JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

3. METODE PENELITIAN

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

Studi Karakteristik Morfometrik Ikan Julung-Julung (Hemiramphus Archipelagicus) Di Daerah Intertidal Teluk Ekas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

Jenis Jenis Ikan Arus Deras di Hulu Sungai Mentuka Kecamatan Nanga Taman Kabupaten Sekadau

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

STUDI VARIASI MORFOMETRI IKAN BELANAK (Mugil cephalus) DI PERAIRAN MUARA ALOO SIDOARJO DAN MUARA WONOREJO SURABAYA

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL


TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

I. PENDAHULUAN. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. sekitar tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

IDENTIFIKASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia sendiri (Mulyanto, 2007). bahan organik karena faktor terbawa arus (Widi, 2000).

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Danau Bengaris terletak di Kelurahan Tanjung Pinang Kecamatan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Organoleptik Ikan Mujair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Praktikum Biologi Vertebrata. Rizka Apriani Putri, M.Sc /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET. A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Meristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI RINA YUSRIANA 08C

Mouth character and teeth structure variation on the Bagridae family found in Serayu River of Banyumas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) Vol.25 (1) April 2015: ISSN:

Transkripsi:

IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG Sri Nopita Primawati, Ismail Efendi, Marnita Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Mataram Email : then_de@yahoo.com Abstrak: Ikan merupakan hewan vertebrata aquatis yang bernafas menggunakan insang. Oleh karena itu perubahan pada ekosistemnya akan mempengaruhi keberadaannya. Perubahan tersebut dapat disebabkan kerusakan lingkungan oleh manusia, sehingga ikan banyak digunakan sebagai indikator pencemaran. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan di pantai Jeranjang bisa dilihat dari keragaman jenis ikan dari hasil tangkapan nelayan. Namun belum adanya standarisasi ukuran morfometrik dan meristik khususnya pada beberapa jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang diperlukan sebagai dokumentasi dan dasar identifikasi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfometrik ikan hasil tangkapan nelayan di Pantai Jeranjang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Metode penelitian deskriptif eksploratif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan manusia secara apa adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden, jenis ikan yang didapat atau ditemukan sebanyak 7 spesies, Diketahui bahwa dari 3 nelayan didapatkan 40 ekor ikan yang berbeda jenis. Masing-masing ikan memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang berbeda, meski berasal dari Kelas yang sama yakni Actinopterygii. Terdapat perbedaan panjang maupun bentuk dan struktur tubuh untuk setiap karakter morfometrik ikan. Kata kunci : Ikan, morfometrik, Modul PENDAHULUAN Dusun Jeranjang Taman ayu adalah salah satu dusun yang terdapat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Sebagai salah satu tempat yang berdekatan dengan daerah pantai, Dusun taman ayu dijadikan sebagai tempat dibangunnya salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sebagian besar masyarakat Dusun Jeranjang taman ayu berpenghasilan sebagai seorang nelayan. Penghasilan yang diperoleh sebagai seorang nelayan didapatkan sebagian besar dari ikan hasil tangkapannya. Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan pekembangan ogan-organ disesuaikan dengan kondisi lingkungannya, misalnya sebagai hewan yang hidup di air, baik itu perairan tawar maupun perairan laut menyebabkan ikan harus mengetahui kekuatan maupun arah arus, karna ikan dilengkapi dengan organ yang disebut linea lateralis (Bangsa et all, 2015; Fujaya, 2004). Untuk mengetahui keberagaman ikan yang ada disuatu perariran perlu diadakannya identifikasi ikan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Selain itu, untuk mengetahui suatu identitas, nama individu spesies dengan cara mengamatai beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi. Klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokkan atau penggolongan atau pemberian nama mahluk hidup berdasarkan persamaan dan pemberian ciri-cirinya. Ikan terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas Agnatha, (ikan yang tidak memiliki rahang), kelas Jurnal Pendidikan Mandala 73

Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan kelas Osteichtyes (ikan bertulang keras) (Abdullah, 2014). Salah satu familia yang mudah ditemukan adalah familia cyprinidae, karena jenis ini merupakan jenis ikan yang terdapat hampir disemua perairan yang tahan atau dapat menahan aliran deras pada sungai. Ikan famili cyprinidae merupakan ikan yang memiliki anggota spesies yang sangat besar dan terdapat hampir disemua tempat didunia kecuali Australia, Madagaskar, Selandia baru dan Amerika selatan, dan umumnya berperan dalam menunjang kehidupan manusia ( Fadhil et all, 2016). Selama ini belum pernah dilakukan standarisasi ukuran morfometrik dan meristik khususnya pada beberapa jenis ikan hasil tangkapan nelayan di pantai jeranjang sehingga penelitian ini perlu dilakukan. METODELOGI Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif eksploratif secara kualitatif dan kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa kajian tentang warna (kualitatif) dan angka-angka (kuantitatif) terkait karakter morfometrik ikan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel ikan pada tangkapan nelayan dipantai jeranjang yang telah ditentukan berdasarkan varietas yang ada. Setiap varietas ikan diambil dari tangkapan tiga orang nelayan dimana sampel ikan yang diambil sebanyak satu ekor, sampel ikan yang telah diambil kemudian dilakukan pengukuran morfometrik dan pengukuran meristiknya. Data-data yang telah didapatkan kemudian dihitung menggunakan teknik analisis data, hasil analisis data kemudian dideskripsikan dalam bentuk pembahasan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan teknik observasi dan koleksi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang diamati, dengan keterangan karakter morfometrik dan meristik sebagai berikut: Karakter morfometrik : - PT (Panjang Total), diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung ekor atas - TBE ( Tinggi Batang Ekor), diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor - PdSD (Panjang Dasar Sirip Dorsal), diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip punggung samapai bagian pangkal belakang sirip punggung - PdSA ( Panjang Dasar Sirip Anal), diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip anal sampai pangkal belakang sirip anal - TSD ( Tinggi Sirip Dorsal), diukur mulai dari ujung sirip paling tinggi dan keras. - TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur mulai dari sirip paling tinggi dan keras - PK ( Panjang Kepala), diukur mulai dari bagian terdepan moncong sampai bagian ujung celah insang belakang - bagian terdepan moncong mulut sampai ujung bagian depan mata - DM ( Diameter Mata), diukur mulai dari ujung mata sampai mata bagian belakang Karakter meristik - Sirip punggung (pinna dorsalis) : D - Sirip perut (pinna ventralis) : V - Sirip dubur (pinna caudalis) : C Sirip dada (pinna pectoralis) : P (Fadhil et all, 2016) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Jenis ikan yang didapatkan Jenis ikan yang didapatkan dari para nelayan dipantai jeranjang terdiri dari delapan jenis ikan yang berbeda, yaitu Terapon jarbua, Astatotilapia bloyeti, Upeneus mullocensin, Samaris cristatus, Eubleekeriaspledens, Karalladussumieri, Sillagosihama. Dari delapan jenis ikan tersebut memiliki kelas yang sama yakni kelas Actinopterygii. a. Ikan Terapon jarbua ekor atas yakni 11,5 cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 1 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip Jurnal Pendidikan Mandala 74

