PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b*

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 2 (2017), Hal ISSN :

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENDUGAAN SEBARAN AKAR KELAPA SAWIT PADA LAHAN GAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESITIVITAS

METODE EKSPERIMEN Tujuan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Physics Communication

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

III. METODE PENELITIAN

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

Analisis Pengaruh Limbah Cair Urea Terhadap Perubahan Nilai Resistivitas, Unsur Hara dan ph Tanah Gambut Budiono a), Nurhasanah a, Joko Sampurno a*

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Meidanta Madwiratna Universitas Negeri Malang

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PEMETAAN AKUIFER AIRTANAH DI WILAYAH KAMPUS UNSRAT MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

MENDETEKSI REMBESAN LIMBAH SEPTIC TANK DI DALAM TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB III METODE PENELITIAN

*

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Oleh : Dwi Wahyu Pujomiarto. Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Abstrak

Marjuni 1, Sri Cahyo Wahyono 1, Simon Sadok Siregar 1

Oleh: I Nengah Simpen. Promotor: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutarpa Sutama, M.S Ko Promotor: 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc, Ph.D

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Envilwan Berkat Harefa dan Pintor Simamora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Zona Bidang Gelincir Daerah Rawan Longsor Cihideung Kabupaten Bandung Barat dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

Abstrak

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

PENENTUAN FORMATION FACTOR (F) DARI PENGUKURAN RESISTIVITAS PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PAKUSARI, JEMBER SKRIPSI

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Transkripsi:

Identifikasi dan Pemetaan Tanah Gambut Akibat Paparan Herbisida Sistemik Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Ignasius Berta Juhardi a), Nurhasanah a), Okto Ivansyah b) * a Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia b Politeknik Negeri Pontianak, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia *Email : oktoivansyah@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan identifikasi dan pemetaan tanah gambut akibat paparan herbisida sistemik menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner. Pengambilan data dilakukan di lahan gambut pada 3 lokasi dengan panjang 5 meter dan jarak antar elektroda 0,1 meter serta jarak antar lokasi pengambilan data 0,5 meter. Data resistivitas tanah gambut diambil sebelum dan setelah pemaparan herbisida sistemik. Pengambilan data hasil rembesan herbisida dilakukan sesaat setelah, 1 jam dan 2 jam setelah pemaparan herbisida sistemik. Data resistivitas tanah gambut diolah dan dipetakan dalam bentuk 2 dimensi. Hasil penelitian menunjukkan nilai resistivitas tanah gambut sebelum pemaparan, sesaat setelah pemaparan, 1 jam setelah pemaparan dan 2 jam setelah pemaparan adalah 11 Ωm 39 Ωm, 9 Ωm 32 Ωm, 6 Ωm 23 Ωm, dan 4 Ωm 18 Ωm. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perubahan resistivitas tanah gambut yang paling signifikan terjadi pada saat setelah 2 jam pemaparan. Kata kunci:resistivitas, herbisida, tanah gambut, pemetaan. 1. Latar Belakang Kalimantan Barat merupakan salah satu pulau yang memiliki lahan gambut yang cukup luas yaitu sekitar 1.730.854.53 ha, atau 8,49 % dari luas tanah gambut di seluruh Indonesia. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kalimantan Barat yang sebesar 14.680.700 ha, luas lahan gambut menempati 11,79 % wilayah Kalimantan Barat [1]. Kendala utama dalam pemanfaatan lahan gambut adalah adanya lapisan tanah gambut yang cukup tebal dan lapisan pirit (FeSO2). Gambut mempunyai sifat yang khas, yaitu kering tidak balik (irreversible drying) dan daya rembesan air yang besar [2]. Permasalahan yang dihadapi petani di lahan gambut adalah adanya serangan hama penyakit dan gulma yang tidak hanya mengganggu tanaman tetapi juga dapat mengakibatkan kegagalan panen. Untuk mendukung dan meningkatkan produksi pertanian, biasanya petani membutuhkan bahan kimia seperti pupuk, insektisida, herbisida dan fungisida dalam dosis yang tidak sesuai standar pemakaian yang telah ditetapkan. Penggunaan bahan kimia dalam dosis yang besar berpotensi merusak lahan pertanian dan struktur pororsitas tanah. Bahan kimia yang sering digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah herbisida. Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan [3]. Pemahaman akan dampak penggunaan herbisida yang berlebihan terhadap tanah sangat penting untuk mengurangi terjadinya kerusakan lahan pertanian. Penelitian tentang perubahan nilai resistivitas tanah gambut akibat paparan herbisida pernah dilakukan sebelumnya. Santoso dkk. pada tahun 2015 telah mengidentifikasikan adanya penurunan nilai resistivitas tanah gambut setelah penyemprotan herbisida sistem kontak [4]. Selain itu, penelitian tentang perubahan nilai resistivitas tanah gambut akibat pengaruh kapur dolomit juga pernah dilakukan oleh Sumarwan dkk. [5]. Pada penelitian tersebut, terjadi peningkatan nilai resistivitas tanah gambut dengan adanya penambahan kapur dolomit, dimana semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi pula nilai resistivitasnya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan nilai resistivitas tanah adalah metode geolistrik [6]. Metode geolistrik adalah metode yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dengan cara pendeteksian di permukaan bumi. Metode geolistrik mempunyai banyak metode, diantaranya metode potensial diri, metode resistivitas/tahanan jenis, arus telluric, magnetotelluric, potensial terimbas [7]. Pada penelitian ini telah dipetakan perubahan nilai resistivitas tanah gambut 111

