PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1) Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 Angka 15 Angka 16 Angka 17 : Diisi dengan nomor Surat Konfirmasi. : Diisi dengan nama dokumen yang akan dikonfirmasi misalnya Bill of Lading : Diisi dengan nama kantor/perusahaan/lembaga dan sebagainya dan alamat kemana konfirmasi ini ditujukan. : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan masa dan tahun pajak yang diperiksa. : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan nama dokumen yang akan dikonfirmasi : Format daftar yang dimaksud dibuat sesuai dengan kebutuhan Tim Pemeriksa. : Diisi dengan nama,, dan tanda tangan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak serta cap jabatan. : Diisi dengan nama penerima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan jabatan penerima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan tanggal terima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan tanda tangan penerima dan cap kantor/perusahaan/lembaga dan sebagainya penerima Surat Konfirmasi.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2006 Tanggal 22 Agustus 2006 Nomor : (2) (3) Sifat : Segera Lampiran : (4) Hal : Konfirmasi (5) Yth. (6) Sehubungan dengan pemeriksaan pajak terhadap Wajib Pajak di bawah ini : Nama : (7) NPWP : (8) Masa/Tahun Pajak : (9) Alamat : (10) dan dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000, bersama ini diminta agar saudara memberikan jawaban konfirmasi (11) sebagaimana daftar terlampir (12) sesuai dengan data yang ada pada Saudara. Jawaban konfirmasi tersebut agar dapat disampaikan kepada kami dalam waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat ini. Demikian untuk menjadi perhatian dan atas kerjasama Saudara diucapkan terima kasih. Kepala Kantor (13) Diterima oleh : (14) Jabatan : (15) Tanggal : (16) Tanda tangan/cap : (17)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 2) Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 Angka 15 Angka 16 Angka 17 : Diisi dengan nomor Surat Konfirmasi. : Diisi dengan nama dokumen yang akan dikonfirmasi misalnya Formulir BC.4.0 : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Bea dan Cukai terkait. : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan masa dan tahun pajak yang diperiksa. : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan nama dokumen yang akan dikonfirmasi : Format daftar yang dimaksud dibuat sesuai dengan kebutuhan Tim Pemeriksa. : Diisi dengan nama,, dan tanda tangan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak serta cap jabatan. : Diisi dengan nama penerima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan jabatan penerima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan tanggal diterima Surat Konfirmasi. : Diisi dengan tanda tangan penerima dan cap kantor/perusahaan/lembaga dan sebagainya penerima Surat Konfirmasi.
Lampiran 2 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2006 Tanggal 22 Agustus 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) Nomor : (2) (3) Sifat : Segera Lampiran : (4) Hal : Konfirmasi (5) Yth. (6) Sehubungan dengan pemeriksaan pajak terhadap Wajib Pajak di bawah ini : Nama : (7) NPWP : (8) Masa/Tahun Pajak : (9) Alamat : (10) bersama ini diminta agar Saudara memberikan jawaban konfirmasi (11) sebagaimana daftar terlampir (12) sesuai dengan data yang ada pada Saudara. Jawaban konfirmasi tersebut agar dapat disampaikan kepada kami dalam waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat ini. Demikian untuk menjadi perhatian dan atas kerjasama Saudara diucapkan terima kasih. Kepala Kantor (13) Diterima oleh : (14) Jabatan : (15) Tanggal : (16) Tanda tangan/cap : (17)