yang lunak yakni 5 cm. PDSA (Panjang Dasar yakni 2 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 1,5 cm. TSA (T inggi Sirip Anal), diukur yakni 1 cm. PK (Panjang Kepala), diukur mulai dari bagian depan moncong mulut sampai bagian ujung celah insang belakang yakni 3 cm. bagian depan mata yakni 0,7 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 0,8 cm. Pada Karakter belakang yakni 9 jari-jari sisrip yang keras dan 13 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna belakang yakni 4 jari-jari sirip yang keras dan 18 sampai ujung sirip paling belakang yakni 4 jarijari sirip yang keras dan 11 jari-jari sirip yang yakni 38 jari-jari sirip yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung mulai dari jari - jari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 3 jari-jari sirip yang keras dan 8 jari-jari sirip yang lunak. Bentuk Mulut yakni Terminal dan Bentuk Ekor Bercagak. b. Ikan Astatotilapia bloyeti ekor atas yakni 13cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 1 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip yang lunak yakni 3,8 cm. PDSA (Panjang Dasar yakni 2 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 2 cm. TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur yakni 2 cm. PK (Panjang Kepala), diukur mulai dari bagian depan moncong mulut sampai bagian ujung celah insang belakang yakni 3 cm. bagian depan mata yakni 0,7 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 0,8 cm. Pada Karakter belakang yakni 10 jari-jari sisrip yang keras dan 16 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna belakang yakni 1 jari-jari sirip yang keras dan 10 sampai ujung sirip paling belakang yakni 2 jarijari sirip yang keras dan 7 jari-jari sirip yang yakni 29 jari-jari sirip yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung mulai dar i jarijari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 14 jari-jari sirip yang keras dan jari-jari sirip yang lunak saling berlekatan. Bentuk Mulut yakni Terminal dan Bentuk Ekor Bersegi. c. Ikan Upeneus mullocensin ekor atas yakni 16 cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 1,5 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip yang lunak yakni 3 cm. PDSA (Panjang Dasar Jurnal Pendidikan Mandala 75

yakni 2,1 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 2,7 cm. TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur yakni 2 cm. PK (Panjang Kepala), diukur mulai dari bagian depan moncong mulut sampai bagian ujung celah insang belakang yakni 3,5 cm. bagian depan mata yakni 0,9 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 1 cm. Pada Karakter belakang yakni 7 jari-jari sisrip yang keras dan 11 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna belakang yakni 6 jari-jari sirip yang keras dan 6 sampai ujung sirip paling belakang yakni 3 jarijari sirip yang keras dan 7 jari-jari sirip yang yakni 20 jari-jari sirip yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung mulai dari jari - jari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 15 jari-jari sirip yang lunak. Bentuk Mulut yakni Terminal dan Bentuk Ekor Bercagak. d. Ikan Samaris cristatus dilakukan baik Karakter Merfometrik maupun Karakter Meristik didapatkan hasil sebagai berikut: PT (Panjang Total), diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung ekor atas yakni 11,9 cm. TBE (Tinggi Batang Ekor), diukur dari bagian dorsal hingga pangkal ekor yakni 1 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip Dorsal), diukur mulai dari bagian jari sirip yang keras dan tinggi sampai jari-jari sirip terakhir yang lunak yakni 7,3 cm. PDSA (Panjang Dasar Sirip Anal), diukur mulai dari bagian jari sisrip yang keras sampai ujung jari sisrip yang lunak yakni 1,5 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 0,9 cm. TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur yakni 0,7 cm. PK (Panjang Kepala), diukur bagian ujung celah insang belakang yakni 2 cm. bagian depan mata yakni 0,6 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 0,8 cm. Pada Karakter Meristik didapatkan hasil sebagai berikut: Baik PD (Pinna Dorsalis), PV (Pinna Ventralis), PA (Pinna Analis), PC (Pinna Caudalis), da n PP (Pinna Pectoralis) memiliki jari-jari sirip yang sangat lunak dan sulit untuk diketahui jumlah dari masing-masing sirip. Bentuk Mulut Superior dan Bentuk Ekor Lanset. e. Ikan Eubleekeria spledens ekor atas yakni 12,2 cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 0,7 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip yang lunak yakni 5,5 cm. PDSA (Panjang Dasar yakni 4 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 0,7 cm. TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur yakni 1,5 cm. PK (Panjang Kepala), diukur bagian ujung celah insang belakang yakni 3 cm. bagian depan mata yakni 0,9 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 1 cm. Pada Karakter belakang yakni 7 jari-jari sisrip yang keras dan 16 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna Jurnal Pendidikan Mandala 76

