BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2014:12) Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No.20 tahun 2003, menyatakan sebagai berikut :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sadar atau sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengembangkan sikap atau perilaku, kepribadian, dan keterampilan manusia menghadapi masa depan. Berbagai cara ditempuh demi mendapatkan ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah- sekolah pada umumnya. Sementara lembaga non formal merupakan kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan pada pendidikan formal adalah proses belajar mengajar di dalam kelas. Belajar merupakan suatu proses dimana terjadi perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar. Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 1

2 Upaya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal dan baik pada siswa dari proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran akuntansi, guru dituntut dengan segala kemampuan agar anak didik mengerti terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu upaya guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengembangkan potensi guru menggunakan pendekatanpendekatan pembelajaran yang bervariasi, mengingat pentingnya peranan akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mata pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang memerlukan ketelitian, kerapian, dan kesabaran dalam pengerjaannya. Namun sering kali mata pelajaran ini dianggap kurang menarik oleh siswa dan juga membosankan karena banyak perhitungan dan saling berkaitan antara pokok bahasan yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa, dimana peneliti melakukan observasi dengan melihat kegiatan belajar mengajar di kelas dan guru cenderung hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dilihat dari data hasil ulangan harian siswa kelas X AK tahun pembelajaran 2013/2014 semester genap yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal- soal akuntansi sangat rendah. Dimana dari data hasil belajar siswa menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal akuntansi sangat rendah yaitu sekitar 14 orang dari 32 orang siswa atau 43,75% dalam satu kelas yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 18 orang siswa atau 56,25% dalam satu kelas yang masih belum tuntas.

3 Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah tersebut belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang sudah ditetapkan. Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK Semester Genap Tahun Pembelajaran 2013/2014 No. Ulangan KKM Siswa Mencapai KKM Siswa Tidak Mencapai KKM Jumlah % Jumlah % 1. UH 1 80 14 43,75 18 56,25 2. UH 2 80 16 50,00 16 50,00 3. UH 3 80 12 37,50 20 62,50 Jumlah 42 131,25 54 168,75 Rata- rata 14 43,75 18 56,25 Sumber : Daftar Nilai Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Untuk lebih jelasnya rata- rata hasil ulangan akuntansi siswa selama tiga kali dapat dilihat pada grafik sebagai berikut : Jumlah Siswa 25 Gambar 1.1 Grafik Hasil Ulangan Akuntansi Siswa 20 15 10 18 14 16 20 12 Siswa Lulus Siswa tidak lulus 5 0 UH 1 UH 2 UH 3 Sumber : Daftar Nilai Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa

4 Berdasarkan standar ketuntasan belajar KKM bahwa 70% dari siswa yang mendapat nilai diatas 80 maka dikatakan proses pembelajaran itu berhasil. Dimana Standar Ketuntasan Belajar Minimal merupakan target kompeten yang harus dicapai dan patokan menentukan kompeten atau tidaknya siswa. Memperhatikan hasil belajar diatas peneliti menemukan faktor lain yang menyebabkan hasil belajar akuntansi siswa X AK rendah, faktor permasalahan tersebut antara lain : 1) Tidak adanya buku pegangan siswa yang membantu siswa untuk melatih pemahamannya, sehingga siswa hanya mengandalkan guru saja. 2) Guru lebih aktif sehingga aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan. 3) Siswa bekerja atas permintaan guru, menuntut cara yang ditentukan guru, begitu juga berpikir menurut yang digariskan oleh guru sehingga membuat siswa menjadi pasif dan tidak semangat. 4) Guru jarang mendekati dan memotivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menjadi penyebab rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi yang mengakibatkan hasil belajar akuntansi juga tidak maksimal. Oleh sebab itu guru sebagai sentral dalam pengembangan pendidikan, maka guru harus bisa merencanakan, mengorganisasikan, mengelola atau membuat proses belajar sedemikian rupa menarik sehingga bahan ajar yang diberikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa dengan baik. Guru harus dapat mendesain pengajaran dengan baik dan dapat menerapkan model atau pendekatan pengajaran yang sesuai.

5 Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran akuntansi, salah satunya adalah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR). Model pembelajaran Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan secara langsung serta mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang dapat diungkapkan dengan kata- kata. Model AIR adalah model pembelajaran yang berasal dari kata Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory berarti bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, berprestasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectually bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir, haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui penalaran, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Repetition adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan, dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Oleh karena itu dengan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition, maka proses belajar tidak hanya secara individu melainkan dapat bekerja sama dalam suatu kelompok diskusi dan membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

6 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Mengapa dalam proses belajar mengajar guru cenderung menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan minat belajar akuntansi siswa kelas X AK di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? 3. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? 5. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory

7 Intellectually Repetition (AIR) pada siswa kelas X AK di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan minat belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? 2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.4 Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah diatas, peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran akuntansi dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar akuntansi siswa.

8 Kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kolaborasi model pembelajaran ini di desain untuk melatih pemahaman siswa dalam menyerap pengetahuan materi yang diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah serta membuka kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif bekerja sama dalam diskusi kelompok dengan berfikir dalam meningkatkan pemahaman suatu materi dan hasil diskusi materi pembelajaran tersebut kemudian akan dibacakan dan dijelaskan di depan kelas. Denga demikian siswa dapat benar- benar menguasai materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat serta hasil belajar. Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR), guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah menyelesaikan materi pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menerima pembelajaran, kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran dengan mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. Setelah materi selesai disampaikan, guru membimbing pelatihan siswa dengan cara mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok diskusi yang berjumlah 4-6 orang untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap topik atau materi yang baru diajarkan. Selanjutnya setiap kelompok mengamati masalah yang timbul dalam materi, setelah masalah diketahui, setiap kelompok mendiskusikan dan memecahkan masalah dan mengumpulkan informasi terkait masalah yang akan dipecahkan. Guru selanjutnya meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan dan kelompok lain

9 saling memberi tanggapan atau pendapat tentang pemecahan masalah yang ditemukan. Setelah itu, guru menyimpulkan pemecahan masalah tersebut. Langkah akhir dari penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) ini adalah guru memberikan soal kepada siswa dengan tujuan siswa dapat mengulang dan mengingat kembali materi yang telah dipelajari dengan mengisi soal dan sebagai acuan guru untuk menilai pemahaman siswa. Setelah melakukan test, guru memberikan tugas rumah kepada siswa sebagai bentuk latihan rutin. Kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) merupakan suatu penerapan model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Dimana dalam pengkolaborasian model ini siswa lebih aktif dalam belajar. Keaktifan siswa akan tampak pada saat siswa mendiskusikan materi pembelajaran yang telah disampaikan guru dengan kelompok diskusi yang telah dibentuk. Penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) ini juga dapat menumbuhkan keberanian dan mental siswa. Dimana setiap siswa harus berani menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan dan didiskusikan bersama kelompok diskusinya di depan kelas sebagaimana layaknya seorang guru. Dengan demikian, maka minat belajar siswa akan meningkat. Namun tidak menutup kemungkinan pembelajaran menjadi gaduh, karena banyak siswa yang berbicara sekaligus saat berdiskusi. Berdasarkan uraian diatas, maka melalui kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) diharapkan

10 dapat meningkatkan minat dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan, wawasan, dan kemampuan bagi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory

11 Intellectually Repetition (AIR) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi akuntansi dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan Auditory Intellectually Repetition (AIR). 3. Sebagai bahan referensi bagi Civitas akademis UNIMED khususnya jurusan pendidikan akuntansi dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.