sebelum, sesaat setelah, 1 jam setelah dan 2 jam setelah pemaparan herbisida. Data hasil pengukuran disajikan dalam bentuk gambar dua dimensi. Pengambilan data menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner. 2. Metodologi Gambar 1. Lokasi Penelitian [8] Penelitian dilakukan di lokasi yang memiliki koordinat S: 0 4 12.47 E: 109 20 27.28 (gambar 1). Pengambilan data dilakukan di 3 lintasan dimana panjang tiap lintasannya 5 meter, dengan jarak antar lintasan yaitu 5 meter. Pengukuran nilai resistivitas tanah gambut dilakukan sebelum dan setelah pemaparan herbisida sistemik tiap lintasan, Pengukuran beda potensial tanah gambut dilakukan dengan menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui piringan elektroda yang sudah dirangkai, pengukuran ini dilakukan di semua titik lintasan pengambilan data. Data yang diperoleh di lapangan adalah data arus dan beda potensila sebelum dan setelah pemaparan herbisida sistemik, kemudian dihitung resistivitas semunya. Hasil perhitungan diolah dimulai dari lapisan 1 yang memiliki faktor geometri terkecil. Proses pemetaan hasil resistivitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat pola sebaran hasil rembesan. Input data meliputi nama lintasan, jarak elektroda, lapisan ke-n dan nilai resistivitas semu. Interpretasi data dilakukan dengan melihat nilai resistivitas yang terbaca serta membandingkan dengan tabel nilai resistivitas yang ada. Nilai resistivitas tanah gambut yang diperoleh sebelum dan setelah pemaparan herbisida menjadi acuan nilai resistivitas tanah gambut.perubahan nilai resistivitas sebelum dan sesudah dipaparkan herbisida sistemik dianalisis. Nilai resistivitas tanah gambut yang diperoleh setelah pemaparan herbisida digunakan untuk memetakan hasil rembesan herbisida sistemik dibawah permukaan tanah gambut sesaat setelah, 1 jam dan 2 jam setelah pemaparan herbisida sistemik pada tiap lintasan. 3. Hasil dan Pembahasan a. Lintasan 1 Gambar 2 adalah distribusi nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 1. Sebelum pemaparan herbisida sistemik nilai resistivitas tanah gambut antara 11 Ωm 35 Ωm dengan rentang nilai resistivitas antara 5 Ωm 21 Ωm diidentifikasikan tanah gambut basah. Rentang nilai resistivitas antara 23 Ωm 31 Ωm diidentifikasikan tanah gambut lembab, rentang nilai 33 Ωm 39 Ωm diidentifikasikan tanah gambut agak kering yang tampak di bawah titik pengambilan data. 112

Sedangkan rentang nilai 41 Ωm 50 Ωm diidentifikasikan tanah gambut kering. Nilai resistivitas tanah gambut sesaat setelah pemaparan antara 9 Ωm 24 Ωm dengan warna biru diidentifikasikan herbisida sistemik yang b. Lintasan 2 Gambar 3 menunjukkan nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 2. Nilai resistivitas tanah gambut sebelum pemaparan adalah 15 Ωm 35 Ωm dengan rentang nilai resistivitas a b X(m) c d Gambar 2 Distribusi nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 1: (a) Sebelum Pemaparan Herbisida; (b) Sesaat Setelah Pemaparan Herbisida; (c) Setelah 1 Jam Pemaparan Herbisida; (d) Setelah 2 Jam Pemaparan Herbisida. langsung menyebar di bawah permukaan tanah gambut. Warna hijau tua diidentifikasikan rembesan herbisida sistemik. Nilai resistivitas tanah gambut setelah 1 jam pemaparan antara 6 Ωm 23 Ωm. Setelah 1 jam pemaparan tampak jelas herbisida sistemik ada yang terperangkap di bawah permukaan tanah gambut yang diidentifikasikan adanya sampah dan tampak pula di beberapa titik pengambilan data sudah merembes herbisida sistemiknya. Nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 1 setelah 2 jam pemaparan herbisida sistemik menurun menjadi 4 Ωm 18 Ωm di bawah permukaan tanah gambut. antara 5 Ωm 21 Ωm diidentifikasikan tanah gambut basah. Rentang nilai resistivitas antara 23 Ωm 31 Ωm diidentifikasikan tanah gambut lembab, warna kuning dengan rentang nilai 33 Ωm 39 Ωm diidentifikasikan tanah gambut agak kering yang tampak dibawah titik pengambilan data. Sedangkan rentang nilai 41 Ωm 50 Ωm diidentifikasikan tanah gambut kering. Nilai resistivitas tanah gambut sesaat setelah pemaparan adalah 11 Ωm 26 Ωm dan herbisida sistemik langsung merembes kebawah permukaan tanah gambut, ada di beberapa titik pengambilan data masih terperangkap herbisida sistemiknya diidentifikasikan adanya sampah atau material lain. 113

