SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

dokumen-dokumen yang mirip
Sinkronisasi Status Mutu Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Metro

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. MOTTO... v

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

Transkripsi:

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO Hery Setyobudiarso, Endro Yuwono Program Studi Teknik Lingkungan - Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Bendungan Sigura-gura No.2 Malang Abstrak. Pembuangan limbah yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan pencemaran sungai yang berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Pembuatan jaringan pembuangan limbah batik dan permodelan secara berfungsi sebagai basis data distribusi pembuangan limbah untuk mengetahui luasan area yang terkena pencemaran limbah cair yang berasal dari pabrik tersebut. Data yang digunakan antara lain nilai BOD (Biochemical Oksigen Demand), dan COD (Chemical Oksigen Demand) insitu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi tingkat pencemaran yang terjadi dan memetakan sebaran spasial daerah yang mengalami pencemaran pada tahun 2015. Metode penelitian adalah observasi lapangan dan pengukuran kualitas air sungai metro dan air limbah industri sekitar lokasi penelitian, Analisis Status Mutu Air Sungai, Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai, Interpolasi Metode Invers Distance Weighted. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Nilai daya tampung beban pencemaran paling besar adalah pada saat skenario 2 (kondisi hulu dan kualitas air sungai telah memenuhi baku mutu air kelas II dan kondisi sumber pencemar telah memenuhi baku mutu air limbah). Penurunan beban pencemaran parameter BOD yang harus dilakukan pada semua segmen untuk mendapatkan sungai dengan kondisi memiliki daya tampung beban pencemaran. Kadar parameter COD dan diversitas biota air memberikan gambaran organisme air sungai Metro yang telah disinkronisasikan dengan keadaan cukup ideal. Kata kunci: jaringan pembuangan limbah, BOD, COD, nilai indeks pencemaran 1. Pendahuluan Pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pembangunan dapat pula berarti pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada jumlah (kuantitas) produksi dan penggunaan sumber-sumber (Hadi, 2005). Pembangunan yang menitik beratkan pada pemanfaatan sumber daya alam akan menyebabkan tekanan pada lingkungan. Sumber daya alam baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya terbatas, sedangkan kebutuhan manusia akan sumberdaya tersebut makin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk serta kebutuhannya. Kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia akan menimbulkan dampak terhadap perubahan beberapa komponen lingkungan, namun besarnya perubahan tersebut tergantung pada tingkat dan intensitas pembangunan yang dilaksanakan [1]. Hasil pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta tahun 2001, Sungai Metro telah mengalami penurunan kualitas air terutama disebabkan limbah organik yang dihasilkan oleh industri. Terdapat dua industri yang beroperasi di sepanjang Sungai Metro yakni industri gula dan industri tapioka. Dalam kegiatannya industri-industri ini menghasilkan limbah cair yang dibuang ke Sungai Metro (Puslit Sumberdaya Air dan Perum Jasa Tirta I 2002). Sungai Metro di daerah Talangangung memiliki karakteristik nilai BOD yang tinggi (seluruhnya diatas baku mutu) sedangkan nilai COD yang tertinggi terdapat di Sungai Metro di daerah Mojosari Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang [2]. Pada Tahun 2011, terjadi kasus pencemaran air yang diakibatkan oleh buangan air limbah dari salah satu kegiatan industri yang biasa membuang air limbahnya ke Sungai Metro. Industri tersebut mengeluarkan air limbah bersuhu panas dan mencemari sungai. Berdasarkan pengakuan masyarakat, akibat air limbah tersebut masyarakat tidak bisa lagi memanfaatkan Sungai Metro karena warnanya berubah menjadi coklat dan keruh serta berbau menyegat. Selain itu suhu sungai meningkat menjadi sekitar 70 0 C, sehingga masyarakat merasa tidak nyaman lagi. Pada dasarnya sungai mempunyai kemampuan dalam memperbaiki dirinya dari unsur pencemar. Namun kemampuan ini terbatas sehingga apabila masuk sejumlah bahan pencemar dalam E16. 1

