebun teh 13-27 C dengan suhu rata-rata 21,56 C, tepi hutan 16-25 C dengan suhu rata-rata 21,50 C, dan sekitar rumah 16-27 C dengan suhu rata-rata 21,03 C. Ratarata kelembaban di sekitar telaga 82,10%, kebun teh 73,54%, tepi hutan 76,40%, dan rumah 83,86%. Intensitas cahaya matahari di sekitar telaga 200-35500 lux, kebun teh 1100-40600 lux, tepi hutan 2000-38300 lux, rumah 1300-32600 lux. Kelimpahan spesies dan individu kupukupu tertinggi ditemukan pada kisaran suhu 18-25 C, kelembaban 72-91%, intensitas cahaya 3000-30000 lux (Gambar 3-5). 250 Tabel 2 Jumlah individu (N), jumlah spesies (S), indeks keragaman Shannon- Wiener (H ) dan sebaran keragaman Shannon (E) pada masing-masing lokasi Telaga Kebun Tepi Teh Hutan Rumah N 212 251 296 260 S 20 16 19 20 H 2,198 1,939 2,062 1,865 E 0,734 0,699 0,700 0,623 Tabel 3 Indeks similiaritas Sorensen (So) spesies kupu-kupu pada masingmasing lokasi pengamatan di kawasan Telaga Warna Lokasi Telaga Kebun Teh Tepi Hutan Rumah Telaga - 0,444 0,436 0,475 Kebun Teh - 0,429 0,444 Tepi Hutan - 0,462 Rumah - 200 Jumlah 150 100 50 0 10 15 20 25 30 35 40 Suhu ( 0 C) Gambar 3 Grafik hubungan suhu dengan kelimpahan spesies ( ) dan individu ( ) kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan. 250 200 Jumlah 150 100 50 0 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 Kelembaban (%) Gambar 4 Grafik hubungan kelembaban dengan kelimpahan spesies ( ) dan individu ( ) kupukupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan.

5 25 20 Jumlah 15 10 5 0 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 Intensitas Cahaya (lux) Gambar 5 Grafik hubungan intensitas cahaya dengan kelimpahan spesies ( ) dan individu ( ) kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan. PEMBAHASAN Dari 22 spesies yang ditemukan di empat lokasi di kawasan Telaga Warna (Lampiran 3), Delias belisama, Ypthima sp. dan D. crithoe merupakan spesies yang paling dominan. Kebun teh, tepi hutan dan sekitar rumah didominasi oleh D. belisama, sementara di sekitar telaga didominasi oleh Ypthima sp. Berbeda dengan ketiga spesies tersebut, Papilio paris hanya ditemukan di sekitar telaga sementara Euploea eunice hanya ditemukan pada tepi hutan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan PPLH IPB-UKF (2006) didapat 27 spesies yang didominasi oleh Ypthima pandocus. Dari perbandingan spesies yang ditemukan, terdapat 11 spesies kupu-kupu yang tidak ditemukan pada penelitian PPLH IPB-UKF (2006) sebelumnya, dan 16 spesies kupu-kupu yang tidak ditemukan pada penelitian ini (Lampiran 6). Hal tersebut disebabkan karena perbedaan lokasi pengamatan serta perbedaan dalam lamanya pengambilan sampel. Adanya spesies yang melimpah atau terbatas pada tiap lokasi pengamatan dapat disebabkan daya dukung lingkungan seperti tersedianya tumbuhan pakan bagi larva kupukupu spesies tersebut (Yamamoto et al. 2007) serta tersedianya tanaman berbunga yang disukai oleh kupu-kupu. Kupu-kupu menyukai bunga yang beraroma manis dan memiliki bentuk pipih atau dalam, menggantung pada dahan, serta banyak mengandung tepung sari (Sastrodiharjo et al. 2000). Menurut Kalshoven (1981) tanaman pakan larva Delias belisama dan D. crithoe (Pieridae) adalah Loranthaceae. Tanaman pakan larva Ypthima sp. (Nymphalidae) meliputi tumbuhan dari anggota famili Arecaceae, Cyperaceae, dan Poaceae. Larva Papilio paris (Papilionidae) menyukai Annonaceae, Lauraceae, Magnoliaceae, dan Rutaceae sebagai tanaman pakannya, sementara larva Euploea eunice (Nymphalidae) menyukai Ficus (Moraceae). Menurut Kurniawan (2000), struktur vegetasi yang beragam pada suatu lokasi dapat menyebabkan kelimpahan spesies kupu-kupu. Jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pada pukul 09.31-10.00 namun kelimpahan terbanyak (144 individu) ditemukan pada pukul 13.00-13.30. Sementara jumlah spesies dan kelimpahan terendah (6 spesies, 31 individu) ditemukan pada pukul 15.31-16.00. Rendahnya jumlah spesies dan individu yang ditemukan pada pukul 15.31-16.00 kemungkinan disebabkan oleh rendahnya intensitas matahari dan telah berkurangnya sumber nektar sehingga frekuensi aktivitas kupu-kupu berkurang. Menurut Peggie & Amir (2006), umumnya kupu-kupu aktif pada hari yang cerah, hangat, dan tenang, sekitar jam 9 pagi sampai jam 3 siang. Dari pengamatan sampel di keempat lokasi, telaga dan rumah memiliki jumlah spesies paling banyak yaitu 20 spesies. Sementara jumlah individu paling banyak berada di tepi hutan (296 individu). Faktor yang mendukung tingginya jumlah spesies di telaga dan rumah dapat disebabkan antara lain oleh adanya jenis dan struktur vegetasi tumbuhan pakan yang sangat beragam serta terdapat tanaman berbunga di sekitar dua kawasan tersebut. Kebun teh merupakan daerah monokultur dengan struktur vegetasi di sekitarnya yang seragam, sehingga jumlah spesies yang didapat di kebun teh rendah. Dalam penghitungan indeks keragaman Shannon-Wiener (H ), komponen yang

