III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang dihadapi sekarang oleh peneliti (Ghozali, 2009). Data sekunder yang digunakan berupa data jumlah penduduk miskin, data jumlah pengangguran, dan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Data yang menunjang penelitian ini diperoleh dengan cara studi kepustakaan (library study), dengan cara mempelajari berbagai literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan studi dokumenter (documenter study), untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, data yang digunakan yaitu jumlah penduduk miskin di Kota Metro periode 2001 2013, data jumlah pengangguran di Kota Metro periode 2001 2013, dan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Metro periode 2001 2013.

38 B. Definisi Operasional Variabel Untuk menghindarkan kesalahan penafsiran, maka dapat dijelaskan definisi operasional untuk tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin dalam penelitian ini diukur dengan besarnya jumlah penduduk miskin absolut menurut kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) di Kota Metro periode tahun 2001-2013. Data jumlah penduduk miskin ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung dengan satuan dalam ribu jiwa. 2. Jumlah Pengangguran Pengangguran diartikan sebagai kondisi seseorang yang tidak sedang bekerja termasuk di dalamnya seseorang yang secara aktif mencari pekerjaan dan yang menunggu untuk memulai atau kembali bekerja (Sobel, 2009). Data jumlah pengangguran yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah pengangguran tahunan di Kota Metro pada tahun 2001-2013. Data jumlah pengangguran diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung dengan satuan jiwa. 3. Indeks Pembangunan Manusia Indikator pembangunan manusia merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia, baik dari sisi dampaknya terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan) maupun yang bersifat non-fisik (intelektualitas). Pembangunan yang terjadi di

39 Kota Metro pada tahun 2001-2013 berdampak pada kondisi fisik masyarakat tercermin dalam angka harapan hidup serta kemampuan daya beli, sedangkan dampak non-fisik dilihat dari kualitas pendidikan masyarakat (Sukmaraga, 2011). Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Data IPM diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung dengan satuan persen. C. Metode Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, dimana analisis ini merupakan salah satu metode yang sangat populer dalam mencari hubungan antara 2 variabel atau lebih. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel yang menerangkan. Variabel pertama disebut dengan variabel terikat sedangkan variabel berikutnya disebut sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Dalam analisis ini dilakukan bantuan program Eviews 4.1 dengan bertujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi berganda

40 dengan metode kuadrat terkecil sederhana Ordinary Least Squares (OLS). Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat diunggulkan yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan interpretasinya. Fungsi persamaan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah: JPM = f (PGRN, IPM)... (3.1) Keterangan: JPM : Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) PGRN : Jumlah Pengangguran (jiwa) IPM : Indeks Pembangunan Manusia (persen) Secara pengertian ekonomi, penjelasan matematis tersebut adalah perubahan Jumlah Penduduk Miskin (JPM) akan dipengaruhi oleh perubahan Jumlah Pengangguran (PGRN) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Model JPM yang digunakan dalam penelitian ini adalah: JPM = β 0 + β 1 PGRN + β 2 IPM + ε i... (3.2) D. Uji Asumsi Klasik Agar model regresi yang diajukan menunjukkan persamaan hubungan yang valid BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsiasumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

41 1. Tidak terdapat autokorelasi (adanya hubungan antara masing-masing residual observasi). 2. Tidak terjadi multikolinearitas (adanya hubungan antar variabel bebas). 3. Tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan dari variabel pengganggu) Sebelum melakukan uji regresi, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik, yakni: 1. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah menggunakan uji Jarque-Bera (uji J-B). Hasil penghitungan nilai J-B hitung ini dibandingkan dengan χ 2 tabel dengan derajat kebebasan (degree of freedom = df) 2 dan α = 5%. Pedoman yang digunakan apabila J-B hitung > dibanding dengan χ 2 tabel df 2 dan α 5%, maka hipotesis yang menyatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal ditolak, dan sebaliknya. 2. Uji Heterokedastisitas Dalam regresi linear ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut BLUE adalah Var (ui) = σ 2 (konstan), semua varian mempunyai variasi yang sama. Pada umumnya, heteroskedastisitas diperolah pada data cross section. Jika pada model dijumpai heteroskedastisitas, maka model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan

42 konsisten. Untuk memeriksa keberadaan heteroskedastisitas salah satunya dapat ditunjukkan uji Hal White yang tidak perlu asumsi normalitas dan relatif mudah. Kriteria uji digunakan: a. Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya > taraf nyata (α) yang digunakan, maka persamaan tidak mengalami heteroskedastisitas. b. Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya < taraf nyata (α) yang digunakan, maka persamaan mengalami heteroskedastisitas. Solusi dari masalah heteroskedastisitas adalah mencari transformasi model asal sehingga model yang baru akan memiliki error-term dengan varians yang konstan. 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat mempengaruhi efisiensi dari estimatornya. Untuk mendeteksi adanya korelasi serial adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan dengan membandingkan DW- statistik dengan DW-tabel. Adapun kerangka identifikasi autokorelasi terangkum dalam tabel berikut: Tabel 5. Uji Statistik Durbin-Watson Nilai Statistik Durbin Watson Hasil 0 < d < d L Menolak hipotesis nol; ada autokerelasipositif d L < d <d U Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan d U d 4 d U Menerima hipotesis nol; tidak ada autokerlasi positif/negative 4 d U d 4 d L Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 d L d 4 Menolak hipotesis nol; ada autokerlasi positif Sumber: Widarjono (2007)

