BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Akuntan Publik di Semarang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Rincian Responden Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasil yang optimal dengan tujuan penelitian. yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Jumlah kuesioner kembali dan dapat diolah 1 Riza, Adi, Syahril Achmad,Rasyid,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

H5: Semakin tinggi preferensi klien akan semakin meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODEPENELITIAN. pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan judgment. Tabel 3.1. Populasi dan Sampel NO KAP ALAMAT

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat dikumpulkan serta dianalisis untuk mencapai solusi.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan penentuan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Malang sebagai objek

BAB III METODE PENELITIAN. adalah semua auditor yang bekerja di KAP Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. No Nama KAP Auditor Bersedia Mengisi Kuesioner 1 KAP TRI BOWO YULIANTI KAP BAYUDI, YOHANA, SUZY, ARIE 10 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sampel dan Populasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

30 dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Berikut definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini. 1. Kualitas Audit Kualitas audit m

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis untuk menjelaskan sifat hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif, akuntabilitas, pengalaman, dan pengetahuan dengan variabel dependen pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Berikut ini adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 3.1. Populasi dan Sampel Populasi di dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Semarang. Sampai saat ini belum ada data yang dipublikasikan mengenai jumlah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling (judgment sampling), yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana sampel diambil dengan kriteria tertentu yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2008). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bertugas di lapangan yang berhadapan langsung dengan bukti audit, yaitu auditor yunior, auditor senior dan supervisor auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Semarang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa auditor yang melakukan tugas di lapangan yang 33

berhadapan langsung dengan bukti audit biasanya akan dihadapkan pada masalah untuk menentukan kecurangan. Untuk memilih kantor akuntan publik dimana auditor bekerja digunakan metode convenience sampling, pengambilan sampel dengan kemudahan yakni peneliti memilih sampel apa saja yang ditemuinya yang memenuhi kriteria (Sekaran, 2008). Maka dalam hal ini peneliti memilih sampel yang didasarkan pada kesediaan auditor pada kantor akuntan publik tersebut dalam mengisi kuesioner. Tabel 3.1 Sampel Penelitian NO NAMA KAP TOTAL AUDITOR BERSEDIA MENGISI Kuesioner kembali dan dapat diolah 1 KAP YULIANTI 10 10 9 2 KAP HADORI 10 10 4 3 KAP LEONARD 60 15 6 4 KAP BAYUDI, YOHANA, SUZY 10 10 7 & ARIE 5 KAP ACHMAD, RASYID, 10 5 4 HISBULLAH&JERRY 6 KAP BENNY, TONY, FRANS & 10 5 4 DANIEL 7 KAP HANANTA 15 5 4 8 KAP SOETIKNO 5 5 3 9 KAP RIZA,ADI,SYAHRIL 5 5 5 SAMPEL : 70 46 3.2.Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban kuesioner dari auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey dengan cara membagikan kuesioner kepada para auditor. Peneliti akan membagikan kuesioner ke kantor akuntan publik yang sudah terpilih di 34

Semarang, kuesioner akan diisi oleh auditor eksternal yang bertugas langsung di lapangan, jawaban kuesioner yang sudah diisi auditor akan diambil peneliti satu atau dua minggu setelah pembagian kuesioner. 3.3.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen: sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif, akuntabilitas, pengalaman, dan pengetahuan auditor. Sedangkan variabel dependen adalah pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Definisi operasional variabel dan pengukuran variabel adalah seperti berikut ini. 3.3.1. Sikap Skeptisisme Profesional Sikap skeptisisme profesional adalah sikap praktisi yang membuat penilaian kritis dengan pikiran yang selalu mempertanyakan tentang validitas bukti audit yang diperoleh, dan waspada terhadap bukti yang kontradiktif atau keandalan dokumen atau representasi yang diberikan oleh pihak yang bertanggung jawab (IAPI, 2016). Variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor diukur dengan skala Likert 5 point, untuk 6 indikator yang dikembangkan oleh Hurtt (2010) yang terdiri dari: (1) questioning mind, (2) suspension of judgment, (3) search for knowledge, (4) interpersonal understanding, (5) self-confidence, dan (6) self-determination. 35