6 menentukan besar kecilnya nilai indeks adalah jumlah spesies (species richness), kelimpahan individu setiap spesies (abundance) dan jumlah total individu. Dengan jumlah spesies relatif sama, tetapi jumlah total individu lebih banyak, maka keragamannya lebih kecil. Hal ini terlihat pada perbedaan keragaman kupukupu antara telaga dengan rumah. Jumlah spesies pada kedua lokasi tersebut sama (20 spesies), tetapi jumlah individu di ekosistem telaga lebih sedikit dibandingkan lokasi sekitar rumah, sehingga keragaman di telaga lebih tinggi dari rumah. Indeks keragaman Shannon-Wiener (H ) secara keseluruhan berkisar antara 1,865-2,198. Hasil perhitungan sebaran keragaman Shannon (E) pada masing-masing lokasi pengamatan berkisar antara 0,623-0,734. Keragaman kupu-kupu tertinggi terdapat di telaga (H = 2,198 dan E = 0,734) dan keragaman terendah di rumah (H = 1,865 dan E = 0,623). Sebaran keragaman tertinggi berada di sekitar telaga (0,734) yang berarti memiliki penyebaran jenis paling besar. Sementara sebaran keragaman yang terendah berada di sekitar rumah. Semakin kecil nilai E mengindikasikan bahwa penyebaran jenis tidak merata. Penyebaran jenis juga erat kaitannya dengan dominasi, dimana bila nilai E kecil mengindikasikan terjadi dominasi dari jenis-jenis tertentu. Spesies yang mendominasi di sekitar rumah adalah Delias belisama. Dari hasil perhitungan nilai kemiripan jenis menunjukkan bahwa secara keseluruhan keempat lokasi pengamatan memiliki indeks kemiripan yang hampir sama (0,429-0,475). Nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada lokasi sekitar telaga dan rumah. Hal ini dapat disebabkan karena terdapatnya beberapa jenis tumbuhan berbunga yang sama antar kedua lokasi tersebut. Dari faktor fisik yang teramati, kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu tertinggi ditemukan pada kisaran suhu 18-25 C, kelembaban 72-91%, intensitas cahaya 3000-30000 lux. Pada kondisi tersebut kemungkinan merupakan kondisi yang optimum bagi kupu-kupu untuk melakukan aktivitas harian seperti foraging, mencari pasangan serta oviposisi. Menurut Boonvanno et al. (2000) suhu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pakan kupu-kupu dewasa sehingga berhubungan dengan jumlah spesies dan individu kupu-kupu. Secara tidak langsung kelembaban mempengaruhi kualitas tanaman pakan sehingga berpengaruh terhadap penyebaran kupu-kupu serta kemampuan bertahan hidup kupu-kupu dewasa maupun larva (Blau 1980, diacu dalam Hamer et al. 2003 ). Keragaman kupu-kupu berhubungan dengan intensitas cahaya, dimana semakin tinggi intensitas cahaya, maka keragaman kupu-kupu akan tinggi (Sparrow et al. 1994, diacu dalam Hamer et al. 2003). Namun pada penelitian ini keragaman kupu-kupu tertinggi hanya ditemukan hingga kisaran 30000 lux. SIMPULAN Ditemukan 22 spesies dari 5 famili kupukupu di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Keragaman kupu-kupu di sekitar telaga, tepi hutan dan rumah lebih tinggi dibandingkan kebun teh. Jenis kupu-kupu yang paling dominan di empat lokasi pengamatan adalah Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias crithoe. Jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul 09.31-10.00, namun jumlah individu terbanyak (144 individu) ditemukan pukul 13.00-13.30. Kelimpahan individu kupu-kupu tertinggi ditemukan pada kisaran suhu 18-25 C, kelembaban 72-91%, intensitas cahaya 3000-30000 lux. SARAN Perlu dilakukan penelitian keragaman kupu-kupu pada bulan yang berbeda serta keberadaan tumbuhan inang dari spesies kupukupu sehingga dapat mengetahui status dari kawasan Telaga Warna. DAFTAR PUSTAKA [PPLH IPB UKF] Pusat Penelitian Lingkungan Hidup - Uni Konservasi Fauna. 2006. Laporan Eksplorasi Flora dan Fauna (Kupu-kupu) di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Telaga Warna. Bogor: PPLH IPB - UKF [Sub BKSDA JaBar II] Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat II. 1999. Buku Informasi Kawasan Konservasi Propinsi Jawa Barat. Bogor: Sub BKSDA JaBar II. Ackery PR. 1984. Systematic and faunistic studies on butterflies. Di dalam: Vane- Wright RI, Ackery PR, editor. The Biology of Butterflies. Symposium of the Royal Entomological Society of London (11); London, 23-26 September 1981. London: Academic Pr. hlm 9-21.

