BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

fiqih muamalah "MusaQoh"

Penyewaan Benda-benda

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

Sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Umar ra :

BAB II PENGUPAHAN DALAM ISLAM. Kata ijarah diderivasi dari bentuk fi il ajara-ya juru-ajran. Ajran

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB II LANDASAN TEORI

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

Dalam ketiga bentuk penyewaan ini, sesuatu yang diakadkan adalah jasa yang terdapat dalam masing-masing darinya. Jadi, sesuatu yang padanya terjadi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Perdagangan Perantara

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG AKAD SEWA-MENYEWA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN REKSA DANA MELATI US DOLLAR

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB II KONSEP IJARAH DALAM HUKUM ISLAM. Terdapat dua macam definisi tentang Ija>rah. Idris Ahmad dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB II KAJIAN TENTANG SEWA MENYEWA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan sebagai berikut (1) Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Sistem Kontrak Kerja di CV. Arda Dwi Mitra

Ija>rah secara etimologis, berasal dari kata : Al- ija>rah berasal dari kata al-ajru yang berarti al- iwad}u (ganti).

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI DI PT. POS INDONRSIA (PERSERO) KANTOR POS SURABAYA 60000

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB III TELAAH PUSTAKA

Ji a>lah (ا لج ع ال ة) artinya janji hadiah atau upah. 1

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB II SEWA MENYEWA DAN PERJANJIAN DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB II IJARAH MENURUT HUKUM ISLAM

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKAD JI ALAH. Berarti: gaji/upah. 1 Ji'alah suatu istilah dalam ilmu fiqh,

KHIYAR (HAK PILIH) DALAM JUAL BELI SESI 5 ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pemberlakuan tarif parkir progressif di

Transkripsi:

60 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH A. Aspek Hukum Tentang Ijarah Ijarah dalam istilah terminologi merupakan akad atas manfaat yang di perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang memungkinkan untuk diberikan dengan tidak menguranggi nilai barang yang dipinjam, dengan adanya pengganti atau upah yang jelas. Ijarah mengandung dua makna yakni; jika obyek transaksi manfaat atau jasa dari suatu benda di sebut ijarah (sewa-menyewa), seperti dalam hal menyewakan rumah, atau kenderaan dan lain sebagainnya. Sedangkan apabila obyek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga maka disebut ijarah (upahmengupah), seperti mengupah buruh pabrik atau karyawan. a) Dasar hukum ijarah Ulama fiqh mengatakan dasar dierbolehkannya ijarah adalah firman Allah dalam Qs. Az-zukhruf: 32 yang menjelaskan bahwa allah telah menetapkan kepada setiap manusia dalam penghidupannya didunia, dan menjadikan diantara mereka sebagian kelebihan atas hambabya yang lain, Dengan deranajt atau kedudukan yang lebih tinggi, agar mereeka dapat 60

61 memberikan kontribusi dalam kehidupan social mereka yakni dengan bekerja. (ijarah). Disamping itu juga dikatakan dalam Qs. Ath-Thalaq : 6 Bahwasanya ketika seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka hendaklah orang yang mempekerjakan itu segera membayarnya setelah pekerjaan itu selesai. Hal ini dipertegas oleh salah satu hadits yang di riwayatkan Ibnu Majah Artinya: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. Hukum syara memandang bahwa ijarah merupakan sesuatu yang diperbolehkan karena dalam islam. ijarah merupakan perbuatan saling tolongmenolong sesama manusia. Tujuan di syariatkannya ijarah untuk memberikan keringanan kepada umat manusia dalam pergaulan hidupnya. Dengan transakasi ijarah kedua belah pihak dapat memperoleh manfaat, baik dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam bentuk upah-mengupah. Ijarah itu sah secara hukum syara apabila memenuhi rukun dan syarat sahnya ijarah. Apabila rukun dan syarat ijarah itu sendiri tidak terpenuhi, maka akad ijarah itu batal atau tidak sah dalam pandangan hukum syara. b) Bentuk-bentuk Ijarah Dari segi objek, akad ijarah para ulama fiqh membagi atas dua macam:

62 1. Ijarah Al-ain yang bersifat manfaat, misalnya sewa-menyewa rumah, kendaraan, dan sebagainya. Karena sifatnya dipergunakan untuk yang bermanfaat dan sesuai hukum syara, maka para ulama fiqh sepakat menyatakan boleh dijadikan objek sewa-menyewa. 2. Ijarah Al-zimmah bersifat pekerjaan adalah dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya menurut ulama fiqh hukumnya boleh apabila jenis pekerjaan itu jelas, seperti tukang jahit, buruh pabrik, tukang bangunan. c) Mengulang Sewakan Perihal mengulang sewakan barang itu, pada dasarnya diperbolehkan, namun jika barang tersebut dimanfaatkan kepada sesuatu hal yang sudah tidak sesuai dengan pengunaannya yang semula, maka pemilik dapat menarik kembali barang tersebut dari pihak yang menyewa. Karena penggunaan barang sewaan tersebut sudah tidak sesuai dangan penggunaannya sebagai mana yang diperjanjikan semula. d) Pembatalan dan Berakhirnya Sewa-menyewa Suatu perjanjian itu tidak akan batal karena pada hakekatnya perjanjian itu mengikat kedua bekah pihak. Bahkan sekalipun salah satu pihak (penyewa atau yang menyewa), meninggal dunia. Asalkan saja obyek perjanjian sewa-menyewa itu tetap ada, karena dalam hal ini ada pihak ahli waris yang menggantikan kedudukanya, apakah dia sebagai pihak penyewa

63 atau pihak yang menyewa. Dan juga penjualan obyek perjanjian sewamenyewa tidak menyebabkan putusnya perjanjian yang diadakan sebelumnya. Namun tidak menutup kemungkinan pembatalan perjanjian itu terjadi karena ada dasar alasan yang kuat untuk itu misalnya: terjadinya aib pada barang sewaan, rusaknya barang yang disewakan, rusaknya barang yang diupahkan, terpenuhinya manfaat yang di akadkan, dan uzur pada barang yang disewakan. B. Hukum Tentang Tanggung Jawab Dalam Tanggungan Resiko Ijarah Dalam hal muamalah khusus ijarah, islam telah memberikan garis-garis atau aturan-aturan hukum, dalam hal ini tentang tanggung jawab dalam tanggungan barang antara pihak yang menyewakan, dan yang menyewa. Dalam hal sewa-menyewa, mengenai barang yang diperjanjikan untuk suatu maksud dan tujuan pemanfaatannya hukum islam memandang sebagai berikut; a) Dasar Hukum Hukum islam memandang bahwa ketika terjadi perjanjian antara pihak penyewa dan yang menyewa barang telah mencapai kata sepakat atau adanya kerelaan kedua belah pihak untuk melakukan suatu perjanjian sewa-menyewa, maka hal tersebut sah dalam hukum syara.

64 Perihal tanggung jawab atas barang, hukum islam membebenkan kepada pihak penyewa atas segala kerusakan barang tersebut, dengan alasan pihak penyewa memanfaatkan barang tersebut maka penyewa bertanggung jawab atas barang tersebut manakalarusak atau mengurangi nilai ekonomis terhadap barang itu, atau pihak penyewa tidak menjaga atau lalai dalam menjaga barang tersebut sebagaimana mestinya. b) Perbedaan pendapat ulama tentang resiko dalam pertamggumgan ijarah, Dalam perihal resiko ini penulis mengklasifikasikan antar tanggung jawab ijarah yang berbentuk sewa-menyewa (benda) dan upah-mengupah (tenaga) sebagai berikut : 1. Perihal resiko ijarah yang bersifat manfaat sewa-menyewa (benda). Penjual jasa untuk kepentingan orang banyak, dalam hal ini para ulama fiqih berbeda pendapat dalam masalah ganti rugi terhadap pekerjaan tersebut: a) Ulama fiqih Imam Abu Hanifah, Zufar ibn Huzail, ulama Hanabilah, dan Syafi iyah memgemukakan; penjual jasa untuk kepentinga umum atau publik, mereka tidak berhak mengganti rugi terhadap suatu pekerjaan yang mereka lakukan, apabila pekerjaan yang mereka kerjakan itu rusak atau sebab lain, karena bukan karena unsur kesengajaan atau kelalaian mereka. Maka hukum syara menetapkan

