Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium. Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

METODE. Materi. Rancangan

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

Transkripsi:

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi Fakultas Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis Kadar Protein, Analisis Kadar HCN, Analisis Kadar Abu, Analisis Kadar Air, Analisis Kadar Karbohirat, Analisis Kadar Lemak, Analisis Kadar Serat dan Uji Organoleptik meliputi aroma, tekstur, dan warna pada bulan Januari sampai dengan April 2017. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa autoklaf, inkubator, mikropipet, cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu erlenmeyer, beaker glass, bunsen burner, gelas ukur, jarum inokulum / osen, ph meter universal, colony counter, shaker, kertas saring, neraca analitik, labu Kjeidahl, erlenmeyer, muffle furnance, desikator, oven, water bath, botol jam, blender, dan toples plastik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong, kulit nanas, inokulum Lactobacillus plantarum dari LIPI Cibinong Jawa Barat, medium MRS broth, MRS agar, aquades, HCl 1 N, NaOH 30%, H2SO4, alkohol 10%, alkohol 70%, NaOH 45%, NaOH 2,5%, NH4OH, KI, AgNO3 0,02 N, dan Acetone. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimen dengan rancangan percobaan 2 faktor, yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak kulit nanas N0 (tanpa ekstrak 18

19 kulit nanas), N1 (ekstrak kulit nanas 15%), N2 (ekstrak kulit nanas 20%), dan N3 (ekstrak kulit nanas 25%). Faktor kedua yaitu lama fermentasi A1 (72 jam), A2 (120 jam), dan A3 (168 jam). Metode penelitian dapat disusun sebagai berikut: 1. N0A1: Kontrol (tanpa ekstrak kulit nanas) dan fermentasi 72 jam. 2. N1A1:Ekstrak kulit nanas 15% dan fermentasi 72 jam. 3. N2A1: Ekstrak kulit nanas 20% dan fermentasi 72 jam. 4. N3A1: Ekstrak kulit nanas 25% dan fermentasi 72 jam. 5. N0A2: Kontrol (tanpa ekstrak kulit nanas) dan fermentasi 120 jam. 6. N1A2: Ekstrak kulit nanas 15% dan fermentasi 120 jam. 7. N2A2: Ekstrak kulit nanas 20% dan fermentasi 120 jam. 8. N3A2: Ekstrak kulit nanas 25% dan fermentasi 120 jam. 9. N0A3: Kontrol (tanpa ekstrak kulit nanas) dan fermentasi 168 jam. 10. N1A3: Ekstrak kulit nanas 15% dan fermentasi 168 jam. 11. N2A3: Ekstrak kulit nanas 20% dan fermentasi 168 jam. 12. N3M3: Ekstrak kulit nanas 25% dan fermentasi 168 jam. Masing-masing perlakuan diberikan 3 ulangan sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Perlakuaan fermentasi diberikan pada 72, 120, dan 168 jam. Kemudian dilakukan uji karakteristik tepung mocaf meliputi Analisis Kadar Protein, Analisis Kadar HCN, Analisis Kadar Abu, Analisis Kadar Air, Analisis Kadar Lemak, Analisis Pati, Analisis Kadar Serat dan Uji Organoleptik meliputi aroma, tekstur, dan warna.

20 D. Cara Penelitian 1. Tahap 1. Pembuatan Tepung Mocaf a. Sterilisasi Alat Semua alat yang digunakan harus bersih dan steril agar tidak terjadi kontaminasi. Peralatan dari bahan gelas dicuci, kemudian dikeringkan, selanjutnya disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0 C bertekanan 1 atm selama 30 menit. Sebelum disterilisasi, tabung reaksi ditutup kapas atau alumunium foil. Meja kerja yang akan digunakan disemprot dengan alkohol 70%. b. Perbanyakan Isolat Lactobacillus plantarum Perbanyakan isolat Lactobacillus plantarum didapat dari pembiakan murni isolat Lactobacillus plantarum yang berasal dari kultur koleksi LIPI Cibinong. Perbanyakan dilakukan dengan mengambil 1 ose biakan murni isolat kemudian diinokulasikan ke MRS broth 10 ml dalam tabung reaksi. Setelah 48 jam ambil 1 ml di inokulasi ke erlenmeyer berisi 100 ml medium MRS broth untuk tiap isolat, kemudian diinkubasi dengan suhu ruang 27 o C selama 48 jam pada rotary shaker dengan kecepatan 120 rpm. Selama proses perbanyakan isolat L. plantarum hal yang perlu diperhatikan yaitu perubahan tingkat keasaman (ph) dan tingkat viabilitas bakteri L. plantarum. Tingkat keasaman di ukur menggunakan kertas ph Universal sedangkan viabilitas L. plantarum dinyatakan dengan jumlah pertumbuhan L. plantarum selama masa inkubasi. Penghitungan populasi bakteri ini dengan metode Total Plate Count (TPC) kemudian dihitung dalam rumus:

