BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan (Lusiyanti, 2014). Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperkuat dan memperluas

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Oleh karena itu, perusahaan harus berupaya terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. merencanakan strategi untuk kegiatan perusahaan selanjutnya. dari aspek Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan keberadaan setiap perusahaan adalah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga, sehingga dengan ditanamkannya kebiasaan investasi pada masyarakat si

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat kondisi perekonomian pada saat ini serta persaingan era

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang semakin baik sekarang ini dapat. menyebabkan timbulnya persaingan bisnis yang ketat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh para pemilik modal. Investasi merupakan penempatan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik perusahaan. Disamping itu, terdapat stakeholder yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula. kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7)

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terlihat dari harga saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan. Analisis dapat dilakukan atau menggunakan rasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan tersebut terutama perusahaan yang sudah go public.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu untuk memakmurkan pemilik perusahaan. Laba perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu pengerak utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Lusiyanti, 2014). Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to Book Value (PBV). Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. PBV memberikan sinyal kepada investor apakah harga yang kita bayar atau investasikan kepada perusahaan tersebut terlalu tinggi atau tidak sehingga dapat membantu memberikan gambaran resiko kepada investor jika perusahaan tutup. Meningkatnya nilai perusahaan (PBV) adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat (Anggraini, 2015). Nilai perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan (Mahendra, 2012). Horne (dalam Lusiyanti, 2014) menyatakan 1

bahwa pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Rasio-rasio tersebut digunakan para analisis atau investor untuk mengevaluasi suatu perusahaan. Syamsuddin (2001) mengemukakan beberapa hal dalam menggunakan rasio keuangan. Untuk menilai suatu perusahaan, perlu digunakan beberapa rasio, perbandingan yang dilakukan harus pada tahun yang sama serta perhitungan rasio didasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Dalam penelitian ini rasio keuangan yang dipakai yaitu rasio likuiditas, rasio likuiditas, leverage, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Kemudian menurut Lako (2011:188), apabila perusahaan peduli dan melaksanakan CSR (corporate social responbility) maka nilai perusahaan akan meningkat dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perusahaan harus menyelaraskan pencapaian kinerja ekonomi (profit) dengan kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple bottom line performance. Penyelarasan ketiga kinerja tersebut pada akhirnya bakal membuat perusahaan mampu meraup berkah melimpah atau keuntungan yang langgeng (Lako, 2011:4). Penelitian ini penting dilakukan untuk menemukan bukti secara empiris bahwa rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas serta corporate social responsibility mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, karena investor menjadikannya sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi. Variabel-variabel tersebut dapat menentukan strategi perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui nilai PBV perusahaan. 2

Variabel pertama yang digunakan adalah rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dengan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya (Bringham dan Houston, 2010). Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera dilunasi. Nilai likuiditas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya disebut dengan current ratio (Fahmi, 2011). Hal tersebut menjadi sinyal positif bagi investor dimana investor menganggap bahwa perusahaan masih memiliki kemampuan yang baik terutama dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sinyal positif tersebut akan berdampak pada estimasi harga saham perusahaan dimana harga saham akan ikut meningkat. Harga saham tersebut dijadikan salah satu komponen dalam perhitungan rasio PBV yang mencerminkan nilai perusahaan. Sehingga ketika perusahaan memiliki nilai likuiditas yang baik, maka nilai perusahaannya pun akan menjadi baik (Virani, 2013). Menurut Mahendra (2012), Anzlina (2013), Pramesthi (2015), Safitri (2015) dan Yunita (2015), current ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kurniasih (2013), Novalia (2014), Lusiyanti (2014) dan Anggraini (2015) menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel kedua adalah rasio profitabilitas yang menggambarkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. 3

Rasio profitabilitas dalam hal ini adalah Return On Equity (ROE). Rasio ini sangat diperhatikan oleh para pemegang saham. Para pemegang saham lebih memilih ROE yang tinggi, karena tingginya ROE mengindikasikan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan besarnya investasi yang telah mereka lakukan (Wardjono, 2010). Dengan kata lain semakin tinggi rasio ini menunjukkan penggunaan modal sendiri dan penggunaan asset yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak, maka semakin banyak investor yang akan menginvestasikan dananya, sehingga akan meningkatkan nilai PBV perusahaan. Berdasarkan penelitian Wardjono (2010), Nurhayati (2012), Mahendra (2012), Kurniasih (2013) dan Novalia (2014), return on equity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan Ardimas dan Wardoyo (2014) menyatakan bahwa return on equity berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Variabel ketiga, rasio leverage yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara seluruh kewajiban dengan modal sendiri. Perusahaan yang mempunyai debt to equity ratio yang tinggi berarti perusahaan tersebut menggunakan hutang yang tinggi untuk membiayai ekuitas, sehingga perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang mempunyai resiko kebangkrutan yang cukup tinggi (Nugroho, 2013). Karena investor kurang tertarik untuk melakukan investasi, maka harga saham akan menurun sehingga mengurangi nilai PBV perusahaan tersebut. Penelitian Mahendra (2012), 4

