Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA TERHADAP HAMA ULAT KROP CROCIDOLOMIA. PAVONANA PADA TANAMAN KUBIS DI KOTA TOMOHON

POPULASI LARVA Plutella xylostella Linn. PADA TANAMAN KUBIS DI KELURAHAN PASLATEN KECAMATAN TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Sayuran di Kota Tomohon Sulawesi Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun Selada {Lactuca sativa)

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Isolat M. anisopliae pada Berbagai Konsentrasi terhadap

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT METARHIZIUM ANISOPLIAE TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) di LABORATORIUM

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

Pengaruh Beauveria bassiana terhadap Mortalitas Semut Rangrang Oecophylla smaragdina (F.) (Hymenoptera: Formicidae)

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

Jurnal ILMU DASAR Vol. 16 No. 2, Juli 2015 : Helmi *), Didik Sulistyanto, Purwatiningsih ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

PENGGUNAAN BEAUVERIA BASSIANA DAN BACILLUS THURINGIENSIS UNTUK MENGGENDALIKAN Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) DI LABORATORIUM

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di

Mayestic Silverly Chintami Mawuntu 1) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Gambar 3. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

TOKSISITAS FRAKSI EKSTRAK METANOL BIJI Barringtonia asiatica L. (KURZ.) (LECYTHIDACEAE) TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,

PATOGENISITAS Beauveria bassiana PADA Spodoptera litura Fabricius. (Lepidoptera : Noctuidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT SKRIPSI OLEH :

PROSPEK PEMANFAATAN BIOPESTISIDA BAKTERI ENTOMOPATOGENIK ISOLAT LOKAL SEBAGAI AGEN PENGENDALI HAYATI HAMA TANAMAN SAYURAN

BAB I PENDAHULUAN. polifagus. Pada fase larva, serangga ini menjadi hama yang menyerang lebih dari

III. BAHAN DAN METODE A.

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA ENTOMOPATOGEN PADA LARVA Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera: Scarabaeidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI. Oleh :

EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana TERHADAP HAMA Helopeltis sp. YANG MENYERANG TANAMAN KAKAO. Syamsul Makriful Akbar 1 dan Mariani 2 ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran Hipotesis... 4

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

INSEKTISIDA YANG UMUM DIGUNAKAN OLEH PETANI KUBIS DI DATARAN TINGGI SULAWESI SELATAN SEBAGAI DASAR PEMILIHAN INSEKTISIDA YANG TEPAT

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (553) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

EFEKTIVITAS ISOLAT DAN METODE PAPARAN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin TERHADAP MORTALITAS DAN MIKOSIS Spodoptera litura Fabricius

BAB III METODE PENELITIAN

FEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN

Jl Veteran, Malang Kendalpayak Km 8, Kabupaten Malang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

ISOLAT LOKAL TERHADAP PENGGEREK BUAH KOPI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

INSIDENSI PENYAKIT AKAR GADA

ABSTRAK UJI EKSTRAK BUAH CABAI RAWIT SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TITIK TUMBUH PADA TANAMAN SAWI

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

IDENTIFIKASI DAN UJI PATOGENISITAS ISOLAT FUNGI PENYEBAB MIKOSIS PADA ULAT BULU SKRIPSI

Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)

ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

The Effect of Lecanicillium lecanii on Armyworms (Spodoptera litura) Mortality by In Vitro Assays

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

Transkripsi:

Efektivitas Cendawan Isolat Lokal Metarhizium sp. terhadap Hama Plutella xylostella Linn. pada Tanaman Kubis di Kota Tomohon (The effects of Local Isolates of the Fungus Metarhizium sp. against Pests Plutella xylostella Linn. in Cabbage Plant in Tomohon City) Nonice Manikome 1)*, B. A. N. Pinaria 1), D. Tarore 1) 1) Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado 95115 Email korespondensi: nicemanikome@yahoo.co.id Diterima 30 Januari 2016, diterima untuk dipublikasikan 29 Februari 2016 Abstrak Kubis merupakan salah satu sayuran yang berperan penting bagi kesehatan manusia, karena banyak mengandung mineral dan vitamin. Saat ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman sayur yang berkualitas, ekonomis serta aman dikonsumsi semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan di Desa Rurukan, Kota Tomohon ini bertujuan untuk membandingkan mortalitas larva Plutella xylostella yang disemprot dengan suspensi cendawan Metarhizium sp. isolat lokal dengan insektisida kimia yang umumnya digunakan oleh petani kubis di Kota Tomohon. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan e lokal dapat menyebabkan mortalitas larva P. xylostella sebesar 68,35%, sedangkan mortalitas pada aplikasi insektisida kimia ialah 82,35% dan pada kontrol ialah 41,30%. Kata kunci: efektifitas, Metarhizium sp., kubis, Plutella xylostella Abstract Cabbage is one of the important vegetables for human health, because it contains many minerals and vitamins. The demand of qualified, economical and secured vegetables increases at the moment. The objective of this study was to compare the application effect of the suspension of local isolate Metarhizium sp. and the application of chemical insecticides that were commonly used by cabbage farmers in Tomohon city on the mortality of larvae P. xylostella. The Completely Randomized Design experiment consisted of 3 treatments and 5 replications. The application of Metarhizium sp. resulted in the mortality of larvae P. xylostella, i.e. 68.35%, whereas the application of chemical insecticides resulted in the mortality of 82.35% and the mortality in control condition was 41.30%. Keywords: cabbage, effect of Metarhizium sp., Plutella xylostella PENDAHULUAN Kubis (Brassica olaracea var. capitata L) adalah jenis sayuran yang mempunyai peran penting untuk kesehatan, karena mengandung mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh manusia (Setiawan 2011). Saat ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman sayur yang berkualitas, ekonomis serta aman di konsumsi semakin tinggi. Sayur kubis merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dikonsumsi

Manikome dkk., Efektivitas 21 oleh masyarakat Indonesia karena cara pengelolaan atau memasak sayur yang tergolong mudah. Kota Tomohon yang terletak pada ketinggian 700-800 meter dari permukaan laut (dpl), Suhu di Kota Tomohon pada waktu siang mampu mencapai 30 Celsius dan 23-24 Celsius pada malam hari menjadikan Kota Tomohon sebagai salah satu lumbung sayur terbesar yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Namun sampai saat ini banyak kendala yang menghambat pertumbuhan tanaman kubis, khususnya dalam hal pemeliharaan petani kubis seringkali menghadapi permasalahan tentang METODE Bahan yang digunakan adalah adalah benih kubis jenis hibrida F1, suspensi spora cendawan Metarhizium sp. yang telah tersedia, yang diisolasi dari larva Crocidolomia binotalis yang terinfeksi cendawan Metarhizium sp. atau Metacrosi (Pinaria, 2011), alkohol 95%, insektisida kimia, akuades. Alat yang akan digunakan toples plastik, gelas plastik, kuas, kapas, tissue, sprayer, kamera digital, tali plastik, alat tulis-menulis. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) perlakuan terdiri atas 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan pertama penyemprotan dengan suspensi Metarhizium sp., kedua penyemprotan dengan insektisida dengan bahan aktif klorantraniliprol dan tiamektosam dan ketiga kontrol. Persiapan yang dilakukan meliputi alat dan bahan yang akan digunakan, persiapan lahan, bibit yang akan digunakan, perbanyakan cendawan yang dilakukan dengan menggunakan media jagung. Untuk keperluan aplikasi di lapangan diambil cendawan yang sudah membentuk spora dalam media jagung, ditambah dengan air steril untuk banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman kubis. Salah satu jenis OPT yang sering menyerang tanaman kubis, yakni ulat daun kubis Plutella xylostella yang mampu menurunkan produksi tanaman kubis sebesar 10-90% (Anonim 2010). Sampai kini pengendalian P. xylostella masih bertumpu pada penggunaan insektisida kimia, tetapi sebenarnya ada beberapa jenis pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama, antara lain pengendalian hayati dengan memanfaatkan mikroba patogen. mendapatkan konsentrasi spora 10 8. Penggunaan suspensi spora konsentrasi 10 8 dilakukan berdasarkan hasil penelitian Sembel (2007) bahwa suspensi spora 10 8 adalah yang terbaik, lalu dikocokkocok untuk memisahkan spora cendawan lalu disaring dan dimasukan dalam sprayer. Untuk perlakuan dengan insektisida, digunakan insektisida dengan bahan aktif klorantraniliprol dan tiametoksam, yang umumnya telah digunakan oleh petani kubis di Desa Rurukan untuk menggendalikan hama P. xylostella. Sebelum dilakukan penyemprotan, dilakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap populasi larva P. xylostella instar ke-1 sampai ke-4. Penyemprotan dilakukan sebanyak 5 kali, dimulai pada tanaman berumur 21 hari setelah tanam (hst), 28 hst, 35 hst, 42 hst, dan 49 hst. Jumlah tanaman yang disemprot adalah seluruh tanaman yang ada dalam setiap subplot, yakni 16 tanaman. Variabel pengamatan meliputi gejala serangan dari masing- masing perlakuan, menghitung jumlah larva yang terinfeksi/ mati. Untuk menghitung mortalitas digunakan rumus:

22 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2016, VOL. 6 NOMOR 1 P = x Keterangan y : 100 % P= Persentase mortalitas larva x = Jumlah larva yang mati/ terinfeksi y = Jumlah larva yang diamati (Suhairiyah 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap gejala larva yang terinfeksi cendawan Metarhizium sp. dan gejala pada larva P. xylostella yang mati akibat insektisida (Gambar 1) dilakukan terlebih dahulu sebelum menghitung mortalitas. Larva P. xylostella yang tidak terinfeksi (a), larva yang terinfeksi cendawan Metarhizium sp. isolat lokal setelah 2 hari (b), larva yang terinfeksi cendawan Metarhizium sp. isolat lokal setelah 4 hari (c), larva yang terinfeksi lokal setelah 7 hari (d). Pada larva yang mati akibat penyemprotan dengan insektisida juga terjadi perubahan warna, warna larva menjadi coklat kehitaman (e). Persentase mortalitas minggu I sampai III cenderung lebih rendah dibandingkan pada minggu IV dan V (Gambar 2). Hal ini disebabkan karena waktu penyemprotan suspensi spora lokal pada pertengahan bulan September sampai pada pertengahan bulan Oktober bertepatan dengan musim kemarau ; sehingga spora cendawan patogen tersebut kurang baik dalam menginfeksi hama P. xylostella secara maksimal. Ditinjau dari segi patogen karena adanya musim kemarau akan menghambat terjadinya sporulasi cendawan, dengan sendirinya populasi spora cendawan akan berkurang pada saat diaplikasi (Senewe 2007). (a) (b) (a) (c) (d) (e) Gambar 1. Larva P. xylostella

Mortalitas Larva (%) Manikome dkk., Efektivitas 23 100 80 60 40 20 68.7 51.35 54.49 40.77 31.74 30.56 11.53 11.1 11.15 81.84 75.37 67.78 60.12 21.34 22.1 Kontrol Metarhizium sp. Insektisida 0 Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Gambar 2. Mortalitas Larva P. xylostella Pengaruh infeksi oleh lokal mulai terlihat signifikan pada minggu IV dan V. Hal ini disebabkan karena pada waktu penyemprotan mulai memasuki musim penghujan, udara sekitar pertanaman kubis menjadi lembab, sehingga peluang bagi cendawan patogen untuk menginfeksi semakin baik. Selain itu tingginya mortalitas larva pada minggu V disebabkan karena pada saat dilakukan penyemprotan tahap lima tanaman mulai memasuki fase pembentukan krop, dimana pada fase ini populasi hama P. xylostella semakin berkurang. Larva Crocidolomia binotalis yang dikenal sebagai ulat krop kubis lebih mendominasi, oleh sebab itu saat populasi P. xylostella berkurang menyebabkan mortalitas semakin tinggi. Hasil uji BNT 5% pada minggu I, II, IV dan V mortalitas larva P. xylostella pada kontrol berbeda dengan perlakuan insektisida, tetapi kontrol sama dengan perlakuan Metarhizium sp. isolat lokal, sedangkan antara perlakuan Metarhizium sp. isolat lokal dengan perlakuan insektisida tidak berbeda nyata. Sementara itu pada minggu III kontrol berbeda dengan perlakuan Metarhizium sp. isolat lokal dan perlakuan insektisida, selanjutnya antara perlakuan Metarhizium sp. isolat lokal dan insektisida juga terdapat perbedaan yang nyata. Hasil uji BNT 5% jumlah larva P. xylostella terinfeksi lokal tertinggi ditemukan pada minggu IV sebesar 12,0%, sedangkan jumlah larva P. xylostella yang mati pada perlakuan insektisida tertinggi ditemukan pada minggu III sebesar 15,4%, sementara pada kontrol 4,4% pada minggu IV (Tabel 1). Tingginya mortalitas larva P. xylostella perlakuan cendawan Metarhizium sp. isolat lokal kemungkinan disebabkan karena pada saat dan sesudah penyemprotan faktor temperatur dilokasi pengamatan sesuai dan sangat mendukung. Pertumbuhan spora pada tubuh serangga dapat berhasil baik bila faktor lingkungan medukung, seperti temperatur dan kelembapan. Cendawan Metarhizium sp. membutuhkan temperatur omptimal 26-28 C dan kelembapan 70% (Tanada dan Kaya 1993). Adanya mortalitas larva pada kontrol dimungkinkan karena adanya penyebaran spora secara alami yang terjadi dilapang karena jarak antara sub plot perlakuan cukup berdekatan sehingga memudahkan terjadinya perpindahan konidia. Sementara itu mortalitas larva pada insektisida sejak penyemprotan