jumlah yang besar maka kemampuan tersebut menjadi tidak terlalu berarti dalam mengembalikan sungai dalam kondisi semula. Menurut Linsty, 1998 [3]], lingkungan perairan bereaksi terhadap masuknya bahan pencemar sebagai mekanisme alami untuk kembali pada kualitas air semula, proses ini disebut self purification. Kemampuan alamiah sungai inilah yang membatasi daya tampung sungai terhadap pencemar. Perhitungan daya tampung beban pencemaran diperlukan untuk mengendalikan zat pencemar yang berasal dari sumber pencemar yang masuk ke dalam sungai dengan mempertimbangkan kondisi intinsik sungai dan baku mutu air yang ditetapkan. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Menganalisis kondisi kualitas air di Sungai Metro dan Menganalisis status mutu air dan daya tampung beban pencemaran air sungai di Sungai Metro. 2. Pembahasan Pada segmen ini, potensi beban pencemaran adalah berasal dari point sources yaitu titik atau sumber pencemar yang dapat diketahui secara pasti yaitu suatu lokasi seperti air buangan industri industri yang menggunakan Sungai Metro sebagai badan penerima air limbah.jenis kapasitas produksi serta debit air limbah yang dihasilkan industri gula dan tapioka disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1.Jenis Industri di Wilayah Sungai Metro yang Membuang Air Limbah ke Sungai Metro No Nama Industri Kapasitas Jenis Debit air limbah Produksi Industri (m (ton/thn) /hari) 1 PG. Kebon Agung Gula 120,000 ton /thn 1,92 2 CV Singkong Artha Mas Tapioka 50,000 ton/thn 16,8 Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, 2013 Berdasarkan tabel 1, CV Singkong Artha Mas mempunyai debit limbah yang dibuang ke Sungai Metro paling besar yaitu mencapai 16,8m 3 /hari. Jenis bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah industri tapioka adalah BOD, COD dan TSS.Tingginya konsentrasi BOD, COD dan TSS dalam air dari hasil nira yang terbawa air jatuhan dan bocoran nira yang ikut terbuang bersama aliran air limbah. Kegiatan industri gula dan industri tapioka yang menghasilkan buangan air limbah dengan karakteristik TSS, BOD, dan COD tinggi apabila tidak dilakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan dapat berdampak terhadap lingkungan. Menurut Setiadi dkk, 1998 [4], dampak lingkungan yang ditimbulkan antara lain terjadinya pencemaran air yang dapat menganggu ekosistem sungai dan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya. Sungai yang telah tercemar menimbulkan bau busuk akibat hasil dekomposisi senyawa organik secara anaerob, mengganggu estetika dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Oleh karena itu, air limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan produksi harus diolah terlebih dahulu dalam sistem IPAL dan mempunyai IPAL yang berfungsi dengan baik sebelum dibuang ke sungai. Menurut Setiadi dkk, 1998 [4], limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan produksi harus diolah terlebih dahulu dalam sistem IPAL sebelum dibuang ke sumber air. Hal ini ditandai dengan air limbah yang dikeluarkan di saluran pembuangan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Kondisi Kualitas Air Sungai Metro Kualitas air meliputi sifat-sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada di dalam air (Effendi, 2003). Kualitas air dilakukan untuk mengetahui kesesuaian air bagi peruntukan tertentu, dibandingkan dengan baku mutu air sesuai kelas air. Berdasarkan peruntukannya, Sungai Metro merupakan golongan air kelas II (Pergub Jatim No. 61/2010), sehingga hasil pengujian kualitas air untuk parameter fisika (suhu dan TSS) dan kimia (ph, BOD dan COD) pada masing-masing stasiun pengamatan dalam penelitian inidibandingkan dengan baku mutu air kelas II dan Kelas III menurut Perda Provinsi Jatim No. 2 Tahun 2008. E16. 2

