STUDI POLA PEWARNAAN UJI TETRAZOLIUM PADA BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS

dokumen-dokumen yang mirip
STUD1 PENENTUAN MlABlLlTAS POTENSIAL BENlW KEDELAl (Glycine max L. Merr) DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA TOLOK OKUR SECARA SINERGIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah

Bul. Agrohorti 6 (2) : (2018)

PENENTUAN KRITERIA KECAMBAH NORMAL YANG BERKORELASI DENGAN VIGOR BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) Oleh Arifani Wulandari A

PENGGUNAAN UJI KONDUKTIVITAS SEBAGAI UJI VIGOR PADA BENIH GANDUM (Triticum aestivum L.) TESIS OLEH : ENDANG MURWANTINI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

PELATIHAN ANALISA MUTU BENIH DENGAN UJI TETRAZOLIUM

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

Pengujian Tetrazolium dan Respirasi Benih Koro Pedang (Canavalia ensiformis)

STUDI UJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA BENIH KEDELAI (Glycine max L. (Merr.)) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU FISIOLOGIS BENIH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

STUDI EKSPLORATIF PENYIMPANAN BENIH DALAMAIR

STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glyci~te mar (L.) ilierr.) PADA APLIKASI SISTEM DISTRIBUSI DALAM JALINAN ARUS BEN113 ANTAR LAPANG

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN PEMANASAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jaqc.) Oleh Semuel D Arruan Silomba A

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

KER~NG PANEN DALAM KONDISI SUHU SUB OPTIMUM TERHADAP VlABILlTASNYA

(Glycine max (L. ) Merr. )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

Uji cepat viabilitas benih tanaman kehutanan: tusam, mangium, sengon, mahoni dan gmelina

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGKAJIAN VIABILITAS BENIH DENGAN TETRAZOLIUM TEST PADA JAGUNG DAN KEDELAI

LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH

Topographical Tetrazolium Pattern for Evaluating Viability and Vigor of Soybean Seeds (Glycine max L.Merr) to Estimate Field Stand

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN VIABILITAS BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) PADA BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN DENGAN MENGGUNAKAN UJI TETRAZOLIUM

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

UJI POTENSI BERKECAMBAH BENIH, UJI DAYA BERKECAMBAH BENIH, UJI KESEREMPAKAN BERKECAMBAH BENIH, DAN UJI INDEKS KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

PEWGARUH VARIETAS, KADAR AIR DAM HENTAKAN TERNADAP VIABILITAS BENIN KEDELAI ( Siyoine max ( L. ) Merr. )

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN PELAPIS DAN Methylobacterium spp. TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH DAN VIGOR BIBIT KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

PENGARUN KQNDISI RUANG SIMPAN, KADAR AIR AWAL BENIH DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH SIRSAK (Annona muricata L.) Oleh.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

penyimpanan benih yang selanjutnya disebut gudang G 1), Leuwikopo. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei 1994 dan selesai Februari 1995.

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

PENGEMBANGAN UJI CEPAT VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KACANG TANAH

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN Jl. Pakuan Ciheuleut, PO Box 105 Bogor, Telp/Fax :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

)f "f 13. *+* ,+-. -.,/ (,>, i,r J i. ': j/ ( 1, ;--., ' q" *; w,i. i* P 1 //."" i* BERTUMBUHWN BEldig DALAId STSTRES TEKANAN UDARW

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tipe perkecambahan epigeal

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA Viabilitas Benih

Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)

PERCOBAAN I Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai. Pendahuluan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Sumber Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

PEMECAHAN DORMANSI DAN UJI TETRAZOLIUM BENIH TOPOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

PENGARm TINGKAT KEMASAKAN, MEDIA TANAM, DAN POSISI BENIW DITANAM. P PERKECAMBANAN BENIW KEMIRI (Alerc

METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) ANNISA IMANIAR A

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

Transkripsi:

,! /1, / STUDI POLA PEWARNAAN UJI TETRAZOLIUM PADA BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS Oleh Achmad Muchlis A 28.0654 JURUSAN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERT ANI AN BOGOR 1999

