BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan tubuh. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari virus inilah yang kita sebut sebagai Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome ini merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya dan menjadi keprihatinan dari masyarakat di seluruh dunia. Pasalnya, manusia yang terinfeksi virus ini akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh yang berarti bahwa manusia ini akan rentan terkena berbagai macam penyakit khususnya penyakit infeksi. Sel-sel yang seharusnya bekerja untuk menahan dan membunuh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh telah terbunuh oleh virus HIV sendiri. (Anthony, 2008) Sejarah mengenai HIV/AIDS menurut UNAIDS 2003, pada tahun 1980, ditemukan suatu gejala baru yaitu acquired immune deficiency syndrome (AIDS), yang pertama kali ditemukan diantara pasangan homosexual di Amerika Serikat. Pada tahun 1983, agent penyebab ini ditemukan dan diberi nama sebagai Human Immunodeficiency Virus (HIV). Di pertengehana tahun 1980 1990, penyakit ini 1
2 terdiagnosis dan diduga telah tersebar diseluruh dunia. Hal ini pun yang akhirnya menyebabkan pemberitahuan utama pandemik HIV/AIDS. Data epidemiologi yang didapatkan dari World Health Organization tahun 2011 menunjukan bahwa di dunia ini sampai tahun 2010 terdapat 34 juta jiwa yang diduga terinfeksi HIV dan dengan angka kejadian baru sekitar 2,5 juta jiwa. Hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 7.4% dari tahun sebelumnya. Sedangkan di Asia Tenggara pada tahun 2010 menurut World Health Organization 2011 menunjukan angka kejadian HIV/AIDS berkisar 4.2 juta jiwa dan dengan angka kejadian baru berkisar 300.000 jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 7.2% dari tahun sebelumnya. Sedangkan menurut Direktorat Jendral Penanganan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di indonesia, angka HIV/AIDS dari tahun 2000 hingga bulan Juni tahun 2011 ini mencapai angka 26.131 jiwa dan selalu mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Sedangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 673 jiwa yang terdiagnosis AIDS. Belum terdapat data mengenai angka kejadian dan penanganan pasien HIV/AIDS di klinik Philia Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Data yang di dapatkan dari UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic 2011, menunjukan bahwa di seluruh dunia ini memiliki angka prevalensi untuk umur 15-49 adalah 0.8%, dengan ratio insidensi sebesar 0.06%, angka kematian akibat AIDS sebanyak 1,7 juta jiwa, jumlah penderita baru terkait HIV/AIDS sebanyak 2,5 juta jiwa, angka prevalensi perempuan usia muda dengan umur 15-24 tahun adalah 0,5%, dan angka prevalensi laki-laki usia muda dengan umur 15-24 tahun adalah 0,3%. Data yang didapatkan dari UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic
3 2012, menunjukan bahwa di Indonesia memiliki angka prevalensi untuk umur 15-49 adalah 0.3%, dengan rasio insidensi untuk umur 15-49 tahun adalah 0.04, kematian akibat AIDS sebesar 15 ribu jiwa, jumlah penderita HIV baru sebesar 55 ribu jiwa, angka prevalensi wanita usia muda dengan umur 15-24 tahun sebesar 0.2%, dan angka prevalensi laki-laki usia muda dengan umur 15-24 tahun sebesar 0.2%. Menurut UNAIDS tahun 2003, pada tahun 1986 angka penderita HIV/AIDS yang terhitung dari 85 negara yang melaporkan kasus terdapat 38.401 kasus dan pada tahun 1998 jumlah pasien yang menderita HIV/AIDS mencapai 5.8 juta jiwa di dunia. Begitu juga terlihat dalam data yang telah dikumpulkan oleh UNAIDS pada 2011 terdapat kenaikan jumlah pasien HIV/AIDS di dunia yang cukup siginifican dari pada 2001 hingga tahun 2010. Pada tahun 2001 terdapat 28,9 juta jiwa mengidap HIV/AIDS dan pada tahun 2010 terdapat 34 juta jiwa mengidap HIV/AIDS. Menurut UNAIDS tahun 2011, Terdapat pergeseran faktor resiko HIV/AIDS, pada awal ditemukannya HIV/AIDS faktor resiko tertinggi ditemukan pada pasangan seksual sesama jenis (homoseksual). Pada tahun 2011 terjadi pergeseran dimana lebih dominan pada heteroseksual daripada homoseksual. Namun menurut UNAIDS tahun 2011, pada tahun 1990 hinnga tahun 2010 angka kejadian tertinggi ( 50%) ditunjukan pada pasien pengguna narkoba suntik. Melihat dari data diatas ini maka dapat dikatakan bahwa penyakit HIV/AIDS ini merupakan penyakit yang memerlukan perhatian yang cukup besar. Terdapat penelitian yang dilakukan di Filipina pada tahun 1993-2002, dimana terdapat perbandingan pasien terinfeksi HIV/AIDS berkaitan jenis kelamin dimana
4 pria dibandingkan dengan wanita sama dengan 2.3 berbanding 1, jumlah pasien berdasarkan usia di Filipina berkaitan dengan infeksi HIV/AIDS terbanyak terletak pada usia 19-49 tahun dimana laki-laki 30-39 tahun dan wanita 18-29 tahun, dan penularan yang sering terjadi di Filipina pada tahun 1993-2002 adalah melalui hubungan seksual dan lebih spesifiknya adalah heteroseksual atau hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda. (Destura, 2002) Dengan melihat angka kejadian atau prevalensi yang tertera, dan dengan tujuan menunjukan angka kejadian dan prevalensi yang berada di klinik Philia Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta maka dengan ini karya ilmiah ini dibentuk sehingga mampu memberikan wawasan dalam pencegahan penularan dan penanganan virus HIV ini berdasarkan data yang akan di peroleh berupa demografi, faktor resiko, pemeriksaan, angka kejadian, jenis infeksi oportunistik yang dijumpai, dan penanganan pasien HIV. B. Perumusan Masalah Bagaimanakah profil pasien HIV/AIDS di klinik Philia Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode 2007-2011? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui profil pasien HIV/AIDS di klinik Philia Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah wawasan ilmu dan tata laksana pasien HIV/AIDS. 2. Manfaat metodologis Memberikan gambaran klinis profil pasien HIV/AIDS di klinik Philia Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.