Novalia (2014) dan Yunita (2015) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Lusiyanti (2014) dan Azlina (2013) bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel keempat, rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya secara efektif dan efisien (Siswoyo dan Utomo, 2012). Dalam penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan total assets turnover. Total Assets Turnover merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan total aktiva yang menunjukan bagaimana perusahaan mengelola seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan secara efisien untuk mendukung penjualan perusahaan. Perputaran aktiva yang lebih cepat untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan demikian nilai perusahaan akan naik (Pramesti, 2015). Penelitian Alivia (2013), Kurniasih (2013), Safitri (2015) dan Rinnaya (2016) menyatakan bahwa total assets turnover berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian berbeda didapatkan Siswoyo dan Utomo (2012) bahwa total assets turnover tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel kelima adalah corporate social responsibility. Hackston dan Miley (1996) menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) perusahaan dapat didefinisikan sebagai penyediaan informasi keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasi 5

perusahaan dengan keadaan sosial dan lingkungan, sebagaimana dinyatakan dalam laporan tahunan atau laporan sosial yang terpisah. Pengungkapan tanggung jawab sosial mencakup rincian lingkungan, energi, sumber daya manusia, produk, dan keterlibatan masyarakat. Verecchia mengungkapkan bahwa perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Kiroyan, perusahaan berharap jika dengan menerapkan corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan corporate social responsibility berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor sehingga harga saham meningkat, yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Permanasari, 2010). Penelitian Mahendra (2012), Retno dan Priantinah (2012), Kurniasih (2013), Nurlela dan Islahuddin (2013) menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian berbeda didapatkan Ardimas & Wardoyo (2014) bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil penelitian, disebabkan perbedaan sampel yang digunakan peneliti, perbedaan tahun pengamatan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Anggraini (2015) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR) dan rasio profitabilitas (ROE) terhadap nilai perusahaan. Lusiyanti (2014) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR) dan rasio 6

leverage (DER) terhadap nilai perusahaan. Kurniasih (2013) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR), rasio profitabilitas (ROE), rasio aktivitas (TATO) dan CSR terhadap nilai perusahaan. Novalia (2014) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR), rasio profitabilitas (ROE) dan rasio leverage (DER) terhadap nilai perusahaan. Mahendra (2012) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR), rasio leverage (DER), dan rasio profitabilitas (ROE) dan CSR terhadap nilai perusahaan. Anzlina (2013) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR), rasio profitabilitas (ROE) dan terhadap nilai perusahaan. Safitri (2015) meneliti pengaruh rasio likuditas (CR), rasio aktivitas (TATO) dan CSR terhadap nilai perusahaan. Rinnaya (2016) meneliti pengaruh rasio aktivitas (TATO) terhadap nilai perusahaan. Ardimas dan Wardoyo (2014) meneliti pengaruh rasio profitabilitas (ROE) dan CSR terhadap nilai perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2013) meneliti pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan industri consumer goods. Karena industri consumer goods menghasilkan produk-produk yang setiap harinya dibutuhkan oleh masyarakat. Perubahan kondisi ekonomi tidak banyak mempengaruhi minat konsumen untuk membeli barang-barang dari perusahaan consumer goods. Seperti pada masa krisis global yang melanda dunia, termasuk Indonesia yang dimulai tahun 2008 banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Namun, para pelaku industri consumer goods tetap mampu berproduksi. Selain itu, meningkatnya perkembangan teknologi membuat persaingan industri consumer goods menjadi semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat bersaing menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan biaya yang efisien. 7

Strategi pengelolaan keuangan juga menjadi sorotan penting karena pengembangan usahanya (Abidah, 2013). Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul Pengaruh Rasio Keuangan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan (CR, ROE, DER, TATO) terhadap nilai perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji atau menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan (CR, ROE, DER, TATO) terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menguji atau menganalisis pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Memberikan acuan untuk penelitian yang akan datang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan untuk referensi 8

pembahasan materi atau diskusi mengenai topik rasio keuangan dan corporate social responsibility. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini mampu memberikan informasi mengenai pengetahuan rasio keuangan, corporate social responsibility dan nilai perusahaan. 3. Manfaat Kebijakan a. Bagi pihak manajemen atau perusahaan Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengambil keputusan atau kebijakan yang berkaitan dalam laporan keuangan yang telah disajikan. b. Bagi calon investor Mampu memberikan gambaran atau informasi mengenai laporan keuangan tahunan perusahaan dan dapat digunakan untuk acuan membuat suatu keputusan investasi. D. Kerangka Pikir Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni rasio keuangan dan corporate social responsibility. Faktor tersebut merupakan informasi penting untuk menggambarkan nilai suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel independen yakni current ratio, return on equity, debt to equity ratio, dan total asset turnover sebagai rasio keuangan serta menggunakan variabel corporate social responsibility yang mempengaruhi nilai perusahaan. 9

Kerangka pikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Rasio likuiditas Rasio profitabilitas Rasio leverage H1c+ Rasio aktivitas H1a+ H1b+ H1c- H1d+ Nilai Perusahaan Corporate social responsibility H2 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi teori yang relevan dengan pokok permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10

Berisi tentang metode penelitian yang berisi mengenai populasi dan sampel penelitian, sumber dan jenis data yang akan digunakan, definisi dan pengukuran variabel dan alat analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Berisi tentang hasil dan analisis data penelitian yang menjelaskan dengan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. BAB V KESIMPULAN Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya. 11