PANDUAN PENGISIAN SKOR RISIKO KUANTITATIF (Lampiran 3) A. ANALISIS RISIKO PROFIL UMUM (ARPU) 1. Orang Pribadi = 250; Badan = 100 2. Terbuka=100; BUMN/BUMD=150; PMA=200; PMDN/Swasta Lainnya=250 3. < 1 Tahun=250; 1 s.d. 3 Tahun=200 4 s.d. 7 Tahun=125; > 7 Tahun=100 4. Perdagangan=250; Pabrikan=100; Pertambangan=150; Lainnya =175 5. < 1 Tahun=250; 1 s.d. 3 Tahun=200; 4 s.d. 7 Tahun=125; > 7 Tahun = 100 6. Tidak=250; Ya = 100 7. Wajar Tanpa Wajar Dengan Pengecualian Tidak Tidak Pengecualian(WTP)=100; (WdP)=125; Wajar=175; Pendapat=250 8. Lokal=100; Ekspor=250; Lokal dan Ekspor=175 9. Lokal=100; Impor=250; Lokal dan Impor=175 10. 1-3 kali=100; 4-6 kali=125; 7-9 kali=175; 10-12 kali=250 11. Tidak=250; Ya = 100 12. < 10%=100; 10% - 25%=125; 26% - 50%=175; > 50%=250 B. ANALISIS RISIKO OPERASI (ARO) 1. Tidak=250; Ya = 100 2. Tidak=250; Ya = 100 C. ANALISIS RISIKO DOKUMEN (ARDo) 1. Untuk setiap jawaban Tidak diberi skor 250 2. Untuk setiap jawaban Ya diberi skor 100 Ada
Lampiran 3 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2006 Tanggal 22 Agustus 2006 LEMBAR ANALISIS RISIKO I. DATA PENGUSAHA KENA PAJAK 1. Nama : 2. NPWP : 3. Masa/Tahun Pajak : 4. Alamat : II. ANALISIS RISIKO KUALITATIF 1. Pengusaha Kena Pajak (PKP) sering pindah alamat atau sering mengajukan permohonan pindah alamat atau tempat kedudukan atau permohonan pindah lokasi tempat terdaftar (Kantor Pelayanan Pajak). 2. Alamat PKP tidak jelas atau tidak sesuai dengan pengukuhan atau sering pindah. 3. PKP yang alamatnya tidak ditemukan, begitu pula alamat pengurusnya. 4. Satu alamat PKP digunakan secara bersama-sama oleh lebih dari satu PKP. 5. Kegiatan PKP tidak ada atau tidak sesuai dengan pengukuhan. 6. PKP yang non efektif (NE) atau PKP yang melaporkan SPT Masa PPN Nihil, kemudian melaporkan atau melakukan pembetulan SPT Masa yang jumlah penyerahannya meningkat cepat dan signifikan. 7. PKP-PKP yang pengurus dan komisarisnya terdiri dari orang yang sama. 8. PKP-PKP yang Akta Pendirian badan hukumnya disahkan oleh Notaris yang sama dan pendiriannya pada waktu yang bersamaan atau berdekatan, demikian juga dengan Nomor Akta. 9. PKP yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan melakukan penyerahan Barang Kena Pajak yang sangat beragam sehingga tidak diketahui dengan pasti core business Wajib Pajak tersebut. 10. PKP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Badan atau WP Orang Pribadi dan atau PPh Pasal 21. 11. Elemen data SPT beserta lampirannya tidak dapat direkam karena Wajib Pajak tersebut tidak terdaftar sebagai PKP pada Master File Lokal. 12. Hasil konfirmasi PEB dan atau PIB di intranet DJP menunjukkan tidak sesuai dengan nilai ekpor dan/atau impor yang dilaporkan pada SPT Masa PPN Lebih Bayar yang dimintakan restitusi. 13. Hasil konfirmasi Faktur Pajak di program PK-PM pada intranet DJP menunjukkan data bahwa PM tidak sama dengan PK lawan transaksi. 14. PKP melaporkan adanya pajak masukan dari PKP yang menerbitkan Faktur Pajak bermasalah sebagaimana tercantum pada SE-27/PJ.52/2002 dan perubahannya. 15. PKP yang melaporkan jumlah penyerahan yang tidak sebanding dengan jumlah modal atau jumlah harta perusahaan. 16. PKP yang melakukan rekayasa pembukuan. 17. PKP yang jumlah penyerahannya besar, namun PPh Pasal 21 nya kecil. 18. PKP yang SPT Masa PPN-nya Lebih Bayar dan dikompensasi terus menerus, dan begitu dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya persediaan. 19. PKP tidak menyerahkan sebagian atau seluruhnya bukti-bukti atau dokumen yang diminta oleh Pemeriksa pada saat pemeriksaan, dalam jangka waktu yang ditentukan. 20. PKP yang melaporkan ekspor fiktif atau penjualan lokal sebagai penjualan ekspor. 21. PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) ke bukan Kawasan Berikat yang dilaporkan dengan menggunakan Formulir BC 4.0 (Pemberitahuan Pemasukan Barang Asal Daerah Pabean ke Kawasan Berikat). 22. PKP yang mengkreditkan Pajak Masukan yang tidak ada atau tidak sesuai dengan dokumen pendukung perolehan barang dan atau pembayarannya.