Tabel 2. Kondisi DO dan BOD5 Titik DO DO5 BOD I II TOTAL HASIL I II TOTAL HASIL (MG/L) 1 4.5 4.1 8.6 13.871 2.4 2.9 5.3 8.548 5.323 2 3.4 4.2 7.6 12.258 2.8 2.7 5.5 8.871 3.387 3 3.5 3.9 7.4 11.935 2.4 2.7 5.1 8.226 3.710 4 3.7 4.0 7.7 12.419 2.2 3.1 5.3 8.548 3.871 5 3.8 4.0 7.8 12.581 2.3 2.9 5.2 8.387 4.194 6 3.5 3.8 7.3 11.774 2.0 2.6 4.6 7.419 4.355 7 2.2 3.1 5.3 17.236 1.9 2.2 4.1 13.333 3.902 8 2.1 2.2 4.3 13.984 1.7 1.6 3.3 10.732 3.252 9 3 2.2 5.2 16.911 1.9 1.5 3.4 11.057 5.854 Tabel 3. Kondisi Kekeruhan Tabel. 4. Kondisi ph dan suhu Titik KEKERUHAN (NTU) KEKERUHAN (MG/L) titik ph Suhu (C) 1 0.5 1.175 1 7.6 26 2 0.4 0.94 2 7.7 26 3 0.5 1.175 3 7.6 26 4 0.6 1.41 4 7.8 26 5 0.8 1.88 5 7.7 26 6 1.1 2.585 6 7.6 26 7 1.6 3.76 7 7 26 8 1.8 4.23 8 6.7 26 9 1.1 2.585 9 7.5 26 Pemodelan Dengan Qual 2K Langkah pemodelan mempunyai tujuan untuk mendapatkan nilai konsentrasi parameter BOD dan COD. Nilai konsentrasi parameter BOD dan COD kemudian dapat digunakan untuk menghitung nilai daya tampung beban pencemar sungai. Dalam pemodelan ini, digunakan lima skenario untuk mendapatkan besar beban daya tampung beban pencemar sungai. Skenario-skenario yang digunakan dalam pemodelan ini dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Skenario Simulasi Penentuan Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Skenario Kualitas Hulu Data Sungai Sumber Pencemar 1 Kondisi Sebenarnya Kondisi Sebenarnya Memenuhi Baku Mutu Air Limbah 2 Memenuhi Baku Kondisi Mutu Air Kelas II Sebenarnya Memenuhi Baku Mutu Air Limbah 3 Memenuhi Baku Mutu Air Kelas II Hasil Skenario 2 Estimasi Tahun 2018 4 Kondisi Sebenarnya Kondisi Sebenarnya Estimasi Tahun 2018 E16. 3

Gambar 1. sebaran Konduktivitas Gambar 2. Suspended Solid Gambar 3. Sebaran DO Gambar 4. Detritus Gambar 5. Sebaran BOD 3. Simpulan a. Nilai daya tampung beban pencemaran paling besar adalah pada saat skenario 2 (kondisi hulu dan kualitas air sungai telah memenuhi baku mutu air kelas II dan kondisi sumber pencemar telah memenuhi baku mutu air limbah), b. Kualitas air hulu dan sungai yang baik dapat dilakukan melalui pengelolaan kualitas air secara terpadu dengan cara pengendalian kualitas air di hulu, penurunan konsentrasi sumber pencemar sesuai baku mutu air limbah, penetapan kelas air sungai c. Penurunan beban pencemaran parameter BOD yang harus dilakukan pada semua segmen untuk mendapatkan sungai dengan kondisi memiliki daya tampung beban pencemaran d. Kadar parameter COD dan diversitas biota air masih dalam proses analisis dengan demikian belum bisa memberikan gambaran keseluruhan parameter kimia air sungai Metro yang telah disinkronisasikan dengan keadaan ideal kualitas air sungai. E16. 4

Daftar Pustaka [1]. Chandra (2002). Pemanfaatn Biji Kelor Dalam Pengolahan Limbah Pabrik Tekstil. (http://hom.unpar.ac.id/-andyc/research. htm) [2]. Ariyanto (2006). Efisiensi Penggunaan Anaerob Baffled Reactor dan Rotating Biological Contactor Dalam Pengolahan Limbah Batik Solo. Tidak Dipublikasikan. [3]. Linsty Ray, K. & Franzini, JB., (1989). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta. Erlangga. [4]. Setiadi & Hasibuan (1998).Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil dengan Bioreaktor Penyekat Anaerop (BIOPAN) sebagai Bagian Dari Pengolahan Gabungan Anaerob-Aerob. Makalah Dalam Seminar Teknologi Tepat Guna Untuk Pengolahan Limbah Cair. PUSTEKLIM. Yogyakarta 26-28 Oktober E16. 5