7 Amir M, Noerdjito WA, Kahono S. 2003. Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M, Kahono S, editor. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Bogor: BCP-JICA. Hlm 123-140. Aoki T, Yamaguchi S, Uemura Y. 1982. Butterflies of the South East Asian Islands. Volume ke-3, Satyridae, Libytheidae. Tsukada E, editor. Tokyo: Plapac Co., Ltd. Boonvanno K, Watanasit S, Permkam S. 2000. Butterfly diversity at Ton Nga- Chang wildlife sanctuary, Songkhla Province, Southern Thailand. Sci Asia 26:105-110. Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Partosoedjono S, Brotowidjoyo MD, penerjemah; Yogyakarta. UGM Pr. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects. Hamer KC, Hill JK, Benedick S, Mustaffa N, Sherratt TN, Maryati M, Chey VK. 2003. Ecology of butterflies in natural and selectively logged forests of northern Borneo: the importance of habitat heterogeneity. J Appl Ecol 40: 150 162. Holloway JD, Bradley JD, Carter DJ. 1987. Lepidoptera. Di dalam: Betts CR, editor. Guide to Insects of Importance to Man. London: CAB International Institute of Entomology. Kalshoven LGE. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. Kurniawan Y. 2000. Keragaman ordo lepidoptera (insecta) di Gunung Kendeng dan Gunung Botol, Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor. McPheron LJ, Broce AB. 1996. Environmental components of puparation, site selection by the stable fly (diptera:muscidae). Environ Entomol 25: 624-632. Morishita K. 1981. Butterflies of the South East Asian Islands. Volume ke-2, Pieridae, Danaidae. Tsukada E, editor. Tokyo: Plapac Co., Ltd. Peggie D, Amir M. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong dan Nagao Natural Environment Foundation. Tokyo. Preston-Mafham R, Preston-Mafham K. 1999. Butterflies of the World. New York: Blandford. Ross HH, Ross CA, Ross JRP. 1982. A Textbook of Entomology. New York: John Wiley & Sons. Sastrodiharjo S, Soesilohadi RCH, Purwatiningsih, Putra RE. 2000. Ruang lingkup dan perkembangan biologi penyerbukan, ulasan tentang serangga penyerbuk. Di dalam: Prosiding Simposium Keanekaragaman Hayati Artropoda. Cipayung, 16-18 Oktober 2000. hlm 25-32. Seki Y, Takanami Y, Maruyama K. 1991. Butterflies of Borneo. Volume ke-2, Lycaenidae and Hesperiidae. Otsuka K, editor. Tokyo: Tobishima Corp. Suantara IN. 2000. Keragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tsukada E, Nishiyama Y. 1982. Butterflies of the South East Asian Islands. Volume ke- 1, Papilionidae. Tsukada E, editor. Tokyo: Plapac Co., Ltd. Tsukada E. 1985. Butterflies of the South East Asian Islands. Volume ke-4, Nymphalidae (I). Tsukada E, editor. Tokyo: Plapac Co., Ltd. Tsukada E. 1991. Butterflies of the South East Asian Islands. Volume ke-5, Nymphalidae (II). Tsukada E, editor. Tokyo: Plapac Co., Ltd. Yamamoto N, Yokoyama J, Kawata M. 2007. Relative resources abundance explains butterfly biodiversity in island communities. PNAS 104: 10524-10529. Blackwell Publishing, Ltd

