BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

Mesin Perkakas Konvensional

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

Gambar1. Dongkrak Hidrolik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Produksi 2.2 Sistem Perencanaan Proses Produksi

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. Mesin Frais/Milling

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

1. EMISI GAS BUANG EURO2

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB II LANDASAN TEORI

Komponen Sistem Pneumatik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa (2.1, Lit. 3)

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

Transkripsi:

9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi dan memuaskan permintaan konsumen. Persaingan yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk lebih kompetitif dan melakukan perubahan untuk mendukung kinerja perusahaan.perubahan dapat terjadi dengan menerapkan strategi guna memberikan dampak secara langsung terhadap konsumen untuk meningkatkan posisi dan eksistensi perusahaan dimata konsumen salah satunya dengan meningkatkan mutu dan kualitas produk.untuk menhasilkan produk yang bermutu dan berkualitas tinggi maka diperlukan peningkatan kualitas yang baik dengan cara memperbaiki proses produksi. Maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana cara memproduksi barang yang baik dan material-material yang digunakan serta ukuran dan pemberian toleransi yang digunakan sehingga menghasilkan barang produksi yang baik dan bermutu tinggi. Kerja praktek yang dilaksanakan di PT. Usaha Pratama Sejahtera diharapkan dapat mengetahui dunia kerja secara langsung. Sehubung dengan PT. Usaha Pratama Sejahtera sebagai badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan produksi, maka diharapkan penulis dapat mengetahui proses produksi yang berlangsung di PT. Usaha Pratama Sejahtera saat ini.berdasarkan hal diatas, maka diharapkan penulis dapat mengetahui salah satu proses pembuatan produk yaitu Hydraulic Power Unit yang sedang berlangsung di PT. Usaha Pratama Sejahtera.

10 3.2 PENGERTIAN PROSES PRODUKSI Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. 3.3 JENIS-JENIS PRODUKSI Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi. Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes) Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah. Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap

11 situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut: 3.3.1 Proses Produksi Terus Menerus Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar. 3.3.2 Proses Produksi Terputus-Putus Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses. 3.3.3 Proses Produksi Campuran Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh. 3.4 PROSES PEMESINAN 3.4.1 Mesin Bubut Gambar 3.1 Mesin Bubut

12 Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahatdisebut gerak umpan (feeding). Tetapi pengertian lain menyebutkan bahwa bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. 3.4.2 Mesin Milling Gambar 3.2 Mesin Milling

13 Mesin milling adalah mesin yang mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus. Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya. 3.4.3 Mesin Wellding Gambar 3.3 Mesin Welding Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang

14 kontinyu.disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik, krena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. 3.4.4 Mesin Bor (Drilling) Gambar 3.4 Proses Pengeboran menggunakan Mesin Milling Mesin milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Sedangkan drilling adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat. Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill) (Widarto, 2008).

15 Sedangkan menurut Rasum (2006), proses bor (boring) adalah proses meluaskan/memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada mesin gurdi atau drilling, tetapi bisa dengan mesin bubut, mesin frais, atau mesin bor. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok atau ragum (vice) atau alat Bantu lainnya. Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal (majumundur dan kekiri-kekanan). 3.5 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem Hidrolik adalah suatu sistem/ peralatan yang bekerja berdasarkan sifat dan potensi / kemampuan yang ada pada zat cair ( liquid ). Berdasarkan kata hidrolik berasal dari bahasa Yunani yakni hydro = air, dan aulos = pipa. Jadi hidrolik dapat diartikan suatu alat yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa. Namun, pada masa sekarang ini sistem hidrolik kebanyakan menggunakan air atau campuran oli dan air (water emulsian) atau oli saja. Sistem Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan HUKUM PASCAL "Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat kesegala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya". Prinsip dalam rangkaian Hidrolik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hidrolik untuk menjalankan suatu sistem tertentu. Keuntungan Sistem Hidrolik: o o o o o Tenaga besar, dimensi peralatan yang kecil Kecepatan gerak yang dapat diatur (bervariasi) Mudah diubah arah gerakannya Pencegahan beban lebih yang sederhana konstruksinya (reliev valve) Mudah dihentikan tanpa merusak

16 3.6 HYDRAULIC POWER UNIT Gambar 3.5 Hydraulic Power Unit Hydraulic power unit berfungsi sebagai pembangkit aliran yaitu fluida hidrolik ke seluruh komponen system hidrolik untuk mentransfer tenaga yang diberikan oleh penggerak mula 3.7 KOMPONEN-KOMPONEN HYDRAULIC POWER UNIT Yaitu komponen-komponen yang terpasang dalam satu sistem hydraulic power unit 3.7.1 Tangki Hidrolik / Hydraulic Reservoir Tangki hidrolik sebagai wadah oli untuk digunakan pada system hidrolik. Oli panas yang dikembalikann dari sistem didinginkan dengan cara menyebarkan panasnya dan menggunakan Oil Cooler sebagai pendingin oli kemudian kembali kedalam tanki. Untuk mempertahankan kondisi oli, tangki dilengkapi dengan saringan agar oli yang mengalir dalam sistem tetap bersih dari kotoran.