21 Keterangan JB = jumlah bakteri (CFU/ml) JK = jumlah bakteri tunggal c. Pembuatan Ekstrak Kulit Nanas JB = JK X faktor pengenceran 1. Kulit nanas dicuci dengan air mengalir sampai bersih. Kulit nanas dipotong diambil dagingnya yang masih tersisa kemudian diblender sampai hancur. 2. Kulit nanas yang telah halus lalu disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh ekstrak kulit nanas 3. Kulit nanas yang sudah disaring kemuadian masuk ke proses pasteurisasi. Pasterurisasi merupakan proses pemanasan dengan suhu relatif rendah yaitu 70 o C selama 15 menit dengan tujuan untuk membunuh patogen. Setelah dipanaskan, ekstrak kulit nanas kemudian didinginkan. d. Fermentasi Pembuatan Tepung Mocaf Persiapan sampel uji dilakukan dengan memilih sampel uji singkong dengan varietas, ukuran, umur yang sama. Selanjutnya sampel uji terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel, lalu singkong dikupas dan dicuci dengan air bersuhu 60ºC hingga bersih, selanjutya diiris dengan ketebalan 2-3 ml. Setelah itu sampel uji ditimbang seberat 500 g lalu di campur dengan akuades (1:1) di toples plastik dan ditambahkan inokulum Lactobacillus plantarum 1 %. Setelah itu difermentasi sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan sampel uji dengan air fermentasi, lalu dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 12%-14%, menggiling singkong

22 hingga halus lalu dilakukan pengujian mutu tepung MOCAF sesuai dengan parameter pengamatan yaitu Analisis Kadar Protein, Analisis Kadar HCN, Analisis Kadar Abu, Analisis Kadar Air, Analisis Pati, Analisis Kadar Lemak, Analisis Kadar Serat dan Uji Organoleptik meliputi aroma, tekstur, dan warna. 2. Tahap 2. Uji Karakteristik Tepung Mocaf a. Analisis Kadar Protein Kandungan protein ditentukan dengan analisis kandungan Nitrogen AOAC dalam Sudarmaji dkk (2007). Uji kandungan protein dilakukan dengan cara menguji kadar Nitrogen dalam sampel (tepung MOCAF). Kemudian hasilnya dikonversi dengan mengalikan kadar Nitrogen yang didapat dengan 6,25. Faktor konversi 6,25 merupakan faktor konversi dari Nitrogen ke Protein berdasarkan sumber proteinnya. Hasil konversi yang didapat itu merupakan kandungan protein dalam sampel. Untuk menguji kadar Nitrogen, sampel sebanyak 2 g dimasukkan dalam labu Kjeidahl. Ditambahkan katalis N (CuSO4 dan K2SO4) 0,7 g dan ditambah H2SO4 pekat 3 ml lalu didestruksi pada suhu 370-410ºC dalam lemari asam sampai jernih kurang lebih selama 1 jam. Pada tahapan ini asam sulfat pekat mendestruksi sampel menjadi unsur-unsurnya. Elemen Karbon, Hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O. Sedangkan Nitrogen-nya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Selanjutnya sampel masuk pada tahap destilasi, pada tahap ini Ammonium Sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Setelah melalui tahap destruksi sampel didinginkan lalu ditambahkan 15 ml H2O, lalu dimasukkan kedalam labu destilasi dan

23 ditambahkan 15 ml NaOH 40%. Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer 100 ml yang berisi 25 ml larutan HCl 40% yang diberi indikator PP 2-3 tetes. Destilasi diakhiri bila semua ammonia terdistilasi sempurna dengan ditandai destilat tidak bereaksi basis. Hasil destilasi selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N. akhir titrasi ditandai dengan warna merah muda dan tidak hilang selama 30 detik. Selisih jumlah titrasi blangko dan sampel merupakan jumlah equivalen Nitrogen. Persen protein dihitung dengan menggunakan rumus: b. Analisis Pati Timbang 2-5 gram contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan, tambahkan 50 ml aquadest dan aduk selama 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquadest sampai volume filtrat 250 ml. Pati yang terdapat sebagai residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml eter biarkan eter menguap dari residu, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10%. Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring kedalam erlenmeyer dengan pencucian 200 ml aquadest dan tambahkan 20 ml HCl ± 25% ( berat jenis 1,125), tutup erlenmeyer dan panaskan dengan water bath selama 2,5 jam. Setelah dingin netralkan dengan NaOH 45% dan encerkan sampai volume 450 ml kemudian saring. Tentukan kadar gula yang dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang diperoleh. Keterangan:

24 c. Analisis Kadar Lemak Kadar lemak pada tepung mocaf ditentukan berdasarkan dengan metode AOAC (2003). Tepung mocaf sebanyak 2 gram dibungkus dengan kertas saring diletakkan di dalam ekstraktor dan diektrak dengan solvent n-hexane teknis pada suhu 75 O C selama 4 jam. Dengan 4 jam ekstraksi ini, lipida dalam mangrove sudah benar-benar terekstrak semua sehingga prosesnya dapat dihentikan. Selanjutnya, hasil yang diperoleh berupa campuran lipid dan n-hexane didistilasi untuk memisahkan keduanya. Ekstrak berupa lipida dimasukkan botol yang sebelumnya telah ditimbang. Dipanaskan lagi pada suhu 80 o C untuk mendapatkan hasil yang murni. Kemudian ditimbang hasilnya. Kadar lemak dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: A : berat contoh B : berat botol + lemak C : berat botol kosong d. Analisis Kadar Abu Kandungan abu dalam tepung MOCAF ditentukan berdasarkan dengan metode AOAC (2003) dalam Setyo dkk. (2012). Untuk penentuan abu, cawan kosong dan bersih dipanaskan pada suhu 600ºC selama 1 jam dalam muffle furnace. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W1). 1 gram sampel tepung MOCAF ditaruh dalam cawan. Kemudian cawan tersebut diletakkan dalam muffle furnace pada suhu 400ºC selama 6 jam. Kemudian cawan

25 didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W 2 ). Persen abu dihitung dengan rumus: e. Analisis Kadar Serat Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, kemudian ditambahkan 50 ml H2SO4 1,25% panaskan dan direflux selama 30 menit, setelah itu ditambahkan 50 ml NaOH 3,25% dan direflux selama 30 menit. Sampel yang telah dipanaskan, kemudian disaring panas-panas dengan kertas saring Whatman 42 yang telah diketahui bobotnya. Setelah disaring, lalu sampel dicuci dengan 50 ml H2SO4 1,25% dan 50 ml alkohol 36%, kemudian endapan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C dan timbang sampai bobot konstan. Serat kasar dihitung dengan rumus : %serat kasar = [(a-b)/c] x 100% Keterangan : a = berat kertas saring ditambah sampel yang telah dikeringkan (g) b = berat kertas saring (g) c = berat sampel (g) f. Analisis Kadar Air Kadar air ditentukan berdasarkan dengan metode AOAC (2013) dalam Setyo dkk. (2012) dengan mengeringkan sampel tepung MOCAF (W1) ke dalam oven pada suhu 80 ºC kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilakukan berulang ulang hingga beratnya konstan (W2). Persen moisture content dihitung dengan rumus: % Moisture = w 1 w 2 w 1 x 100%

26 g. Analisis Kadar HCN Analisis kadar HCN ditentukan berdasarkan dengan metode AOAC (2003) dalam Setyo dkk. (2012). Timbang sampel sebanyak 15 g lalu tambahkan dengan 100 ml aquades dan diletakkan pada labu Kjeldahl, kemudian dilakukan perendaman selama 2 jam. Setelah itu, ditambahkan lagi 100 ml aquades, kemudian didistilasi dengan uap (steam). Tampung distilat dalam erlenmeyer berisi 20 ml NaOH 2.5%. Setelah distilat mencapai 150 ml, tambahkan 8 ml NH 4 OH, 5 ml KI 5% dan dititrasi dengan 0.02 N AgNO 3 sampai terjadi kekeruhan (letakkan kertas karbon hitam dibawah labu titrasi). h. Uji Organoleptik Dilakukan pada pengamatan hari terakhir setelah didapatkan tepung MOCAF. Pengujian organoleptik bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil tangkapan dengan menggunakan indera sensori. Pengujian organoleptik dilakukan dengan menggunakan alat berupa score sheet organoleptik aroma/bau, tekstur/kekasaran tepung MOCAF. Pada score sheet digunakan angka 1 sebagai nilai tertinggi dan angka 4 untuk nilai terendah. Pengujian organoleptik dilakukan oleh 10 panelis dengan kriteria sebagai berikut.

27 a. Aroma/bau Skala Keterangan 1 Tidak berbau 2 Sedikit berbau 3 Apek 4 Sangat apek Selanjutnya nilai aroma tepung MOCAF dihitung menggunakan rumus : % aroma = jumlah nilai mutu panelis jumlah panelis x 100% b. Tekstur Skala Keterangan 1 Sangat halus 2 Halus 3 Sedikit kasar 4 Kasar Selanjutnya tekstur tepung MOCAF dihitung menggunakan rumus : % tekstur = jumlah nilai mutu panelis jumlah panelis x 100% c. Warna Pengujian warna dilakukan untuk mengetahui tingkat kecerahan pada tepung mocaf. Pengujian warna dilakukan dengan menggunakan chromameter dan dihitung dengan rumus: Keterangan: E = intensitas warna L = kecerahan sampel ( warna kromatis, 0=hitam sampai 100=putih) a = warna kromatik merah (+) hingga hijau (- ) b = warna kromatik biru (- ) hingga kuning ( + )

28 E. Analisis Data Analisis data kadar abu, serat, protein, air, karbohidrat, pati, HCN, organoleptik aroma, tekstur dan derajat keputihan tepung dilakukan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf nyata α = 5%. Apabila terdapat pengaruh yang signifikan dari perlakuan yang dicobakan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan α = 5 %.