BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

dokumen-dokumen yang mirip
PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. kerjasama Islam memberikan sanksi kepada Negara Suriah yang berupa pembekuan

BAB IV ALASAN-ALASAN PEMBEKUAN KEANGGOTAAN SURIAH OLEH OKI. berkepanjangan yang kebanyakan terjadi di daerah timur tengah.

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

BAB III Nilai Strategis Ekonomi Kota Palmyra

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

BAB IV Nilai Strategis Budaya Kota Palmyra

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

PERADABAN MESOPOTAMIA

Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1 Tahun : Era Neolitikum Pertemuan 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

No. 109, 2007(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4759)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Namun demikian tonggak-tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena

new7wonders 7 Keajaiban Dunia

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

Konsep Pengembangan Sains dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

NEGARA MESIR. : Islam, Kristen Mata uang : Pound Mesir

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB III DINAMIKA KONDISI PARIWISATA SRI LANKA

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1-3 Gambar 1. Geger Pecinan Tahun 1742 Gambar 2. Boemi Hangoes Tahun 1948 Gambar 3.

Jalur Pelayaran. Internasional

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB III KONFLIK SURIAH. negara Mesir, Yunani, Romawi, Arab, Mongol, dan Turki (Oslon, 2000). Suriah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam.

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

KAJIAN PENGARUH KEBERADAAN PELABUHAN TANJUNG EMAS TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS : KELURAHAN BANDARHARJO DAN TANJUNGMAS) TUGAS AKHIR

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GALUH CIAMIS JAWA BARAT TANGGAL 8 MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Kandy City Sri Lanka. dataran tinggi Kandy. Saat ini kota Kandy menjadi ibu kota administratif dan kota suci Central Province, Sri Lanka.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB I PENDAHULUAN REDESAIN MUSEUM JAWA TENGAH RONGGOWARSITO 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pelestarian Cagar Budaya

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BINTAN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. Fenomena ini menjadi momen sebagai revolusi rakyat yang mana masyarakat Suriah ingin menggulingkan rezim pemerintahan Assad yang telah memerintah Suriah selama bertahun-tahun. Rezim Pemerintahan Assad sendiri terkenal dengan gaya yang diktaktor. Hal ini pula lah yang memicu konflik internal di Suriah yaitu terjadinya perang sipil. Konflik internal yang berkepanjangan tersebut, memberikan kesempatan bagi para pemberontak atau separatisme yang berada di negara sekitarnya untuk masuk dan memprovokator masyarakat negara tersebut untuk menggulingkan rezim pemerintahan negara tersebut. Salah satu kelompok separatisme yang menggunakan kesempatan ini untuk memprovokator rezim Bashar al-assad adalah ISIS. Kehadiran ISIS di Suriah membuat keadaan internal negara Suriah menjadi semakin memburuk. Hal ini dikarenakan, dua tahun semenjak terbentuknya ISIS di Suriah, ISIS berhasil menguasai hampir 50% wilayah Suriah. Selain itu wilayah-wilayah yang dikuasai oleh ISIS pun memiliki letak geografis yang menguntungkan bagi ISIS. Salah satu wilayah yang dikuasai ISIS adalah kota Palmyra. Kota Palmyra merupakan salah satu kota kuno yang ada di Suriah. Kota Palmyra juga termasuk salah 108

satu warisan dunia yang sudah diakui oleh UNESCO sejak tahun 1980. Kota Palmyra dikuasai oleh ISIS pada tahun 2015. Kota Palmyra pada saat kekuasaan ISIS digunakan sebagai jalan yang dapat menghubungkan ke provinsi-provinsi lain yang sebagian besar dikuasai oleh ISIS seperti Deir al-zour, dan Homs di Timur Suriah. Selama dikuasai oleh ISIS banyak peninggalan bersejarah yang berusia ribuan tahun yang dihancurkan. Peninggalan bersejarah yang dihancurkan oleh ISIS seperti tempat ibadah yakni kuil-kuil utama di kota Palmyra, monumen bersejarah, sebuah gerbang yang dijuluki sebagai gerbang kemenangan, artefak-artefak yang berada di kota Palmyra, dan lain-lain. Kurang dari waktu satu tahun, Pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia berhasil merebut kembali kota Palmyra dari kekuasaan ISIS pada tanggal 27 Maret 2016. Kekalahan ISIS pada pertempuran di kota Palmyra merupakan kekalahan yang paling berat sejak organisasi ini muncul pada tahun 2013. Kekalahan ISIS tersebut menjadi kekalahan simbolis ISIS dibandingkan dengan kekalahan ISIS di kota Kobani, kota perbatasan Turki. Pembebasan kota Palmyra yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah kurang dari waktu satu tahun itu dikarenakan adanya kekhawatiran, tidak hanya terhadap kawasan kawasan yang berdekatan dengan kota Palmyra namun juga terhadap situs-situs yang berada di kota Palmyra. Selain itu juga terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pembebasan kota Palmyra menjadi prioritas bagi Pemerintah Suriah dalam melawan ISIS di tahun 2016. Faktor pertama adalah nilai strategis dari segi ekonomi yang dimiliki oleh kota Palmyra. Jika dilihat dari segi prioritas antara kota Palmyra dengan kota Aleppo, tentu kota Palmyra 109

