tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. tangga adalah hasil pelapukan dari berbagai pembuangan yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat dijelaskan di dalam Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat penting kedua untuk hidup setelah oksigen. Setiap

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. perairan telah menjadi permasalahan kesehatan lingkungan hampir semua negara

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB I PENDAHULUAN. mereka mulai melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik dilakukan analisa

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I. PENDAHULUAN. Air hujan yang turun ke permukaan bumi merupakan hasil proses. dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KANDUNGAN KADMIUM DALAM BERAS YANG BERASAL DARI TANAMAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih banyak kekurangannya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah. Jenis limbah yang potensial merusak lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam bahan beracun berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam berat. Menurut Arnold (1990) dan Subowo et al (1995) dalam Charlena (2004), logam berat adalah unsur yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 gr/cm 3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn dan Ni. Logam berat Cd, Hg dan Pb dinamakan sebagai logam non-esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi mahluk hidup (Charlena, 2004). Kadmium sendiri merupakan unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Tentunya keberadaan kadmium dalam tanah tidak dapat kita toleransi karena akibat yang ditimbulkan bagi mahluk hidup khususnya manusia. Dimana kadmium memiliki kemampuan berakumulasi dalam tubuh manusia dan sangat susah untuk dikeluarkan, sehingga dapat mengganggu kinerja dari tubuh manusia itu sendiri. Lebih jauh pencemaran kadmium pada tanah serta bagaimana proses penyebaran kadmium dalam tanah hingga terakumulasi dalam tubuh manusia. Agar 1

nantinya di kemudian hari kita dapat lebih bijaksana dalam membuang dan mengendalikan limbah logam berat khususnya kadmium ke dalam tanah. Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang. Komplikasi lain yang terjadi adalah batuk, kanker, anemia, gagal ginjal dan kemudian menyebabkan kematian (Palar, 2008). Pencemaran oleh kadmium telah menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem dan kehidupan manusia. Seperti kasus epidemik keracunan akibat mengkonsumsi beras yang tercemar logam kadmium telah terjadi di sekitar Sungai Jinzu Kota Toyama Pulau Honsyu Jepang pada tahun 1960. Penderita mengalami pelunakkan seluruh kerangka tubuh yang diikuti kematian akibat gagal ginjal. Penyakit ini dikenal dengan nama Itai-itai Disease. Sebelum Perang Dunia II pertambangan, dikendalikan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd, meningkat untuk memenuhi permintaan masa perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran Sungai Jinzū dan anak sungainya. Kadmium dan logam berat lainnya terakumulasi di bagian bawah sungai dan di air sungai. Air ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Pada tahun 1968 Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengeluarkan pernyataan tentang gejala penyakit itai-itai yang disebabkan oleh keracunan kadmium. ( Wardhana, 2001). Kadmium masuk ke dalam jaringan tanaman dari tanah yang diabsorpsi melalui akar yang kemudian ditimbun dalam daun, sedangkan kadmium dari udara tertahan pada permukaan daun, yang jumlahnya cukup besar pada daun yang permukaannya kasar ataupun daun yang berbulu. Jumlah kadmium dalam jaringan 2

tanaman sangat bervariasi, bergantung pada spesies tanaman. Kadmium yang diserap dari dalam tanah, yang kemudian tertimbun di dalam biji jumlahnya lebih besar daripada dalam daun. Kandungan kadmium dalam beras secara normal adalah sekitar 0,029 ppm, sedangkan pada beras yang berasal dari daerah tercemar dapat mencapai 0,72-4,17 ppm (Winter, 1982). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) selain sebagai upaya untuk mengatasi sampah, juga memilki dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak dari pencemaran TPA adalah tercemarnya lingkungan. Adanya perembesan air lindi (cairan yang timbul akibat pembusukan sampah) melalui kapiler kapiler air dalam tanah dapa tmencemari sumber air tanah, terlebih di musim hujan yang kemudian masuk ke dalam akar-akar tanaman. Air lindi pada umumnya mengandung senyawasenyawa organik dan anorganik seperti kadmium (Mahardika, 2010). Hasil penelitian tentang Analisa Kandungan Kadmium Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa semua sampel air sumur gali mengandung kadmium. Dari hasil pengamatan karakteristik fisik air sumur gali terdapat 16 sumur yang memenuhi syarat kesehatan dan ada 14 air sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Dari hasil pemeriksaan laboraturium ditemukan bahwa 30 sampel air sumur gali mengandung kadmium melebihi baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PerMenkes No 416/Menkes/Per/IX1990 yaitu 0,005 mg/l. Rata-rata kandungan pada air sumur gali yang berjarak<200 m adalah 0,374 ppm dan kandungan kadmium pada air sumur gali yang berjarak> 200 m adalah 0,346 ppm (Lusi,2011). 3