LAMPIRAN

9 Lampiran 1 Peta lokasi pengamatan Kebun teh Rumah Telaga Tepi hutan Sumber: http://www.pbase.com/archiaston/telaga_warna

10 Lampiran 2 Lokasi pengamatan (a) telaga (b) kebun teh (c) tepi hutan (d) sekitar rumah (a) (b) (c) (d)

11 Lampiran 3 Spesies kupu-kupu yang teramati Graphium sarpedon Papilio helenus Sumber: www.wikipedia.com Papilio memnon Papilio paris Cepora iudith Delias belisama Delias crithoe Delias hyparete

12 Eurema sp. Leptosia nina Argyreus hyperbius Cyrestis lutea Euploea eunice Mycalesis sudra Neptis hylas Parantica albata

13 Symbrenthia hypselis Ypthima sp. Zemeros flegyas Jamides bochus Notocrypta curvifascia Potanthus sp.

14 Lampiran 4 Tabel spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan Famili Telaga Kebun Teh Tepi Hutan Rumah Spesies 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total Total Papilionidae Graphium sarpedon - - 2 2 1 3 3 7-2 2 4-2 - 2 15 Papilio helenus 2 - - 2-1 1 2 2 2-4 - - 1 1 9 Papilio memnon 1 1 1 3 1 - - 1 - - - 0-1 1 2 6 Papilio paris 7-6 13 - - - 0 - - - 0 - - - 0 13 Pieridae Cepora iudith - 4 2 6 - - 1 1 6 11 11 28 4 1-5 40 Delias belisama 9 24 8 41 16 62 21 99 24 51 44 119 26 68 31 125 384 Delias crithoe 6 2 5 13 24 6 7 37 11 10 16 37-21 9 30 117 Delias hyparete 1 - - 1 - - - 0 - - - 0-3 - 3 4 Eurema sp. 1 4 5 10 2 8 2 12 4-6 10 - - 2 2 34 Leptosia nina 5 4 1 10 6 2 1 9 1-2 3 4 9 3 16 38 Nymphalidae Argyreus hyperbius - - 1 1 1 16 12 29 1 3 3 7-1 - 1 38 Cyrestis lutea 4 - - 4 1-1 2 - - 1 1 - - 2 2 9 Euploea eunice - - - 0 - - - 0 3 1 2 6 - - - 0 6 Mycalesis sudra 1 6 3 10 - - 1 1 2-2 4-2 - 2 17 Neptis hylas 4 - - 4 2 1-3 - - 2 2 - - 2 2 11 Parantica albata 3 5 1 9 2 4 1 7 3 10-13 - 4 1 5 34 Symbrenthia hypselis 2 - - 2 2 1-3 - 2 3 5-7 4 11 38 Ypthima sp. 28 19 29 76 12 12 11 35 1 12 29 42 2 28 6 36 189 Zemeros flegyas 1 - - 1 - - - 0 2 1-3 - - 1 1 5 Lycaenidae Jamides bochus 3 - - 3 1 1 1 3 2-1 3 1 6 4 11 20 Hesperiidae Notocrypta curvifascia - - 1 1 - - - 0 - - 2 2-1 1 2 5 Potanthus sp. - - - 0 - - - 0 2-1 3-1 - 1 4 Total 78 69 65 212 71 117 63 251 64 105 127 296 37 155 68 260 1019