RINGKASAN ACHMAD MUCHLIS. Studi Pola Pewarnaan Uji Tetrazolium pada Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai Tolok Ukur Viabilitas (di bawah bimbingan ABDUL QADIR dan TATI BUDIARTI). Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pola pewarnaan uji tetrazolium yang terbentuk dan menentukan tolok ukur viabilitas benih kacang tanah. Hipotesis pertama adalah terdapat korelasi antara intensitas dan pola pewarnaan uji tetrazolium dengan tolok ukur fisiologi. Hipotesis kedua adalah intensitas dan pola pewarnaan tertentu dari uji tetrazolium dapat digunakan sebagai tolok ukur viabilitas benih kacang tanah. Penelitian berlangsung di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Baranangsiang, IPB mulai bulan Maret 1997 sampai Mei 1998. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembuatan pol a dan pengujian pola. Pada tahap pembuatan pola, digunakan lot benih kacang tanah yang mempunyai viabilitas berbeda, yaitu daya berkecambah 90 % - 100 % (lot 1), 80 % - 90 % (lot 2) dan seterusnya hingga 0 % - 10 % (lot 10). Pengujian tetrazolium dilakukan pada setiap lot. Intensitas dan pola pewarnaan yang terjadi pada embrio diamati dan pola pewarnaan yang terbentuk dipotret. Selanjutnya dibuat standar pola pewarnaan yang membedakan antara benih yang berpotensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal kuat, nomal kurang kuat, abnormal dan mati, sebanyak enam pola (I-A, I-B, I-C, II-A, II-B dan II-C). Pengujian viabilitas benih dengan indikasi langsung digunakan sebagai pembanding pada tahap pengujian pola. Pengujian dengan indikasi langsung menggunakan tolok ukur potensi tumbuh (PT), daya berkecambah (DB) dan keserempakan tumbuh (KST). Tolok ukur uji tetrazolium yang digunakan yaitu daya berkecambah tetrazoliuin (DB TZ) dinilai berdasarkan kriteria % normal (kuat + kurang kuat), 'i,'. r -:'~

keserempakan tumbuh tetrazolium(kst Tz ) dinilai berdasarkan kriteria % normal kuat dan potensi tumbuh tetrazolium (PT TZ) dinilai berdasarkan kriteria % normal + abnormal. Pengujian pola selanjutnya dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu : ( 1 ) analisis regresi sederhana antara lot benih (sumbu X) dan viabilitas benih (sumbu Y); ( 2 ) anal isis regresi sederhana antara tolok ukur uji tetrazolium : DB TZ,KST TZ dan PT TZ sebagai sumbu X dengan tolok ukur fisiologi : DB, KST dan PT sebagai sumbu Y; (3) analisis korelasi sederhana antara tolok ukur uji tetrazolium dengan tolok ukur fisiologi yang sesuai. Analisis regresi pada pendekatan pertama dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan garis yang terbentuk pada setiap tolok ukur dengan memperhatikan koefisien regresi (b) yang terbentuk. Kecenderungan dan kedekatan pola pewamaan tolok ukur uji tetrazolium terhadap tolok ukur fisiologi ditentukan dari besamya selisih nilai b yang terbentuk. Pola yang dipilih adalah pola yang mempunyai selisih nilai koefisien regresi kecil (b 2 - bl ~ 1.00 atau mendekati satu). Analisis regresi pada pendekatan kedua dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan antara pola-pola yang menjadi tolok ukur uji tetrazolium terhadap tolok ukur fisiologi yang sesuai. Pola yang dipilih adalah yang mempunyai nilai b = 1 atau mendekati satu. Analisis korelasi pada pendekatan ketiga dimaksudkan untuk mengetahui lebih lanjut keeratan hubungan pola-pola yang terpilih berdasarkan pendekatan pertama dan kedua. Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diperoleh : pola II-A memiliki kesamaan sel1a hubungan yang kuat (berkorelasi) dengan tolok ukur fisiologi pada tolok ukur DBTZ dan K S T 1Z Berdasarkan skoring peringkat terbaik pada setiap tolok ukur dan metode pendekatan diperoleh bahwa pola II-A merupakan pola terpilih yang dapat digunakan sebagai tolok ukur uji tetrazolium untuk viabilitas benih kacang tanah.

Pola IT-A memiliki kriteria tolok ukur sebagai berikut : l. Normal Kuat Benih yang 100 % kotiledonnya terwarnai penuh baik merah tua saja, campuran merah tua dan muda, serta merah muda. 2. Normal Kurang Kuat a. benih yang kotiledonnya berwarna sebagian merah tua sebagian putih, serta sebagian merah tua, merah muda dan putih. b. benih yang kotiledonnya berwarna merah muda 100 % dan tiga struktur penting selain kotiledon sepertiga sampai dua pertiga bagian berwarna putih. 3. Abnormal a. benih yang kotiledonnya berwarna sebagian merah muda sebagian putih b. benih yang kotiledonnya berwarna sebagian merah tua, merah muda dan putih serta tiga struktur penting selain kotiledon sepertiga bagian berwarna merah tua 4. Mati a. benih yang kotiledonnya sebagian besar atau seluruhnya putih b. benih yang kotiledonnya berwarna sebagian merah muda sebagian putih dan tiga struktur penting selain kotiledon tidak ada yang berwarna merah tua. Penetapan penilaian uji tetrazolium akan lebih akurat bila didasarkan pada Intensitas dan pola pewarnaan yang terjadi pada kotiledon dibandingkan pada bagian embrio secara keseluruhan (kotiledon, plumula, epi/hipokotil dan radikel).