BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan merokok sudah dimulai sejak jaman nenek moyang dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam kebutuhan, dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. menggolongkan perbedaan antara jenis obat psikotropika dan obat narkotika, serta

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan salah satu perilaku yang mudah kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap individu membutuhkan pendidikan. Tahapan. pendidikan formal yang ditempuh setiap individu adalah TK-SD-SMP-SMA-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. & Perry, 2005). Menurut Havighurst (dalam Monks, Konoers & Haditono,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuh kematian (tujuh juta per tahun). Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok lalu

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang terus berkembang seiring berlalunya jaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam mendapatkan makanan seperti munculnya makanan cepat saji.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan hal ini secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kuesioner Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. dunia, setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Masalah kependudukan ini masih

BAB I PENDAHULUAN. tinggi swasta di Bandung yang didirikan atas dasar nilai-nilai dan ajaran Kristiani.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. peranan agama yang berkaitan dengan motivasi, nilai etik, dan harapan. Agama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. Harian (Kalakhar) BNN Komjen Pol I Made Mangku Pastika peredaran gelap

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ikan, daging, dan sebagainya sebesar 11% (Setiarti, 2005). perokok di Indonesia merokok sebelum usia 19 tahun (Jamal, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentu. Menurut Sarwono (2001) definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

1. Pendahuluan STUDI MENGENAI FAKTOR DETERMINAN TERHADAP INTENSI MEROKOK PADA SISWA SDN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. perilaku merokok hampir di setiap sudut kota, baik di ruang - ruang publik

BAB I PENDAHULUAN. Orang yang merokok banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari di tempat-tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa merokok adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Asap rokok mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kematian akibat merokok menjelang tahun 2030 mencapai 10 juta orang per tahunnya, tidak kurang dari 70 % terjadi di negara-negara berkembang. WHO juga memperkirakan 1,1 miliar penduduk dunia adalah perokok dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. Salah satu negara yang berkembang itu adalah negara Indonesia. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia menempatkan Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus konsumen rokok terbesar di dunia. Indonesia berada di posisi kelima konsumen rokok terbesar di dunia dengan jumlah 181.958 miliar batang rokok. Jumlah ini diperkirakan akan terus naik setiap tahunnya (Kompas Cyber Media, Jumat, 04 Juni 2004). Menurut data tahun 2004, 70% atau 141,44 juta jiwa penduduk Indonesia adalah perokok aktif dan banyak yang masih berstatus sebagai seorang mahasiswa (www.depkes.go.id). Semakin pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini membuat mahasiswa semakin mudah untuk mendapatkan informasi tentang bahaya merokok. Mahasiswa perokok tahu sama banyaknya dengan mahasiswa bukan perokok mengenai risiko merokok pada kesehatan, namun pengetahuan ini 1

2 tidak berpengaruh banyak dalam mengurangi tingkah laku merokok mereka, sehingga mereka tetap melakukan perilaku merokok (Miller & Slap, 1989 dalam Santrock, 2004 hal 550). Terdapat lebih dari 50 macam penyakit yang bisa diakibatkan atau diperburuk oleh rokok seperti kanker paru-paru, kanker lambung, kanker kandung kencing, kanker ginjal dan pankreas, kanker lidah dan mulut, bronkitis kronik, dll. Dampak merokok juga dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah (mutu darah) yang dialirkan ke sekitar kulit, sehingga menjadikan kulit kering dan berkerut (keriput), katarak, dan tekanan darah tinggi yang dapat mendorong terjadinya serangan jantung (Pdpersi, Jakarta 2004). Manfaat berhenti merokok secara total pada fisik adalah dalam 20 menit setelah berhenti merokok, tekanan darah akan kembali ke tingkat awal, dalam 8 jam kadar CO darah kembali normal, setelah 48 jam indera pengecapan dan indera penciuman akan membaik. Dalam 19 bulan keluhan-keluhan batuk, gangguan sinus, nafas pendek dan kelelahan akan menghilang, kemampuan cilia dalam bronchi akan pulih, dan setelah 5 tahun risiko kanker paru turun 50%, dan setelah 15 tahun baik risiko kanker ataupun risiko kardio- vaskuler akan kembali sama dengan bukan perokok (http://www.kalbefarma.com). Dampak perilaku merokok pada psikis adalah perasaan gelisah, tidak sabar, meningkatnya stres, sulit berkonsentrasi, dan kurang percaya diri jika tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh pengaruh nikotin yang merupakan zat addictive. Selain itu juga, dapat berdampak pada gangguan daya tangkap, daya ingat, tingkah laku, dan fungsi psikomotor (Pdpersi, Jakarta 2004).

