Gambaran pengetahuan dan sikap karyawan PT Wenang Cemerlang Press terhadap kekerasan dalam rumah tangga

dokumen-dokumen yang mirip
Perilaku mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan di Manado

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang

Gambaran pengetahuan dan sikap GMIM Viadolorosa Kairagi II Manado mengenai penanganan korban kekerasan terhadap perempuan

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Kata kunci: kekerasan seksual, CSA, tingkat pengetahuan, orang tua, media massa, sekolah dasar

k. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, kapasitas perempuan, dan perlindungan anak.

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN TERHADAP TINDAK KEKERASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

MODEL PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Institute for Criminal Justice Reform

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka bukanlah. manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOSIALISASI UU PKDRT MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MENGETAHUI PENDAPAT TENTANG KDRT PADA WANITA DI KODYA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta

Gambaran pengetahuan pencegahan kekerasan pada perempuan di GMIM Viadolorosa, Manado

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan menengah ke atas dengan penghasilan tinggi sekalipun sering

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak. Di Indonesia seringkali dalam rumah tangga juga ada sanak saudara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

Transkripsi:

Penel itia n Gambaran pengetahuan dan sikap karyawan PT Wenang Cemerlang Press terhadap kekerasan dalam rumah tangga Ajeng Kartika Ruslani * Iyone E.T Siagian, Ronald I. Ottay Abstract Objective: The Mass Media plays an important role in conveying the information either through the electronic media as well as print media, this research aims to find out how the knowledge and attitude of the employees of PT Wenang Cemerlang Press against domestic violence. Methods: This research is a descriptive qualitative research with cross sectional design research. With the Focus Group discussion using a purposive sampling, and in-depth interview technique, which consists of 10 informant and the informant's 10 taken 5 informant to do in-depth interviews. Results: The informants agree that men are very instrumental in absorbing the acts of domestic violence. Conclusion: Overall knowledge of employees and attitude of PT Wenang Cemerlang Press about domestic violence already is quite good because it can explain the definition, form, and domestic violence. Keyword: knowledge, attitudes, employee, domestic violence Abstrak Tujuan: Media massa berperan penting dalam menyampaikan informasi baik melalui media elektronik maupun media cetak, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap karyawan PT Wenang Cemerlang Press terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian cross sectional. Dengan Focus Group discussion menggunakan purposive sampling, dan teknik wawancara mendalam, yang terdiri dari 10 informan dan dari 10 informan tersebut diambil 5 informan untuk melakukan wawancara mendalam. Hasil: Para informan setuju bahwa laki-laki sangat berperan dalam meredam tindak kekerasan dalam rumah tangga. Kesimpulan: Secara keseluruhan pengetahuan dan sikap karyawan PT Wenang Cemerlang Press tentang kekerasan dalam rumah tangga sudah cukup baik karena dapat menjelaskan definisi, bentuk, dan faktor kekerasan dalam rumah tangga. Kata Kunci: pengetahuan, sikap, karyawan, kekerasan dalam rumah tangga. * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, e-mail: kartikajeng@gmail.com Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 205

