BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan sebuah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Manusia bisa berpikir dan mempunyai kemampuan

PENDAHULUAN. Banyak perupa muda yang berasal dari kota Bandung yang intens melukis

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

MELUKIS REALIS VERSUS FOTOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA HALAMAN PENGESAHAN

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

ESTETIKA ABAD KE-20 SUSANNE K. LANGER. Oleh : Ritter Willy Putra Christina Abigail Daniz Puspita

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

ISSN : Vol. 7, No. 2, Desember

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa: Selanjutnya Sugiyono (2010:2) mengungkapkan bahwa: Metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Sejarah Umum Seni Lukis

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

AKTIVITAS SEHARI-HARI DI RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang biografi seniman kaligrafi Arab Hendra. Buana dan karya seninya yang tertuang dalam tesis ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasca Modernisme melahirkan gerakan seni rupa Kontemporer yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

BAB 1 PENDAHULUAN. desain poster seperti prinsip keseimbangan (balance), alur baca (movement),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tema merupakan suatu hal yang menjadikan isi dalam karya seni. Dalam sebuah karya seni tema dihasilkan dari pengolahan obyek baik dari alam nyata maupun dari alam ide seorang seniman. Tema merupakan sebuah gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya seni kepada khalayak. Tema biasanya menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan lain sebagainya. Dalam hal ini aspek yang dapat dilihat yaitu sejauh mana tema tersebut dapat menyentuh penikmat karya seni baik nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, maupun sesuatu yang dapat mengingatkanya pada suatu hal tertentu (Nooryan Bahari, 2008 : 22). Dalam seni lukis tema menjelaskan suatu masa keadaan pada waktu tertentu, contohnya pada zaman seni rupa Yunani Klasik dapat kita temui lukisan yang mengangkat tema-tema yang menggambarkan keluhuran Dewa, tiruan bentuk Dewa dianggap seperti bentuk manusia. Seiring perubahan zaman maka pemikiran manusia juga semakin berkembang sehingga tema dalam seni lukis selanjutnya juga akan berkembang mengikuti zamanya. Naturalisme dalam melukis mengacu pada penggambaran obyek secara realistik dengan penekanan seting alam. Suhendra Hamid merupakan seorang pelukis naturalisme Medan yang mengekspresikan keindahan alam dalam karyakarya lukisnya. Adapun pelukis-pelukis naturalisme lain di Medan seperti, Hardiman Wisesa, Agus Sitompul, Bambang Triyogo, Sornoto HS, dan Wan 1

2 Saad, namun dalam pembahasan ini difokuskan pada lukisan naturalsime yang diciptakan oleh Suhendra Hamid. Karya lukis Suhendra Hamid mengangkat obyek-obyek pemandang alam yang ada di Negeri ini. Bagi Suhendra Hamid alam memiliki potensi keindahan yang sangat menarik untuk diungkap ke dalam karya lukis. Bagian-bagian dari alam seperti danau, laut, pegunungan, hutan, tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya, merupakan sumber ide yang tidak terbatas dalam menciptakan sebuah karya lukis. Dalam melukis dibutuhkan tujuan yang dapat dijadikan sebagai sebuah pola pikir terhadap hal yang akan dikembangkan. Suhendra Hamid mengembangkan tema-tema bernuansa alam dalam setiap penciptaan karya-karya lukisnya dan hal tersebut belum pernah diungkap dalam penelitian. Adapun tematema yang diangkat Suhendra Hamid yaitu, tentang alam, tumbuhan, hewan, buah, ataupun manusia dan alamnya. Suhendra Hamid melukis dengan mengambil obyek dari foto yang ia tangkapnya melalui media kamera, adapun obyek foto yang diambilnya dari sumber-sumber foto seperti majalah maupun sumber-sumber foto tertentu lainya, obyek tersebut diolahnya kembali dengan mengambil dan memadukan serangkaian obyek menjadi suatu kesatuan untuk dilukiskan ke dalam bidang kanvas. Pada karya lukis Suhendra Hamid obyek dilukiskan secara mendetail dan tampak menyerupai hasil foto. Suhendra Hamid banyak melukiskan tema yang kaitanya dekat dengan alam. Adanya spontanitas dalam pemilihan obyek lukis seperti ketika menjumpai obyek yang ia rasa menarik hal tersebut langsung dijadikan sebagai obyek lukisan.