3 Manfaat berhenti merokok secara total secara psikis adalah meningkatnya harga diri dan menurunnya stres. Bila hal ini dilakukan oleh mahasiswa maka mahasiswa tidak akan cepat merasa stres ketika harus menghadapi banyaknya praktikum dan tugas perkuliahan yang harus diselesaikan. Selain itu juga, terjadi peningkatan daya tangkap dan daya ingat, sehingga mahasiswa bisa lebih cepat dalam menangkap maupun mengingat materi materi perkuliahan, dan yang terakhir adalah bebas dari ketergantungan pada rokok (Pdpersi, Jakarta 2004). Dampak merokok pada lingkungan sosial, terkait dengan bahaya asap rokok bila terhisap oleh orang orang di sekitar perokok. Seseorang yang bernafas sambil menghirup asap rokok orang lain disebut juga perokok pasif. Seorang perokok pasif sangat dirugikan, karena asap rokok yang terpaksa dihisap oleh perokok pasif ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang dihisap oleh si perokok (http://www.mindbodysoul.gov.uk). Hal ini juga dapat menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak, dan dapat menambah pengeluaran bagi biaya kesehatan (Pdpersi, Jakarta 2004). Manfaat berhenti merokok secara total pada lingkungan sosial adalah pengeluaran yang biasa digunakan untuk membeli rokok dapat dialihkan pada halhal yang lebih bermanfaat, bagi yang sudah menikah dapat memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka, dapat mempunyai bayi dan anak yang lebih sehat, dan tidak khawatir dapat mengganggu orang lain dengan asap rokok (Pdpersi, Jakarta 2004).

4 Pemerintah sudah berusaha mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 dan nomor 38 tahun 2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan dengan menyediakan kawasan-kawasan bebas asap rokok di tempattempat umum, larangan jam tayang iklan tembakau di TV antara pukul 5:00-21:30 (PP 12/2003), dan menaikkan cukai rokok sebesar 20% dengan harapan konsumsi rokok akan berkurang (Majalah Tarbawi, Edisi 104 Th. 7/S hafar 1426H/17 Maret 2005), serta sering menghimbau masyarakat termasuk mahasiswamahasiswi untuk berhenti merokok dengan dilakukannya seminar tentang bahaya merokok, tetapi tetap saja masih banyak yang tidak menghiraukan himbauanhimbauan tersebut, hal ini terlihat dari jumlah perokok yang terus meningkat 2,1 persen per tahun (Gizi.net - Merokok dan Kesehatan) Salah satu cara yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan oleh pemerintah adalah mengadakan seminar-seminar tentang bahaya merokok dan cara untuk berhenti merokok secara efektif di universitas-universitas yang ada di Indonesia, agar mahasiswa lebih menyadari dampak dari bahaya merokok dan memiliki niat untuk berhenti merokok. Universitas X Bandung memiliki Fakultas Psikologi yang setiap tahunnya menerima sekitar 200 mahasiswa. Mata kuliah yang diberikan di Fakultas Psikologi banyak yang menuntut hafalan dan praktikum, oleh sebab itu daya tangkap dan daya ingat yang baik dapat menunjang keberhasilan prestasi akademik mahasiswa di Fakultas Psikologi ini. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 200 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung, 40 dari 200 mahasiswa tersebut adalah perokok aktif. Pada kenyataannya tidak hanya mahasiswa laki-laki saja yang

