BAB I PENDAHULUAN. zaman. Mewujudkan pendidikan yang bisa mengikuti perkembangan zaman

dokumen-dokumen yang mirip
tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM).

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Dalam proses pembelajaran, akan selalu ada siswa-siswi yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tersebut bahwa tujuan dari diselenggarakannya pendidikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah dasar merupakan jenjang tingkat pertama program pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENILAIAN BERBASIS KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALIMANAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Remedial teaching

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Workshop Dengan Metode Kolaboratif Dan Konsultatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan KKM (Sasmito Pribadi)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. seperti terdapat dalam Pembukaan UUD Pemerintah dalam hal ini terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai. namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah

( Word Converter - Unregistered )

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru memiliki peran utama

BAB V PENUTUP. data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching di SMA Swasta se

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan tersebut tercapai dibutuhkan proses yang relatif panjang, dimanapun

BAB I PENDAHULUAN. tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar. 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan yang selalu dituntut untuk berkembang dan mampu mengikuti zaman bukanlah sebuah hal baru atau menjadi tugas baru, karena memang sudah seharusnya kalau pendidikan harus bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Mewujudkan pendidikan yang bisa mengikuti perkembangan zaman tentunya tidak hanya dengan memperbaiki kurikulum ataupun inovasi-inovasi baru dalam manajemen pembelajaran tapi juga bagaimana sebuah lembaga pendidikan atau sekolah bisa menciptakan inovasi-inovasi baru dan menjalankannya. Dalam buku petunjuk sistem nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah, sekarang batas ketuntasan maksimum adalah 100 untuk ranah kognitif dan Psikomotor, sedangkan untuk ranah afektif dapat menggunakan huruf A sampai C. Pada praktiknya, batas lulus yang digunakan adalah 80, tetapi hal itu bukan harga mati. SKBM/KKM dapat disesuaikan dengan kondisi mata pelajaran maupun faktor-faktor yang menunjang terhadap ketuntasan KKM, seperti disebutkan diatas. Sementara itu, bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan harus mengikuti remedi. 1 Kalau kita melihat kebelakang, istilah remedial sebetulnya bukanlah Sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Sudah lama istilah tersebut dikenal, baik untuk 1 Dewi Syafriani, Remedial dan Motivasi Belajar Para Murid (http:www.pikiran Rakyat Cyber Media. Com diakses 4 Desember 2012)

2 tes maupun pembelajaran. Akan tetapi sejak digulirkannya kurikulum 2004, istilah remedi terasa lebih hangat dan merasuki semua guru dan murid. Sebagaimana diketahui, dalam kurikulum 2004, sistem penilaian hasil kegiatan pembelajaran menggunakan acuan kriteria. Sedangkan kurilkulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diberlakukan sekarang berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24, Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan criteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan. Acuan tersebut berasumsi, bahwa setiap murid dapat belajar apa saja, hanya waktu pencapaiannya yang berbeda. Konsekuensi dari acuan itu adalah di adakannya program remedi bagi sisiwa yang belum mencapai batas ketuntasan, serta diberikannya program pengayaan bagi mereka yang telah mencapai SKBM/KKM. Sampai saat ini, karena berbagai kendala, para guru belum banyak memikirkan sistem pelaksanaan pengayaan. Perhatian lebih banyak tercurah untuk melaksanakan remedi bagi murid yang belum mencapai batas ketuntasan. Fenomena tersebut diatas memunculkan sistem baru dalam pendidikan untuk menghasilkan lulusan (Output) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah

3 tersebut dan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Tapi kenyataan yang ada tidak semua lembaga pendidikan menghasilkan lulusan (Output) yang sesuai dengan standart nilai yang telah ditentukan, karena dalam proses pembelajaran sering dijumpai berbagai permasalahan yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar (PBM) yang disebabkan adanya keanekaragaman kemampuan dan karakteristik gaya belajar, sehingga tingkat penguasaan belajar berbeda antara murid satu dengan murid lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ischak.S.W dan Warji: bahwa dalam proses belajar mengajar, guru dihadapkan pada kenyataan bahwa terdapat keanekaragaman individu murid. Dengan keanekaragaman tersebut maka keanekaragaman hasil beranekaragam juga. 2 Menurut Cece Wijaya, salah satu faktor kesulitan belajar murid adalah disebabkan lemahnya kemampuan murid dalam menguasai pengetahuan dan ketrampilan dasar tertentu, pada sebagian materi pelajaran yang harus dikuasai sebelumnya. 3 Fenomena adanya tingkat penguasaan murid yang berbeda-beda, maka akan berbeda pula dalam ketuntasan belajar mereka, sehingga baik murid yang cepat belajarnya maupun yang lamban belajarnya akan mengalami kesulitan belajar. Murid yang lamban belajar adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan kegiatan 2 Ischak S. W. dan Warji, Program Remedi Dalam Proses Belajar Mengajar. (Jogjakarta; Liberty, 1987) h. 34 3 Cece Wijaya, Pendidikan Remedial Sarana Pembangunan Mutu SDM, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1995), h. 4

