HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

FITRIA NANDA LUSTIKA J

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu penilaian terhadap usaha kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KUDU 02 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA DI ASRAMA PUTRI MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI ATLET TAEKWONDO KOGURYO MANAHAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Oleh : GULIT DANAN PRASETYO UTOMO J

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB. SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh: KHOIRINA NUR ARIFAH J 310 120 080 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ii i

iii

iii iv

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB. SUKOHARJO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Asupan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) adalah faktor utama yang berperan dalam menyediakan energi bagi otak untuk bisa bekerja secara optimal. Selain asupan zat gizi makro, oksigen yang dibawa hemoglobin adalah faktor lain yang mempengaruhi kinerja otak. Otak yang bekerja secara optimal dapat meningkatkan prestasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten sukoharjo 2014 menunjukkan persentase kejadian anemia terbesar terdapat di SMA N 1 Polokarto sebesar 68%. Mengetahui asupan (makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) dan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan crossectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 68 siswi yang dipilih berdasarkan purposive random sampling. Data asupan makronutrien diperoleh menggunakan metode Recall 3x24 jam, data kadar hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dengan melihat nilai rata-rata Ujian Akhir semester Genap 2015/2016. Uji statistik data menggunakan Person Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi mempunyai asupan karbohidrat sedang (67,6%), asupan lemak kurang (79,4%), asupan protein kurang (48,5%), kadar hemoglobin tidak normal (54,4%) dan prestasi belajar cukup (63,2%). Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar (p=0,033). Tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan prestasi belajar (p=0,884). Tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar (p=0,646). Ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar (p=0,000). Kata Kunci : Asupan makronutrien, Kadar hemoglobin, Prestasi belajar Kepustakaan : 69 : 1997-2014 ABSTRACT Makronutrient intake (carbohydrate, lipid, protein) are major factor that provides energy for the optimum brain. Besides makronutrient intakes, oxygen that is taken by hemoglobin is another factor that influences the brain performance. The brain that works optimum can increase learning achievement. Research by the District Health Office of Sukoharjo in 2014 showed that the largest percentage of anemia found in SMA N 1 Polokarto is 68%. To determine the relationships which was between macronutrient intakes (carbohydrate, lipid, protein) and hemoglobin levels with learning achievement at SMA N 1 Polokarto, Sukoharjo. This observational research is used crosssectional approach. Subjects in this research were 68 students that had been through chosen purposive random sampling. The data of macronutrient intake were obtained using 3x24 hour food recall, the hemoglobin levels were measured using Cyanmethemoglobin method, while data on learning achievement were obtained by looking at the average value of the Final Exam of the even semester 2015/2016 academic test. Statistical test used Person Product Moment test. The results showed that majority of students had a moderate carbohydrate intake (67.6%), low lipid intake (79.4%), low protein intake (48.5%), abnormal hemoglobin levels (54.4%) and learning achievement sufficient (63.2%). There was a relationship between carbohydrate intake and learning achievement (p=0.033). There was no relationship between lipid intake and academic achievement (p=0.884). There was no relationship between protein intake and academic achievement (p=0.646). There was a relationship between hemoglobin levels and academic achievement (p=0.000). Keywords: macronutrient intake, hemoglobin level, learning achievement Bibliography: 69 (1997-2014) 1