5 merokok tetapi terdapat cukup banyak mahasiswa perempuan yang merokok. Menurut penuturan dari 10 mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang mengetahui mengenai dampak buruk dari rokok seperti dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, kanker mulut, dan lain-lain. Mereka juga mengetahui keuntungan dari berhenti merokok secara total seperti mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, dapat menghemat uang, dan lain lain. Semua mahasiswa tersebut mengatakan bahwa ketika sedang berkumpul dengan teman-teman, setelah makan, ketika merasa bosan menunggu jam kosong sebelum masuk perkuliahan, ketika stres menghadapi tugas-tugas dan praktikum yang melelahkan adalah situasi-situasi yang seringkali menghambat untuk dapat berhenti merokok secara total. Mereka juga mengatakan bahwa berhenti merokok secara total merupakan hal yang sulit dilakukan. Berhenti merokok secara total dapat dimulai dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang memiliki niat kuat untuk berhenti merokok secara total akan lebih mampu untuk dapat berhenti merokok secara total dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki niat lemah. Niat mahasiswa untuk berhenti merokok secara total dalam teori Planned Behavior (Icek ajzen, 1995) disebut dengan intention. Terdapat tiga determinan yang mempengaruhi intention, yaitu : attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control. Attitude toward the behavior adalah sikap baik atau buruk, sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap menarik atau membosankan mahasiswa terhadap evaluasi dari konsekuensi dalam melakukan berhenti merokok secara total.

6 Subjective norms adalah persepsi mahasiswa mengenai tuntutan dari orang tua, pacar, dan sahabat untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, benar atau salah dalam melakukan perilaku berhenti merokok secara total, serta kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Perceived behavioral control adalah persepsi mahasiswa mengenai kemampuan mereka untuk berhenti merokok secara total, mudah atau sulitnya, setuju atau tidak setuju berhenti merokok, dan mungkin atau tidaknya berhenti merokok secara total. Derajat intention dan determinan-determinan untuk berhenti merokok secara total dapat berbeda-beda pada mahasiswa perokok aktif, ini terlihat dari survei awal yang dilakukan pada 10 mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang rata-rata mulai merokok ketika duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 80% (8 orang) memiliki keinginan untuk berhenti merokok secara total dan mereka memiliki keyakinan bahwa berhenti merokok secara total akan memberikan keuntungan bagi dirinya seperti membuat kesehatan tubuh menjadi lebih baik, meminimalisir terkena kanker paru-paru, lepas dari ketergantungan pada rokok, dan salah satu bentuk penghematan, sehingga delapan mahasiswa tersebut memiliki sikap yang favorable terhadap perilaku berhenti merokok secara total (attitude toward the behavior), seperti tertarik untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya, berhenti membeli rokok, mengurangi intensitas pergaulan di lingkungan perokok, dan makan permen karet sebagai kompensasi ketika timbul keinginan untuk merokok. Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat).

7 Sebanyak 20% (2 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung lainnya tidak berkeinginan berhenti merokok secara total. Mereka mengetahui dampak negatif dari merokok dan manfaat dari berhenti merokok secara total, tetapi mereka juga mengatakan bahwa dirinya memang belum berniat untuk berhenti merokok pada saat ini. Hal ini dikarenakan oleh adanya perasaan takut dijauhi oleh teman-temannya yang masih merokok apabila dirinya berhenti merokok, merasa tidak gaul dan kurang percaya diri jika tidak merokok, sehingga mahasiswa perokok aktif memiliki sikap unfavorable terhadap perilaku berhenti merokok secara total Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah (intention lemah). Sebanyak 70% (7 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung mengatakan bahwa orang tua, pacar, atau sahabatnya sering menegur dan menasihati mereka untuk berhenti merokok. Hal ini membuat mahasiswa perokok aktif memiliki keyakinan bahwa orang tua, pacar, dan sahabat mereka menuntutnya untuk berhenti merokok, sehingga mahasiswa memiliki persepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat mereka menuntut dirinya untuk berhenti merokok dan ada kesediaan dari mahasiswa untuk mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms). Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat). Sebanyak 30% (3 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung lainnya mengatakan bahwa orang tua, pacar, dan sahabat tidak pernah menegur atau menyuruhnya untuk berhenti merokok karena