Pendahuluan Setiap 1 dari 5 wanita di dunia menghadapi setidaknya satu jenis kekerasan dalam hidupnya, pada beberapa kasus dapat menimbulkan cedera serius sampai kematian. Berdasarkan World Health Organization (WHO) multi-country study on women s health and domestic violence, diantara 15 sampai 71% wanita dari usia 15 sampai 49 tahun melaporkan adanya kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangannya selama hidupnya. 1 Di Ethiopia angka kekerasan dalam rumah tangga menembus angka di atas 71%, sedangkan korban kekerasan dalam rumah tangga di Cina 90 % adalah kaum perempuan. 2 Kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia pada tahun 2011 terdapat 9,767 kasus dan menurun pada tahun 2012 menjadi 9,442 kasus sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 9,837 kasus. Di Sulawesi Utara kasus kekerasan dalam rumah tangga menurut data dari Kepolisian Resor (Polres) Manado pada tahun 2012 terdapat 309 kasus sedangkan tahun 2013 terdapat 462 kasus. 3.4 Data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Bontang Kalimantan Timur, kasus kekerasan dalam rumah tangga meningkat pada tahun 2015 meningkat 14 kasus dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 89 kasus. 5 Persoalan kekerasan dalam rumah tangga tidak mengenal ras, suku, agama. Pelaku dan korban kekerasan dalam rumah tangga dapat berasal dari tingkat pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Pelaku kekerasan dalam rumah tangga 43,3% adalah lulusan perguruan tinggi dan sebanyak 46,8% dari istri yang menjadi korban adalah wanita karir yang bekerja di luar rumah. 6.7 Fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia dengan adat ketimurannya lebih suka menyembunyikannya dan bungkam terhadap kekerasan dalam rumah tangga, hal ini disebabkan oleh masih kuatnya kultur yang menomor satukan keutuhan dan kehormatan keluarga. Hal ini tercermin dari ilustrasi berikut: ketika istri melaporkan ke aparat tentang tindak kekerasan suami terhadap istrinya, maka aparat akan menyuruh kepada istri tersebut untuk pulang dan membicarakan kembali secara kekeluargaan dengan suami. 8 Kebanyakan korban kekerasan dalam rumah tangga adalah perempuan dan cenderung tertutup dan menganggap kekerasan yang dialaminya adalah urusan pribadi. Ada anggapan sebaiknya diselesaikan oleh keluarga. Dampak terbesar yang dirasakan korban kekerasan dalam rumah tangga adalah gangguan kejiwaan (73,9%) seperti cemas, rasa rendah diri, fobia higga depresi, kemudian disusul kesakitan fisik (50,3%) dan gangguan kesehatan reproduksi (4,85%). 9,10 Bentuk kekerasan Dalam Rumah Tangga. 11 a. Kekerasan ekonomi: Perbuatan yang membatasi istri untuk bekerja atau membiarkan istri untuk dieksploitasi atau menelantarkan anggota keluarga dalam arti tidak memenuhi kebutuhuan ekonomi keluarga. b. Kekerasan fisik: Kekerasan fisik yaitu perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. c. Kekerasan psikis: Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau munculnya penderitaan psikis berat. d. Kekerasan seksual: Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial atau tujuan tertentu. Data kekerasan dalam rumah tangga, menurut sumber dari LSM Suara Perempuan, kasus kekerasan dalam rumah tangga dari bulan Januari 2015 sampai bulan Agustus 2016 terdapat 99 kasus. Sedangkan untuk bentuk kekerasan dalam rumah tangga paling banyak terjadi di Manado adalah kekerasan fisik 52 kasus, di posisi kedua ada kekerasan seksual 42 kasus dan untuk kekerasan psikis dan ekonomi masing-masing memiliki dua kasus selama bulan Januari sampai Agustus 2016. 12 Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) harus mendapat perlindungan dari negara dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, perlakuan merendahkan derajat atau martabat manusia. Maka dari itu ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga no 23 tahun 2004. 10 Upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga harus dilakukan secara terus-menerus baik dilakukan dari pemerintah, penegak hukum, dan organisasi masyarakat karena kekerasan dalam 206