belakang yakni 1 jari-jari sirip yang keras dan 6 sampai ujung sirip paling belakang yakni 2 jarijari sirip yang keras dan 16 jari-jari sirip yang yakni 6 jari-jari sirip yang keasdan yang lainnya jari-jari sirip lunak yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung mulai dari jari-jari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 3 jari-jari sirip yang keras dan 11 jari-jari sirip yang lunak. Bentuk Mulut yakni Terminal dan Bentuk Ekor Lanset. f. Ikan Sillago sihama ekor atas yakni 16,4 cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 1,5 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip yang lunak yakni 7,9 cm. PDSA (Panjang Dasar yakni 5,5 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 2,5 cm. TSA (Tinggi S irip Anal), diukur yakni 1,7 cm. PK (Panjang Kepala), diukur bagian ujung celah insang belakang yakni 3,3 cm. bagian depan mata yakni 1,4 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 1 cm. Pada Karakter belakang yakni 4 jari-jari sisrip yang keras dan 20 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna belakang yakni 4 jari-jari sirip yang keras dan 3 sampai ujung sirip paling belakang yakni 2 jarijari sirip yang keras dan 1 jari-jari sirip yang yakni 16 jari-jari sirip yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung mulai dari jari - jari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 3 jari-jari sirip yang keras dan 10 jari-jari sirip yang lunak. Bentuk Mulut yakni Subterminal dan Bentuk Ekor Sedikit Cekung. g. Ikan Karalla dussumieri ekor atas yakni 10 cm. TBE (Tinggi Batang ekor yakni 0,4 cm. PdSD (Panjang Dasar Sirip yang lunak yakni 3,8 cm. PDSA (Panjang Dasar yakni 2,9 cm. TSD (Tinggi Sirip Dorsal), diukur yakni 1,3 cm. TSA (Tinggi Sirip Anal), diukur yakni 0,9 cm. PK (Panjang Kepala), diukur bagian ujung celah insang belakang yakni 2,6 cm. bagian depan mata yakni 0,7 cm. DM (Diameter sampai ujung mata yakni 0,9 cm. Pada Karakter belakang yakni 3 jari-jari sisrip yang keras dan 4 jari-jari sirip yang lunak. PV (Pinna belakang yakni 1 jari-jari sirip yang keras dan 6 sampai ujung sirip paling belakang yakni 2 jari- Jurnal Pendidikan Mandala 77

jari sirip yang keras dan 3 jari-jari sirip yang yakni 16 jari-jari sirip yang saling berlekatan. PP (Pinna Pectoralis), dihitung m ulai dari jarijari sirip yang keras sampai bagian ujung sirip paling belakang yakni 4 jari-jari sirip yang keras dan 14 jari-jari sirip yang lunak. Bentuk Mulut yakni Terminal dan Bentuk Ekor Bercagak KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ikan yang ditemukan terdiri dari 7 spesies yang berbeda, yang berasal dari kelas yang sama yaitu Actinopferygii. 2. Pencemaran air laut yang terdapat di Pantai Jeranjang yang diakibatkan limbah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) masih dibilang ringan, karena ikan yang terdapat di pantai tersebut masih banyak ditemukan terutama dalam satu nelayan maupun nelayan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, 2014. Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan yang Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Sumber jurnal.unsyiah.ac.id/jbe/article/downlo ad/1040/97. Bangsa, C.K., Sugito, Zuhrawati, Razali D, Nuzul A, Azhar., 2015. Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Jumlah Eritrosit Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. Vol.9 No.1 Fadhil R, Zainal A. Muchlisin, Widya S., 2016. Hubungan Panjang - Berat Dan Morfometrik Ikan Julung-Julung (Zenarchopterus dispar) Dari Perairan Pantai Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 1, Nomor 1: 146-159. Jurnal Pendidikan Mandala 78