8 sebagian besar dari mereka adalah perokok juga. Hal ini membuat mahasiswa berkeyakinan bahwa orang tua, pacar dan sahabat mereka tidak menuntutnya untuk berhenti merokok, sehingga mereka memiliki persepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat mereka tidak menuntut dirinya untuk berhenti merokok (subjective norms). Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah (intention lemah). Sebanyak 80% (8 orang) mahasiswa perokok aktif Fakultas Psikologi Universitas X Bandung mengatakan bahwa mereka akan merokok lebih banyak ketika sedang berkumpul dengan lingkungan yang mayoritas perokok, ketika sedang belajar, melamun, dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah. Situasi-situasi tersebut membuat mereka merasa kesulitan untuk berhenti merokok dan membentuk keyakinan pada diri mereka bahwa berhenti merokok adalah suatu hal yang sulit dan tidak mungkin untuk dilakukan, sehingga mahasiswa memiliki persepsi bahwa dirinya tidak mampu untuk berhenti merokok secara total (perceived behavioral control). Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah (intention lemah). Sebanyak 20% (2 orang) mahasiswa lainnya mengatakan bahwa lingkungan perokok dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah tidak menghambat dirinya untuk berhenti merokok secara total. Mereka merasa situasi tersebut tidak menghambat dirinya untuk berhenti merokok dan mereka yakin bahwa berhenti merokok adalah hal yang mudah dan mungkin untuk dilakukan, sehingga mahasiswa perokok aktif memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk

9 berhenti merokok secara total (perceived behavioral control). Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat). Menghadapi fenomena yang memprihatinkan seperti ini, mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan lebih menyadari dampak merokok yang sangat buruk bagi kesehatan, serta manfaat dari berhenti merokok secara total yang dapat meningkatkan kemampuan daya tangkap dan daya ingat mahasiswa, sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi mahasiswa di Fakultas Psikologi. Oleh karena itu, apabila mereka ingin berhenti merokok secara total, mereka harus memiliki niat yang kuat terhadap perilaku berhenti merokok secara total. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari secara lebih mendalam mengenai gambaran intention dan determinan-determinan untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Bagaimana kontribusi determinan determinan terhadap intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kontribusi determinan determinan terhadap intention

10 mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk berhenti merokok secara total. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara utuh dan lebih rinci mengenai derajat intention, kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention, dan hubungan antar determinan intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Ilmiah Penelitian ini dapat memperdalam pemahaman teori planned behavior terutama mengenai kontribusi determinan determinan terhadap intention untuk berhenti merokok secara total. Memberikan wawasan teoretik mengenai planned behavior bagi peneliti lain dan bagi pembaca. 1.4.2. Kegunaan Praktis Bagi perokok, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai gambaran Intention dan determinan - determinan berhenti merokok secara total.