4 belajar dalam batas waktu yang ditentukan, dan biasanya murid golongan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan kegiatan belajar, yang imbasnya adalah mereka tidak dapat mencapai standar nilai yang harus ditempuh dalam suatu mata pelajaran atau Kriteria Katuntasan Minimal (KKM), sehingga tidak menutup kemungkinan solusinya adalah dengan diberikan remedy (pengulangan, perbaikan) pada mereka. Pengajaran Remedial (perbaikan) dalam pelaksanannya akan mengalami perbedaan konsep sesuai dengan taraf kesulitan yang dihadapi murid dalam memahami dan mengamalkan materi pelajaran. Kenyataan yang ada menunjukkan, bahwa masih ada murid yang belum dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan yaitu prestasi untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya murid yang mendapat nilai prestasi belajar yang masih dianggap kurang. Fenomena tersebut tidak hanya dialami oleh sekolah-sekolah yang tergolong dalam tigkat biasa, bahkan di sekolah yang sudah diakui prestasinya baik sekolah swasta maupun negeri. Remedial Teaching ini bersifat khusus, karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid. Dalam proses bantuan akan lebih ditekankan pada usaha perbaikan melalui cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran dan cara-cara lainnya. Para pendidik (Guru) mempunyai peran khusus dalam membantu muridnya yang mengalami kesulitan belajar, dan dibutuhkan keuletan dan kesabaran dari guru yang bersangkutan agar pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan diamalkan, dengan Remedial Teaching

5 diharapkan dapat membantu murid agar lebih meningkat prestasi belajarnya dan meraih cita-citanya, karena kesuksesan belajar peserta didik adalah juga kesuksesan guru. Seperti halnya di MTs Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang, meskipun lembaga pendidikan ini termasuk sekolah yang Diakui terakreditasi B dan berada dalam sebuah yayasan pesantren, seharusnya semua peserta didiknya juga berkualitas dan sepertinya tidak mungkin ada murid bermasalah dalam mencapai standar ketuntasan belajar minimalnya khususnya dalam mata pelajaran agama dan muatan lokal, selain itu juga proses penerimaan murid baru dilakukan dengan teliti dan dengan penyaringan yang ketat, kenyataan berkata lain, sebagaimana bukti dilapangan yang peneliti dapatkan bahwa, ada beberapa murid yang berkesulitan dalam belajar dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus ditempuh. Beberapa sisiwa Mts Darul Faizin yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini terbukti memperoleh nilai rata-rata 65 pada mata pelajaran Fiqih, 55 pada mata pelajaran Bahasa Arab, dan 60 pada mata pelajaran Matematika, sedangkan untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mereka harus mencapai nilai 80 pada mata pelajaran Fiqih, 70 pada mata pelajaran Bahasa Arab dan Matematika. Selain itu Remedial Teaching yang dilaksanakan di MTs Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang merupakan program yang dikhususkan pada murid yang "bermasalah" dalam hal pemahaman terhadap materi pelajaran baik umum

6 maupun agama. Program ini dilaksanakan satu tahun dua kali yaitu, sesudah penerimaan rapor sisipan dengan mengambil data dari wali kelas atau guru bidang studi yang mengajar. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang program remedial teaching yang telah dilaksanakan di MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang, yaitu program remedi tuntas standart nilai untuk memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), untuk mengetahui seberapa besar korelasi program tersebut dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menuntaskan suatu pelajaran dan dalam meningkatkan prestasi belajar, serta menjadikannya sebagai bahan penelitian dalam skripsi dengan judul "Korelasi Antara Prestasi Belajar Murid dengan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang". B. Rumusan masalah Sehubungan dengan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Prestasi Belajar Murid Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang? 2. Bagaimana Pelaksanaan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang?