Air lindi dari TPA dapat merembes masuk ke dalam tanah dan bercampur dengan air tanah sampai pada jarak 200 meter, ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Secara langsung air tanah atau air sungai tersebut akan tercemar (Mahardika, 2010). Berdasarkan profil TPA Namo Bintang daerah Desa Namo Bintang ini memiliki luas seluruhnya sebesar 495,2 hektare yang terdiridari 50 hektare daerah pemukiman, 35 hektare daerah pertanian sawah, 200 hektare daerah perladangan dan 150 hektare daerah perkebunan serta 60,2 hektare untuk fasilitas umum seperti tempat pembuangan akhir (TPA) sekitar 25 hektare. Berdasarkan survey pendahuluan, masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang banyak yang berpropesi sebagai petani, sebagian besar masyarakat bertani padi sedangkan jenis padi yang ditanam adalah padi jenis serang yang ditanam di lahan pertanian yang bertekstur liat. Hasil pengolahan padi sebagian besar dikonsumsi sendiri dan dijual kemasyarakat sekitarnya. Rata-rata masyarakat bertani dengan jarak kurang lebih 30 meter dari TPA. Sehubungan dengan itu dikhawatirkan beras di daerah TPA Namo Bintang tercemar kadmium dari air lindi yang mengandung kadmium ataupun logam berat lainnya, yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi hasil pertanian dari daerah tersebut. Dampak kesehatan yang akan ditimbulkan apabila tanaman mengandung kadmium melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan sesuai SNI No. 7387 Tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam pangan yaitu 0,4 mg/kg. Dikarenakan hasil padi masih banyak digunakan oleh masyarakat 4

desa Namo Bintang sebagai bahan pangan yang mereka konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Bahaya kadmium bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam kadar yang tinggi yang terdapat dalam bahan pangan, maka penulis tertarik melakukan penelitian Analisis Kandungan Kadmium Dalam Beras (Oryza sativa) di Sekitar TPA Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. 1.2 Perumusan Masalah Terjadinya penumpukan sampah dalam jumlah sangat besar di TPA berpotensi mencemari tanaman padi di areal persawahan masyarakat, yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan pangan utama. Pencemaran oleh kadmium diduga berpengaruh cukup besar terhadap penurunan kualitas padi, sehingga perlu diadakan pemeriksaan kandungan kadmium pada beras dari persawahan masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui kandungan kadmium yang terdapat pada tanaman padi dari areal persawahan masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kab.Deli Serdang tahun 2013. 5

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran umum areal persawahan di lokasi penelitian. 2. Untuk mengetahui kandungan kadmium yang terdapat dalam beras yang berasal dari tanaman padi di areal persawahan masyarakat yang berjarak 30 meter, 100 meter, 200 meter, 300 meter dan 500 meter dari TPA Namo Bintang. 3. Untuk mengetahui apakah kadar kadmium dalam beras yang berasal dari tanaman padi di areal persawahan masyarakat yang berjarak 30 meter, 100 meter, 200 meter, 300 meter dan 500 meter dari TPA Namo Bintang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan yaitu 0,4 mg/kg (SNI 7387 : 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Pangan). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai dampak pencemaran kadmium di TPA Namo Bintang. 2. Sebagai informasi bagi konsumen untuk mengetahui keamanan mengonsumsi beras yang berasal dari pertanian sekitar TPA Namo Bintang. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat yang bercocok tanam di TPA Namo Bintang. 4. Sebagai informasi bagi pemerintah atau instansi yang terkait agar meningkatkan upaya pengelolaan sampah dan melakukan pengawasan di TPA Namo Bintang. 6

5. Untuk menambah pengetahuan dan informasi penulis mengenai TPA Namo Bintang Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang. 7