1. PENDAHULUAN Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswi dalam usaha belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi dari hasil pengukuran prestasi belajar siswi (Widyastuti, dkk, 2008). Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Faktor pendekatan belajar meliputi strategi dan metode pembelajaran. Faktor asupan zat gizi (makro dan mikro) dan status gizi termasuk dalam aspek fisiologis (Syah, 2010). Asupan zat gizi makro adalah faktor utama yang berperan dalam menyediakan energi bagi otak untuk bisa bekerja secara optimal (Mariana, 2011). Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh, selain itu juga sebagai sumber energi bagi otak agar dapat bekerja dengan optimal. Karbohidrat di dalam proses pencernaan akan dipecah menjadi gula sederhana yaitu glukosa. Otak perlu mendapatkan pasukan glukosa dalam jumlah yang cukup melalui peredaran darah diseluruh tubuh, karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, memudahkan untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, serta sumber energi utama bagi otak untuk dapat bekerja secara optimal sehingga siswi dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Tidak adanya suplai energi dari asupan karbohidrat maka tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi dalam belajar, hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar pada siswi (Khomsan, 2003). Hal ini sejalan dengan penelitian Lustika (2014) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswi di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan Tegalgondo, Klaten. Lemak menghasilkan energi paling tinggi jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein yaitu setiap gram mengandung sembilan kkal. Hasil pemecahan lemak dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Lemak di dalam tubuh akan dioksidasi melalui metabolisme beta oksidasi sehingga membentuk trigliserida yang akan menjadi bahan cadangan bahan bakar utama tubuh. Selain dari trigliserida hasil pemecahan asam lemak yang lain seperti badan keton digunakan sebagai sumber energi di jantung dan otak. Di otak badan keton adalah sumber penting dari energi saat berpuasa. Semua dari hasil energi inilah yang nantinya akan digunakan untuk beraktivitas dan juga berfikir (Almatsier, 2010). Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun pembentukan sel-sel saraf baru termasuk otak. Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi dalam belajar (Mariana, 2011). Hasil penelitian Maharani (2012) menunjukkan 2

adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi protein dan waktu belajar dengan prestasi belajar Siswi SMA Negeri 6 Bogor. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Pada anak sekolah telah ditunjukkan adanya korelasi antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak untuk belajar. Dampak dari hemoglobin rendah adalah dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar rendah. Pada kondisi hemoglobin di bawah batas normal atau anemia daya konsentrasi dalam belajar menjadi menurun, menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak serta meningkatkan resiko menderita infeksi karena daya tahan tubuh menurun (Sediaoetama, 2010). Hasil penelitian Lestari dan Kurnia (2011) yang menyatakan ada hubungan antara anemia dengan prestasi belajar pada siswi kelas X SMA Muhammadiyah 4 Andong kabupaten Boyolali Hasil penelitian yang di lakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 menunjukkan kejadian anemia terbesar terdapat di SMA N 1 Polokarto sebesar 68% dan juga berdasarkan survei pendahuluan yang di lakukan di SMA N 1 Polokarto nilai rata-rata prestasi belajar siswi Ujian Akhir Semester Genap 2014/2015 kelas X dan XI dengan jumlah 61 siswi menunjukkan prestasi belajar siswi dalam kategori kurang sebanyak 42 siswi 68.2%. Hasil tersebut menunjukkan masih ada beberapa siswi yang mengalami anemia dan juga mempunyai rata-rata prestasi belajar kurang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan asupan makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) dan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMAN 1 Polokarto kabupaten Sukoharjo. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan yang digunakan adalah crossectional. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo dari bulan mei sampai juni 2016. Populasi penelitian adalah keseluruhan siswi (remaja putri) kelas X dan XI berjumlah 68 siswi. Data karakteristik responden diperoleh dengan wawancara, data asupan makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) menggunakan Food Recall 3x24 jam, kadar hemoglobin menggunakan cyanmethemoglobin. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah Proposional Random Sampling. Hasil uji menggunakan uji Person Product Moment. 3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 KARAKTERISTIK SUBJEK Umur Subjek Berdasarkan distribusi karakteristik umur dari usia 16 sampai 18 tahun, sebagian besar siswi berumur 17 tahun sebanyak 31 siswi (45.6%). 3.2 HASIL PENELITIAN 3.2.1 Asupan Karbohidrat, asupan lemak dan asupan protein Tabel 1 Distribusi Subjek Berdasarkan Asupan Karbohidrat, asupan lemak dan asupan protein Asupan Karbohidrat Asupan Lemak Asupan Protein Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Baik 11 16,2 2 2,9 6 8,8 Sedang 46 67,6 12 17,6 29 42,6 Kurang 11 16,2 54 79,4 33 48,5 Jumlah 68 100 68 100 68 100 3.2.2 Kadar Hemoglobin Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Kadar Hemoglobin Kadar Hemoglobin Jumlah (n) Persentase (%) Normal 31 45,6 Tidak Normal 37 54,4 Jumlah 68 100 3.2.3 Prestasi Belajar Tabel 3 Distribusi Subjek Berdasarkan Prestasi Belajar Kategori Prestasi Belajar Jumlah (n) Presentase (%) Baik 8 11,8 Cukup 43 63,2 Kurang 17 25,0 Jumlah 68 100 3.3 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DENGAN PRESTASI BELAJAR Hasil analisis hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo 4