7 3. Adakah Korelasi Antara Prestasi Belajar Murid Dengan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang? 4. Kalau ada, seberapa besar Korelasi Antara Prestasi Belajar Murid Dengan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar murid di MTs Darul Faizin. 2. Untuk menjelaskan pelaksanaan Remedial Teaching mata pelajaran fiqih bab zakat di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang. 3. Untuk membuktikan korelasi antara Prestasi Belajar Murid Dengan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang. 4. Untuk mengukur seberapa besar korelasi antara Prestasi Belajar Murid Dengan Remidial Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Zakat Di Mts Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang. D. Kegunaan penelitian Berpijak pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan, diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat secara teoritis maupun praktis dalam rangka aplikasinya dalam dunia akademik maupun dalam masyarakat. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

8 1. Manfaat Teoritis Untuk kepentingan teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan pemikiran sebagai pengembangan penelitian ilmiah dan perhatian lebih lanjut untuk menambah khazanah intelektual akademis, serta serta sebagai bahan-bahan untuk penelitian lebih lanjut dan mendetail tentang topik yang sama. 2. Manfaat praktis a. Diharapkan memberikan arahan atau bimbingan kepada murid pada proses pembelajaran di kelas dalam merespon Remidial (follow up/ tindak lanjut) dalam menguasai konsep-konsep ilmu yang diajarkan. b. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan lembaga pendidikan dalam pengembangan salah satu alat evaluasi yaitu Remedial Teaching berikut korelasinya dalam pencapain standar prestasi belajar murid. Sehingga diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap materi Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran Fiqih Bab Zakat serta memberikan solusi terhadap kesulitan pada murid dalam menuntaskan suatu pelajaran dengan lebih meningkatkan prestasi belajar. c. Untuk penulis sendiri, di harapkan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan serta pengamalan yang berharga untuk masa depan. E. Penelitian terdahulu 1. Nur Sholihah, 03110115, 2008. Remidial Teaching, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) peserta didik. Dalam skripsi ini peneliti menjelaskan bahwa

9 program Remidial Teaching di Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman Malang dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah program yang tertata dan dilaksanan dengan perencanaan dan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan program Remidial Teaching b. Pelaksanaan program Remidial Teaching c. Evaluasi 2. Heru Sumarsono, 0110024, 2008. Penerapan pengajaran remidial dalam mengatasi kesulitan belajar murid MTs Miftahun Najah Tegal Rejo Kecamatan Selorupo Kabupaten Blitar. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan mengidentifikasi masalah, menyelesaikan masalah dengan mengatasi kesulitan belajar membaca dengan metode membaca dasar metode fonik dan linguistik, mengatasi kesulitan dalam bahasa asing dengan pendekatan proses guna memperoleh kemahiran bahasa dan komunitas verbal, dalam upaya mengatasi belajar berhitung adalah menyiapkan alat untuk belajar berhitung (matematika) dan evaluasi hasil pembelajaran dengan tes tulis maupun tes lisan. Dari skripsi tersebut, para penulis lebih condong pembahasannya terhadap pembahasan terhadap Program Remidial Teaching yang meliputi lima tahap yang berdasarkan Permendiknas No. 22, 23, 24 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007: yang pertama diagnosis kesulitan belajar yang meliputi tujuan dan teknik, yang kedua bentuk pelaksanaan pembelajaran remidial, yang ketiga waktu

10 pelaksanaan remidial, yang keempat test ulang dan yang kelima adalah nilai hasil remidial. Hal ini tidak sama dengan yang akan dibahas oleh penulis berkaitan dengan Korelasi antara Remidial Teaching dengan standar prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih bab zakat di MTs Darul faizin Catakgayam Mojowarno Jombang. Namun, dengan mengacu pada tinjauan pustaka di atas terdapat beberapa hal yang perlu diteliti lebih lanjut, dengan alasan, kajian tersebut lebih memfokuskan pada menumbuhkan pemahaman. F. Asumsi penelitian (postulat) Postulat atau yang lebih dikenal asumsi penelitian menurut Surahmad yaitu anggapan dasar, asumsi, postulat yang menjadi tumpuan pandangan dan kegiatan masalah yang dihadapi. 4 Postulat ini memiliki titik pangkal lagi dimana tidak ada keraguan lagi dalam penelitian ini. Maka postulat dalam penelitian ini adalah: 1. Kegiatan perbaikan atau remedial teaching dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk pemberian bantuan. Yaitu pemberian bantuan dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan disusun secara sistematis. 5 2. Remedial Teaching mempunyai arti terapeutik, artinya proses Remedial Teaching secara langsung ataupun tidak langsung juga menyembuhkan 4 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-6, h. 158 5 Sholiah Nur, implementasi program remedial teaching dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal(kkm) peserta didik di madrasah ibtidaiyah jenderal sudirman kota malang. Skripsi 2008. h. 78