43 Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007): 1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya. 2. Menghitung nilai d. 3. Dengan jumlah obeservasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk konstanta (p-1), kita cari nilai kritis dl dan du di statistik Durbin Watson. 4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel 6. Selain itu gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Breusch Godfrey Serrial Correlation Langrange Multiplier Test yang dikenal dengan uji LM atau LM-Test. Apabila nilai Probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari tarif nyata tertentu (yang digunakan), maka persamaan ini dinyatakan tidak mengalami autokorelasi. Apabila nilai Obs*R-squared yang diperoleh lebih kecil dari pada taraf nyata tertentu maka persamaan tersebut mengandung autokorelasi. Kriteria uji yang digunakan adalah: (1) apabila probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tidak mengalami autokorelasi, dan (2) apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka terdapat autokorelasi.

44 Solusi dari masalah autokorelasi karena salah satu penyebab berikut ini: 1. Dihilangkannya variabel yang sebenarnya berpengaruh terhadap variabel tak bebas. 2. Kesalahan spesifikasi model. Hal ini diatasi dengan mentransformasi model, misalnya dari model linear menjadi non-linear atau sebaliknya. 4. Uji Multikolinearitas Uji ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang sempurna atau hampir sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas. Analisis regresi yang baik bilamana tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Gujarati (2006: 68), mengatakan bahwa multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa indikator sebagai berikut: a. R 2 relatif tinggi (0,70 1,00) tetapi hanya sebagian kecil atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan menurut t-test, maka diduga terdapat multikolinearitas. b. Koefisien korelasi parsial (r 2 ) relatif tinggi (lebih tinggi dari R 2 ), maka cenderung terdapat multikolinearitas. Selain itu pengujian terhadap ada atau tidaknya multikolinearitas juga dapat digunakan dengan menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor). Jika suatu variabel bebas memiliki VIF < 5, maka variabel tersebut tidak mengalami multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam model regresi ini adalah melalui

45 Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF melebihi angka 5 maka dikatakan ada multikolinearitas. Tindakan perbaikan dari masalah ini adalah: a. Menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya, b. Mengkombinasikan data cross-sectional dan data deretan waktu, c. Meninggalkan variabel yang sangat berkorelasi, d. Mentransformasikan data, dan e. Mendapatkan tambahan data baru Cara mendeteksi multikolinearitas adalah melakukan regresi antar variabel penjelas (Gujarati, 2003), sehingga: R² yang dihasilkan sangat tinggi katakanlah diatas 0.85. F statistik dan t statistik menunjukan tidak adanya multikolinearitas dan menggunakan korelasi parsial. E. Uji Hipotesis 1. Uji t Pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi parsial dengan menggunakan uji t dengan tingkat keyakinan 95% apabila besarnya varians populasi tidak diketahui, sehingga pengujian hipotesisnya sangat ditentukan oleh nilai-nilai statistiknya. Hipotesis yang diuji pada uji statistik t adalah sebagai berikut:

46 a) PGRN JPM H 0 : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara jumlah pengangguran (PGRN) dengan jumlah penduduk miskin (JPM). H a : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara jumlah pengangguran (PGRN) dengan jumlah penduduk miskin (JPM). b) IPM JPM H 0 : β 2 = 0 tidak ada pengaruh antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan jumlah penduduk miskin (JPM). Ha : β 2 < 0 ada pengaruh negatif antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan jumlah penduduk miskin (JPM). Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel atau jika probabilitas t hitung > tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel atau jika probabilitas t hitung < tingkat signifikansi 0,05, artinya adalah salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah secara statistik bahwa koefisien regresi dari variabel independen secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna dengan membandingkan nilai probabilitas (F-statistik) dengan F

47 tabel, dengan kententuan jika FStatistik > F tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan formulasi hipotesis sebagai berikut: H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0 H 0 diterima (Prob F-statistik signifikan pada α 5%), artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H a : β 1 = β 2 = β 3 0 H a diterima (Prob F-statistik tidak signifikan pada α = 5%), artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. F. Tingkat Elastisitas variabel bebas Tingkat elastisitas digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan variabel terikat (Y) akibat perubahan yang terjadi pada variabel bebas dengan asumsi variabel lain tetap. Rumus yang digunakan apabila variabel dependen dengan variabel independen berbeda satuan sebagai berikut: e =( ) ( ) maka, e = β ( ) Keterangan: β = Koefisien variabel bebas LN = rata-rata variabel terikat yang telah dilogaritma natural = rata-rata variabel bebas