23. PKP yang mengkreditkan Pajak Masukan yang masa pajaknya tidak sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (9) UU PPN dan dilakukan secara berulang-ulang. Catatan : lingkari nomor yang memenuhi kriteria III. ANALISIS RISIKO KUANTITATIF A. ANALISIS RISIKO PROFIL UMUM (ARPU) 1. Bentuk usaha Wajib Pajak Orang Pribadi Badan 2. Bentuk Permodalan Wajib Pajak Terbuka BUMN/BUMD PMA PMDN/Swasta Lainnya 3. Wajib Pajak telah beroperasi selama : < 1 Tahun 1-3 Tahun 4-7 Tahun > 7 Tahun 4. Sektor usaha Wajib Pajak Perdagangan Pabrikan Pertambangan Lainnya, 5. Wajib Pajak telah menjadi PKP selama: < 1 Tahun 1-3 Tahun 4-7 Tahun > 7 Tahun 6. Laporan Keuangan Wajib Pajak diaudit akuntan publik Tidak Ya, Nama KAP : 7. Jika Ya, pendapat akuntan publik: WTP WDP Tidak Wajar Tidak Ada Pendapat 8. Produk Wajib Pajak dipasarkan secara: Lokal Ekspor Lokal dan Ekspor 9. Wajib Pajak melakukan pembelian secara: Lokal Impor Lokal dan Impor 10. Pada tahun pajak sebelumnya, Wajib Pajak mengajukan restitusi sebanyak: 1-3 kali 4-6 kali 7-9 kali 10-12 kali 11. Pada tahun pajak sebelumnya, Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh: tidak Ya, tanggal : Total Peredaran Usaha : 12. Persentase koreksi PPN terutang hasil pemeriksaan sebelumnya: < 10% 10% - 25% 26% - 50% > 50% B. ANALISIS RISIKO OPERASI (ARO) 13. Wajib Pajak mempunyai gudang sendiri: Tidak Ya, alamat : atas nama : Jika tidak, cek dokumen sewa gudang 14. Wajib Pajak mempunyai armada angkutan sendiri Tidak Ya, sebutkan jenis dan jumlah unitnya Jika tidak, cek dokumen sewa angkutan
C. ANALISIS RISIKO DOKUMEN (ARDo) Khusus untuk Wajib Pajak yang melakukan transaksi ekspor, Wajib Pajak memiliki dokumen ekspor (untuk setiap transaksi ekspor) sebagai berikut : 1. Dokumen PackingList Ya Tidak, 2. Dokumen Sewa Alat Angkut Ya Tidak, 3. Surat Jalan Ya Tidak, 4. Tagihan Biaya Penumpukan Ya Tidak, 5. Instruksi Pengiriman Ya Tidak, 6. PEB Ya Tidak, 7. Persetujuan Ekspor Ya Tidak, 8. Surat Persetujuan Muat dari PT. Pelindo Ya Tidak, 9. Master B/L Ya Tidak, 10. Nota Tagih PT. Pelindo Ya Tidak, Catatan : Beri tanda V atau nilai skor (sesuai Panduan Pengisian Skor Risiko Kuantitatif) pada pilihan yang memenuhi. IV. SIMPULAN A. Analisis Risiko Kualitatif, memenuhi kriteria. (diisi dengan jumlah kriteria yang memenuhi) B. Analisis Risiko Kuantitatif 1. ARPU : (diisi dengan total skor ARPU) 2. ARO : (diisi dengan total skor ARO) 3. ARDo : (diisi dengan total skor ARDo) 4. Total Skor : (diisi dengan total skor ARPU, ARO dan ARDo) 5. Ketegori Risiko : Rendah/Menengah/Tinggi *) Mengacu ke Panduan Pengisian Skor Risiko Kuantitatif) C. Simpulan Risiko : Rendah/Menengah/Tinggi *) (berdasarkan analisis risiko kualitatif dan kuantitatif) D. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis risiko tersebut di atas, direkomendasikan agar ruang lingkup pemeriksaan berikutnya dilakukan melalui **). *) coret yang tidak perlu **) diisi dengan PSK atau PSL apabila risiko rendah diisi dengan PSL apabila risiko menengah diisi dengan PL apabila risiko tinggi
Ketua Kelompok Ketua Tim Anggota Anggota