a b c d Gambar 3 Distribusi nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 2: (a) Sebelum Pemaparan Herbisida; (b) Sesaat Setelah Pemaparan Herbisida; (c) Setelah 1 Jam Pemaparan Herbisida; (d) Setelah 2 Jam Pemaparan Herbisida. Nilai resistivitas tanah gambut setelah 1 jam pemaparan adalah 10 Ωm 23 Ωm danherbisida sistemik mulai menyebar di bawah permukaan tanah gambut. Tampak pola aliran rembesan herbisida sistemiknya. Dibeberapa titik pengambilan data tampak herbisida sistemiknya terperangkap di bawah permukaan tanah gambut yang diidentifikasikan karena sampah atau material lainnya. Nilai resistivitas tanah gambut setelah 2 jam pemaparan adalah 4 Ωm 18 Ωm, herbisida sistemik sudah menyebar hampir merata di bawah permukaan tanah gambut dan masih terus merembes masuk ke bawah permukaan tanah gambut. c. Lintasan 3 Gambar 4 distribusi nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 3. Nilai resistivitas tanah gambut sebelum pemaparan 14 Ωm 39 Ωm. Nilai resistivitas tanah gambut sesaat setelah pemaparan 13 Ωm 32 Ωm dan tampak hanya tersisa hasil rembesan herbisida sistemik di bawah permukaan tanah gambut, dan hanya hanya di beberapa titik pengambilan data saja yang masih terperangkap yang diidentifikasikan adanya sampah. 114

Nilai resistivitas tanah gambut setelah 1 jam pemaparan menurun menjadi 11 Ωm 21 Ωm dan herbisida sistemik tampak hampir merata menyebar di bawah permukaan tanah gambut. Setelah 2 jam pemaparan herbisida sistemik, nilai resistivitas tanah gambutnya menurun menjadi 6 Ωm 18 Ωm. Keadaan yang hampir sama dengan lintasan 1 dan 2 setelah 2 jam pemaparan herbisida sistemik. a b c d Gambar 4. Distribusi nilai resistivitas tanah gambut pada lintasan 3: (a) Sebelum Pemaparan Herbisida; (b) Sesaat Setelah Pemaparan Herbisida; (c) Setelah 1 Jam Pemaparan Herbisida; (d) Setelah 2 Jam Pemaparan Herbisida. 113 115

4. Kesimpulan Berdasarkan data pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil rembesan di bawah permukaan tanah gambut setelah pemaparan herbisida sistemik tidak merata dikarenakan struktur tanah gambut yang tidak homogen. Berdasarkan rentang waktu yang digunakan yaitu sesaat setelah, 1 jam dan 2 jam setelah pemaparan herbisida sistemik maka rentang jarak waktu 2 jam mengalami perubahan nilai resistivitas yang paling signifikan. Daftar Pustaka [1] Wahyu, Ritung S, Suparto, Subagjo H. Map of Peatland Distribution and Is C Content in Kalimantan Bogor: Wetland International Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada; 2004. [2] Driessen PM, Soepraptohardjo M. Soil for Agricultural Expansion in Indonesia Bogor: Soil Research Institute; 1974. [3] Sasmita ER, Hardiastuti S, Yuliani U. Penggunaan Herbisida Paraquat pada Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah Yogyakarta: Prosiding Konferensi Nasional XVII HIGI; 2005. [4] Santoso P, Arman Y, Ihwan A. Identifikasi Perubahan Nilai Resistivitas Tanah Gambut Akibat Penyemprotan Herbisida Sistem Kontak Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Dipole-dipole. Prisma Fisika. 2015; 3. No.3: p. 87-92. [5] Sumarwan S, Arman Y. Pengaruh Kapur Dolomit Terhadap Nilai Resistivitas Tanah Gambut. Prisma Fisika. 2015; 3, No. 2: p. 47-50. [6] Schroeder, D. Soil : Fact and Concepts. Worblaufen/Bern: International Potash Institute, 1984. [7] Reynold JM. An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics New York: John Wiley and Sons Ltd; 1997. [8] S: 0 4 12.47 E: 109 20 27.28 Google Earth. [Online].; 2017 [cited 2017 Juni 15. Available from: "https://www.google.co.uk/maps/place/jl.+ Profesor+Dokter+H.+Hadari+Nawawi,+Bans ir+laut,+pontianak+tenggara,+kota+pontia nak,+kalimantan+barat+78115,+indonesia/ @0.059061,109.3452316,18z/data=!4m5!3 m4!1s0x2e1d5996aface195:0xe03d6abafb3 7c9a1!8m2!3d-0.0582049!" 116