15 Lampiran 5 Tabel jumlah spesies berdasarkan waktu pengamatan Waktu Telaga Kebun Teh Tepi Hutan Rumah 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total Total 08.00-08.30 0 1 5 6 12 6 4 22 6 5 4 15 2 10 2 14 57 08.31-09.00 10 1 6 17 8 8 7 23 9 12 22 43 7 17 10 34 117 09.01-09.30 11 6 6 23 6 12 3 21 3 5 14 22 3 28 8 39 105 09.31-10.00 10 6 2 18 6 8 3 17 6 20 12 38 5 9 4 18 91 10.01-10.30 12 6 11 29 6 26 3 35 14 8 10 32 6 11 7 24 120 10.31-11.00 14 8 3 25 9 15 8 32 4 14 8 26 4 10 3 17 100 13.00-13.30 3 13 17 33 3 12 8 23 11 12 13 36 7 26 19 52 144 13.31-14.00 7 12 6 25 8 5 6 19 4 6 16 26 1 7 1 9 79 14.01-14.30 3 4 1 8 4 13 9 26 6 11 9 26 2 14 2 18 78 14.31-15.00 1 5 8 14 4 1 6 11 1 5 10 16 0 8 9 17 58 15.01-15.30 0 4 0 4 4 10 4 18 0 3 5 8 0 6 3 9 39 15.31-16.00 7 3 0 10 1 1 2 4 0 4 4 8 0 9 0 9 31 78 69 65 212 71 117 63 251 64 105 127 296 37 155 68 260 1019

16 Lampiran 6 Tabel perbandingan spesies kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian PPLH IPB- UKF (2006) dengan hasil penelitian ini Famili Spesies PPLH IPB-UKF (2006) Penelitian ini Papilionidae Graphium sarpedon Papilio helenus Papilio memnon - Papilio paris Pieridae Cepora iudith - Delias belisama - Delias crithoe Delias descombesi - Delias hyparete - Eurema sp. Leptosia nina - Nymphalidae Argyreus hyperbius - Cymbrenthia hypsela Cyrestis lutea Discophora sondaica - Euploea eunice - Euploea mulciber - Euthalia monina - Faunis canens - Mycalesis sp. - Mycalesis sudra Neptis hylas - Parantica albata Prioneris autothisbe - Ypthima sp. Zemeros flegvas - Lycaenidae Catochrysops panormis - Flos aniella - Heliophorus kiara - Jamides bochus Nacaduba sanaya - Simiskina philura - Udara cardia - Udara dilecta - Udara dilectissima - Hesperiidae Matapa aria - Notocrypta curvifascia - Potanthus sp. - Keterangan: ditemukan - tidak ditemukan