11 beberapa gangguan atau hambatan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar. 6 3. Dalam penelitian pelajaran Fiqih Bab Zakat ini merupakan salah satu dari mata pelajaran agama yang diharuskan bagi murid kelas VIII untuk memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus mencapai nilai 80 dalam ujian akhir semester (UAS) Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015, bilamana salah satu murid yang belum bisa melampaui KKM tersebut di harus untuk mengikuti remidi. G. Definisi operasional Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan dan penegasan pokok istilah yang ada dalam judul skripsi ini, antara lain : 1. Prestasi belajar Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh karena itu keduanya harus dikembangkan bersama-sama secara terpadu. Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil tersebut akan tampak dalam suatu prestasi yang diberikan oleh murid misalnya hal yang menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru. 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia Edisi II (Jakarta: Balai Pustaka, 1991. h. 6

12 Prestasi belajar tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya tergantung dalam bidang apa murid akan menunjukkan prestasi yang dalam hal inimeliputi pada tiga bidang yaitu pengetahuan, sikap atau nilai dan bidang keterampilan. Hal ini sesuai dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Benyamin.S Bloom dalam bukunya The Taxonomi of Educational Objective-Cognitive Domine (Bloom et. Al, 1956) yang dalam proses belajar mengajar akan diperoleh 3 aspek, yaitu; (1) Aspek pengetahuan (cognitive), (2) Aspek sikap (Affective), (3) Aspek keterampilan (psychomotor). 7 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses pembahasan dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar, tentu saja perubahan itu berencana dan bertujuan. 2. Remedial Teaching (Pengajaran perbaikan) Remidial teaching berasal dari kata remidy (Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remidial pada umumnya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian itu sudah berkembang seperti uraian tersebut. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pengajaran remidial (Remidial Teaching). 8 7 Muhaimin, dkk, Strategi belajar mengajar, (Surabaya: CV Citra Media, 1996), h. 70-71 8 Abu Ahmadi & Widodo Supriono, Psikologi belajar (Jakarta: PT Rianeka Cipta, 2004) h, 153

13 Pengajaran perbaikan juga merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang dilayani, bahan mengajar, metode, dan media penyampaiannya. Seperti telah disinggung di atas, bahwa murid yang dilayani adalah murid-murid yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan-kesulitan itu dapat berupa bahan pelajaran tidak dikuasai, kesalahan-kesalahan memahami konsep, dan sebagainya. hal ini sekaligus menjadi materi atau bahan dari pengajaran perbaikan. Bahan ini dapat bervariasi antara seorang murid dengan murid yang lain. 9 Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri yang antara lain adalah : Apakah proses belajar mengajar berikut pokok bahasan baru, mengulang seluruh pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau mengulang sebagian bahan pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau bagaimana? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hendaknya didasarkan pada tingkat taraf keberhasilan proses belajar mengajar yang baru saja dilaksanakan: a. Apabila 75% dari jumlah murid yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru. 9 Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran (Bandung; PT. Remaja Rosda Karya, 2006) h, 236

14 b. Apabila 75% atau lebih dari jumlah murid yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhaslan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaiakan (remidial). Pengukuran tentang taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata berperan penting. Karena itu, pengukurannya harus betulbetul shahih (valid), andal (reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan hukum atau ketentuan penyusunan butir tes. Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Mengulang pokok bahasan seluruhnya 2) Mengulang sebagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai. 3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama 4) Memberikan tugas-tugas khusus. H. Sistematika pembahasan Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang sangat penting karena sistematika pembahasan ini di maksudkan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini diklasifikasikan dalam lima bab yang terbagi menjadi sub-sub bab yang saling berkaitan, sehingga antara pokok bahasan yang

15 satu dengan yang lainnya tidak dapat saling melepaskan. Adapun sistematikanya sebagai berikut: Bab pertama berupa Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, asumsi penelitian (postulat), definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab kedua terdiri dari Landasan teori yang merupakan lanjutan dari bab pendahuluan yang membahas tentang isi penelitian. Dalam hal ini membahas tentang prestasi belajar murid, tinjauan remidial teaching pada mata pelajaran fiqih bab zakat, korelasi antara prestasi belajar murid dengan remedial teaching pada mata pelajaran fiqih bab zakat. Bab ketiga terdiri dari bab Metode Penelitian, yang berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik penentuan subyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab keempat merupakan bab tentang Hasil Penelitian, yang berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab kelima adalah Penutup, yang berisi simpulan dan saran, daftar pustaka serta lampiran-lampiran.