11 Bagi orang tua dan masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk memberikan dukungan kepada para perokok aktif untuk berhenti merokok secara total. Bagi Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dan pemerintah, penelitian ini dapat digunakan untuk membuat program intervensi. 1.5. Kerangka Pemikiran Mahasiswa perokok dapat dibagi menjadi dua kategori, yang pertama adalah perokok aktif, yaitu mereka yang menghabiskan lima batang rokok setiap pekan dalam tiga bulan terakhir dan kategori yang kedua adalah perokok pasif, yaitu mereka yang tinggal serumah dengan sekurangnya satu orang dewasa perokok selama 1 tahun atau lebih (www.hanyawanita.com) Dampak yang merugikan secara fisik, psikis, dan sosial dari merokok secara tidak langsung dapat menghambat perkuliahan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Oleh sebab itu apabila mahasiswa perokok aktif ingin meningkatkan prestasi akademik di Fakultas Psikologi, maka mahasiswa perokok aktif harus sedini mungkin melakukan usaha untuk berhenti merokok secara total. Menurut Icek Ajzen (2005), (individu berperilaku berdasarkan cara-cara yang masuk akan dan mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut) dalam teori planned behavior, Intention adalah suatu keputusan (niat) untuk mengerahkan usaha dalam menampilkan suatu perilaku.

12 Intention dipengaruhi oleh tiga determinan. Determinan yang pertama yaitu Attitude Toward the Behavior adalah sikap favourable atau unfavourable terhadap menampilkan suatu perilaku yang dihasilkan dari evaluasi positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Jika mahasiswa perokok aktif mengevaluasi bahwa berhenti merokok secara total akan memberikan dampak yang positif, misalnya dapat meningkatkan kesehatan, mengurangi risiko kanker paru-paru, mengurangi pengeluaran biaya kesehatan, dan dapat memberikan contoh yang baik bagi anak-anak, maka mahasiswa akan memiliki sikap tertarik (favourable) untuk berhenti merokok secara total. Sikap tersebut akan mempengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat. Jika mahasiswa perokok aktif mengevaluasi bahwa berhenti merokok secara total akan memberikan dampak yang negatif, misalnya dijauhi oleh teman-teman yang masih merokok, menjadi kurang percaya diri dan merasa menjadi tidak gaul, maka mahasiswa akan memiliki sikap tidak tertarik (unfavourable) untuk berhenti merokok scara total. Sikap tersebut akan mempengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah. Banyaknya Informasi mengenai bahaya merokok yang dimiliki oleh mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung mempengaruhi sikap mahasiswa menjadi semakin tertarik untuk berhenti merokok secara total. Begitu juga sebaliknya, apabila informasi

13 yang dimiliki oleh mahasiswa sedikit, maka sikap mahasiswa menjadi kurang tertarik untuk berhenti merokok secara total. Determinan kedua yaitu Subjective Norms adalah persepsi mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku dan ada kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Tuntutan yang dipersepsi mahasiswa ini dapat berasal dari teguran ataupun peringatan orang tua, pacar, dan sahabat. Jika mahasiswa memiliki persepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat menuntutnya untuk berhenti merokok dan mahasiswa bersedia untuk mematuhi orang-orang tersebut, maka persepsi tersebut akan mempengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat. Jika mahasiswa mempersepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat tidak menuntutnya untuk berhenti merokok dan mahasiswa tidak bersedia untuk mematuhi orang-orang tersebut, maka persepsi tersebut akan mempengaruhi niat (intention) mahasiwa perokok aktif untuk berhenti merokok menjadi lemah. Determinan ketiga yaitu Perceived Behavioral Control adalah persepsi individu mengenai kemampuan mereka untuk menampilkan suatu perilaku. Jika mahasiswa mempersepsi bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berhenti merokok secara total, serta adanya faktor yang mendukung seperti lingkungan yang tidak merokok, kesehatan yang memburuk, dan adanya kesibukan beraktivitas maka mereka akan memiliki persepsi bahwa berhenti merokok adalah hal yang mudah untuk