Tabel 4 Distribusi Prestasi Belajar Siswi Berdasarkan Asupan Karbohidrat Prestasi Belajar Nilai Asupan Total Baik Cukup Kurang p Karbohidrat (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) R R² Baik 3 27,3 7 63,6 1 9,1 11 100 Sedang 5 10,6 31 66,0 10 21,7 46 100 0,033* 0.260** 0,067** Kurang 0 0 5 50,0 6 54,4 11 100 Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product momen diperoleh nilai p=0,033, hal ini menunjukkan bahwa p<0,05 yang berarti Ho ditolak, maka dapat diketahui ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar. Hasil uji regresi linier sederhana diperoleh nilai r=0,260 maka r<0,5 sehingga hubungan antara variabel tersebut lemah (Prayitno, 2010). Nilai r² digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkat. Hasil yang diperoleh yaitu r² =0,067. Hasil ini menunjukkan asupan karbohidrat berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 6,7% yang berarti masih ada variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar sebesar 93,7%. Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapat satu responden yang memiliki asupan karbohidrat baik tetapi prestasi belajarnya kurang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 3 siswi (27,3%), memiliki asupan karbohidrat dalam kategori baik dan prestasi belajar baik. Meskipun sebagian besar siswi memiliki asupan karbohidrat sedang, namun adanya hubungan dalam penelitian ini terjadi karena terpenuhinya asupan karbohidrat pada beberapa siswi dalam kategori asupan karbohidrat baik. asupan karbohidrat yang dikonsumsi siswi sebanyak 1-2 kali dalam sehari hal tersebut dikarenakan kebanyakan siswi tidak terbiasa menyempatkan makan pagi dan segera berangkat ke sekolah, siswi biasanya makan pada saat jam istirahat sekolah dengan bekal dari rumah dan sore hari pada saat di rumah. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh, selain itu juga sebagai sumber energi bagi otak agar dapat bekerja dengan optimal. Karbohidrat di dalam proses pencernaan akan dipecah menjadi gula sederhana yaitu glukosa. Otak perlu mendapatkan pasukan glukosa dalam jumlah yang cukup melalui peredaran darah diseluruh tubuh, karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, memudahkan untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, serta sumber energi utama bagi otak untuk dapat bekerja secara optimal sehingga siswi dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Tidak adanya suplai energi dari asupan karbohidrat maka tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi dalam belajar, hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar pada siswi (Khomsan, 2003). 5