menjadi prioritas pembebasan Pemerintah Suriah, hal ini dikarenakan dari penjelasan mengenai nilai strategis kota kuno Palmyra dari sektor ekonomi dapat disimpulkan bahwa sejak dulu kota kuno Palmyra telah menjadi jalur perdagangan yang strategis bagi Suriah. Kota Palmyra sudah menjadi pusat pemberhentian para pedagang atau kafilah sejak abad ke-1 SM. Hal ini dikarenakan kota ini berada di persimpangan lalu lintas perniagaan internasional. Jalur perdagangan tersebut kemudian meluas ke selatan di sepanjang sungai menuju pelabuhan Charax Spasinu di Teluk Persia. Pelabuhan tersebut menjadi tempat bagi kapal-kapal Palmyra dalam perjalanan bolak-balik ke India. Sedangkan kota Aleppo pernah menjadi pos utama perdangangan antara Timur dan Eropa, namun hal tersebut mulai menurun ketika gerakan blockade Inggris dan Prancis yang memotong jalur dari Turki Selatan dan Utara Irak. Perekonomian perdagangan di kota Aleppo sempat berhenti pada tahun 1869 ketika Terusan Suez dibuka yang mengakibatkan perdagangan di kota kuno Aleppo dialihkan ke laut dan Aleppo perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Keunggulan dari sektor perdagangan meskipun kota Palmyra dan kota Aleppo pernah sama-sama ditinggalkan namun, kota Palmyra tetap menjadi tempat pemberhentian para pedagang maupun kafilah hingga sampai saat ini. Kemudian pada perekonomian modern antara kota Palmyra dan kota Aleppo, ekonomi kota Palmyra saat ini ditopang dari perdagangan dan sektor wisata yang menawarkan berbagai bangunan tua seperti museum, kuil, serta artefak, prasasti, dan beberapa makam. Berbeda dengan kota Palmyra, perekonomian kota kuno Aleppo 110

telah bertransformasi menjadi pusat industri mayor menyaingi Ibukota Damaskus sejak kemerdekaan Suriah. Kota kuno Aleppo telah berfungsi sebagai motor ekonomi negara. Sebagai kota terbesar kedua di Suriah, perekonomian kota Aleppo modern didorong oleh tekstil, bahan kimia, farmasi, industri pengolahan hasil pertanian, komoditas listrik, minuman beralkohol, teknik dan pariwisata. Kemakmuran perekonomian yang terjadi di kota Palmyra tidak hanya datang dari perdagangan dan pariwisata saja. Kota Palmyra saat ini berfungsi sebagai pusat industri produksi pertambangan fosfat dan gas alam Suriah. Sedangkan kota Aleppo juga menjadi industri berkembang di Suriah dengan menjadi pusat utama untuk pembuatan logam mulia dan batu. Kemudian, faktor kedua yaitu nilai strategis dari segi budaya yang dimiliki oleh kota Palmyra. Dalam hal ini, jelas terlihat bahwasanya kota Palmyra memiliki keunggulan dari nilai strategis budaya dibandingkan dengan kota kuno Aleppo. Kota Palmyra menunjukkan bahwasanya kota tersebut memiliki mahakarya kreativitas dan kecerdasan manusia yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang tidak berubah selama kurun waktu tertentu dalam hal arsitektur, teknologi, seni monumental, perencanaan tata kota atau desain lanskap serta memiliki penggambaran tentang tahapan penting dalam sejarah peradaban manusia yang berpengaruh secara signifikan terhadap budaya. Hal ini pun dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang masih ada di kota palmyra, seperti Kuil Bel, Kuil Baalshamin, Amfitheater, makam, bentengbenteng dan tiang-tiang yang berada disepanjang jalan utama kota Palmyra. 111

Terdapat pula artefak-artefak yang tersimpan di monumen, serta hasil dari penggalian-penggalian yang dilakukan oleh sejumlah arkeolog yang menemukan sebuah desa dengan teknologi pertanian yang unggul dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Hasil dari penggalian tersebut menjadi jawaban bahwasanya manusia di zaman tersebut sudah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi pertanian, pengairan, dan pembuatan bangunan untuk tempat tinggal. Selain itu juga, bangunan-bangunan bersejarah di kota Palmyra lebih banyak dibandingkan kota Aleppo yang hanya terdapat benteng, sekolah dan tempat ibadah. Sehingga kota Palmyra pun menjadi tujuan para wisatawan untuk melihat pusat tertingginya sejarah peradaban Timur Tengah. Dua faktor diatas yaitu nilai startegis dari segi ekonomi dan budaya menjadi alasan diprioritaskannya kota Palmyra untuk direbut kembali dari tangan ISIS oleh Pemerintah Suriah. Hal ini pun dikarenakan, bangunan-bangunan kota kuno tersebut dapat diajdikan sebagai sumber sejarah bagi para ilmuwan. Bahkan bangunanbangunan kota kuno tersebut mampu menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Suriah untuk menikmati sejarah tiga peradaban yang ada di kota palmyra, yaitu peradaban Romawi kuno, Yunani, dan Persia. Dengan kehadiran para wisata yang berkunjung melihat kota kuno Palmyra pun secara tidak langsung juga memperbaiki perekonomian masyarakat kota Palmyra. Bahkan bangunan-bangunan tersebut juga dapat menjadi saksi yang berbicara bagaimana penduduk kota tersebut dapat mempertahankan dan menciptakan kebudayaannya pada saat itu. 112