3 Adapun ketertarikan Suhendra Hamid dalam melukiskan tema-tema yang telah disebutkan di atas yaitu dikarenakan ketertarikanya pada keindahankeindahan yang bersifat alamiah, dengan penyampain visualisasi yang lebih nyata baginya lukisan itu akan lebih mudah untuk di pahami dan dapat dimengerti oleh kalangan orang banyak. Suhendra Hamid selama berkarya lukis banyak menampilkan tema-tema yang berhubungan dengan alam. Tema-tema yang diangkatnya melukiskan suasana alam yang tampak memanjakan mata dan memperlihatkan kemampuan mencerap keindahan secara fisik. Suhendra Hamid merupakan salah satu pelukis medan yang telah banyak menciptakan lukisan dengan tema-tema alam namun karya-karya lukis Suhendra Hamid tersebut belum pernah diteliti dan diketahui keberadaanya. Dalam perjalanan karirnya Suhendra Hamid juga eksis dalam pameran seni lukis di berbagai tempat di kota Medan maupun di berbagai kota lainnya. Adapun ajang pameran yang diikutinya tidak hanya dalam genre lukisnya saja, seperti seni lukis kontemporer, realisme, surealisme, ekspresionisme, abstrak dan aliran seni lukis lainya, dari hal tersebut dibuktikanya bahwa seni lukis naturalisme tetap memiliki kualitas dan semangat dalam dunia seni rupa. Suhendra Hamid merupakan salah satu perupa Medan dan aktif dalam sanggar seni yang ada di kota Medan, salah satunya adalah Simpassri, sanggar seni Simpassri adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang ke seni rupaan. Simpassri berlokasi di pusat kota Medan tepatnya di Jl. Letjen Suprapto 1A Medan. Suhendra Hamid pernah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi

4 Seni rupa Indonesi-ASRI Yogyakarta. Ia mulai belajar dan mendalami seni lukis ketika ia mengambil jurusan seni lukis di Tahun 1971. Setelah menyelesaikan pendidikanya Suhendra Hamid mulai meniti karir dibidang seni lukis dan hidup sebagai pelukis di Medan. Karya-karya lukis Suhendra Hamid mengangkat tema-tema alam sebagai sumber proses kreatifnya, tema-tema tersebut dilukiskan dengan menarik didukung dengan teknik melukis cat minyak secara konsisten, bernilai dan diakui oleh masyarakat luas, baik di dalam Negeri maupun di luar Negeri. Berdasakan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul ANALISIS TEMA LUKISAN NATURALISME KARYA SUHENDRA HAMID PELUKIS SIMPASSRI MEDAN. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap keberadaan seni lukis naturalisme di Medan, serta mendokumentasikan keberadaan seni lukis naturalisme hasil karya Suhendra Hamid di Medan. B. Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dari itu beberapa masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Tema lukisan naturalisme karya Suhendra Hamid belum pernah diteliti. 2. Suhendra Hamid telah banyak menciptakan lukisan yang bercorak naturalisme, namun tema-tema dalam karya lukisnya belum pernah diungkap. 3. Lukisan naturalime Suhendra Hamid mengekspresikan berbagai tema dan diperlukan pengklasifikasian tema-temanya.

5 C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi hasil karya pelukis Suhendra Hamid. Lukisan yang akan diteliti dibatasi pada tema lukisan naturalisme karya Suhendra Hamid. Lukisan yang diteliti adalah lukisan yang masih ada di kediaman pelukis Suhendra Hamid yang diciptakanya dari tahun 2004 sampai dengan 2015. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tema seni lukis naturalisme yang terdapat pada karya Suhendra Hamid. 2. Bagaimana pengklasifikasian tema yang terdapat dalam karya lukis naturalisme Suhendra Hamid. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengungkap tema karya seni lukis naturalisme Suhendra Hamid. 2. Mengidentifikasi tema-tema seni lukis naturalisme yang diciptakan Suhendra Hamid. 3. Mengklasifikasikan tema seni lukis naturalisme karya Suhendra Hamid. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak: 1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan atau literatur.

6 2. Bermanfaat bagi masyarakat sebagai informasi keberadaan seni lukis naturalisme di kota Medan. 3. Menambah referensi yang dapat digunankan untuk penelitian selanjutnya bagi kalangan akademik maupun masyarakat umum. 4. Dari sudut keilmuan, diharapkan dapat memperkaya konsep dan teknik pengkajian lukisan.