3.4 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DENGAN PRESTASI BELAJAR Hasil analisis hubungan antara asupan lemak dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tabel 5 Distribusi Prestasi Belajar Siswi Berdasarkan Asupan Lemak Prestasi Belajar Nilai Asupan Total Baik Cukup Kurang p Lemak (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) Baik 0 0 2 100 0 0 2 100 Sedang 2 16.7 7 58.3 3 25.0 12 100 0,884* Kurang 6 11.1 34 63.0 14 25.9 54 100 Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product momen diperoleh nilai p=0,0884, hal ini menunjukkan bahwa p>0,05 yang berarti Ho diterima, maka dapat diketahui tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan prestasi belajar. Hasil menunjukkan 2 siswi (100%) menunjukkan asupan lemak baik dan prestasi belajar cukup. Lemak di dalam tubuh akan dioksidasi melalui metabolisme beta oksidasi sehingga membentuk trigliserida yang akan menjadi bahan cadangan bahan bakar utama tubuh. Oksidasi beta akan menghasilkan asetil CoA Selanjutnya sebagaimana asetil CoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil CoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga menghasilkan energi. Selain dari trigliserida hasil pemecahan asam lemak yang lain seperti badan keton digunakan sebagai sumber energi di jantung dan otak. Di otak badan keton adalah sumber penting dari energi saat berpuasa. Semua dari hasil energi inilah yang nantinya akan digunakan untuk beraktivitas dan juga berfikir (Almatsier, 2010). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Muchtar (2011) yang menyatakan ada hubungan antara asupan karbohidrat dan asupan lemak sarapan dengan kemampuan berkonsentrasi. Tidak adanya hubungan asupan lemak dengan prestasi belajar pada penelitian ini dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya status gizi. Penelitian ini dilakukan oleh Padriyani (2014) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswi SMA N 1 Padang. 3.5 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DENGAN PRESTASI BELAJAR Hasil analisis hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo 6

Tabel 6 Distribusi Prestasi Belajar Siswi Berdasarkan Asupan Protein Prestasi Belajar Nilai Asupan Total Baik Cukup Kurang p Protein (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) Baik 0 0 4 66,7 2 33,3 6 100 Sedang 5 17,2 20 69,0 8 24,2 33 100 0,646* Kurang 3 9,1 19 57,6 7 24,1 33 100 Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product momen diperoleh nilai p=0,0646, hal ini menunjukkan bahwa p>0,05 yang berarti Ho diterima, maka dapat diketahui tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 2 siswi (33,3%) dalam kategori asupan protein baik dan prestasi belajar kurang. Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun pembentukan sel-sel saraf baru termasuk otak. Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf diotak dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi dalam belajar (Mariana, 2011). Tidak adanya hubungan asupan protein dengan prestasi belajar pada penelitian ini dikarenakan protein mempunyai fungsi utama dalam menggantikan sel yang rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh dan kebutuhan energi telah terpenuhi dari karbohidrat yang merupakan sumber utama penghasil energi (Widjaya, 2011). Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya kebiasaan makan pagi. Penelitian ini dilakukan oleh Annas (2011) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar. Pada usia 16-18 tahun protein tidak berfungsi sebagai perkembangan otak melainkan berfungsi untuk pembentukan jaringan-jaringan baru baru pada tulang, otot maupun sel saraf pada otak. Kurangnya asupan protein dipengaruhi oleh rendahnya konsumsi makanan bersumber protein hewani, karena protein dari hewani kandungannya lebih tinggi dibanding sumber protein nabati. Oleh karena itu diperlukan suatu kombinasi pangan sumber protein nabati dan hewani yang baik dan dalam jumlah yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan asam amino di dalam tubuh (Yuliantini, 2004). 3.6 HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR Hasil analisis hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo 7