Skala Likert 5 point menggambarkan jawaban subyek terhadap pertanyaan yang terkait dengan keenam karakterisitik sikap skeptisisme profesional, mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), raguragu (3), setuju (4) sangat setuju (5). 3.3.2. Informasi Afektif Informasi afektif yaitu informasi yang sebenarnya tidak relevan yang dapat menimbulkan reaksi emosional auditor seperti rasa suka atau tidak suka terhadap klien yang pada akhirnya akan menyebabkan pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan menjadi bias (Bhattacharjee dan Moreno, 2002). Informasi afektif dalam penelitian ini dikembangkan dari Bhattacharjee, dan Moreno (2002) dilakukan dengan cara memberikan tambahan paragraph pada kasus yang terdapat dalam materi kuesioner yang dibagikan ke responden. Paragraph tambahan tersebut berisi uraian mengenai informasi positif dari klien yang dimaksudkan untuk menimbulkan reaksi emosional responden berupa perasaan simpati, menghargai, kagum, dan percaya. Paragraph tambahan tersebut menceritakan bahwa klien adalah pengusaha yang terkenal, berprestasi, sukses, dan memiliki perilaku sosial yang terpuji, dan tim manager dari perusahaan klien adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya. Kemudian responden ditanya mengenai bagaimana perasaan mereka terhadap pemilik dan manager dari perusahaan tersebut. Indikator dari informasi afektif adalah rasa suka atau tidak suka terhadap klien. Responden 36

diminta menjawab dengan skala Likert 5 point mulai dari perasaan tidak simpati, tidak menghargai, tidak kagum, dan tidak percaya (skala 1), sampai dengan sangat simpati, sangat menghargai, sangat kagum, dan sangat percaya (skala 5). 3.3.3. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan rasa kebertanggungjawaban auditor kepada klien untuk melakukan proses audit sesuai dengan standar yang ditentukan (Mardisar dan Sari, 2007). Akuntabilitas dipengaruhi oleh 3 hal yaitu motivasi, daya pikir, dan keyakinan (Libby dan Luft, 1993 dalam Mardisar dan Sari, 2007). Maka dalam mengukur tingkat akuntabilitas, auditor akan diberikan pertanyaan mengenai seberapa besar motivasi auditor, daya pikir (usaha) auditor, dan keyakinan auditor dalam menyelesaikan pekerjaan dengan skala Likert 5 point mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai dengan sangat setuju (5). 3.3.4. Pengetahuan Pengetahuan yang cukup dan memadai wajib dimiliki oleh auditor untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan audit (Herawaty dan Susanto, 2009). Yang menjadi indikator dari variabel ini adalah: (1) pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal, (2) pengetahuan yang diperoleh dari seminar, lokakarya, dan pelatihan, (3) 37

pengetahuan mengenai standar akuntansi, (4) pengetahuan mengenai standar auditing, dan (5) pengetahuan mengenai perkembangan peraturan. Kuesioner diukur dengan skala Likert 5 point mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai dengan sangat setuju (5). 3.3.5. Pengalaman Pengalaman auditor dalam melaksanakan audit laporan keuangan perusahaan dapat diukur dari waktu seberapa lama bekerja ataupun dari seberapa banyak tugas yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor akan diberi pertanyaan dengan skala Likert 5 point mengenai seberapa lama auditor mulai bekerja dalam profesinya, serta auditor sudah menangani berapa banyak kasus dan berapa banyak perusahaan. 3.3.6. Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah keputusan auditor yang bersifat profesional dalam (1) penilaian risiko kecurangan dan (2) memodifikasi prosedur audit (Hammersley, 2011). Penilaian risiko kecurangan diukur dengan skala Likert 5 point untuk 3 indikator yaitu (1) adanya faktor risiko kecurangan, (2) adanya bukti audit yang kontradiktif, dan (3) penilaian risiko kecurangan yang tinggi. Skala Likert 5 point mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai dengan sangat setuju (5). 38