24 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2016, VOL. 6 NOMOR 1 minggu I sampai V menunjukan mortalitas yang cukup tinggi, petani kubis khususnya di desa Rurukan telah mengenal insektisida dengan Dari segi pengendalian, hal ini memberikan gambaran bahwa pengendalian hayati dengan pemanfaatan cendawan Metarhizium sp. isolat lokal terbilang efektif dalam menggendalikan serangga hama P. xylostella dan dapat dikembangkan sebagai agen pengendalian hayati, pada perlakuan Metarhizium sp. isolat lokal mencapai 12,0%, sedangkan mortalitas hama P. xylostella pada perlakuan insektisida mencapai 15,4%. bahan aktif klorantraniliprol dan tiametoksam yang dipercaya mampu mengendalikan hama P. xylostella. KESIMPULAN Cendawan Metarhizium sp. efektif mengendalikan hama P. xylostella karena menyebabkan mortalitas larva sebesar 67,78%. Pengendalian dengan penyemprotan cendawan Metrahizium sp. isolat lokal mempunyai prospek cerah untuk mengendalikan hama tanaman kubis di lapangan. Tabel 1. Hasil uji BNT 5% untuk persentase mortalitas larva P. xylostella pengamatan minggu I-V Perlakuan Pengamatan/ Minggu Mortalitas (%) I II III IV V Kontrol 3.0 a 3.0 a 2.4 a 4.4 a 3.8 a Metarhizium sp. 8.4 ab 8.8 ab 14.6 b 12.0 b 10.8 b Insektisida 9.07 b 14.6 b 15.4 c 14.4 b 14.0 b BNT 5% 9.07 6.73 5.70 4.13 5.96 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2010) Organisme penganggu tanaman. http://denialfiyan.blogspot.co m/2010. Diakses pada 27 Mei 2015 Pinaria (2011) Eksplorasi, identifikasi dan pemanfaatan cendawan entomopatogen isolat lokal dalam pengendalian hama tanaman sayuran di Sulawesi Utara. Disertasi. Universitas Sam Ratulangi. Manado Senewe M (2007) Efektivitas jamur Nomuraea sp. dan Metarhizium sp. terhadap larva Crocidolomia binotalis Z. (Lepidoptera) pada tanaman kubis. Tesis. Universitas Sam Ratulangi. Manado Sembel DT (2010) Pengendalian hayati. Hama-hama serangga tropis dan gulma. CV Andi Offset. Jogjakarta Setiawan S (2011) Nilai ekonomi penggunaan Trichoderma harzianum dalam pengelolaan penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae Wor) pada tanaman sayuran kubiskubisan di daerah Puncak Cianjur. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Unand Suhairiyah (2013) Pengaruh pemberian cendawan Lecanicillium lecani terhadap mortalitas Spodopteraa litura. Uns. Surabaya. Lentera Bio 2 (3): 4-5

Manikome dkk., Efektivitas 25 Tanada Y, Kaya HK (1993) Insect Pathology Academic Press, Inc. New York