Tabel 7 Distribusi Prestasi Belajar Siswi Berdasarkan Kadar Hemoglobin Prestasi Belajar Nilai Kadar Total Baik Cukup Kurang p R R² Hemoglobin (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) Normal 7 22,6 22 71,0 2 6,5 31 100 Tidak 0,000* 0,509** 0,259** 1 2,7 21 56,8 15 40,5 31 100 Normal Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji korelasi person product moment diperoleh nilai p= 0,000, hal ini menunjukkan bahwa p<0,05 yang berarti Ho ditolak, maka ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMAN 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Untuk mengukur kuat lemahnya hubungan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar ditunjukkan oleh nilai R=0,509 yang termasuk dalam kategori sedang (Prayitno, 2010). Nilai R² digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil yang diperoleh sebesar 0,259 menunjukkan kadar hemoglobin berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 25,9%.Hasil ini menunjukkan terdapat 74,1% faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Hasil ini dibuktikan dengan terdapat 7 siswi yang memiliki kadar hemoglobin baik tetapi prestasi belajar kurang. Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paruparu ke seluruh tubuh. Seseorang yang memiliki kadar hemoglobin kurang (anemia) maka suplai darah dan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh dan otak akan mengalami gangguan karena alat transportasinya kurang, secara otomatis oksigen yang diangkut akan menurun sehingga proses metabolisme akan terganggu dan tidak optimal. Akibatnya kebutuhan energi dan oksigen tidak tercukupi untuk proses belajar. Hal ini sesuai dengan teori Ganong (2003) yang menyatakan semakin rendah kadar hemoglobin dalam darah semakin rendah pula daya konsentrasi belajar sehingga hasil yang didapat juga rendah 3.7 KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu pada saat penelitian prestasi belajar tidak melihat dari faktor eksternal melainkan dari faktor internal (kesehatan) saja. Misalnya status Infeksi (Cacingan, Tuberkulsis Paru) dan kadar hemoglobin seharusnya dalam keadaan yang normal atau tidak mengalami anemia. 4. PENUTUP Responden dalam penelitian ini berjumlah 68 siswi yang berusia 16-18 tahun. Sebagian responden berusia 17 tahun sebanyak 31 siswi (45,6%). Siswi mempunyai asupan 8

karbohidrat sedang sebanyak 46 siswi (67,6%), asupan lemak kurang sebanyak 54 siswi (79,4%), asupan protein kurang sebanyak 33 siswi (48,5%), kadar hemoglobin tidak normal sebanyak 37 siswi (54,4%), prestasi belajar cukup sebanyak 43 siswi (63,2%). Terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar, tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan prestasi belajar, tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi, terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMAN 1 Polokarto kabupaten Sukoharjo. Untuk mengurangi terjadinya anemia pada siswi yang cukup banyak, diharapkan pihak sekolah bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk lebih sering memberikan penyuluhan rutin mengenai gizi dan kesehatan. Siswi lebih memperhatikan pola makan untuk memakan makanan yang bergizi dan seimbang dan memperhatikan kandungan zat gizi seperti asupan karbohidrat, lemak, protein dan juga perlu meningkatkan prestasi belajar karena masih banyak yang mempunyai prestasi belajar yang masih kurang. Bagi peneliti lain sebaiknya memperhatikan faktor internal yang lain seperti status Infeksi (Cacingan, Tuberkulsis Paru) dan kadar hemoglobin seharusnya dalam keadaan yang normal atau tidak mengalami anemia. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Grafindo. Jakarta Lestari, D dan Khurnia, N. 2011. Hubungan Anemia dengan Prestasi Belajar Pada Siswi Kelas X SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali. Surakarta. Lustika, F. 2014. Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswi di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur, Popongan, Tegalgondo, Klaten (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maharani, S. 2012. Hubungan Konsumsi Protein dan Waktu Belajar dengan Prestasi Belajar Siswi SMA N 6 Bogor. Skripsi. IPB. Mariana, E. 2011. Peran Orang Tua Pada Periode Emas pada Anak Usia 0-3 Tahun. Tenaga Pengajar Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan, VOL.48 No.2 April 2011. Halaman 27-32. Muchtar, M dan Julia, M. 2011. Sarapan dan Jajan Berhubungan dengan Kemampuan Konsentrasi Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Padriyani, S dan Sulastri, D. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar pada Siswisiswi SMA N 1 Padang tahun Ajaran 2013/2014. Jurnnal Fakultas Kedokteran Unand. 9

Prayitno, D. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Erlangga: Jakarta. Sediaotama, AD. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswi dan Profesi. Dian Rakyat. Jakarta Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali Pers: Jakarta. Widjaya, 2011. Obesitas dan Sindroma Metabolik. Forum Diagnosticum 4: I:16-27 Widyastuti dan Kuswardani. 2008. Hubungan Antara Harga Diri Dan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswi STM. Psikohumanika, 1(1), 22-29. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi. 10