Sedangkan keputusan untuk memodifikasi prosedur audit diukur dengan skala Likert 5 point untuk 3 indikator yaitu (1) merubah sifat prosedur audit, (2) merubah waktu audit, dan (3) merubah luas prosedur audit. Skala Likert 5 point mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai dengan sangat setuju (5). 3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran segi demografis dari subyek penelitian yaitu dengan melihat mean dan standar deviasi dari gender, usia, pengalaman, ukuran kantor akuntan publik, dan tingkat pendidikan. 3.4.2.Uji Kualitas Data Pengujian terhadap kualitas data terdiri dari uji reliabilitas dan uji validitas dengan SPSS. Uji reliabilitas dan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap variabel skeptisme profesional, akuntabilitas, pengetahuan, pengalaman, dan pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner 39

tersebut, mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Masing-masing indikator kuesioner dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah jawaban seseorang terhadap pernyataan dalam suatu kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach alpha (α). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha>0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005). 3.4.3. Uji Asumsi Klasik 3.4.3.1.Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data empirik yang didapatkan dari lapangan telah sesuai dengan distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Untuk mendapatkan distribusi normal maka harus dipastikan bahwa data yang didapat diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik non parametik yaitu dengan Kolmogorov Smirnov. Varibel dapat dikatakan berdistribusi 40

normal apabila signifikansi hasil uji (nilai Asymp.Sig) memiliki nilai lebih besar daripada nilai signifikan 5% (0.05). 3.4.3.2.Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain terdapat persamaan atau tetap maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji Glejser. Variabel dikatakan mengalami heterokedastisitas jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 5% (0.05). 3.4.3.3.Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan beberapa atau semua variabel yang dapat menjelaskan dalam model regeresi. Jika terjadi multikolinearitas maka variabel dinyatakan memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai toleransi dan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Variabel dikatakan 41

mengalami multikolinearitas apabila nilai toleransi lebih kecil dari 1% (0.01) atau jika nilai VIF lebih besar dari 10. 3.4.4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis H1, H2, H3, H4, dan H5 dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Model persamaan regresi berganda yang digunakan yaitu: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e Di mana: Y : Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan a : Nilai intersep (konstan) b1-b5 : Koefisien arah regresi X1 :Sikap skeptisisme profesional X2 :Informasi afektif X3 :Akuntabilitas X4 : Pengetahuan X5 : Pengalaman e : error 42

3.4.5. Kriteria Penerimaan Hipotesis H1 = jika nilai signifikan 0.05 maka sikap skeptisise professional berpengaruh positif pada pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan H2 = jika nilai signifikan 0.05 maka informasi afektif berpengaruh negatif pada pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan H3 = jika nilai signifikan 0.05 maka akuntabilitas berpengaruh positif pada pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan H4 = jika nilai signifikan 0.05 maka pengalaman auditor berpengaruh positif pada pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan H5 = jika nilai signifikan 0.05 maka pengetahuan auditor berpengaruh positif pada pertimbangan auditor dalam mendeteksi kecurangan 3.4.6. Uji Goodness of Fit dari Model Penelitian Untuk menguji apakah fungsi regresi dapat merepresentasikan nilai aktual maka dapat diukur dari Goodness of Fit dari fungsi tersebut. Ghozali (2005) menyebutkan bahwa untuk mengukur Goodness of Fit dapat digunakan tiga cara yaitu 1) uji statistik F, 2) uji statistik t, 3) uji koefisien determinasi. 1) Uji statistik F Pengujian dengan uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dari model penelitian mempengaruhi secara 43

bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan notasi seperti berikut ini: HA: b1 b2 bk 0 Untuk melakukan uji F ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka Ho akan ditolak dan Ha dapat diterima. b. Dengan melihat P-value, jika P<α maka Ho ditolak, jika P>α maka Ha diterima. 2) Uji statistik t (uji-t) Uji-t disebut juga dengan uji Signifikan Parameter Individual yang digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan notasi sebagai berikut: HA: b1 0 Uji-t dapat dilakukan sebagai berikut: a. Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t menurut tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Dengan melihat P-value. Apabila P<α maka Ho ditolak, jika P>α maka Ha diterima. 3) Uji koefisien determinasi 44

Nilai koefisien determinasi atau R-square digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel independen dalam model penelitian dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai R-square berada antara nilai 0 dan 1. Nilai R-square yang mendekati 1 berarti bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dengan baik. Penggunaan koefisien determinasi untuk mengukur Goodness of Fit suatu model memiliki kelemahan, karena koefisien determinasi bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independen makan semakin besar nilai R-square tidak peduli apakah variabel independen tersebut sebenarnya berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu untuk menilai model regresi yang baik dapat digunakan nilai Adjusted R-square. 45