rumah tangga bertentangan dengan perikemanusiaan. 13 Berdasarkan Undang-Undang no 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, meliputi mencari memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupuun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik. 14 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan dan sikap karyawan PT Wenang Cemerlang Press terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Metode Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di PT Wenang Cemerlang Press dalam jangka waktu 3 bulan dari bulan September 2016 - November 2016. Penelitian ini mengambil sampel 10 karyawan PT Wenang Cemerlang Press. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel sesuai persyaratan atau tujuan penelitian sebanyak yang dianggap cukup memadai untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan ( representatif ) keadaan populasi. Maksudnya, data dari sampel purposif tersebut dianggap sudah bisa menggambarkan (menjawab) apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian. Peneliti mengambil data dengan cara melakukan focus group discussion (FGD) dengan memilih 10 orang, dari 10 tersebut di pilih 5 orang untuk dilakukan teknik wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman, yang terdiri dari tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Karakteristik informan Terdapat 10 Informan untuk Focus Group Discussion (FGD) dari 10 informan tersebut diambil 5 informan untuk dilakukan teknik wawancara mendalam. Informan 1: Umur 50 tahun, agama Kristen Protesan, divisi redaksi, lama bekerja 23 tahun. Informan 2: Umur 49 tahun, agama Kristen Protesan, divisi redaksi, lama bekerja 29 tahun. Informan 3: Umur 28 tahun, agama Islam, divisi iklan, lama bekerja 2 tahun 3 Informan 4: Umur 26 tahun, agama Islam, divisi umum, lama bekerja 2 tahun 3 Informan 5: Umur 19 tahun, agama Kristen Protesan, divisi pemasaran, lama bekerja 1 tahun 2 Informan 6: Umur 21 tahun, agama Islam, divisi umum, lama bekerja 3 tahun 4 Informan 7: Umur 46 tahun, agama Islam, divisi umum, lama bekerja 21 tahun. Informan 8: Umur 19 tahun, agama Kristen Protestan, divisi pemasaran, lama bekerja 1 tahun 2 Informan 9: Umur 21 tahun, agama Kristen Protestan, divisi pemasaran, lama bekerja 1 tahun 2 Informan 10: Umur 38 tahun, agama Islam, divisi redaksi, lama bekerja 7 tahun. Hasil dan Pembahasan Aspek pengetahuan Dari hasil focus group discussion (FGD) 2 orang informan menjawab KDRT dapat terjadi bukan pada suami ke istri saja, sedangkan untuk bentuk KDRT ke 10 informan dapat menjawab dengan cukup baik seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan ekonomi, dan kekerasan seksual. Dari 10 informan 2 informan mengetahui faktor yang menyebabkan KDRT dengan jawaban yang berbeda, jawaban informan pertama masalah ekonomi, pihak ketiga, tidak terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani, psikis. Sedangkan jawaban informan kedua, biasanya KDRT ada motifnya seperti cemburu, dendam, marah dan harta warisan seperti kasus Angeline. Secara keseluruhan jawaban informan masih kurang tentang faktorfaktor yang menyebabkan KDRT, sedangkan ke 8 informan menjawab faktor ekonomi. Dibandingkan dengan pengetahuan tentang faktorfaktor yang menyebabkan KDRT, pengetahuan ke 10 informan tentang dampak KDRT lebih baik, secara keseluruhan jawaban informan tentang dampak KDRT sudah baik, dan jawaban terbanyak dari dampak KDRT seperti trauma, kurang percaya diri sampai gangguan jiwa. 207