65 mereka tidak berhak atau berkewajiban mengganti kerugian barang tersebut. b) Ulama fiqih Abu Yusuf dan Muhammad al-hasan asy-syaibani, keduanya sahabat Abu Hanifah, dan dinyatakan dalam salah satu riwayat dari Imam Ahmad ibn Hanbal; bagi para penjual jasa, dalam melakukan pekerjaannya, apabila dalam operasional kerja untuk kepentingan publik, mereka tidak mentolelir. Artinya disengaja ataupun tidak barang tersebut rusak atau karena sebab lain sehingga tidak dapat digunakan, pihak pekerja berkewajiban mengganti kerugian atas barang tersebut, kecuali hal tersebut merupakan suatu musibah atau kejadian luar biasa yang tidak dapat dihindarkan atau diluar kemempuan manusia untuk menghindarkannya dari keselamatan barang tersebut. Maka mereka tidak mempunyai tanggungan atau mengganti atas kurusakan atau hilangnya barang tersebut. c) Ulama fiqih Malikiyah mngemukakan bahwa bagi penjual jasa dalam hal ini seperti laundry, atau catering, dan yang mempunyai kesamaan, apabila ada kesalahan atau kelalaian, entah disengaja ataupun tidak, mereka berkewajiban mengganti kerugian atas kerusakan barang tersebut. Pendapat ini sama dengan ulama fiqih Abu Yusuf dan Muhammad al-hasan asy-syaibani. Hanya saja ulama fiqih malikiyah

66 tidak memberikan keterangan yang atau pengecualian terhadap penggantian terhadap barang yang dirusakkan atau sebab lain yang menimpa barang/benda tersebut oleh piihak penjual jasa. 2. Perihal resiko ijarah yang bersifat pekerjaan upah-mengupah (tenaga). Apabila orang yang di pekerjakan itu bersifat pribadi, maka para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa apabila obyek yang dikerjakannya itu rusak ditangannya, bukan karena kelalaian dan kesengajaan, maka ia tidak boleh dituntut ganti rugi. Apabila kerusakan itu terjadi atas kesengajaan atau kelalaiannya, maka sepakat para ulama fiqih, ia wajib mengganti atau membayar ganti rugi. Jadi pada hakekatnya perihal resiko ijarah sewa-menyewa yang bersifat manfaat dalam bentuk (benda), atau ijarah upah-mengupah yang bersifat manfaat dalam bentuk (tenaga), dalam pertanggung jawabannya adalah pihak yang melakukan pekerjaan tersebut. Entah pekerjaan itu rusak dan sebab lain yang menyebabkan barang tersebut tidak dapat diserahkan kembali atau dimanfaatkan lagi oleh pemiliknya yang semula, maka pihak yang diamanahkan untuk memakai manfaat suatu barang atau mengerjakan suatu pekerjaan itu wajib untuk mengganti rugi barang tersebut.

67 3. Perubahan dari amanah menjadi tanggung jawab. Sudah menjadi sebuah aturan dimana ketika seseorang dipercaya oleh orang lain untuk melakunan sesuatu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut harus benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya, dan harus dipertanggung jawabkan. Ketika amanah tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka seseorang harus mempertanggungjawabkannya dihadapan orang yang telah memberikan amanat itu kepadania. Namun apabila amanah itu sudah semaksimal mungkin dilaksanakan namun mengalami kendala atau hal lain di luar kemampuannya untuk menghindari, maka orang yang diamanahkan suatu tanggungjawab tersebut, dapat dimaklumi atau ia bebas dari tanggungjawab tersebut.