HASIL ANALISIS RISIKO DAN REKOMENDASI RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Lampiran 4 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2006 Tanggal 22 Agustus 2006 Sesuai dengan hasil pemeriksaan berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak nomor tanggal terhadap : Nama : NPWP : Masa/Tahun Pajak : Alamat : diperoleh hasil analisis risiko Pengusaha Kena Pajak di atas sebagai berikut : A. Analisis Risiko Kualitatif, memenuhi kriteria. (diisi dengan jumlah kriteria yang memenuhi) B. Analisis Risiko Kuantitatif 1. ARPU : (diisi dengan total skor ARPU) 2. ARO : (diisi dengan total skor ARO) 3. ARDo : (diisi dengan total skor ARDo) 4. Total Skor : (diisi dengan toral skor ARPU, ARO dan ARDo) 5. Ketegori Risiko : Rendah/Menengah/Tinggi *) Mengacu ke Panduan Pengisian Skor Risiko Kuantitatif) C. Simpulan Risiko : Rendah/Menengah/Tinggi *) (berdasarkan analisis risiko kualitatif dan kuantitatif) D. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis risiko tersebut di atas, direkomendasikan agar ruang lingkup pemeriksaan berikutnya dilakukan melalui **). *) coret yang tidak perlu **) diisi dengan PSK atau PSL apabila risiko rendah diisi dengan PSL apabila risiko menengah diisi dengan PL apabila risiko tinggi Ketua Kelompok Ketua Tim Anggota Anggota
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN KETIDAKLENGKAPAN BUKTI- BUKTI DAN/ATAU DOKUMEN-DOKUMEN (Lampiran 5) Angka 1 Angka 2 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Ketidaklengkapan Bukti-Bukti Dan/Atau Dokumen-Dokumen Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 : Diisi dengan nama KPP tempat Wajib Pajak yang diperiksa terdaftar : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. : Diisi dengan tanggal saat berakhirnya 1 bulan sejak permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN, atau PPN dan PPn BM disampaikan. Angka 11 : Format lampiran dibuat dengan memuat jenis dan jumlah dokumen/bukti yang disampaikan, dan ditandatangani oleh Tim Pemeriksa. Angka 12 : Diisi dengan nama,, dan tanda tangan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak serta cap jabatan.
Lampiran 5 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2006 Tanggal 22 Agustus 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (1) Nomor : (2) (3) Sifat : Segera Lampiran : (4) Hal : Pemberitahuan Ketidaklengkapan Bukti-bukti dan/atau Dokumen-dokumen Yth. Kepala KPP (5) Sehubungan dengan pemeriksaan pajak terhadap Pengusaha Kena Pajak di bawah ini : Nama : (6) NPWP : (7) Masa/Tahun Pajak : (8) Alamat : (9) Bersama ini diberitahukan bahwa sampai dengan berakhirnya jangka waktu untuk melengkapi bukti/dokumen yang dipersyaratkan dalam rangka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN, atau PPN dan PPn BM yaitu tanggal pengembalian kelebihan pembayaran PPN, atau PPN dan PPn BM yaitu tanggal (10), Wajib Pajak tersebut tidak menyampaikan seluruh/sebagian *) bukti-bukti dan/atau dokumen-dokumen dimaksud. Adapun bukti-bukti dan/atau dokumen-dokumen yang telah disampaikan adalah sebagaimana terdapat pada lampiran (11) surat ini. Demikian surat ini disampaikan sebagai dasar pemberitahuan kepada Pengusaha Kena Pajak mengenai pemrosesan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak berdasarkan data/dokumen yang ada/diterima. Kepala Kantor *) coret yang tidak perlu (12)