17 Gambar 3.6 Tangki Oli 3.7.2 Pompa hidrolik Pompa hydraulic berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia adalah sebagai pemompa darah Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik. Biasanya dalam hal pemilihan spesifikasi pompa hidrolik customer akan menentukan sendiri volume dengan satuan Lpm (Liter permenit) maka harus di konfersikan dalam satuan cc/rev sesuai spesifikasi yang tertera pada catalog, yaitu dengan persamaan 3.1: Output pompa (Lpm) = Output pompa cc/rev (3.1) putaran motor penggerak (Rpm)

18 Gambar 3.7 Hydraulic pump 3.7.3 Elektrik Motor Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Pada sistem hidrolik digunakan sebagai tenaga untuk memutar pompa. Motor listrik yang umum digunakan adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC (International Electrotcchnical Commission) dan NEMA (National Electrical Manufacturers Association). Motor asinkron IEC berbasis metric, sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial, dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kilowatt (kw). Dalam hal perhitungan motor biasanya tentukan spesifikasi pompa terlebih dahulu setelah itu baru dapat menghitung daya motor penggerak dengan persamaan sebagai berikut

19 Diketahui: V = Volume pompa 6,2cc/rev P = Tekanan kerja pada silinder hidrolik 150 kg/cm 2 R =Putaran pada poros 1500 Rpm D = Daya motor listrik (kw) Rumus; D = V x 1,5 ( P x 1,2 ) 600 (3.2) Gambar 3.8 Electric motor 3.7.4 Directional Control Valve. Directional Control Valve (DCV) digunakan untuk mengarahkan oli menuju sirkuit yang berbeda pada sistem hidrolik. Kapasitas aliran maksimum dan tekanan yang turun saat melewati valve merupakan pertimbangan utama. Directional control valve dapat dikombinasikan dengan manual, hidrolik, pneumatic dan kontrol elektronik. Faktor ini umumnya ditentukan selama

20 melakukan desain sistem untuk pertama kali. Directional control valve mengarahkan aliran oli menuju sistem hidrolik. Dengan kata lain merupakan komponen dimana operator mengontrol mesin. Directional control valve mengarahkan suplai oli menuju aktuator pada sistem hidrolik. Valve body dilubangi, dihaluskan dan kadang lubangnya di keraskan dengan perlakuan panas. Gambar 3.9 Directional control valve 3.7.5 Flow Control Valve Fungsi Flow Control Valve adalah untuk mengontrol laju aliran fluida atau memutus aliran fluida. Dalam sistem hidrolik biasanya flow control valve digunakan untuk mengatur kecepatan silinder hidrolik. Gambar 3.10 Flow control valve

21 3.7.6 Check Valve & Pilot Check Valve Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan). Alat ini biasa dipasang setelah jalur keluar pompa, bertujuan untuk menahan tekanan balik pada sistem menuju pompa. Gambar 3.11 Check valve Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya. Gambar 3.12 Pilot Check valve

22 3.7.7 Manifold Block Manifold Block adalah adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran masuk fluida ke header dan separator yang dikehendak dialirkan. Bisanya anifold block disiapkan sesuai ukuran valve yang akan digunakan. Gambar 3.13 Manifold Block 3.7.8 Pressure Gauge Pressure Gauge adalah sebuah alat pengukur tekanan yang acap kali digunakan dalam dunia industri. Alat ini digunakan dalam pengukuran besarnya tekanan, yang biasanya adalah tekanan fluida pada sebuah alat proses atau perpipaan. Gambar 3.14 Pressure Gauge

23 3.7.9 Filter Hydraulic Filter adalah salah satu komponen penting dalam simtem hidrolik, karena berfungsi sebagai penyaring oli yang kotor dari partikel-partikel yang dapat merusak sistem. Ada dua jenis filter sesuai pada penempatannya yaitu suction filter dan return filter Gambar 3.15 Oil Filter 3.7.10 Relief valve Relief valve berfungsi untuk mengatur besar tekanan fluida hidrolik agar stabil di nilai tertentu. Gambar 3.16 Relief Valve

24 3.7.11 Coupling Coupling adalah komponen penghubung antara poros elektrik motor dengan poros pompa hidrolik. 3.7.11Diagram sistem hidrolik Gambar 3.17 Coupling Gambar 3.18 Diagram sistem hidrolik sederhana