Hasil penelitian tentang pengetahuan bentuk KDRT sejalan dengan penelitian fachrina di Minangkabau yaitu bentuk KDRT terbanyak adalah kekerasan fisik, psikologi, dan kekerasan ekonomi. 15 Hasil penelitian tentang dampak dari KDRT selain perceraian informan menjawab dapat berdampak ke psikologi anak seperti anak menjadi pesimis, salah pergaulan. Ini sejalan dengan penelitian Sianturi bahwa konsep diri remaja yang pernah mengalami KDRT memiliki kecenderungan berkembang ke arah negatif. 16 Aspek sikap Tiga dari kelima informan, merasa sangat prihatin karena peningkatan kasus KDRT di Indonesia, dan dua dari lima informan menjawab peningkatan KDRT terus meningkat karena adanya faktor-faktor seperti perselisihan, stress, dan faktor ekonomi. Dari ke lima informan, satu informan menjawab bahwa patriaki memang sudah lama di Indonesia karena budaya ketimuranya, satu informan beranggapan bahwa bila tingkat pendidikan sama rata mungkin akan terjadi keseimbangan, dua informan hanya mengatakan patriaki dimana lakilaki lebih dominan sedangkan satu informan lain mengatakan karena kurangnya organisasi perempuan atau LSM yang membuat wanita lebih berani. Ke tiga dari lima informan setuju bahwa laki-laki berperan dalam meredam kekerasan dalam rumah tangga sehingga dibutuhkan sosialisasi atau kampanye tentang fungsi laki-laki, sedangkan satu informan mengatakan sekarang laki-laki sudah mulai mengerti KDRT sangat menyakitkan dan satu informan lainnya mengatakan seharusnya laki-laki harus menghargai perempuan. Dari hasil wawancara saran yang dapat diberikan kepada LSM dan pemerintah seperti sosialisasi, seminar dan kampanye tentang KDRT. Dari hasil penelitian informan mengatakan bahwa peranan laki-laki sangat penting dalam pencegahan KDRT karena ada hubungan dengan penelitian sebelumnya dilakukan oleh Afendi bahwa korban KDRT terbanyak adalah perempuan sekitar 97,5% atau 231 korban KDRT. Penelitian tersebut sesuai dengan penelitian di Hongkong bahwa mayoritas korban KDRT adalah perempuan. 17 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa pengetahuan karyawan tentang kekerasan dalam rumah tangga sudah cukup baik karena mengetahui definisi kekerasan dalam keluarga, bentuk-bentuk kekerasan dalam keluarga, faktor terjadinya kekerasan dalam keluarga, contohnya bentuk-bentuk kekerasan dalam keluarga seperti kekerasan psikis, kekerasan ekonomi, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi. Disimpulkan juga bahwa sikap tiga karyawan dari 5 informan merasa prihatin karena peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga setiap tahunnya. Dari hasil penelitian karyawan dapat disarakan agar pemerintah dan LSM memberikan sosialisasi, kampanye, seminar tentang kekerasan dalam rumah tangga, dan fungsi laki-laki sehingga mereka dapat menempatkan diri. Pemerintah haruslah lebih proaktif dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga seperti di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, pasal 11 bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Pers diharapkan juga ikut mengsosialisasikan berita, atau apapun tentang kekerasan dalam rumah tangga karena pers merupakan salah satu wadah untuk memberikan informasi. Penelitian ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Daftar Pustaka 1. Sørbo MF, Grimstad H, Bjøorngard JH, et al. prevalence of sexual, physical and emotional; abuse in the Norwegian mother and child cohort study, BMC Public Health 2013, 13:186 2. Kekerasan Terhadap Wanita Modern (Diakses 3 September 2016) Dari: http://indonesian. irib.ir/ranah/sosialita/item/72800-kekerasan_ terhadap_perempuan_di_dunia_modern 3. STATISTIK KRIMINAL 2014, Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia 4. Data Kepolisian Sulawesi Utara tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga Tahun 2016 5. Sepanjang 2015, BPPKB Catat 103 Kasus KDRT, (Diaksestgl30September2016)Dari: http://klikbontang.com 6. Sumantri. J. 2004, Kekerasan (Dua) Perempuan. 7. Daulay, H, 2005, Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 8. Artikel Kekerasan Dalam Rumah Tangga Fenomena Misteri Kejahatan Tersembunyi, 2009. (Diaksestanggal18september2016) Dari: http://jateng.bkkbn.go.id/lists/artikel/dispfor 208

m.aspx?id=54&contenttypeid=0x01003dcaba BC04B7084595DA364423DE7897 9. Plichta, S. B., & Falik, M. Prevelence Of Violence and Its Implications For women s Health Issues. 2001. 10. Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 11. EK, Rismiyanti. (2005). Kekerasan Terhadap Perempuan: Suatu Renungan. Artikel pada Jurnal Psikologi, Vol.15, No 1, Maret 2005. Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran: Bandung 12. Data LSM Suara Perempuan Tahun 2016 13. Kholifatullah NU. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Diakses18september2016). Dari: http://ejournal.undiksha.ac.id/indeks.php/jjpp/ article/download/1133/996 14. Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 1999 tentag Pers (Diaksestgl21 November2016) Dari: http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu-40-99.htm 15. Fachrina, Anggraini. Artikel Ilmiah: Kekerasan Tehadap Perempuan Dalam Keluarga Pada Masyarakat Minangkabau Kontemporer. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang, 2007 16. Sianturi. (Skripsi). Konsep Diri Yang Pernah Mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tanggan, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang, 2007 17. Afandi dkk. Artikel Penelitian Karakterisrik Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. J Indom Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 11, November 2012 209