14 dilakukan. Persepsi ini akan mempengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat. Jika mahasiswa mempersepsi bahwa mereka memiliki kemampuan yang kurang dalam melakukan usaha berhenti merokok, serta adanya faktor yang mempersulit seperti tinggal di lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan yang mayoritas perokok, kurangnya kegiatan, stress, dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah, maka mereka akan memiliki persepsi bahwa berhenti merokok adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Persepsi ini akan mempengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah. Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk berhenti merokok secara total, tetapi kekuatan pengaruh setiap determinan tersebut berbeda. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat mempengaruhi intention atau dapat salah satu saja yang kuat dalam mempengaruhi intention, tergantung pada determinan mana yang dianggap paling penting oleh individu. Misalnya mahasiswa yang memiliki attitude toward the behavior yang positif dan determinan tersebut memiliki pengaruh paling kuat terhadap intention, maka intention mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total akan kuat walaupun kedua determinan yang lain negatif. Begitu pula sebaliknya, apabila attitude toward the behavior yang dimiliki mahasiswa perokok aktif

15 negatif dan kedua determinan yang lain positif, maka intention mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total akan lemah karena determinan negatif tersebut memberikan pengaruh yang paling kuat terhadap intention. Apabila ketiga determinan tersebut memiliki hubungan erat yang positif, maka mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki sikap tertarik untuk berhenti merokok secara total karena berhenti merokok akan memberikan keuntungan bagi dirinya seperti meminimalisir terkena kanker paru-paru, bebas dari ketergantungan rokok, dan bisa menghemat uang. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk berhenti merokok karena terdapat lingkungan yang mendukung untuk berhenti merokok, dan hal tersebut mendapat dukungan dari orang-orang yang signifikan bagi dirinya seperti orang tua, pacar, dan sahabat. Hal ini akan mempengaruhi sikap mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung menjadi semakin tertarik untuk berhenti merokok secara total. Apabila ketiga determinan tersebut memiliki hubungan erat yang negatif, maka mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki sikap kurang tertarik untuk berhenti merokok secara total karena merasa kurang percaya diri ketika sedang beraktivitas dan takut dijauhi oleh teman-temannya, serta memiliki persepsi bahwa dirinya kurang mampu untuk berhenti merokok secara total, tidak tahan untuk tidak merokok ketika sedang berkumpul bersama teman-temannya,

16 dan orang-orang signifikan bagi dirinya tidak menuntut mahasiswa untuk berhenti merokok secara total. Hal ini akan mempengaruhi sikap mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung menjadi semakin tidak tertarik untuk berhenti merokok secara total. Kontribusi dan korelasi dari ketiga determinan tersebut akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk berhenti merokok secara total. Skema kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

17 Faktor-Faktor yang mempengaruhi : - Informasi - Lingkungan - Kesempatan. Attitude Toward The Behavior Mahasiswa perokok aktif Fakultas Psikologi Universitas X Bandung Subjective Norms Perceived behavioral control intention Perilaku berhenti merokok secara total Berhenti merokok secara total 1.6 Skema Kerangka Pemikiran

18 1.6. Asumsi Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengasumsikan bahwa : 1. Mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki intention yang berbeda-beda derajatnya dalam melakukan usaha berhenti merokok secara total. 2. Kuat lemahnya Intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dipengaruhi oleh attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceive behavioral control dalam derajat berbeda-beda tergantung dari determinan mana yang paling kuat pengaruhnya.. 3. Semakin favorable sikap mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok dan mahasiswa mempersepsi bahwa dirinya mampu untuk berhenti merokok, serta mendapatkan tuntutan untuk berhenti merokok dari orang-orang signifikan dan bersedia untuk mematuhinya maka intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung akan semakin kuat. Begitu juga sebaliknya, semakin unfavorable sikap mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok dan mahasiswa mempersepsi bahwa dirinya tidak mampu untuk berhenti merokok, serta tidak mendapatkan tuntutan dari orang-orang signifikan dan tidak bersedia untuk mematuhinya, maka intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung akan semakin lemah.

19 4. Planned Behavior mahasiswa perokok aktif di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dipengaruhi oleh informasi, lingkungan, dan kesempatan.